Kamis, 06 September 2018

JANGAN BALASKAN KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN

JANGAN BALASKAN KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas. Jumat, 07/09/2018

1 Tesalonika 5:15 (TB)  Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.

1 Thessalonians 5:15 (RSV)  See that none of you repays evil for evil, but always seek to do good to one another and to all.

Ketika belajar tentang "Akar Kekerasan" dalam suatu masyarakat ada satu yang membuat komunitas masyarakat sulit melepaskan diri dari kekerasan, yaitu "balas dendam". Jika kita periksa tradisi masyarakat ada saja ajaran yang menekankan bahwa membalas dendam adalah hutang di dalam suatu keluarga. Sebutlah misalnya "carok", suatu tradisi masyarakat Madura yang membalaskan dendam karena menyangkut harga diri keluarga harus bertarung sampai mati dengan memakai clurit. Ada prinsip lebih baik mati dari pada menanggung malu. Maka seorang anak yang bertumbuh dewasa diwajibkan untuk membalas dendam keluarga. Sekalipun ada perdebatan menganai sumber tradisi ini namun itu suatu fakta bahwa tradisi carok itu ada. 

Demikian dengan tradisi rakyat Tamil kuno di India ada istilah yang disebut Vanjinam Uraithal atau yang secara kasar diterjemahkan sebagai “balas dendam.” Dalam ritual ini, mereka akan mengumpulkan sisa abu almarhum dan bersumpah membalaskan dendamnya. Dalam beberapa film India yang disajikan seolah membalaskan dendam adalah karma seseorang. Jika satu keluarga dihina dengan tindakan penindasan kelak akan ada karma, pembalasan. Menurut pandangan mereka tentang karma, jiwa seseorang tidak tenang di alam baka jika belum membalaskan dendam.

Jika kita cari lagi masih banyak tradisi balas dendam yang dipelihara turun-temurun dalam suatu sosial masyarakat. Tradisi masyarakat yang memelihara demikian menganggap membalaskan kejahatan dengan kejahatan adalah hutang yang  harus dibanyarkan. Dampaknya manusia tidak akan pernah lepas dari akar kekerasan dan terus berada di dalam lingkaran kekerasan.

Inilah keunggulan ajaran kekristenan yaitu pengajaran Yesus tentang pengampunan. Yesus  menghentikan  kekerasan dengan menjadi korban kekerasan melalui kematianNya di kayu salib. Dalam penderitaan yangbtak terperikan Dia mengampuni. Ketika tergantung di salib maaih mengajarkan pengampunan. Di dalam dunia ini tidak akan berhenti dari kekerasan jika terus mengajarkan membalaskan kejahatan dengan kejahatan. Namun Yesus yang penuh kasih dan pengampunan mengajarkan suatu yang berbeda: jangan balaskan kejahatan dengan kejahatan, tetapi lawanlah kejahatan dengan perbuatan. Itu berlaku untuk semua orang. Dengan ajaran ini, Yesus menaburkan benih perdamaian melalui pengampunan dalam diri setiap orang dimulai dari hidup para rasul. Rasul-rasul mengajarkan hal yang sama kepada jemaat mula-mula dan mereka mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak membalas ketika difitnah, mereka tidak membalaskan ketika dikejar dan dianianya, mereka berdoa dan memberkati orang-orang yang menangkap dan memenjarakan mereka sekalipun mereka harus menjadi tontonan ketika berhadapan dengan singa dan mati martyr dibakar dibakar hidup-hidup menjadi obor di jalan namun mereka tidak membalas.

Ajaran pengampunan dan perdamaian ini sangat berbeda sekali dengan tradisi ajaran masyarakat di dunia ini yang memelihara dendam. Inilah yang memebedakan anak-anak Allah dari dunia ini. Jauhkanlah dendam, kejahatan melawan kejahatan. Tetapi taburkanlah damai, jangan membalaskan kejahatan  dengan kejahatan tetapi kalahkanlah kejahatan dengan perbuatan baik.

Sahabatku, dimanapun saudara berada berada tebarkalah damai dan hidupilah pengampunan. Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...