Rabu, 26 September 2018

BERPERILAKU ADIL


BERPERILAKU ADIL

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktubsejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 27/09/2018

 Yohanes 7:24 (TB)  Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil."
John 7:24 (RSV)  Do not judge by appearances, but judge with right judgment."

Sepintas nas renungan  diatas seolah mengijinkan kita menghakimi sesama asalkan menghakimi dengan adil. Pemikiran itu harus kita luruskan.  Yang boleh menghakimi sesama adalah hakim oleh karena mereka memiliki mandat untuk mengadili suatu perkara maka dalam memutuskan suatu perkara hakim harus menghakimi dengan adil. Alkitab juga memberitahukan bahwa ada hakim yang diangkat ditengah-tengah bangsa Israel untuk memastikan hukum dijalankan ditengah-tengah umatnya (Baca Ulangan 16:18). Dalam zaman PL ada juga hakim-hakim sebagai pemimpin dan menegakkan keadilan, ada juga yang disebut dengan pengadilan pintu gerbang untuk membuktikan seseorang bersalah atau tidak bersalah. Dalam Perjanjian Baru ada juga Mahkamah Agama, suatu lembaga pengadilan resmi yang diakui pemerintah Romawi yang menetukan suatu keputusan berkaitan dengan masalah hukum keagamaan.

Namun terhadap masyarakat umum kita tidak boleh menghakimi sesama sebagaimana Alkitab mengajarkannya.  Marilah kita lihat beberapa catatan Alkitab tentang hal menghakimi.
- Matius 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (band Lukas 6:37)
- Roma 14:13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
- 1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

Mengapa Yesus menyampaikan hakimilah dengan adil? Jika kita baca konteksnya; ada upaya yang terus menurus dilakukan oleh kaum Farisi dan Ahli Agama Yahudi untuk mencari-cari kesalahan Yesus; baik dari kata, tindakan dan apa saja yang dapat dipersalahkan. Ibarat seorang jaksa penuntut  yang terus mencari kesalahan, lebih dari itulah kaum Farisi mencari kesalahan dan hendak mendakwa Yesus agar dapat dipersalahkan. Bahkan menjebak Yesus dengan pertanyaan yang dilemmatis pun dilakukan agar dapat mempersalahkan Yesus. Semua usaha mereka itu diketahui oleh Yesus  bahkan Yesus secara terang-terangan mengungkapkan rencana jahat mereka yang ingin menangkap dan membunuh Yesus. Baca Yohanes 7:19 (TB)  Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?"

Hukum itu mulia, adil dan di dalamnya ada kehendak Allah. Namun jangan menghakimi dari kulit luarnya saja. Yesus tidak menyangkal keberadaan tokoh agama akan tugas dan wewenangnya namun dalam menghakimi seseorang janganlah dilihat dari yang tampak saja, tetapi harus menghakiminya dengan adil. Sebelum perikop ini memang ada perdebatan di kalangan Yahudi: pertama para murid-murid memetik gandum dan memakannya. Kedua Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Secara  yuridis formal itu bisa dipermaslaahkan karena larangan memetik gandum pada hari sabath. Namun murid-myrid bukan memetik karena mereka memanen gandum, ketika berjalan dan mereka lapar memetik dan memakannya apakah tibdakan seperti itu harus dipersalahkan? Demikian dengan Yesus menyembuhkan pada hari Sabath, apakah harus menunggu besok padahal orang sakit berada di hadapannya?

Sahabat yang baik hati! Mengahakimi janganlah hanya dari dasar yang tampak atau kulit luarnya saja, namun berbuatlah memahami dan mengerti yang lebih dikehendaki oleh hukum Taurat  berdasarkan kasih, keadilan dan kebenaran. Itulah yang diajarkan oleh Yesus melalui renungan ini  agar kita semua menjadi orang-orang yang berperilaku adil.
Bagi kita semua nats ini hendak mengajarkan hiduplah berperilaku adil. Jika dalam suatu kesempatan kita diminta pertimbangan dalam menilai suatu permasalahan berilah pandangan yang obyektif dan didasarkan berperilaku adil.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimoahkan segala kebaikan dalam.hidup saudara. Amin.

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...