Selasa, 18 September 2018

BELASKASIHAN MELAMPAUHI HUKUM

BELASKASIHAN MELAMPAUHI HUKUM

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 19/9/2018

Matius 12:7 (TB)  Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Matthew 12:7 (RSV)  And if you had known what this means, `I desire mercy, and not sacrifice,' you would not have condemned the guiltless.

Dalam etika Kristen, diskusi mengenai Hukum dan Kasih merupakan suatu perdebatan yang menarik. Di satu sisi semua menerima bahwa hukum menjadi dasar bagi etika sosial agar hak setiap orang terlindungi. Dalam penerapan hukum semua sama, tak heran dalam banyak kasus hukum  akhirnya mengabaikan kasih. Dalam keadaan demikian mendesak agar hukum diganti dengan kasih, tapi apakah kasih dapat dijadikan sebagai dasar etika sosial? Itu juga sulit karena mesti disadari bahwa kasih tidak dapat menggantikan hukum coba anda bayangkan jika setiap orang bersalah diampuni karena dasar kasih, terus kapan dia belajar dari kesalahannya? Koruptor boleh kembali menjabat jabatan publik, bisa-bisa masa depan masyarakat suram. Jika bertobat ok, namun jika lebih jahat lagi siapa tahu? Jadi kasih adalah baik untuk mengampuni hidup seseorang namun hukum juga harus tetap berjalan demi menata agar hak setiap orang terlindungi. Hukum tanpa kasih membuat orang tidak punya belas kasihan, karena hukum dilandaskan semua orang sama di hadapan hukum dan wajib melakukannya.

Kasih tanpa hukum akan  lemah karena kita akan menghadapi permasalahan karena orang dengan alasan kasih akan terus mengampuni kesalahan demi kesalahan.  Bagaimana supaya keduanya berjalan. Hukum harus disinari oleh kasih, orang yang menegakkan hukum harus di dasari dengan nilai-nilai kemanusiaan yang terpancar dari kasih. Marthin Luther sangat menarik menjabarkan ini: dasar etika sosial adalah hukum, maka dalam masyarakat hukum harus ditegakkan. Itulah fungsinya pemerintah memiliki pedang, menghukum orang atas kejahatannya dan melindungi masyarakat dari perbuatan jahat.  Pada saat yang sama persekutuan orang percaya sebagai warga masyarakat harus hidup di dalam kasih  dan pengampunan. Kasih tidak boleh melanggar hukum, namun tindakan kasih dapat melampauhi apa yang dituntut hukum.

Kasih melebihi hukum, bahkan dapat melakukan lebih dari yang dituntut hukum untuk memperbaiki diri manusia. Maka milikilah kasih sebagai gaya hidup dan dasar moral hidup ini. Itu esseni yang menarik dari ucapan Yesus terhadap kaum Farisi. Matius 12:8 (TB)  Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Dalam renungan di pagi, Yesus memberikan suatu pelajaran berharga bagi kaum Farisi: Yesus dan murid memetik gandum pada hari Sabath. Pada waktu itu mereka berjalan karena lapar mereka memetik gandum dan memakannnya.  Dengan cepat kaum Farisi menyalahkan murid-murid. Farisi sudah lama mencermati kehidupan Yesus dan murid-muridnya, dalam setiap celah akan selalu menyasar kesalahan dari kaca mata hukum Taurat. Hukum Taurat dijadikan menjerat orang lain, mendakwa dan memvonnis orang lain. Padahal hukum Taurat diberi agar tertata hubungan yang baik antara manusia dengan Allah dan manusia terhadap sesamanya.

Tuhan Yesus menghendaki belas kasihan; Yesus membela perilaku murid-murid yang memetik gandum di Sabath bukan mau meniadakan kesalahan, namun mau menunjukkan bahwa hidup ini harus disinari kasih.  Jangan menghukum orang yang tidak bersalah hanya karena dicocokcocokkan dengan hukum. Dalam banyak kasus bisa saja orang bersalah dimata hukum namun dapat juga ditelisik apakah motivasi dan tujuannya mempersalahkan orang? Jika hanya untuk menyalahkan tanpa kasih itu adalah suatu sikap yang tidak baik.

Yesus menghendaki ada kasih yang menyinari dasar dari setiap kita bertindak.

Sahabatku di mana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...