Kamis, 20 September 2018

SEMAKIN TERSIAR


SEMAKIN TERSIAR

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 21/09/2018

Matius 9:26 (TB)  Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Matthew 9:26 (RSV)  And the report of this went through all that district.

Setiap orang pasti suka menjadi tenar atau orang terkenal, pejabat publik ingin populer dan para netizen menginginkan banyak followernya. Itu adalah manusiawi, setiap orang ingin dikenal dan terkenal. Tak heran demi untuk terkenal ada orang yang melakukan hal-hal yang aneh-aneh atau spektakuler hingga koyol agar menjadi pusat pemberitaan dan ingin terkenal. Itulah dunia  kita yang ingin populer.

Berbeda dengan Yesus dalam setiap tindakanNya, Yesus tidak ingin populer dengan pelayanannya. Yesus sendiri melakukan mujizat: menyembuhkan penyakit, yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang sakit sembuh dan bahkan yang mati dapat dihidupkan kembali. Itu semua adalah Mujizat yang dilakukan Yesus, namun Yesus tidak pernah hendak populer dengan melakukan berbagai perbuatan besar di tengah-tengah Israel. Dalam beberapa kali melakukan mujizat Yesus memberintahkan agar tidak memberitahukannya kepada siapapun (Baca Mat 8:4; 16:20; Markus 1:44; 8:30 dan Luk 9:21)

Kenapa Yesus memerintahkan dengan keras kepada murid-murid agar tidak memberitahukan kepada siapapun mujizat yang mereka saksikan sendiri. Itu berarti Yesus melakukan penyembuhan bukanlah untuk mencari popularitas. Tetapi dengan kesungguhan menolong orang yang bersangkutan. Sekalipun demikian, semakin diperintahkan untuk tidak memberitahukan mujizat yang dilakukan Yesus semakin tersiar perbuatanNya di kalangan masyarakat luas.

Dalam renungan di pagi hari ini; seorang pemimpin rumah ibadah (synagoge) datang kepada Tuhan Yesus membawa kabar duka bahwa anak perempuannya baru saja meninggal, tapi dia percaya jika Tuhan Yesus mau meletakkan tangannya maka anaknya akan hidup.  Matius 9:18 (TB)  Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."

Yesus pun berbelas kasihan dan mau datang ke rumah pimpinan synagoge tersebut.  Di dalam perjalanan ada seorang wanita yang sakit pendarahan dia berpikir asal kujamah jubahnya aku sudah sembuh dan dia memberanikan diri menjamah jubah Yesus. Yesus menoleh dan menyembuhkannya. Jadi ditengah jalan, Yesus pun berbuat kebaikan.

Ketika Yesus tiba di rumah pemimpin sinagoge itu: orang yang ada disitu telah berduka, ada peniup seruling karena anak tersebut telah mati. Tapi  Yesus berkata, anak ini tidak mati dia sedang tidur. Spontan orang yang hadir di situ menertawakan Yesus. Siapa yang tidak tertawa, orang sudah mati kok dibilang tidur. Mereka menertawakan Yesus atas perkataannya itu. Matius 9:24 (TB)  berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.

Menertawakan hal yang tidak mungkin itulah pikiran kita yang selalu mengandalkan rasional. Rasional memang menolong manusia untuk berpikir logis. Namun dalam hal iman, logika memang membantu manusia, namun logika tidak menjawab semua misteri kehidupan. Disinilah kehadiran Yesus mengisi kehidupan ini dengan iman. Yesus menjamah anak itu dan memegang tangannya dan anak itupun bangkit dan hidup. Suatu kejadian yang di luar logika terjadi di depan mata mereka. Orang yang mati dapat dibangkitkan Yesus. Ini membuktikan Yesus berkuasa atas hidup dan kematian.

Sahabat yang baik hati! Berita tentang kuasa Yesus yang membangkitkan orang mati dan pelayanan lainnya semakin tersiar, bukan hanya di daerah itu tetapi ke seluruh wilayah dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi termasuk kita saat ini yang membaca renungan ini bahwa Yesus berkuasa atas kematian. Yesus melalukan semua ini dengan tulus untuk menolong orang yang membutuhkan. Marilah melakukan perbuatan baik bukan untuk pencitraan atau untuk pujian diri agar dikenal orang, tetapi melakukan kebaikan dengan tulus dan pamrih.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...