Sabtu, 07 November 2020

TANGGUNGJAWAB KRISTEN DALAM POLITIK

 Khotbah Minggu XXII Setelah Trinitatis

Minggu, 08 November 2020

Nats: 1 Timotius 2: 1-7


TANGGUNG JAWAB ORANG KRISTEN DALAM POLITIK 


Selamat hari minggu!  sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengingatkan orang oercaya akan tugas dan tanggung jawab orang percaya kepada pemerintah dan negara. Berbicara tentang pemerintah dan negara tentu terkait dengan "politik". 

“Apa urusan iman Kristen dengan Politik?”, Melihat praktek politik yang kotor mungkin kita akan berkata: “Politik sungguh memuakkan, penuh intrik, kebohongan, semua tujuannya adalah kekuasaan, fasilitas, ujung-ujungnya adalah duit”. Fakta ini membuat banyak pandangan yang skeptik tentang dunia politik. Pemahaman tentang politik menjadi terdistorsi karena sudah lama masyarakat disuguhi tontonan praktek perpolitikan yang dipenuhi dengan konflik kepentingan, manipulasi juga korupsi. Padahal selama masyarakat ada dan hidup bersama, politik diperlukan untuk menata dan mewujudkan kedamaian bersama, kesejahteraan bersama, dan keadilan bersama.


Banyak sekali pengertian dari kata “Politik”. Menurut etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani “Politeia”, yang akar katanya adalah 'polis' dan 'teia'. Kata 'polis' memiliki arti: kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara. Adapun kata 'teia' memiliki arti: urusan. Maka, kata politik bisa diartikan sebagai urusan kehidupan negara. Secara singkat kata politik dapat dipahami sebagai berikut: 1. Sebagai kemampuan untuk hidup bersama dalam dan membangun polis (kota) di mana kita hidup di dalamnya dengan orang banyak. 

2. Politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan guna terciptanya kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bersama. Dengan kata lain, politik dapat dipahami sebagai “seni” untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, kemakmuran bersama.


Sahabat yang baik, orang Kristen, sebagai Gereja yang hidup di dalam dunia, dan sebagai bagian dari masyarakat, tidak dapat menutup mata terhadap politik, karena kita juga terpanggil untuk mengusahakan syalom. Hal ini disuarakan oleh Yeremia kepada orang buangan di Babel agar bekerja keras dan berdoa demi kesejahteraan tempat pembuangan mereka (Yer. 29:7). Tuhan Yesus juga menggambarkan bahwa otoritas atau kekuasaan adalah milik dan berasal dari Allah, sehingga Rasul Paulus dan Petrus mengingatkan Jemaat untuk menghormati wibawa pemerintah yang ada. 


Di samping itu, Tuhan Yesus menggambarkan keberadaan orang Kristen sebagai terang dunia seumpama KOTA DI ATAS GUNUNG (Mat. 5:14), yang terangnya akan selalu terlihat dari segala sisi bahkan menjadi pandu bagi kota lain yang berada dalam kegelapan. Dengan kata lain, karena Iman Kristen kita, gereja sebagai komunitas adalah perkumpulan pribadi yang menghidupi kasih, kebenaran dan keadilan, sehingga terwujud kesejahteraan, damai sejahtera dan kemakmuran.


Dalam kaitannya dengan hal tersebut, nas renungan minggu ini mau mengajak orang kristen untuk mengambil tanggung jawab melalui peran politik, baik sebagai pribadi yang berkarakter Kristen, maupun komunitas Gereja. Hal ini diserukan oleh Paulus kepada seorang Pemuda yang bernama Timoteus yang dipercayakan oleh Paulus untuk bekerja keras memimpin, mengajar sekaligus menjadi teladan bagi Jemaat di Efesus. 


Bagaiamanakah tanggung jawab orang percaya terhadap politik? Sekalipun gereja mula-mula adalah kelompok minoritas, sekalipun mereka tidak diakui pemerintah keberadaannya dan tidak punya pengaruh apa-apa terhadap pemerintah, namun lihatlah gereja sejak awal telah dibenahi untuk berbicara tentang missi gereja yang besar akan politik. Ikut mendoakan pemerintah dapat melaksanakan tugasnya memberikan kesejahteraan, keamanan dan ketenteraman bagi seluruh masyarakat. Gereja tidak anti pemerintah namun Gereja harus berperan untuk menggarami dan menerangi politik. Nilai-nilai Injil harus menyinari kebijakan-kebijakan politik. Karwna kuasa pemerinta berasal dari Allah.  


Berperan dalam politik bukan berarti harus ikut terjun dalam dunia politik atau harus memasuki struktur kekuasaan. Orang percaya dapat memainkan peran politiknya dengan ikut mendukung program pemerintah yang mendatangkan kesejahteraan rakyat. Berdoa untuk pemerintah, melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab yang diembakan pemerintah kepada rakyat.


Oleh karena itu di dalam kotbah minggu ini setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita garis bawahi yang dapat menjadi peran politis sebagai tanggung jawab iman kita, antara lain: 

1. Menjadi Pendoa dan Syafaat bagi semua orang secara khusus bagi para raja dan penguasa. Dengan ucapan syukur hendaknya orang percaya menaikkan doa dan syafaat. Berdoa agar pemerintah dapat melaksanakan hukum dengan benar, mensejahterakan dan memberikan kepastian bagi seluruh masyarakat. 

2. Menghidupi kebenaran. Sebagai orang Kristen, kita perlu selalu belajar dan mengembangkan nilai hidup (kebajikan/virtue) yang berlandaskan kebenaran, yaitu FIRMAN TUHAN. Firman Tuhan adalah sumber nilai bagi orang percaya. Tidak ada kebenaran lain di luar Alkitab. 

3. Menjadi teladan dalam perkataan, perbuatan dan kasih. Etika Karakter pribadi yang menjalankan panggilan hidupnya akan menjadi teladan bagi semua orang. Ini dijelaskan Paulus dengan menyebutkan dirinya yang menghidupi panggilan sebagai kesaksian bagi Kristus, yaitu sebagai PEMBERITA, RASUL dan PENGAJAR. 


Ketiga hal tersebut diatas adalah tanggung jawab politis Iman Kristen. Semuanya terlaksana jika setiap orang Kristen sebagai warga gereja menyadari KESELAMATAN dan KEMERDEKAAN yang telah dianugerahkan kepada semua orang lewat Karya Kristus. 


Sahabat yang baik, sebagai orang yang telah dimerdekakan dan diselamatkan, kita perlu mengejar pengetahuan akan kebenaran dan hidup dalam panggilan TUHAN.


Selamat hari Minggu


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - JZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...