Rabu, 04 November 2020

PERTOBATAN MEMADAMKAN MURKA ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 05 November 2020


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


PADAMKANLAH MURKA ALLAH DENGAN PERTOBATANMU


Roma 2: 5

Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.


Romans 2: 5 (KJV)

But after thy hardness and impenitent heart treasurest up unto thyself wrath against the day of wrath and revelation of the righteous judgment of God;


Sahabat yang baik, sadar atau tidak, seringkali orang percaya jatuh pada dosa "sombong rohani". Hal ini terjadi karena ia merasa dirinya lebih benar dan lebih suci dari orang lain sehingga dengan mudahnya menyalahkan dan menghakimi orang lain.


Hal ini juga terjadi di jemaat Roma, di mana Paulus menulis surat ini. Di Jemaat Roma terdapat dua kelompok orang Kristen, yaitu: orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non Yahudi (yaitu mereka yang bukan berasal dari bangsa Yahudi). Orang Kristen Yahudi masih seringkali mengaitkan status keyahudiannya dengan status bangsa pilihan Allah yang diberikan Allah kepada bangsa mereka dahulu. Apalagi, mereka selalu membanggakan ketaatan mereka kepada hukum Taurat yang disampaikan Tuhan melalui Musa, sunat, puasa, dll. Hal inilah yang membuat mereka merasa lebih benar dan lebih suci hidupnya dari orang Kristen non Yahudi yang saat itu tidak melaksanakan tradisi yang sama seperti orang Yahudi.


Melalui surat ini, Paulus ingin mengingatkan orang Kristen Yahudi untuk menyadari bahwa dengan menghakimi saudaranya, mereka justru sedang melakukan ketidakbenaran yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Paulus ingin agar mereka segera bertobat dari perbuatan mereka yang suka menghakimi orang lain, sebab Allah tidak suka dengan hal itu. Bahkan di ayat 5, Paulus menegaskan bahwa jika mereka masih tetap berkeras hati melanjutkan kebiasaan buruk itu dan tidak bertobat, mereka justru sedang menimbun murka Allah yang akan menghukum mereka.


Sahabat yang baik, sebagai orang Kristen yang tahu membedakan yang baik dan yang tidak baik sesuai dengan Firman Tuhan, yang tahu tentang perintah dan larangan Tuhan, harusnya kita dapat memakai pengetahuan itu untuk hal-hal yang membangun orang lain di sekitar kita, bukan untuk menghakimi dan menjatuhkan orang lain. Namun, kenyataannya, kita justru seringkali jatuh kepada dosa "sombong rohani" yang dengan gampangnya menyalahkan dan menjadi hakim atas kesalahan orang lain. Hal inilah yang seringkali justru membuat kita malah dibenci dan dijauhi oleh mereka yang kita hakimi itu. Akhirnya, orang yang kita hakimi bukannya berubah/bertobat malah tetap menjadi orang jahat karena kesalahan kita.


Menghakimi berbeda dengan menasehati/menegur kesalahan. Menghakimi adalah sikap yang dengan perasaan benar mengadili orang lain atau menjadi hakim atas kesalahan orang lain. Dan biasanya "menghakimi" selalu dibarengi dengan sikao sombong. Selain itu, sikap menghakimi lebih mengarah pada perbuatan negatif yang ingin menjatuhkan orang lain. Sementara menasehati adalah perbuatan positif yang dilakukan semata-mata untuk menyadarkan orang lain akan kesalahannya dan berusaha mengajaknya berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.


Sahabat yang baik, tugas kita sebagai orang Kristen yang benar adalah menasehati/menegur yang salah, bukan menghakimi. Sebab dengan menghakimi orang lain kita justru sedang menghakimi diri sendiri, karena kita juga melakukan hal yang sama (yang tidak benar) dengan mereka (baca. ayat 2). 

Oleh karena itu, jika saat ini kita masih sering menjadi orang Kristen yang "sombong rohani", ini saatnya kita berubah dan bertobat. Sebab dengan bertobat kita telah memadamkan murka Allah dalam diri kita. Artinya, dengan melakukan hal-hal baik, kita telah menyenangkan hati Tuhan sehingga kita dijauhkan dari hukuman.


Sahabat yang baik, marilah menjadi orang Kristen yang membangun bukan yang menjatuhkan orang lain agar semakin banyak jiwa yang hidup benar di dalam Tuhan. Tuhan memberkati.


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak-MHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...