FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Selasa, 17 November 2020
BERHARAPLAH KEPADA ALLAH!
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:
Yesaya 2:22 (TB) Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?
Isaiah 2:22 (KJV) Cease ye from man, whose breath is in his nostrils: for wherein is he to be accounted of?
Ada ungkapan yang mengatakan: Kemarin adalah masa lalu, sekarang adalah kesempatan dan esok adalah harapan. Apakah “harapan” itu? Sesuatu sesuatu yang kita inginkan terjadi di masa depan dalam kehidupan kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap orang tentunya memiliki harapan yang berbeda dengan orang lain. Lalu, apakah yang menjadi harapanmu? Ya tentunya banyak, tidak cukup hanya satu. Misalnya seseorang berharap memiliki anak laki-laki dan perempuan, kelak anaknya dapat menyelesaikan studinya dengan baik, dapat meraih cita-citanya, dapat bekerja di Perusahaan terkenal dengan gaji tinggi. Disamping itu, berharap agar memiliki harta dan kekayaan yang banyak, memiliki jabatan yang tinggi dan dihormati dan masih banyak harapan-harapan lainnya. Lalu, biasanya apakah usaha atau cara yang kita lakukan untuk memperoleh harapan-harapan kita tersebut? Tentunya kita akan berusaha dengan sekuat tenaga, pikiran dan materi kita untuk mewujudkan berbagai harapan kita itu. Mungkin juga dengan mengharapkan bantuan oranglain. Misalnya kita yakin seseorang dapat membantu anak kita mendapatkan pekerjaan dan jabatan yang bagus di suatu perusahaan, lalu kita menjumpainya dan meletakkan harapan kita kepadanya, lalu dengan memberikan imbalan materi, dan dia pun berjanji akan melakukan apa yang kita harapkan. Nah, hari-haripun berlalu, lama kelamaan apa yang kita harapkan tidak terwujud sama sekali. Orang yang berjanji membantu kita itupun raib entah kemana, tak ada jejak. Akhirnya kita merasa kecewa atas harapan palsu yang diberikan oranglain kepada kita. Ya banyak orang merasa kecewa karena di PHP-in, sebab ada banyak orang yang berstatus sebagai PHP (Pemberi Harapan Palsu), jadi hati-hati kepada orang yang demikian.
Setiap orang tentunya pernah merasa kecewa, kecewa adalah respon kita terhadap sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Jika kita gagal, kalah, rugi dan lain-lain, lalu kita merasa kecewa terhadap keadaan hidup kita. Kita dapat kecewa kepada seseorang yang telah berjanji menolong kita, memberikan pekerjaan dan jabatan yang tinggi untuk kita. Kita juga tentunya pernah merasa kecewa dengan para pemimpin yang telah menduduki jabatannya, karena kita mengingat berbagai janji yang ia ucapkan sebelum memperoleh jabatan tertentu, namun ketika ia menang dan memiliki jabatan serta kuasa, ia sama sekali tidak mengingat janjinya tersebut. Jangankan melakukan janjinya, mengingat kita saja mungkin tidak sama sekali.
Teks renungan hari ini berkata: “Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari embusan nafas…”. Apakah maksud perkataan ini? Ini adalah suatu larangan agar kita tidak berharap penuh kepada manusia, mungkin saja itu diri kita sendiri atau orang lain di sekitar kita. Mengapa kita tidak dapat berharap penuh kepada manusia? Ya… karena manusia itu hanyalah embusan nafas. Di dalam Kejadian 2:7 dikatakan Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kata “Nafas hidup” dalam bahasa Ibrani disebut nephesh yang berarti "makhluk hidup yang bernafas, bernyawa dan memiliki kesadaran." Awalnya, manusia tidaklah bernyawa hingga Allah meniupkan kehidupan ke dalam dirinya. Jadi, sudah jelas bahwa manusia dapat hidup hanya oleh karena nafas hidup yang diberikan oleh Allah dalam dirinya, tanpa Allah manusia bukanlah siapa-siapa, bahkan manusia itu mati. Yesaya menyuarakan kepada bangsa Israel sebelum pembuangan: jangan berharap kepada manusia! Mengapa ia mengatakan hal tersebut? Karena Yesaya menyaksikan bagaimana bangsa Israel meninggalkan Allah dan berpaling kepada kuasa-kuasa manusia, mereka berharap kepada pertolongan bangsa-bangsa lain ketika berperang melawan musuh, mereka jatuh dalam kesombongan dan merasa bahwa mereka dapat menyelamatkan diri mereka tanpa bantuan Allah. Mereka mengandalkan emas, perak, harta, dan para penguasa. Mereka juga telah berpaling dari Allah dan menyembah dewa-dewa berhala yang dianggap dapat menolong mereka. Namun, ternyata semua sia-sia karena Tuhan Allah semesta alam telah menetapkan suatu hari untuk menghukum semua orang yang congkak dan angkuh serta menghukum semua orang yang meninggikan diri (Yes.2:12).
Sahabat yang baik hati! Jika demikian, kepada siapakah kita berharap? Bukan lagi kepada manusia, bukan lagi kepada penguasa, harta, kekayaan dan apapun yang kita miliki, tetapi kepada Si Pemberi nafas hidup itu yaitu Allah itu sendiri. Hanya kepadaNya lah kita wajib meletakkan harapan kita, hanya kepadaNyalah kita patut berharap. Mazmur 62:6-7 Hanya pada Allah saja kitanya aku tenang, sebab daripada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen
Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar