Sabtu, 14 November 2020

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/4701937283211634/?sfnsn=wiwspmo

Khotbah Minggu XXIII Setelah Trinitatis

Nats: Yeremia 29: 1-7


*MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik, setiap kita pasti pernah memiliki persoalan hidupnya masing-masing. Apalagi jika persoalan hidup itu menyangkut dengan kesejahteraan masa depan kita, maka tidak jarang hal itu akan membuat kita 'down', stress, bahkan depresi berat yang menyebabkan kehilangan semangat hidup. Kita bahkan kehilangan harapan karenanya, yang ada hanya kekecewaan, ratapan dan tangisan kepedihan semata.


Demikianlah hidup orang Israel ketika mereka harus menerima kenyataan pahit terbuang di Babel. Umat Israel yang dahulu hidup sejahtera dan bahagia di negerinya sendiri, sekarang harus mengalami kesusahan hidup di pembuangan, menderita dan kehilangan kesejahteraan mereka.  Tentu, secara psikologis umat Israel pasti terpukul, 'down' bahkan kehilangan harapan akan masa depan yang cerah. Hal inipun sangat mempengaruhi semangat mereka untuk melanjutkan hidup di pembuangan Babel. 


Namun, selama nafas masih ada, hidup harus terus berjalan sebab akan  selalu ada pengharapan di dalam Tuhan. Oleh karena itu, melalui hambaNya Nabi Yeremia, Allah memberikan semangat hidup bagi umat Israel yang saat itu sedang kehilangan harapan. Allah memerintahkan umatNya untuk tetap melanjutkan hidup dengan cara:

*1. Tetap mendirikan rumah, tetap mengolah kebun* untuk mereka nikmati hasilnya, dan tetap melanjutkan keturunan dengan menikah dan beranak cucu (ay.5-6).

Ini artinya, selama umat Israel masih diberi kehidupan oleh Tuhan, maka mereka harus tetap melakukan aktivitasnya sehari-hari. Hidup harus terus berjalan, walau kesulitan menghadang.

*2. Berbuat baik dan mendoakan kesejahteraan* kota Babel yang menjadi tempat tinggal mereka saat ini (ay. 7). Dalam hal ini, umat Israel diingatkan untuk selalu beperilaku baik selama di pembuangan dan juga senantiasa mendoakan kesejahteraan kota Babel. Hal ini penting untuk keberlangsungan hidup umat Israel, sebab kesejahteraan mereka juga dipengaruhi oleh tempat dimana mereka tinggal. Oleh karena itu, jika umat Israel ingin hidup sejahtera dan bahagia di Babel, maka mereka harus mendoakan kesejahteraan kota itu.


Sahabat yang baik, melalui khotbah minggu ini kita diingatkan bahwa hidup tidak selalu indah dan mudah. Tidak selamanya kesejahteraan hidup menjadi milik kita. Ada masa di mana kita harus melewati kesusahan dan kepahitan hidup. Namun, satu hal yang harus kita ingat bahwa hidup harus terus berjalan. 


Lalu bagaimana caranya mewujudkan kesejahteraan hidup kita? 


*1. Jangan pernah menyerah-tetaplah berpengharapan.*

Apapun yang terjadi dalam hidup, jangan pernah menyerah karena hadirnya kabut gelap yang menutupi masa depanmu. Jangan pernah berhenti berpengharapan walau dunia tidak memberikan harapan bagimu, dan bahkan jangan pernah mau mengakhiri hidupmu walau himpitan persoalan seakan ingin mengakhiri hidupmu. Sebab di dalam Tuhan akan selalu ada masa depan. Jika kita sabar dan setia maka kabut gelap akan berganti menjadi sinar mentari cerah, duka akan berganti dengan sukacita. Hal ini diungkapkan Allah di ayat 11: "sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan".


*2. Jangan lupa mendoakan tempat dimana kita tinggal dan hidup.*

Khotbah ini mengingatkan kita bahwa ternyata kesejahteraan kota dimana kita tinggal adalah awal dari kesejahteraan hidup kita juga. Jika kita ingin hidup baik dan layak di manapun kita tinggal, maka kita harus mengusahakannya dengan aktif dan bukan hanya menunggu saja. Bagaimana cara mengusahakannya? Firman Tuhan mengatakan "usahakanlah kesejahteraan kota di kemana kamu Aku buang dan berdoalah baginya", artinya kita bertanggungjawab untuk berkontribusi baik membangun kota/bangsa ini, sebab jika kota dan bangsa kita sejahtera maka hidup kita pun otomatis akan sejahtera. Sebaliknya, kita tidak akan pernah meraih hidup yang sejahtera, jika kota dan bangsa di mana kita tinggal tidak sejahtera.

Apalagi di situasi sulit akibat pandemi saat ini, kita diajak untuk ikut berpartisipasi aktif dan berkontribusi bagi kota dan bangsa kita melalui kepatuhan kita pada protokol kesehatan yang diaturkan di kota dan bangsa ini. Semakin kita sadar akan hal itu, maka semakin cepat corona ini akan berlalu dari kota dan bangsa kita. Tapi jika kita tidak mematuhinya, maka kita hanya akan meratapi nasib saja.


Selain itu, jangan lupa berdoa bagi para pemimpin kota/bangsa ini. Ingatlah, bahwa kesejahteraan kita juga dipengaruhi dari bagaimana mereka memimpin kota dan bangsa ini. Jangan hanya sibuk mengkritik, mengumpat, bersungut-sungut atas kinerja mereka, tetapi tidak pernah mendoakan agar mereka bekerja dengan iman dan takut akan Tuhan. Karena hanya pemimpin yang takut akan Tuhanlah yang dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan benar. Dengan sikap demikian niscaya kota kita akan tertata dan terbangun dengan baik, dan kitapun pasti akan hidup sejahtera dan bahagia di dalamnya. Ingatlah kesejahteraan kotamu adalah kesejahteranmu.


Sahabat yang baik, percayalah pada rancangan Tuhan atas hidup kita. Di dalam Tuhan selalu ada damai dan sejahtera. Percayalah, damai dan sejahtera akan kita dapatkan jika kita tetap berpengharapan pada Tuhan dan tetap berdoa bagi bangsa dan kota di mana kita tinggal dan hidup. 


Selamat hari Minggu buat kita semua, Tuhan memberkati.


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...