Sabtu, 27 Juni 2020

KASIH KRISTUS DALAM KELUARGA

Kotbah Minggu III Stlh Trinitatis, Minggu 28 Juni 2020
Ev. Kolose 3:18-21, Ep. Kidung Agung 8:5-7

KASIH KRISTUS DALAM KELUARGA

Kolose 3:19 (TB)  Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Pernahkah Anda menonton film >>"War Room"<<,  jika belum saya sarankan tontonlah film bersama keluarha anda karena sangat menginspirasi bagaimana memenangkan keluarga kita. 

Film ini berkisah tentang suatu keluarga di mana Tony dan isterinya Elisabet menjadi rumah menjadi medan pertempuran ego dan penuh argumentasi diikuti emosi. Suami menyalahkan isteri, isteri menyerang suami dengan emosi dan kata-kata yang sulit dikontrol. Anak mereka menangis sehari-hari mendengar pertengkaran hingga nilai dan prestasi di sekolah berantakan. Rumah menjadi medan peperangan hasilnya tidak ada kedamaian. Untunglah Elisabeth bertemu dengan seorang wanita tua Kristen yang setia dalam iman yang hendak menjual rumahnya. Sebelum membuat iklan menjual rumah, wanita tua itu memperkenalkan satu-persatu ruangan yang dalam rumahnya kepada Elisabeth salah satu yang tidak terlupakan adalah ruang doa. Disinilah wanita tua itu menceritakan perilaku suaminya, sekalipun demikian dia mendoakan suaminya. Elisabeth sangat tersentuh perjumpaannya dengan wanita Kristen itu telah mengubah hidupnya. Dia tidak menunggu Tony berubah, tetapi dia mulai dari dirinya sendiri mulai membaca Alkitab, mendoakan suaminya dan memberikan perhatian bagi anak-anakNya serta membereskan rumah dengan rapi dan baik dan tetap berlaku ramah kepada suaminya. Selama ini dia selalu sinis dang kick suaminya, dia berubah lembuh dengan penuh kaaih sayang. Pokoknya Elisabeth mengubah kehidupannya yang dulu apatis sekarang peduli, yang dulu selalu menyalahkan Toni, berubah dengan sikap melayani dengan penuh kasih. Tony sempat dipecat dari pekerjaan namun menjadi kesempatan baik untuk memperbaiki hidupnya. Akhirnya apa yang terjadi, Tony berubah, anak mereka kembali berprestasi dan rumah mereka dimenangkan oleh Kasih Yesus Kristus. Saran saya tontonlah film ini.

Kotbah dalam Minggu ini tanggal 28 Juni mengundang kita bagaimana keluarga agar kita dimenangkan oleh Kasih Tuhan Yesus Kristus.  Ada tiga unsur keluarga: suami, istri dan anak.

Pertama istri harus tunduk kepada suami sama seperti tunduk kepada Kristus karena suami adalah kepala apa artinya ini kasih setia istri terhadap suami. Istilah tunduk kepada suami mendapat kritis teologi feminis, seolah isteri diposisikanntidak sepadan dengan suami. Sesungguhnya, analogi Paulus disini adalah hubungan Kriatus kepada jemaat. Kristus adalah kepala. Dengan demikian alasan tunduk iru cukup beralasan, karena kasih dan pengorbanan Kristus demikian kaaih dan pengorbanan suami terhadap isteri.

Jadi istilah tunduk disini bukanlah dalam posisi subordinat, melainkan keiklasan dan ketulusan karena bukti cinta kasih yang telah nyata.

Tentu dalam hubungan ini masih banyak hal yang semestinya dilakukan oleh isteri pada suami untuk kebahagiaan rumah tangga. Jadilah pendoa bagi suami, rubah rumah anda jadi tempat yang teduh bagi semua penghuni rumah.

Kedua suami harus mengasihi istrinya sama seperti Kristus mengasihi Jemaat. Mengasihi tidak mengenal batas waktu, suami harus mengasihi isterinya dan setia samoai kematian memisahkan.

Suami harus bertanggung jawab atas kesejahteraan lahir dan bathin anggota keluarga. Suami jangan ego, ingin dilayani dan enaknya saja memerintah isteri dan anak tapi harus menjadi pelayan bagi isterinya dan anak-anakNya. Mengasihi adalah hakekat Kristus. Suami tidak boleh ego, demi kesejahteran keluarga suami harus menyerahkan perhatian dan kepedulian pada seluruh anggota keluarga.

Seorang suami mengasihi harus ditunjukkan dengan pengorbanan. Omong kosong jika seseorang suami mengatakan sayang pada isterinya namun tidak mau berkorban untuk kebahagiaan dan sukacita isteri dan keluarganya. Seperti pengorban Kristus yang rel maaih untuk menebus dosa-dosa manusia.

Ketiga anak, sebagi anak hari menghormati orang tua. Orang tua bukanlah hanya sebatas pemberi nafkah bagi anak-anak, tetapi sebagai Allah yang kelihatan, karena pengorbanannya seperti pengorbanan Kristus kepada jemaat. Sebagai orang tua, harus peduli dan mengasihi. Jangan kita biarkan anak-anak kita ditangkap oleh keinginnya sendiri sehingga menjauh dari Tuhan. Biarlah mereka bertumbuh menurut kehendak Kristus.

Orang tua harus menjadi pemberi dan penanggungjawab terhadap anak-anak. Orangtua harus menjadi pengajar (educator) bagi anak-anak. Keluarga adlah lembaga pendisikan pertama dan terutama bagi anak. Maka orang tua harus benar-benar sebagai pengajar. Orangtualah yang memberitahu tentang banyak hal di dlm hidup ini tentang apa yang baik dan buruk dan akan berbagai ilmu am kehidupan ini. Pendidikan bukan hanya didaatkan dari lembaga pendidikan.

Orangtua haru menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Siapakah teman hidup yang paling lama bagi anak-anak? Tidak dapat disangkal waktu terbanyak bagi anak adalah hidup bersama dan tinggal dengan orang tua. Karena itu orangtua harus menjadi sahabat yang baik bagi anak-anak.

Orangtua harus menjadi teladan bagi anak-anak. Anak pasti akan banyak menuri orang tuanya. Ungkapan yang terkenal "like father like son". Bagaimanapun, pembentukan pribadi anak itu tidak akan terlepas dari keteladanan orangtuanya.

Sahabat yang baik hati, kiranya Firman Tuhan minggu ini mengingatkan dan memulihkan fondasi keluarga. Setiap unsur-unsur dalm keluarga dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing seturut dengan pengajaran Alkitab.

Tuhan memberikan kebahagian bagi keluarga masing-masing. Amin

Slam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...