Sabtu, 13 Juni 2020

JAUHI KETAMAKAN

Minggu I Stlh Trinitatis, 14 Juni 2020
Ev. Lukas 12:13-21 Ep. Amsal 22:22-29

JAUHI KETAMAKAN

Selamat Hari Minggu! Minggu pertama setelah Trinitatis ini memberikan naaihat yang berharga bagi orang percaya untuk menjauhi ketamakan.

Waktu duduk di bangku SD saya ingat cerita guru hal ketamakan ini. Tentang kisah seekor serigala yang mendapatkan buruan. Sang serigala pun buru-buru berlari memyantap buruannya dan tak ingin ada yang lain menikmati buruannya. Namun dalam perjalannya serigala melintasi telaga, tiba-tiba dia melihat serigala berjalan mengikuti gerakannya sambil menggigit buruannya. Saat berjalan bayangan itupun berjalan. Jangan janganndia akan mengambil burian saya, maka sang serigala berpikir lebih baik saya merampasnya agar mendapat dua hasil buruan. Maka dengan reaksi cepat sang serigala itu langsung menerkam.....buaaar...! Serigala itu pun basah kuyup, buruannya pun hanyut dan dia sendiri megap-megap dan bersusah payah untuk keluar dari air.

Cerita ini sangat berkesan bagi saya, sekalipun sudah lama diceritakan guru namun masih ingat sampai kini. Jangan tamak, orang yang tamak tidak akan menikmati apa yang dia dapatkan bahkan saat berusaha mementingkan diri sendiri justru saat itu bisa saja kehilangan apa yang sudah didapatkan.

Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh ini merupakan pengajaran Yesus agar tidak tamak, rakus dan mencari kepentingan sendiri. Tetapi biarlah berkat mengalir apa adanya menikmati dan mensyukuri berkat yang diterima. Dengan perumpamaan ini Yesus bukanlah anti  kekayaan, Yesus menegaskan agar anti ketamakan. Tamak membuat orang hanya mementingkan diri sendiri dan tak peduli akan orang lain.

1. Jauhi ketamakan:
Mendengar kata tamak pasti kita tidak suka. Tamak dalam pengertian kamus umum Indonesia adalah sikap rakus tanpa memperhitungkan mana halal dan haram. ... Serakah atau tamak merupakan sikap yang selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri atau kelompoknya.
Orang tamak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri tak perduli orang lain. Bahkan demi mencapai kepentingan sendiri mengorbankan orang lain termasuk saudara sendiri.

Saya senang sekali kotbah ini mengingatkan kita semua. Sudah banyak permasalahan dalam keluarga hanya karena permasalahan pembagian warisan sebagaimana yang dikemukakan dalam kotbah ini

Dalam kotbah minggu ini, Yesus menceritakan perumpamaan orang kaya yang bodoh bermula dari permintaan seseorang dari antara orang banyak yang mendengar pengajaran Yesus menghadapi maslah keluarga. Lukas 12:13 (TB)  Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
Mungkin keluarga tersebut bermasalah hal warisan, saudaranya tak mau berbagi warisan dengan saudaranya.

Dalam agama Yahudi sesungguhnya telah dihaturkan hal warisan. Banyak ayat Alkitab yang dapat dirujuk perihal ketentuan pembagian warisan (Bilangan 27:1-11, Ulangan 21:15-17 dll). Namun dalam kasus yang satu ini mungkin mereka tidak dapat lagi berdialog dengan baik karena salah satunya tamak dan rakus serta tidak memikirkan hak-hak saudaranya yang lain

Yesus tidak mau mencampuri urusan rumah tangga mereka karena memang tidak diangkat menjadi hakim dalam keluarga mereka. Sebaiknya masalah keluarga harus diselesaikan di internal keluarga, jangan dijemur keluar karena hanya akanmembuka aib sendiri.

Walaupun demikian Yesus sangat peduli akan permasahannya itulah sebabnya Yesus memberikan nasihat agar menjauhi ketamakan. Akar semua pertengkaran mereka itu adalah ketamakan. Benarlah aoa yang disampaikan dalam 1 Tim.6:10 "akar segala kejahatan adalah cinta uang". Salah satu wujud dari cinta uang adalah ketamakan. Ketamakan adalah penyakit kejiwaan yangbhanya mementingkan kepentingan sendiri dan tak peduli orang lain.

2. Bekerja dan berlelah serta mencari keuntungan dalam hidup sah-sah saja. Namun kebahagiaan tidak datang dari  tumpukan harta.
Anda mungkin sudah pernah mendengar ungkapan ini: Uang bukanlah segalanya.
Dengan uang anda dapat membeli tempat tidur yang mahal, namun uang tidak dapat membeli tidur yang nyenyak
Dengan uang anda dapat membeli rumah mewah, namun uang tak dapat membeli rumah tangga bahagia.

Inilah kekeliruan yang sering terjadi. Dalam swgala kekeliruan inilah Yesus hadir memberikan nasihat agar menjauhi ketamakan.

Jika demikian apakah kita tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan yang baik?  Allah memberkati manusia untuk bekerja dan oleh bekerja manusia memperoleh berkat. Sejak penciptaan Allah memberkati manusia dan memberi amanat bagi manhsia untuk bekerja, mengelola dan mengusahakan alam. Yesus tidak melarang kita bekerja dan mendapatkan salary (gaji/penghasilan) terbaik. Perumpamaan ini mengingatkan bahwa kebahagiaan itu bukan ada pada harta. Sebanyak apapun harta yang terkumpul tak dapat membuat orang bahagia. Kebahagiaan ada pada ketenangan hati dan penerimaan jiwa yang bebas dari tekanan appun.

3. Kebodohan orang kaya yang disebutkan dalam perumpamaan ini ada pada kalimat ini. Lukas 12:19 (TB)  Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Kotbah ini menyadarkan manusia tidak punya otoritas apapun dalam hidupnya tanpa kehendak Tuhan. Hidup ini adalah anugerah dan pemberian Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, tidak ada yang dapat membatasinya dan tidak ada yang dapat meyangkalnya.

Mari kita belajar dari kebodohan orang kaya idalam perumpamaan ini agar kita diberi hikmat dan pengertian untuk melakukan yang terbaik seturut dengan kehwndak Allah?

a) "tenanglah hai jiwaku"
Suatu kekeliruan mendasar, jiwa adalah abadi yang bersunber dari Tuhan. Jiwa ini tidak diikat oleh unsur material, jiwa ini adalah murni dn abadi dalam hati sanubarj manusia. Dengan perumpamaan ini ketenangan jiwa tidak ditentukan oleh gundukan harta. Jiwa yang tenang ada saat manusia merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup. Sebagaimana kata pemazmur. Mazmur Daud. (62-2) *Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.*

b. "hidup ini milik Tuhan"
Kebodohan orang kaya dalam perumpamaan ini adalah orang kaya memahami hidup ini adalah miliknya. Manusia harus sadar, bahwa manusia tidak dapat menambahkan umurnya walau sedetik pun. Hidup ini adalah pemberian Tuhan. Amsal mengingatkan Amsal 16:9 (TB)  Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.
Maka apapun rencana kita dalam hidup ini selalu sershkan kepada Tuhan.

c. Perencanaan yang keliru? Setelah Tuhan memutuskan hidup orang kaya berakhir, kemanakah semua yang dikumpulkannya?
Fungsi sosial yang tidak ada dalam diri orang kaya yang bodoh ini diingatkan oleh Yesus. Yesus menginginkan kita untuk berguna bagi orang lain. Berkat yang Tuhan berikan bagi kita mari pergunakan untuk melakukan hal yang berguna bagi kita dan berbuah bagi orang lain.
Yesus telah mengingatkan bagaimana kita mengumpulkan harta. Matius 6:20 (TB)  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini mengingatkan kita, untuk menjauhi ketamakan. Mari bekerja dan berkarya untuk membahagiankan hidup kita dengan hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Abdikan diri untuk berguna bagi orang lain. Tuhan adalah pemilik kehidupan ini. Padanya kita bersandar. Amen

Tuhan memberkati!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...