MENJADI TELADAN - MEMIMPIN TANPA MEMERINTAH

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Renungan Jumat, 08 Mei 2020

MENJADI TELADAN - MEMIMPIN TANPA MEMERINTAH

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

1 Petrus 5:3 (TB)  Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.

1 Peter 5:3 (RWV)  Neither as being lords over God’s heritage, but being examples to the flock.

"Satu teladan lebih berharga dibandingkan seribu nasihat." Pertama sekali saya mendengar nasihat itu saat mengikuti pelatihan leadership dan menurut saya sangat relevan dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat membedakan kepemimpinan yang "ala bos" dan kepemimpinan  "ala leader". Pemimpin yng bersahaja adalah mempengaruhi orang lain dengan tidak memaksa atau memerintah, tetapi memberikan contoh yang baik dan dengan rela hati orang lain melakukannya.

Kepemimpinan "ala bos", memahami bahwa jabatan atau kuasa dapat memerintah orang, dengan kapasitas atau kuasa yang dimilikinya memaksa orang untuk melakukan ini dan itu. Gaya demikian banyak diterapkan oleh orang, nanum saat tak menjabat atau tak berkuasa dia akan memiliki stress yang tinggi karena kuasanya ada pada jabatan. Saat jabatannya lepas maka wibawa dan otoritasnya hilang. Tak heran kepemimpinan ala bos ini akan mengalamai "pos power syndrome", suatu penyakit kejiwaan merasa tidak dihormati dan dihargai oleh orang lin karena sudah pensiun atau tidak berjabatan lagi.

Beda halnya dengan kepemimpinan sebagai "leader". Leader tampil memimpin dengan tidak memaksa tetapi dapat mempengaruhi orang melakukan banyak hal dengan terlebih dahulu memberikan teladan, pengabdian diri yang tulus, bertanggung jawab dan menyadarkan setiap orang akan tugas dan tanggungjawabnya. Orang yang dipimpinya melakukan sesuatu bukan karena diperintah tetapi karena kesadaran akan panggilan.  Dengan gaya kepemimpinan demikian seorang leader telah menggerakkan yng dipimoinnya melakukan tugas dan fungsi maaing-masing dengan pengabdian diri.

Kepemimpinan sebagai leader inilah yang ditekankan oleh rasul Petrus di tengah-tengah pelayanan jemaat mula-mula. Rasul Petrus menyadari bahwa kepemimpinan gereja adalah kepemimpinan gembala. Kepemimpinan gereja adlah meneladani Yesus sang gembala yang baik. Sekalipun gembala punya tongkat dan gadai, namun tidak dipakai untuk memerintah atau memaksa kawanan domba. Gadai dan tingkatnya hnya dipergunakan untuk melindungi kawanan domba dari predator atau binatang buas. Sang Gembala akan berada di depan dan kawanan domba dapat mengikutinya.

Pernah dalam satu kegiatan KKR, seorang panitia telah mengumumkan agar panitia jangan pulang tetapi bekerja sama merapikan ribuan kursi. Perintah itu semakin tak sedap karena sudah terkesan memaksa dan orang pun bersungut-sungut. Namun seorang leader hadir membuka jasnya dan mulai merapikan kursi satu persatu. Maka semua anggota panitia yang melihat sang leader pun langsung ikut merapikan kursi. Puji Tuhan dalam waktu singkat kursi pun dapat dirapikan dengan baik.

Sahabat yang baik hati! Dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat kita, baiklah kita lakukan dengan ketulusan, rela dan pengabdian diri yang baik. Jangan memimpin dengan gaya memerintah apalagi terkesan dengan memaksa. Tapi berikanlah contoh dan teladan, yakin dan percaya hal yang sama akan diikuti oleh orang lain. Satu teladan lebih berharga dari seribu nasihat. Jika kita menerima tugas dan tanggungjawab dari Tuhan di dalam pekerjaan kita berikan contoh yang baik. Itu akan lebih berpengaruh dari pada seribu perintah.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak