Sabtu, 14 Maret 2020

TUHAN PENGHARAPANKU

Kotbah Minggu, Okuli, 15 Maret 2020
Nas: Rom 8:18-25

TUHANLAH PENGHARAPANKU

Selamat Hari Minggu! "No gain without pain"(tiada kemenangan tanpa perjuangan). Kalimat ini sering menguatkan saya dalam melakukan tugas, sekalipun berat namun harus dilakukan demi kebaikan masa depan. Mungkin hal serupa juga anda alami. Ungkapan ini sangat baik juga kita gunakan membuka wahana berpikir kita mengerti kebenaran Firman Tuhan pada Minggu ini.  Kotbah yang memotivasi dari Paulus kepada setiap orang agar bertekun dan sabar dalam segala perjuangan dan usaha yang dilakuan karena dengan segala ketabahan akhirnya akan tiba pada  tujuan yang hendak dicapai.

Mungkin anda sudah pernah membaca buku Max Werren, The Purpose Driven Life buku bacaan yang sangat baik hidup yang dituntun oleh tujuan. Suatu buku yang mlbanyak menginspirasi hidup yang dituntun oleh tujuan. Tanpa tujuannkita sering kehilangan motivasi, salah sasaran dan akhirnya sia-sia. Hidup yang dituntun oleh tujuan akan menjadi kekuatan yang besar mencapai tujuan. Tujuan itu adalah harapan, sesuatu yang hendak dicapai kelak. Semakin tinggi ekspektasi seseorang mencapai tujuan dalam hidupnya, semakin tinggi juga motivasi untuk melakukannya. Demikianlah halnya dengan iman, semakin kuat pengharapan yang dimiliki maka semakin kuat juga iman dalam mengahadapi tantangan.

Dalam 2 Timoteus 2:4-7 ada tiga contoh panggilan untuk ikut menderita, yakni: seperti seorang prajurit, atlet dan petani. Ketiganya melakukan pekerjaannya (mengerjakan passionnya) dengan harapan akan ada hasil yang mereka dapatkan. Seorang prajurit siap sedia dan berjuang sampai memenangkan pertempuran, seorang atlet harus berlatih dan bertanding merebut piala kemenangan dan seorang petani harus bekerja keras dan bersabar dalam seluruh tahapan yang harus dilakukan dan bahagia menanti saat panen tiba.

Demikianlah kotbah Minggu ini, Paulus meneguhkan jemaat Roma agar tahan menderita demi tujuan yang akan digapai ke depan. Sekalipun mengalami banyak penderitaaan, dikejar dan dianiaya tetaplah bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa (Rom 12:12).  Penderitaan yang ditanggung tidak seberapa dibandingkan dengan sukacita dan bahagia yang diperoleh kelak, yaitu kehidupan yang kekal yang disediakan oleh Tuhan bagi orang percaya.

Dari kotbah Minggu kita belajar tentang bagaimana orang Kristen memaknai penderitaan:

1. Menderita panggillan hidup Kristen.
Menurut catatan sejarah gereja bahwa penderitaan yang paling keras dialami oleh gereja mula-mula adalah jaman Kaisar Domitianus. Dia sangat anti orang asing yang tinggal di Roma. Dia memutuskan untuk mengusir semua orang pendatang yang tinggal di Italy. Aquila dan Friskila diduga orang yang keluar dari Italy atas pengusiran itu (Baca Kis 18:2). Dampak dari kebijakan itu sangat menyebabkan Gereja mula-mula mengalami penderitaan yang luar biasa. Bukan hanya itu orang Kristen dianggap sebagai pemberontak yang anti Romawi. Maka kemanapun ada perkumpulan orang Kristen akan selalu diawasi.

Ikut menderita adalah panggilan seorang murid dalam Matius 16:24-26 (TB)  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Paulus memberikan peneguhan agar setiap orang percaya bertahan dalam penderitaan karena kebahagiaan yang diperoleh tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami. Seolah optional bahwa tidak ada kebahagiaan tanpa proses. Mana lebih baik, bertahan dalam penderitaan namun kelak memperoleh kebahagiaan atau tidak setia namun kehilangan segalanya.

b. Sakit bersalin: penderitaan melahirkan pengharapan.

Roma 8:22-23 (TB)  Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Semua orang menyadari bahwa perjuangan seorang ibu yang melahirkan sangat berat, perjuangan hidup dan mati. Kenyataan inilah yang menyadari setiap orang kasih ibu tidak akan terbalas.

Seorang ibu yang sakit melahirkan menderita untuk suatu kehidupan baru. Setelah melahirkan, sang ibu lega dengan penuh suka cita karena menlmiliki seorang anak yang kelak menjadi kebanggaan dan harapan baginya. Sakitnya sekejab hilang.karena ada sukacita yang besar dengan kehadiran seorang anak dalam pangkuannya.

Metapora sakit melahirkan ini dipakai oleh Paulus untuk menggambarkan penderitaan yang dialami Kristen. Paulus menyadari bahwa penderitaan yang dialami gereja mula-mula memang dan penuh perjuangan. Namun tetaplah berjuang, karena perjuangan ini akan melahirkan sukacita yang besar. Penderitaan yang dialami tak sebanding dengan sukacita yang hendak didapatkan.

c. Pengaharapan akan nyata.
Salah satu pertanyaan seseorang dalam melakukan tugas adalah apakah ini berhasil? Ingatkah, keyakinan seseorang sangat membantu dia menggapai kesuksesan. Mungkin seperti kita orang sakit, kalau kita tidak yakin dokter dapat menyembuhkan kita, maka resep obat apapun itu sulit untuk memperbaiki kondisi kesehatan kita.

Dream come true, apa yang diimpikan benar-benar tercapai. Pengaharapan orang percaya tak pernah mengecewakan. Roma 5:5 (TB)  Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Penutup
Sahabat yang baik hati, semua kita mengalami pergumulan, pribadi, keluarga, pekerjaan, hubungan dengan sesama, dalam lingkungan dan lain-lain. Jika itu terjadi, jalanilah dengan tekun, analisa mana yang bisa dilakukan seturut dengan kehendak Tuhan. Siapa tahu itu adalah rencana Tuhan karena beban yang kita tanggung dengan tabah dan tekun melahirkan perbuatan besar yang menjadi kesaksian bagi orang banyak.
Seperti  Ayub  kisahnya dituliskan dalam Alkitab, menjadi kesaksian yang meneguhkan bagi 2.6 Milliar lebih orang Kristen di dunia ditambah lagi dengan orang yang beragama lain yang pernah mendengar kesaksian Krosten tentang Ayub.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, bertekunlah dalam doa. Tuhan menolong dan meneguhkannkita semua. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...