REFLEKSI AKHIR TAHUN 2024 DAN MENYONGSONG TAHUN 2025
(Kotbah Ibadah Malam Akhir Tahun 2024)
Ev. Mazmur 37:1-11
*TETAP PERCAYA, SETIA DAN LAKUKAN YANG BAIK*
Mazmur 37:3 (TB)
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
Sahabat yang baik hati! Selamat mengakhiri tahun 2024 dan selamat menyongsong tahun baru 2025. Selama menjalani tahun 2024 dua hal ini bisa terjadi saja dalam hidup kita:
Pertama: ada hal yang terjadi pada diri kita lebih dari apa yang kita harapkan, semacam surprise dimana sesuatu kita terima diluar dari apa yang kita pikirkan atau hasil dari apa yang kita kerjakan melebihi dadri apa yang kita pikirkan. Inilah namanya kejutan dimana seseorang menerima lebih dari apa yang dia pikirkan. Hal semacam ini terjadi kita yakini karena Tuhan sungguh baik dan memberikan sesuatu kepada kita.
Sebagai contoh saya ceritakan berikut ini, saya suda lupa sumbernya namun saya coba sadur sendiri. Seorang ibu rumah tangga pernah menerima permintaan seorang pelajar: ibu berilah secangkir air minum saya sudah haus berjalan jauh pulang dari sekolah. Sang ibu pun bukan memberikan air putih, namun memberinya secangkir kopi susu. Tentu sesuatu yang sangat spesial di jaman itu seorang diberi kopi susu. Sang ibu sambil cerita dan menasihati agar sang pelajar memiliki cita-cita dan giat belajar mewujudkan impiannya. Kebaikan sang ibu membekas di hati sang pelajar, puluhan tahun kemudian dan seturut dengan waktu dia pun menjadi dokter di suatu rumah sakit terkenal. Suatu ketika dia membedah seorang pasien dan pasien itu tidak asing baginya dan maka dia pun memberikan pelayanan medis terbaik bagi si ibu. Keluarga pun sebenarnya telah kebingungan bagaimana membanyar biaya pengobatan sang ibu. Saat mau pulang mereka pun kebingungan sekali dan harap-harap cemas untuk membanyar. Bagian keuangan pun menjumpai pasien dan keluarga memberikan satu amplop. Menurut keluarga mungkin ini rincian biayanya yang harus dibanyarkan. Dalam kecemasan mereka pun membuka amplop tersebut dan didalamnya bukan rincian biaya namun berisi tulisan: "Telah dibanyar lunas dengan secangkir kopi susu." Sang dokter pun menjumpai si ibu dan seluruh keluarga bercerita bahwa karena ibu tersebutlah dia berjuang dan meraih cita-citanya. Rasa haru, secangkir kopi susu sepuluh tahun lalu menjadi banyaran lunas biaya perobatan yang sangat mahal.
Kebaikan kini, belum tentu balasnya sekarang, tapi melakukan kebaikan adalah tugas orang percaya, buahnya adalah Tuhan yang menentukan.
Hal yang berbeda dengan hal kedua ini, mungkin anda pernah tidak berterima atas suatu keadaan, merasa kecewa, ada perasaan perlakuan yang tidak adil; dimana ada orang yang berbuat baik namun upah kebaikannya tidak seperti yang diharapkan. Kita sudah berlelah namun upah kelelahan kita tidak mendapat apresiasi malai diabaikan. Selain kecewa, hal yang paling menyayat hati adalah orang yang tidak melakukan apa-apa dianggap sebagai pahlawan. Apalagi penghargaan didapatkan karena upaya licik dan taktik kotor. Tentu kejadian seperti ini sangat tidak fair dan mungkin anda berontak serta geram di dalam hati. Protes dan menolak di dalam diri keadaan yang tidak adil ini.
Sahabat yang baik hati, dua kenyataan diatas bisa saja terjadi dalam hidup kita. Namun cerita itu sama-sama menekankan bahwa apa yang terjadi dalam hidup belum tentu seperti yang diharapkan. Dalam hidup ini kenyataan ada yang terjadi berupa surprise lebih dari ekspektasi kita tetapi kenyataan sebaliknya juga bisa terjadi tidak seperti yang diharapkan?
Kotbah Akhir tahun ini memberikan kesempatan kepada kita membuat suatu refleksi atas perjalanan hiduo kita sepanjang tahun 2024 ini, apakah kita pada kisah pertama menerima lebh dari ekspektasi atau mungkin juga merasa ketidak adilan terjadi. Inilah ajaran iman kekristenan bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendak Tuhan. Kita percaya apa yang terjadi tidak pernah di luar dari sepengetahuan Tuhan.
Merespen peristiwa pertama anda menerima lebih dari yang dipikirkan, keberhasilan dan kemujuran marilah kita bersyukur bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. Hidup ini adalah anugerah dan kita jadikan sebagai amanah. Allah memberikan sesuatu kepada kita diluar dari apa yang kita pikirkan, tentulah bukan karena hasil upayamu atau karena budi baik kita, tetapi sebagai pemberian Allah. Ada banyak orang yang berjerih dan berjuang namun tidak seperti yang kita dapatkan. Karena itu marilah bersyukur dan wujud syukur itu dengan memberikan keteladanan.
Ada ungkapan dalam bahasa Jerman: Gabe itz Aufgabe. Artinya pemberian adalah tanggung jawab. Maka apa yang Tuhan beri haruslah kita pertanggungjawabkan. Maka pertanyaan selanjutnya adalah kalau Allah memberikan sesuatu kepada kita maka apakah yang dikehendaki oleh Tuhan melalui pemberianNya? Kita adalah alat Tuhan untuk menyatakan suatu maksudNya dalam hidup ini.
Refleksi kedua, apakah yang harus kita lakukan jika kenyataan ada perlakuan yang tidak adil. Inilah yang dijawab dalam kotbah diakhir tahunnini dari Mazmur 37 ini. Hal yang harus diingat adalah, Allah itu adil, Allah tidak berdiam diri atas segala sesuatu yang terjadi. Allah bisa saja membiarkan seseorang mencapai maksudnya di dalam hidup ini namun Mazmur 37 menyatakan kebahagaiaan orang fasik adalah semu.
Mazmur 37:1-2 (TB) Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
Jika ada keadaan perlakuan yang tidak adil, jangan marah, dan murung mengurangi bahagian anda, biarkanlah memutuskan kehendakNya. Kita percaya bahwa Allah memiliki keputusan tersendiri atas apa yang terjadi dalam hidup ini.
Belajar dari Mazmur 37 ini, ada tiga hal yang diamanatkan menjadi tugas kita yang harus selalu kita lakukan, yakni:
*1. Tetaplah percaya*
Kita harus percaya bahwa Tuhan adalah maha tahu, maha kuasa dan maha dalam segalanya. Bisa saja terjadi dalam hidup ini seolah diluar dari apa yang seharusnya terjadi. Seoarang pelaku kejahatan seolah mujur dan terberkati, orang yang sombong jalannya mulus dan seorang yang berlaku curang seolah sukses besar dalam pekerjaannya serta seorang penghianat disanjung sebagai pahlawan? Apakah orang beriman akan berubah pikiran dengan segala kemujuran orang fasik? Pemazmur juga melakukan perenungan mendalam atas fakta semacam ini, namun dia berkesimpulan bahwa kemujuran orang fasik adalah semua, sementara bahkan bisa seperti sekam yang terbakar hilang seketika menjadi abu. Orang beriman tidak akan pernah berubah pikiran oleh karena orang lain, tetapi tetap melatih dirinya beribadah dan percaya kepada Tuhan. Godaan pasti ada, rasa jenuh mungkin akan tiba saat kering melanda bisa saja tersa hampa, namun kotbah akhir tahun ini mengingatkan, tetaplah percaya kepada Tuhan. Tuhan adalah perencana yang terbaik dalam hidup hidup, Dia tahu mana yang terbaik untuk kita.
*2. Tetaplah Setia*
Percaya bisa saja mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan, seolah dibiarkan Tuhan berjalan sendirian menanggung beban hidup yang menekan. Mungkin saja sudah lelah menghadapi masalah namun tak kunjung kelar, atau mungkin saja terus diterpa badai sekalipun sudah beruapa setia mengikut jejak kaki Tuhan. Mungkin saja jatuh dan pada akhirnya tak berdaya. Kotbah akhir tahun ini menyapa kita, tetaplah setia kepada Tuhan. Kesetiaan seseorang teruji bukan saat mendapat kemujuran atau kebahagiaan, kesetiaan itu teruji saat berada pada posisi sulit dan beban. Jika setia didalam perkara demikian kita tahan uji Band Rom 5:3-4.
Paulus juga menghadapi demikian, dia bercerita memberikan kesaksian dalam 2 Korintus 6:3-10 (TB) Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.
Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela
ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,
sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;
sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Paulus tetap setia dalam segala perkara yang dia tanggung, dan fokus kepada kemenangan iman, yaitu mahkota kehidupan yang dianugerahkan kepada orang percaya.
*3. Tetaplah berbuat baik*
Apakah anda akan tetap berbuat baik kepada orang yang melukai anda? Mungkin jawaban kita akan beragam. Ada mungkin sebagian di antara kita berkata: tidak! Mendengarkan nama orang yang telah melukai dan menghianati anda mungkin akan menutupi telinga.
Sahabat yang baik hati, hari ini di penghujung Tahun, kotbah ini mengajak kita dua hal mengampuni dan tetap berbuat baik.
3.1. Mengampuni dan memaafkan
Mengampuni adalah sifat ilahi dalam diri orang percaya, Allah yang mengampuni dosa dan pelanggaran kita, hal yang sama Yesus Kristus menghendaki kita mengampuni dan memaafkan. Luka yang anda alami tidak akan sembuh jika tidak mengampuni dan memaafkan orang lain. Namun luka itu akan sembuh dengan obat pengampunan. Semakin lama kita memaafkan semakin lama pula luka membekas dan menyakiti hati kita, semakin dendam membara semakin parah pula luka di hati. Maka Pengampunan adalah obat dari luka hati. Semakin cepat memaafkan dan mengampuni maka semakin cepat pula hati yang terluka sembuh.
3.2. Menghasilkan buah-buah yang baik
Yesus berkata: Tetapi kepada kami, yang mendengar Aku, Aku berkata: kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.(Baca Lukas 6:27). Tetap berbauat baik adalah sifat Kristiani. Allah memilih kita menjadi anak-anakNya dan menjadi ranting-ranting anggur yang menghasilkan buah (Yohanes 15:16). Berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik pada kita adalah wajib hukumnya, dan berbuat bagi kepada orang yang melukai dan membenci kita adalah perintah Tuhan.
Mengakhiri tahun 2024 ini, mengajak kita untuk saling memaafkan, mungkin ada yang terlanjur salah atau ada yang bersengaja salah dan melukai orang lain karena kepentingan diri. Sebelum tahun ini berakhir baiknya kita saling memaafkan dan mengampuni. Demikianlah juga dalam menyongsong tahun 2025, kita yakini bahwa Tuhan memberikan kita ikut menyeberang di tahun 2025 tentulah ada banyak pekerjaan dan tanggung jawab yang Tuhan berikan keapda kita, hal yang harus kita yakini adalah jika Tuhan memberikan tahun baru bagi kita, itu adalah energi baru bagi kita untuk melakukan perbuatan baik.
Terima kasih tahun 2024, mari songsong tahun 2025 dengan giat melakukan pekerjaan baik bagi nama Tuhan.
Salam dari kami:
Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh - Praeses HKBP Distrik XXVIII Deboskab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar