Sabtu, 28 Maret 2020

MENAATI PANGGILAN DAN IMAN YANG BERTAMBAH DEWASA

Kotbah Minggu, Judika, 29 Maret 2020
Nas: 2 Petrus 1:1-9

*MENAATI PANGGILAN DAN IMAN YANG BERTAMBAH DEWASA*

Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, suasana saat ini menghadapi Covid-19 mempengaruhi kita dalam segala hal: aktifitas, ketakutan, kepanikan, bisnis, planning dll. Semuanya jadi berubah tidak seperti yang diharapkan sebelumnya.
Dalam semua keadaan kita harus percaya, Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita. Sebagaimana pesan kotbah Minggu ini. Rasul Petrus memperlengkapi orang percaya, dari kebutaan dan kepicikan.  Beriman bukan berarti  nekat tanpa pikiran logis, namun kotbah Minggu ini mengaskan: BERIMAN harus memperlengkapi diri dengan KEBAJIKAN, PENGETAHUAN, PENGUASAAN DIRI, KETEKUNAN, KESALEHAN dan KASIH

Kita percaya dalam segala keadaan yang kita alami Tuhan hendak memakai hidup kita menjadi alatNya.
Setiap orang yang menyadari hidupnya menjadi alat Tuhan, itulah sesungguhnya panggilan. Tuhan memanggil semua orang percaya untuk memberitakan perbuatanNya yang ajaib.

Dari kotbah Minggu ini, setidaknya ada tiga hal yang kita pelajari:

*01. Panggilan dan pamilihan kuasa Allah.*
2 Petrus 1:3 (TB)  Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

Panggilan dan pemilihan merupakan otoritas Allah. Allah dapat memakai siapa saja untuk.menyatakan maksudNya di dunia ini. Pada pihak manusia panggilan dan penetapan Allah ini kita pahami sebagai mandat Ilahi.

Siapakah yang dipanggil dan ditetapkan Tuhan untuk melakukan Missi Allah di dunia ini? Dalam narasi Alkitab banyak sekali cara Allah memilih para hambaNya untuk melakukan Missi Allah. Abraham keuletan imanNya, Musa (tak pandai Bicara) Seleksi Gidion (Hakim), Pemanggilan Samuel (dinazarkan ibunya), Pemilihan Daud (yang tidak diperhitungkan  dalam keluarga), Nabi Yeremia (kaum muda band Timoteus), Yesaya (Nazis bibir), Murid-murid Tuhan Yesus (seorang nelayan), pemanggilan Paulus (penganiaya jemaat).

Dari penelusuran bahwa pemanggilan dan pemilihan Tuhan terhadap hambaNya adalah otoritas Allah sendiri. Allah berkuasa untuk memakai siapa saja untuk menyampaikan maksud Allah di dunia ini. Tanpa membedakan siapa dia, kapasitasnya, status sosialnya.

Rasul Petrus hendak meyakinkan bahwa orang yang telah menerima keselamatan di dalam diri Yesus memiliki kodrat ilahi dengan tujuan mulia. Dengan status memiliki kodrat ilahi manusia dapat menghindari diri dari segala dosa dan keinhinan dagung yaang fana. Tetapi setiap pribadi dimampukan memiliki pribadi yang mulia dan mencari yang berkenan dihadapan Allah. 2 Petrus 1:8 (TB)  Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.


*02. Kodrat Ilahi Manusia*

2 Petrus 1:4b (TB) "supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi"

Rasul Petrus menjelaskan bahwa manusia pada hakekatnya memiliki "kodrat Ilahi" . Maksud Rasul Petrus menggunakan istilah kodrat ilahi adalah bahwa kita dipanggil dan ditetapkan Allah bukan untuk melayani manusia tetapi kepada tujuan dan maksud Allah. Manusia yang dipanggil  memiliki missi yang sangat mulia dan agung di dunia ini yaitu Missi Ilahi.

Disini Petrus bukan bermaksud bahwa manusia memiliki unsur ilahi dalam dirinya yang dapat "menjadi Allah" sebagaimana pada mitis-mitos Yunani dan agama pagan, sana sekali tidak. Rasul Petrus hendak menyampaikan bahwa kodrat ilahi pada manusia hendak menunjukkan bahwa kita adalah orang yang dipercayakan Allah menerima janji-janjiNya, mewartakan perbuatan yang besar menurut kasih karuniaNya dan memiliki tugas mulia dalam hidup. Karena itu sebagai manusia yang dipanggil dan ditetapkan Allah, orang percaya dapat menguasai diri dari segala sifat duniawi dan keinginan daging dan memiliki kuasa untuk mengarahkan hidupnya produktif dalm perbuatan-perbuatan Roh.

Pendapat rasul Petrus ini sejajar dengan kisah penciptaan; manusia diciptakan  segambar dengan rupa Allah (Kej 1:27-28). Manusia memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda dengan ciptaan lain. Yesus juga menyebut istilah anak-anak Allah (Mat 5:9), orang yang mengasihi musuh akan disebut anak-anak Allah yang Maha Tinggi (Luk 6:35).  Sebutan untuk pengikut Yesus juga disebut Paukus sebagai anak-anak Allah (Rom 8:16,29  dan 21 dan Galatia 3:26 (TB)  Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Istilah Anak-anak Allah untuk sebutan orang percaya berulangulang juga disebutkan dalam surat Rasul Yohanes (1 Yoh 3:1,2 dan 10). Satu istilah lain yang menunjukkan penjelasan akan kodrat ilahi pada manusia adalah anak-anak terang (Efesus 5:8)

*03. Melawan buta dan kepicikan*

2 Petrus 1:9 (TB)  Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Salah satu akibat dosa menurut Rasul Petrus adalah buta dan picik. Buta berarti tidak melihat, gelap mata dan semua hitam.  Sebaik apapun dan seterang apapun disekitarnya tak mampu melihat kebaikan baginya sama saja gelap semuanya. Demikian halnya kepicikan, cara pandang yang melihat segala sesuatu dari perspektif minus. Segala sesuatu dilihatnya tak berharga dan bernilai, setiap usahanya adalah untuk menjatuhkan dan meremehkan yang lain. Orang picik tak pernah menghargai orang lain, bahkan anehnya tak ada rasa malu menyatakan salah itu baik dan sesuatu yang telah busuk itu harum. Itulah dampak dosa.

Bagi Rasul Petrus orang percaya telah ditebus dari dosa,  dosa telah dihapuskan melalui pengorbanan Yesus Kristus sehingga dosa tidak lagi berkuasa atas kita. Maka kita harus bertumbuh, berkembang di dalam spiritualitas orang beriman. Orang beriman harus mengikatkan diri pada kodrat ilahi dan menjauhkan diri dari hawa nafsu dan melepaskan diri dari segala dampak dosa yang menggiring kita kepada kebinasaan.

Untuk melawan kebutaan dan Kepicikan itu, iman kita harus bertumbuh dan bertambah-tambah. Pertumbuhan iman itu dapat kita lihat 2 Pet 1:5-8, yaitu

#01 Beriman:
percaya kepada Yesus Kristus Yuruselamat dunia yang telah menebus kita dari dosa

#02 Kebajikan;
Sikap moral yang mulia dan perbuatan baik yang tulus tanpa berharap balasan

#03 Pengetahuan;
wawasan berpikir, kaya akan inspirasi, wawasan, ilmu dan pengalaman.

#04 Penguasaan Diri:
mengendalikan keinginan dan menyadari diri apa yang paling dibutuhkan.

#05 Ketekunan:
sikap yang sabar dan ulet serta tahan uji.

#06 Kesalehan:
memiliki spiritualitas, hidup yang beribadah dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Tak turut kehendak dunia.

#07 Kasih:
Perbuatan yang mendatangkan kebaikan bagi sesama dan semua orang berupa pertolongan baik pikiran, waktu, moril dan material untuk menopang kehidupan sesama.

Ketujuh tingkatan ini merupakan akumulasi karakter pribadi orang beriman. Orang beriman harus menambahkan kebajikan, kebajikan ditambahkan pengetahuan, pengetahuan ditambahkan penguasaan diri, penguasaan diri ditambahkan ketekunan, ketekunan djtambahkan kesalehan dan kesalehan ditambahkan Kasih: kasih terhadap saudara dan semua orang.

Apa yang disampaikan rasul Perus ini sangat penting kita kembangkan dalam menakar pertumbuhan spiritualitas kita agar tidak picik dan jatuh pada fanatisme sempit. Tingkatan spiritualitas ini juga memandu kita agar terus bertumbuh, jangan terbonsai dalam iman; yang kurus dan kerdil. Bonsai gambaran kembang unik dan menarik, dia hidup namun tak bertumbuh. Orang beriman harus tumbuh seperti pohon dipinggir sungai yang mengalir, akarnya kuat, daunnya hijau dan berbuah pada musimnya. Iman kita harus bertumbuh dengan mengasah diri membangun diri, berguna bagi sesama dan bagi semua orang.

Sahabat yang baik hati! Dari kotbah ini baiklah kita manangkap maksud Allah dalam hidup kita. Kita adalah umat yang dipanggil dan ditetapkan oleh Allah untuk.menyatakan maksudnya di dunia ini. Baiklah kita persembahkan hidup.kita untuk menghadirkan kemuliaan Tuhan.

Kedua, baiklah kita memelihara hidup kita seturut dengan kehendak Allah. Kita telah dipulihkan melalui penebusan Yesus Kristus sehingga kodrat ilahi (segambar dengan rupa Allah) melekat pada diri kita masing-masing. Kita adalah anak-anak Allah yang berkarisma dan berwibawa memancarkan kasih Tuhan.

Ketiga lawanlah segala kebutaan dan kepicikan. Injil terang telah menerangi kegelapan. Agar kita mampu melakukan hal ini baiklah iman kita bertumbuh seperti tingkatan pertumbuhan spiritualitas di atas dan bertambah-tambah dalam hikmat Allah.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...