Sabtu, 23 Februari 2019

IBADAAH YANG BENAR DAN KEPUTUSAN ALLAH YANG ADIL

Kotbah Minggu Sexagesima : 24 Feb 2019
Nas : Maleakhi 3:13-18

*IBADAH YANG BENAR DAN KEPUTUSAN ALLAH YANG ADIL*

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini menyentuh kehidupan beragama kita saat ini. Suatu seruan dari kitab Maleakhi untuk berdialog dan meluruskan pemahaman atas keluhan dan ketidak puasan umat Allah terhadap keputusan Tuhan. Mereka bersungut-sungut dan tidak puas atas realitas hidup yang mereka alami, orang yang Takut akan Tuhan dan rajin beribadah tidak lebih baik hidupnya dari yang tidak beribadah. Umat Allah seoalah bersungut-sungut dan mengatakan ibadah mereka sia-sia kenapa orang yang saleh dan rajin beribadah tidak mendapat imbalan yang baik, malah sebaliknya orang fasik hidup "kelimpahan". Jika demikian apakah gunanya kami beribadah? Dimana keputusan Tuhan yang adil atas orang-orang saleh dan setia melakukan kewajiban agama? Benarkah pemahaman demikian?

Inilah yang diluruskan oleh Maleakhi. Dalam bahasa Ibrani "maleakhi" berarti "utusan Tuhan", menurut para ahli Maleakhi bukanlah sebutan nama namun merupakan sebutan yang mengatas namakan "utusan Tuhan" . Jika kita baca isinya buku yang ditulisikan yang mengaku sebagai utusan Tuhan (1:1) untuk meluruskan kekecewaan religi yang terjadi. Kitab ini diperkirakan muncul setelah pembangunan kembali Bait Allah yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia setelah pembuangan. Sebagaimana kita tahu ketika pembangunan Bait Allah, Ezra dan Nehemia sangat menekankan ketaatan Taurat dan perpuluhan untuk memenuhi pembangunan kembali Bait Allah.

Maleakhi hadir meluruskan sungut-sungut yang menihilkan makna ibadah. Maleakhi justru membeberkan praktek ibadah yang mereka lakukan. Sesungguhnya Tuhan itu baik dan memberikan pertimbangan hang tepat bagi orang yang takut akan dia. Ibadah itu berguna sebagai pengabdian dan ucapan syukur.

Marilah dalami beberapa hal yang diluruskan oleh Maleakhi hal Ibadah yang benar dna keputusan Allah terhadap umatNya:

*01. Sungut-sungut dan Kekecewaan Religi.*
Maleakhi hadir di tengah-tengah umat Allah yang mengalami "kekecewaan religi".  Kekecewaan religi muncul karena memahami ibadah sebagai transaksional. Mereka telah melakukan kewajiban yang ditetapkan menurut peraturan agama: beribadah, sabbath, berdoa, kurban, perpuluhan, dan kewajiban lainnya  dengan  melakukan semua ketetapan agama Tuhan akan memberikan apa yang mereka butuhkan. Namun apa yang mereka terima hidup setelah kembali ke Yerusalem mereka berjuang, dan harus bekerja keras. Kerja keras mereka nampaknya belum menunjukkan hasil karena hidup mereka belum berubah.

Bagi Maleakhi Ibadah bukanlah traksaksional: upah ibadah adalah berkat. Ibadah bukanlah melunakkan hati Tuhan. Ibadah adalah  sujud dan tunduk ke hadapan Tuhan dengan ketulusan dan keiklasan.

Sementara apa yang terjadi dengan ibadah umat Allah yang menyatakan diri telah beribadah kepada Tuhan? Di nas sebelumnya Maleaki menyuarakan:
Maleakhi 1:6-8 (TB)  Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"
Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. 

Ibadah bukanlah asal ibadah, masakan datang dengan pujian namun hatinya jauh dari Tuhan. Masakan datang berkurban namun kurban yang diberikan bercacat. Bagi Maleakhi ibadah adalah kesediaan hati berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur atas segala rahmat dan kebaikan yang dialami dengan ketulusan dan pengabdian yang murni.

*02. Tuhan sendiri mencatat seluruh sikap dan perbuatan setiap orang dalam buku peringatan.*

Hal kedua ini adalah Tuhan punya data yang akurat dan valid mengenai perilaku umat Allah.  Tuhan memperhatikan, melihat dan mencatat dalam kitab peringatan. Jadi protes mereka sangat mudah dibantahkan yang mengatakan:  kenapa kehidupan orang fasik kok bisa dianggap kebenaran, penghujat Allah disanjung  dan di puja, serta orang yang mengajarkan tidak ada gunanya beribadah diterima luas di kalangan orang yang disebut sebagai umat Allah. Ini masa gelap kehidupan religius yang dihadapi oleh nabi Maleakhi; berjuang mengembalikan kebenaran  dan kehidupan religius yang benar. Tentu itu sulit bagi nabi Maleakhi, namun hal itu harus dilakukan demi pemurnian dan mengembalikan hati umat yang dirampas ajaran yang sungguh menyesatkan.
Orang yang Takut akan Tuhan dan menghormatiNya akan diperhatikan dan menjadi milik kesayanganNya.
Maleakhi 3:16  Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."

Dengan demikian Tuhan tidak pernah membuat pertimbangan yang keliru karena semuanya jelas dan terdata bagi Tuhan.

Hal kasih Tuhan kepada umatNya adalah tetap . Tuhan setia akan janjiNya seperti seorang Bapa sayang pada anaknya demikian Tuhan sayang akan umatNya.  Tuhan telah memlersiapkan apa yang terbaik bagi anak-anaknya.
Maleakhi 3:17  Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.

*03. Butuh Kesabaran: Kebenaran akan menang*

Inilah kemenangan akhir, sehebat apapun cara dan taktik orang fasik melakukan propoganda dan mengambil hati setiap orang yang hingga menggantikan kebenaran dianggap kefasikan dan menerima kejahatan sebagai tindakan baik. Kebenaran akan menang. Hentikanlah sungut-sungut beribadah dan berbaktilah dengan baik dan tulus dihadapan Tuhan.

Iman membutuhkan kesabaran,waktunya Tuhan akan menjawab dan indah pada waktunya. Orang yang terlanjur memberkati dan menyanjung kebahagiaan orang fasik, akan tiba waktunya orang menerima keadilan Tuhan.

Bagi Maleakhi yakin bahwa Tuhan akan membuktikan kebenaran itu sendiri sehingga waktunya orang mengetahui dan membedakan mana kebenaran dan kefasikan, mana ajaran yang mendorong orang melakukan ibada yang sejati dan mana penganjur tak ada gunanya aberibadah dihadapan Allah.  Maleakhi 3:18  Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Sahabat yang baik hati! Tantangan orang percaya di masa kini tentu berbeda dengan umat Allah di jaman kita Maleakhi ini. Ada saja sungut-sungut dan sikap protes terhadap Tuhan seolah ini tak adil dan menertawakan orang-orang baik. Tetaplah setia dan beribadah, mengabdi dan berbhakti bagi Tuhan  karena itulah yang dikehendaki dari kita. Sikap demikianlah membedakan kita orang takut kepada Tuhan dan orang fasik. Jangan iri jalan orang fasik karena mereka akan menuju kebinasaan. Tetapi berbahagialah orang yang takut akan Tuhan karena akan beroleh kehidupan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Selamat Hari Minggu
Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...