Kamis, 28 Februari 2019

DIPILIH DAN DITETAPKAN UNTUK MENGHASILKAN BUAH

*DIPILIH DAN DITETAPKAN UNTUK BERBUAH*

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenhngkan firman Tuhan  sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis 01/03/2018

Yohanes 15:16 (TB)  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

John 15:16 (RSV)  You did not choose me, but I chose you and appointed you that you should go and bear fruit and that your fruit should abide; so that whatever you ask the Father in my name, he may give it to you.

Aktifitas kita sehari-hari tidak terlepas dari memilih. Lihatlah misalnya ibu-ibu pergi ke pasar pasti memilih barang belanjaan yang diasukai dari sekian banyak stok barang yang tersedia di pasar. Saat anda jalan menuju pekerja pasti memilih transportasi yang tepat anda gunakan; pilhan ada, naik mobil berjuang dengan macet, gojek, kereta dll. Seorang petani pasti memilih bibit terbaik untuk ditanam diladangnya dan berharap akan buah melimpah ketika panen. Tak heran sampai ada orang mengatakan hidup ini adalah pilihan. Baiklah itu kita terima sebagai suatu realitas bahwa manusia harus memilih apa yang tepat baginya. 

Hari ini kita diingatkan oleh firman Tuhan tentang pilihan. Yesus bersabda bahwa bukan kita yang memilih Tuhan Yesus sebagai Yuruselamat kita, tetapi Tuhan Yesus sendirilah yang memilih dan menetapkan kita ikut menerima keselamatan. Pemilihan dan penetapan Allah harus kita respon di dalam iman. Kita dipilih dan ditetapkan tentu ada pula rencana Tuhan dalam hidup ini. Karena dari sekian banyak penduduk di dunia ini mengapa kita ikut dipilih dan ditetapkan menjadi pengikut Yesus? Harus kita sadari itu adalah bahagian dari rencana Tuhan yang memilih dan menetapkan kita menjadi anak-anakNya.

Pemilihan dan penetapan Tuhan  dalam kontems nas renungan hari ini berkaitan dengan pengajaran Tuhan Yesus hal pokok anggur yang benar. Kita dipilih dan ditetapkan oleh Allah sebagai ranting pohon anggur  untuk menghasilkan buah yang baik. Berbuah berarti menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang lain. Pohon berbuah bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain.  Melalui panggilan dan penetapannya ada maksud dan rencana Allah dalam hidup kita. Kita dipanggil dan ditetapkan bukan karena hebat atau karena kualitas personal kita. Tetapi semata-mata otoritas Allah; Allah hendak memakai apa yang ada pada kita untuk melakukan kehendak Allah. Allah sendiri yang memilih kita.

Bukan kamu yang memilih Aku. Keselamatan yang kita terima bukanlah pilihan atau usaha kita tetapi merupakan pilihan dan ketetapan.  Allah memilih dan menetapkan kita menjadi umat pilihanNya di dalam diri Yesus Kristus.   Pilihan dan ketetapan itu bukan karena potensi dan keberadaan kita. Namun dalam keberadaan kita apa adanya Tuhan hendak memakai kita. Panggilan ketetapan itu diberi tugas  yaitu menghasilkan buah. Allah memberikan talent dan berbagai karunia kepada orang percaya. Buah yang dikehendaki Allah dari umat pilihannya bukankah kebutuhan sesaat atau kepentingan picisan. Tetapi hendak menghantarkan agar melalui pelayanan umat percaya setiap orang memiliki kehidupan yang kekal.

Sahabatku yang baik hati, marilah kita sadari pemilihan dan petetapan Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Kita telah ditetapkan menjadi bahagian yang mewarisi keselamatan  dan kehidupan yang kekal. Sebagai umat pilihan, Tuhan menghendaki kita menghasilkan buah yang ranum dan manis. Itu berarti dalam setiap kesempatan mari jadikan hidup ini memproduksikan hal-hal yang berguna dan membangun bagi sesama. Apapun talent dan potensi dalam diri kita ini adalah anugerah dan kesempatan. Tuhan menghendaki kita untuk mempersembahkannya menjadi kemuliaan Allah.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan  segala kebaikan.  Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak3

Rabu, 27 Februari 2019

DIKENAL DARI BUAHNYA

DIKENAL DARI BUAHNYA

Matius 12:33 (TB)  Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.

Matthew 12:33 (RSV)  "Either make the tree good, and its fruit good; or make the tree bad, and its fruit bad; for the tree is known by its fruit.

Manusia adalah apa yang dikerjakannya ungkapan ini mau menunjukkan bahwa orang akan dikenal dari perbuatan dan karyanya. Bayangkan ada satu nama yang sama, terus orang akanmengenal si anu guru, si anu tukang, si anu parkoperasi dll. Sebutan seperti itu akrab dalam dunia kita. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan nas renungan hari ini. Suatu pengajaran dari Tuhan Yesus sekaligus kritik terhadap praktek keagamaan. Sering kita mengaku beragama, tetapi hidupnya bukan dari buah penghayatan iman.  Orang beragama bukan apa yang diucapkan tetapi apa yang dilakukannya. Itulah sebabnya Yesus mengajarkan Matius 7:21 (TB)  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Pengajaran Yesus akan kebaikan dalam keagamaan sangat sederhana. Yesus mengambil contoh seperti pohon: dari buahnyalah pohon itu dikenal.  Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Tak mungkin disebut pohon baik jika sang pohon menghasilkan buah yang asam. Jawaban Yesus ini sangat mengena karena bukankah terlalu sering orang beragama larut dalam mendiskusikan formalisme agama? Larut pada perdebatan ajaran, doktrin yang hebat-hebat: paling benar dan tiada banding? Bagi Yesus sederhana: hasilkan kebaikan.

Menarik juga menyimak kritik Mahadma Gandhi di India, ketika missionaris Inggris mengajak Gandi untuk menjadi Kristen. Namun Gandi menjawab, Injil itu agung dan ajaran kasihNya tiada banding. Gandi kagum pada Injil namun tak tertarik melihat kehidupan orang yang mengikutinya jaman itu di India. Hal ini perlu dicatat: protes India terhadap Inggris adalah kolonialisasi dan eksploitasi atas penduduk lokal India. Kritik Gandi ini berlaku untuk semua agama: ajaran agama adalah mulia namun apakah penganut agama itu telah dijadikan nilai dan pengajaran agama sebagai gaya hidup?  Apakah nilai yang mulia dan ajaran yang agung itu telah menjadi dasar bagi para pengikutnya menghasilkan kebaikan? Inilah tugas kita dalam renungan di pagi ini. Dalam berbagai analisis bahwa Gandhi sendiri berjuang melawan kolonialisme Inggris melalui gerakan Ahimsa (tanpa kekerasan) adalah didasari kasih.

Dari buahnyalah pohon dikenal. Pohon baik karena buahnya manis dan baik. Demikian juga kita manusia adalah apa yang dikerjakannya. Hal ini dapat kita terima karena tidak jarang orang digelari dari pekerjaannya. Apa yang dilakukan dan apa yang diperbuat seseorang adalah produk hati. Apa yang ada dalam perbendaharaan hati manusia itulah yang keluar lewat gagasan (ide), perkataan dan perbuatan. Inilah yang disebutkan oleh Yesus: "perbendaharaan hati". Jika seseorang mengisi hatinya dengan hal-hal baik dan positip, makan perbuatannya akan menghasilkan buah-buah yang baik dan positip. Lukas 6:45 (TB)  Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Sebagai contoh sederhana: Tarohlah contoh seperti teko di rumah. Jika anda mengisi air putih kedalam teko, maka teko itu akan dapat mengisi gelas-gelas kosong dengan air putih: tak mungkin teko itu mengeluarkan kopi atau kopi susu. Jika anda mengisi kopi susu, tak mungkin teko itu mengeluarkan air putih. Teko itu netral, apa yang diisi ke dalamnya itulah yang dikeluarkannya. Demikian dengan hati manusia jika ingin menghasilkan hal-hal baik dan positip isilah hati dengan hal-hal baik dan positip.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 26 Februari 2019

ALLAH DI PIHAK KITA

ALLAH DI PIHAK KITA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Rabu, 27/02/2019

Roma 8:31b (TB) Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Romans 8:31 (RSV) If God is for us, who is against us?

Salah satu issu yang paling krusial di musim kampanye yang sedang berlangsung adalah keberpihakan.  Keberpihakan adalah sikap politik yang ditentukan oleh seseorang dalam mendukung konstestan pemilu dalam jabatan publik baik Capres/Cawapres, DRP dan DPD. Semakin banyak orang berpihak kepada satu paslon dan seseorang tentu akan menentukan kemenangannya. Tentu setiap orang yang memberi dukungan pasti memiliki alasan, disinilah kita waspada jangan sampai memberi dukungan politik hanya karena kepentingan sempit. Namun ada satu hal yang harus kita soroti dengan tajam dalam hiruk pikuk kampanye yang kita saksikan sangat miris ada klaim, mendikte dan memaksa Tuhan mmeenuhi kehendaknya yang diungkapkan dalam doa, puisi, orasi dll. Seolah manusia dapat mendikte Tuhan dalam mencapai tujuan politiknya. Ini adalah diluar kewenangan insan seorang yang beragama. Syukurlah dalam ajaran Alkitab bahwa Tuhan itu memiliki kuasa absolut atas apa keputusan dan pertimbanganNya. Manusia dihadapan Allah hanyalah pemohon yang tak layak. Itulah sebabnya Yesus mengajari kita berdoa: bukan kehendakku, tetapi kehendakMu jadilah. Tugas kita adalah mempertebal iman dan percaya.  Tuhan berpihak kepada orang percaya itu adalah keyakinan namun mendikte keberpihakan Tuhan itu sama saja dengan mencobai Tuhan Allah.

Renungan hari ini juga berbicara tentang keberpihakan, yakni keberpihakan Tuhan kepada orang percaya. Sebelum ayat renungan hari ini sebelumnya Paulus telah menguraikan bahwa orang percaya selama penantian menunggu kedatangan Yesus Kristus diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan penderitaan bahkan diibaratkan seperti penderitaan seorang ibu yang sakit bersalin. Berjuang antara hidup dan mati, namun kebahagiaan yang diraih tidak dapat dibandingkan dengan kesusahan yang dialami. Lebih dari itulah kemuliaan dan kebahagiaan orang percaya yang setia dalam penderitaan.
Roma 8:18, 22 (TB)  Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Sekalipun berat kesusahan dan penderitaan yang dialami, Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihiNya (Rom 8:24). Disini nyata keberpihakan Tuhan kepada orang percaya. Tuhan berpihak kepada orang yang dikasihiNya.  Seberat apapun itu, yakin dan percaya Tuhan menolong dan menopang kita.

Jika Tuhan berpihak kepada orang percaya dan menyertai perjalanan hidupnya siapakah lawan orang percaya? Yang pasti Iblis dan kuasa jahat tidak suka melihat orang percaya bahagia dalam hidup ini.  Itulah pelajaran yang kita terima dari kitab Ayub; Ayub diuji apakah setia kepada Tuhan ketika kehilangan segalanya? Demikian dengan peringatan dari rasul Petrus  dalam 1 Pet 5:8 (TB)  "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

Disinilah renungan hari ini menegaskan kepada kita. Kekuatan orang percaya adalah keberpihakan Tuhan memenghadapi semua tantangan dan ujian hidup. Kita percaya, Tuhan berpihak  dan menyertai orang yang dikasihiNya menghadapi semua tipu daya iblis dan semua tatangan hidup. Mari miliki iman yang tangguh dalam meraih kemenangan iman bahkan Tuhan menganugerahkan kepada kita melebihi dari seorang pemenang.

Sahabat yang baik hati! Mari jalanknhidup kni dengan penuh keyakinan Tuhan berpohak bagi orang hang percaya kepadanya dan memberikan kemenangan dalam setiap apa hang digumulinya.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 25 Februari 2019

MENGANDALKAN KUASA ALLAH

MENGANDALKAN KUASA ALLAH

Selelamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk  berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Selasa, 26/02/2019

Mazmur 60:12 (TB)  (60-14) Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.

Psalms 60:13 With God we shall do valiantly; it is he who will tread down our foes.

Terjemahan versi eletronik ayat ini ditempatkan menjadi ayat 12, namun dalam Alkitab cetakan manual Terjemahan Baru dan Batak Toba ayat 14. Hal ini disebabkan terjemahan Elektronik menempatkan ayat 1-2 digabungkan dalam Alkitab Elektronik. Dalam beberapa terjemahan bisa saja terjadi demikian karena soal terjemahan dan makna dalam bahasa terjemahan dimaksud.

Sekarang mari kita membaca nas diatas kembali, mungkin kita bertanya bagaimana kita memahami ayat Alkitab yang diangkat menjadi dasar untuk menahklukkan dan menginjak-injak musuh.  Bukankah ini mengajarkan kekerasan? Harus kita pahami bahwa Mazmur 60 adalah Doa permohonan yang meminta kemenangan Daud ketika berhadapan melawan Raja Aram-Mesopotamia. Kenyataanya doa Daud diengarkan Tuha, Daud dan Panglima tentaranya yang setia bernama Yoab memukul kalah dua belas ribu pasukan Edom di Lembah Asin (Maz 60:1-2).

Musuh dan lawan dimaksud bukanlah musuh personal raja Daud, tetapi bangsa asing yang hendak menahklukkan dan mencerai beraikan bangsa Israel. Maka demi eksistensi umat Allah, Raja Daud dan seluruh pasukannya harus melawan raja asing dengan segala kelalimannya.  Tugas raja dan pemimpin Israel adalah melindungi masyarakat dari penindasan asing dan memberi kenyamanan dan kesejahteraan umat Allah. Disinilah Daud meminta kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh Allah bahwa bersama Allah dan bala tentaranya mereka maju menghadapi dan percaya mereka mampu mengalahkan musuh karena Tuhan menyertai mereka. Daud tidak berinisiatif dari dirinya sendiri tetapi bersama Tuhan, Daud akan dapat melakukan oerbuatan-perbuatan besar. Hal ini sudah dialaminya dalam banyak kesempatan, menghadapi Goliat dan bangsa asing lainnya.

Tentu kita tidak berdoa seperti ini dijaman kini untuk karena peradaban kita kini sudah berubah. Hukum memberikan jaminan atas perlindungan setiap pribadi dari kekerasan. Hal itulah yang banyak kita gali dari Alkitab khususnya Perjanjian Baru. Yesus mengajarkan anti kekerasan. Demikian dengan Paulus mengingatkan bahwa perlawanan iman kita saat ini bukanlah untuk mengangkat senjata dan dengan pedang terhunus di tangan untuk memerangi segala kelaliman dan menebas setiap yang menghambat Pemberitaan Injil. 2 Korintus 10:4 (TB)  "karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng."

Umat Kristen harus mendahulukan kasih dan menaati perintah Tuhan Yesus, untuk tidak menggunakan pedang atau kekerasan dalam segala perlawanan iman. Sebagaimana Yesus berkata: Matius 26:52 (TB)  Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang."

Umat Kristen harus mendalami perintah Yesus yang anti kekerasan tetapi suatu gerakan moral dan penuh damai melawan segala kelaliman. Mungkin sikap semacam ini terkesan tak mungkin berjuang tanpa angkat senjata. Namun sejarah telah membuktikan bahwa Yesus mati di kayu salib adalah bukti perlawanan tanpa kekerasan.

Sahabat yang baik hati! Musuh kita saat ini adalah kuasa dan keinginan daging sehingga sulit menguasai diri sendiri. Manusia terhebat bukanlah orang yang mengalahkan berlaksa-laksa musuh, tetapi orang yang dapat mengalahkan diri sendiri, menguasai dan mengendalikan diri. Bagaimanakah ini mungkin? Seperti nas ini bersama Tuhan kita bisa melakukan perbuatan-perbuatan besar.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 24 Februari 2019

TUHAN MENCERAIBERAIKAN ORANG CONGKAK

TUHAN MENCERAI-BERAIKAN ORANG CONGKAK

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Senin 25/02/2019

Lukas 1:51 (TB)  Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Luke 1:51 (RSV)  He has shown strength with his arm, he has scattered the proud in the imagination of their hearts,

Ayat renungan di atas merupakan bahagian dari nyanyian Maria yang sering disebut dengan "Magnificat" (Magnify): Jiwaku memuliakan Tuhan. Nyanyian ini muncul setelah Maria menerima pesan Gabariel bahwa Maria mendapat kasih karunia dari Tuhan. Dia akan mengandung dan melahirkan Yesus Kristus Sang Mesias Juruselamat dunia. Sekalipun hal itu merupakan kemustahilan namun bagi Allah tak ada yang mustahil. Maria pun menjawab Gabariel dan berkata dalam Lukas 1:38 (TB): "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Jika kita perhatikan syair-syair nyanyian Maria pada ayat 46-55 akan kita temukan visi besar mengenai tugas berat Yesus sebagai Mesias Anak Allah sebagaimana dinubuatkan nabi-nabj. Yesus akan membebaskan manusia dari kekuasaan yang menindas. Kehadiran Yesus Mesias sebagai Anak Allah akan menurunkan orang-orang yang berkuasa dan akan mencerai beraikan orang yang congkak hati. Perbuatan Allah yang besar demikian akan menjadi kabar baik bagi setiap orang: yang rendahkan akan ditinggikan Tuhan. Tuhan sendiri akan melimpahkan segala kebaikan bagi orang-orang yang takut akan Dia.

Nyanyian Maria ini adalah nyanyian pengaharapan Mesianis. Mesias akan datang memberikan keadilan bagi setiap orang. Dalam sejarah Alkitab telah terbukti bahwa Tuhan itu menurunkan orang yang meninggikan diri dan  mencerai beraikan orang yang tinggi hati. Lihatlah Raja Nimrot, dengan segala kesombongannya hendak mencapai Allah dengan membangun menara Babel. Tuhan mencerai beraikannya dengan membuat mereka tidak saling mengerti.  Lihatlah Firaun, manusia setengah dewa yang menindas umat Allah di Mesir, harus kehilangan seluruh pasukan terbaiknya mengejar bangsa Israel keluar dsri Mesir. Kecongkakan hatinya membuat pasukannya tenggelam di Laut Merah. Pada akhirnya orang yang sombong seperti Firaun tidak lebih dari hanya mayat yang dibalsem alias mummi. Lihatlah manusia raksasa Goliat, jatuh ditangan Daud manusia yang dianggap kecil. Lihatlah Nebukadnezar Raja Babel, kuasanya hancur berantakan dan dia sendiri menjadi manusia yanh merumput seperti kerbau. Narasi Alkitab menjadi dokumen yang banyak mengisahkan perlawanan Tuhan terhadap orang sombong dan tinggi hati, angkuh dan pongah. Tuhan pembela dan pembebas bagi kaum tertindas.
Missi Yesus sebagaimana diberitakan oleh Injil selalu menekankan bahwa Yesus hadir dalam kesederhanaan. Sekalipun Yesus memiliki kuasa namun kuasa yang dimilikinya bukan untuk menindas tetapi kuasa pelayanan yang melayani, mengangkat dan meninggikan (magnified) manusia tertindas dan terpuruk agar lebih manusiawi.

Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini merupakan peringatan keras bagi siapa saja agar tidak menyombongkan diri.  Renungan ini merupakan kabar gembira bagi orang-orang yang rendah hati karena Yesus datang untuk meninggikan mereka. Tuhan datang memberikan keadilan bagi setiap orang. Tuhan itu akan datang memberikan pernghiburan bagi yang berduka dan pembebasan bagi orang yang tertindas.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 23 Februari 2019

IBADAAH YANG BENAR DAN KEPUTUSAN ALLAH YANG ADIL

Kotbah Minggu Sexagesima : 24 Feb 2019
Nas : Maleakhi 3:13-18

*IBADAH YANG BENAR DAN KEPUTUSAN ALLAH YANG ADIL*

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini menyentuh kehidupan beragama kita saat ini. Suatu seruan dari kitab Maleakhi untuk berdialog dan meluruskan pemahaman atas keluhan dan ketidak puasan umat Allah terhadap keputusan Tuhan. Mereka bersungut-sungut dan tidak puas atas realitas hidup yang mereka alami, orang yang Takut akan Tuhan dan rajin beribadah tidak lebih baik hidupnya dari yang tidak beribadah. Umat Allah seoalah bersungut-sungut dan mengatakan ibadah mereka sia-sia kenapa orang yang saleh dan rajin beribadah tidak mendapat imbalan yang baik, malah sebaliknya orang fasik hidup "kelimpahan". Jika demikian apakah gunanya kami beribadah? Dimana keputusan Tuhan yang adil atas orang-orang saleh dan setia melakukan kewajiban agama? Benarkah pemahaman demikian?

Inilah yang diluruskan oleh Maleakhi. Dalam bahasa Ibrani "maleakhi" berarti "utusan Tuhan", menurut para ahli Maleakhi bukanlah sebutan nama namun merupakan sebutan yang mengatas namakan "utusan Tuhan" . Jika kita baca isinya buku yang ditulisikan yang mengaku sebagai utusan Tuhan (1:1) untuk meluruskan kekecewaan religi yang terjadi. Kitab ini diperkirakan muncul setelah pembangunan kembali Bait Allah yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia setelah pembuangan. Sebagaimana kita tahu ketika pembangunan Bait Allah, Ezra dan Nehemia sangat menekankan ketaatan Taurat dan perpuluhan untuk memenuhi pembangunan kembali Bait Allah.

Maleakhi hadir meluruskan sungut-sungut yang menihilkan makna ibadah. Maleakhi justru membeberkan praktek ibadah yang mereka lakukan. Sesungguhnya Tuhan itu baik dan memberikan pertimbangan hang tepat bagi orang yang takut akan dia. Ibadah itu berguna sebagai pengabdian dan ucapan syukur.

Marilah dalami beberapa hal yang diluruskan oleh Maleakhi hal Ibadah yang benar dna keputusan Allah terhadap umatNya:

*01. Sungut-sungut dan Kekecewaan Religi.*
Maleakhi hadir di tengah-tengah umat Allah yang mengalami "kekecewaan religi".  Kekecewaan religi muncul karena memahami ibadah sebagai transaksional. Mereka telah melakukan kewajiban yang ditetapkan menurut peraturan agama: beribadah, sabbath, berdoa, kurban, perpuluhan, dan kewajiban lainnya  dengan  melakukan semua ketetapan agama Tuhan akan memberikan apa yang mereka butuhkan. Namun apa yang mereka terima hidup setelah kembali ke Yerusalem mereka berjuang, dan harus bekerja keras. Kerja keras mereka nampaknya belum menunjukkan hasil karena hidup mereka belum berubah.

Bagi Maleakhi Ibadah bukanlah traksaksional: upah ibadah adalah berkat. Ibadah bukanlah melunakkan hati Tuhan. Ibadah adalah  sujud dan tunduk ke hadapan Tuhan dengan ketulusan dan keiklasan.

Sementara apa yang terjadi dengan ibadah umat Allah yang menyatakan diri telah beribadah kepada Tuhan? Di nas sebelumnya Maleaki menyuarakan:
Maleakhi 1:6-8 (TB)  Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"
Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. 

Ibadah bukanlah asal ibadah, masakan datang dengan pujian namun hatinya jauh dari Tuhan. Masakan datang berkurban namun kurban yang diberikan bercacat. Bagi Maleakhi ibadah adalah kesediaan hati berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur atas segala rahmat dan kebaikan yang dialami dengan ketulusan dan pengabdian yang murni.

*02. Tuhan sendiri mencatat seluruh sikap dan perbuatan setiap orang dalam buku peringatan.*

Hal kedua ini adalah Tuhan punya data yang akurat dan valid mengenai perilaku umat Allah.  Tuhan memperhatikan, melihat dan mencatat dalam kitab peringatan. Jadi protes mereka sangat mudah dibantahkan yang mengatakan:  kenapa kehidupan orang fasik kok bisa dianggap kebenaran, penghujat Allah disanjung  dan di puja, serta orang yang mengajarkan tidak ada gunanya beribadah diterima luas di kalangan orang yang disebut sebagai umat Allah. Ini masa gelap kehidupan religius yang dihadapi oleh nabi Maleakhi; berjuang mengembalikan kebenaran  dan kehidupan religius yang benar. Tentu itu sulit bagi nabi Maleakhi, namun hal itu harus dilakukan demi pemurnian dan mengembalikan hati umat yang dirampas ajaran yang sungguh menyesatkan.
Orang yang Takut akan Tuhan dan menghormatiNya akan diperhatikan dan menjadi milik kesayanganNya.
Maleakhi 3:16  Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."

Dengan demikian Tuhan tidak pernah membuat pertimbangan yang keliru karena semuanya jelas dan terdata bagi Tuhan.

Hal kasih Tuhan kepada umatNya adalah tetap . Tuhan setia akan janjiNya seperti seorang Bapa sayang pada anaknya demikian Tuhan sayang akan umatNya.  Tuhan telah memlersiapkan apa yang terbaik bagi anak-anaknya.
Maleakhi 3:17  Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.

*03. Butuh Kesabaran: Kebenaran akan menang*

Inilah kemenangan akhir, sehebat apapun cara dan taktik orang fasik melakukan propoganda dan mengambil hati setiap orang yang hingga menggantikan kebenaran dianggap kefasikan dan menerima kejahatan sebagai tindakan baik. Kebenaran akan menang. Hentikanlah sungut-sungut beribadah dan berbaktilah dengan baik dan tulus dihadapan Tuhan.

Iman membutuhkan kesabaran,waktunya Tuhan akan menjawab dan indah pada waktunya. Orang yang terlanjur memberkati dan menyanjung kebahagiaan orang fasik, akan tiba waktunya orang menerima keadilan Tuhan.

Bagi Maleakhi yakin bahwa Tuhan akan membuktikan kebenaran itu sendiri sehingga waktunya orang mengetahui dan membedakan mana kebenaran dan kefasikan, mana ajaran yang mendorong orang melakukan ibada yang sejati dan mana penganjur tak ada gunanya aberibadah dihadapan Allah.  Maleakhi 3:18  Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Sahabat yang baik hati! Tantangan orang percaya di masa kini tentu berbeda dengan umat Allah di jaman kita Maleakhi ini. Ada saja sungut-sungut dan sikap protes terhadap Tuhan seolah ini tak adil dan menertawakan orang-orang baik. Tetaplah setia dan beribadah, mengabdi dan berbhakti bagi Tuhan  karena itulah yang dikehendaki dari kita. Sikap demikianlah membedakan kita orang takut kepada Tuhan dan orang fasik. Jangan iri jalan orang fasik karena mereka akan menuju kebinasaan. Tetapi berbahagialah orang yang takut akan Tuhan karena akan beroleh kehidupan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Selamat Hari Minggu
Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 22 Februari 2019

CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH

CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Sabtu, 23/02/2019

Matius 6:33 (TB)  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Matthew 6:33 (RSV)  But seek first his kingdom and his righteousness, and all these things shall be yours as well.

Matius 6:33 merupakan salah satu ayat yang sangat populer dikalangan Kristen. Jika dibuat semacam survey ayat ini merupakan ayat yang hampir rata-rata diketahui oleh orang Kristen. Nas ini pendek dan mudah dihapal, bernas, peringatan yang sejuk mencari Tuhan dan berisi janji.

Sesungguhnya nas ini merupakan kesimpulan atas penjelasan Yesus menjawab kekuatiran para murid dan setiap orang. Siapapun kita pasti memiliki kekuatiran: kuatir akan keberlangsungan hidupnya, kuatir akan kenyamanan hidupnya dan kuatir akan masa depannya dan segala kemungkinan yang akan menimpa hidup ini. Jika kita sama-sama memiliki kekuatiran, apa yang membedakan murid-murid Tuhan Yesus yang mengenal Allah dengan orang yang tidak percaya mengelola dan menjawab kekuatiran itu. Disinilah Yesus memberikan pegangan yang sangat berharga.  Yesus mengatakan kita harus berbeda sebagaimana disebutkan Matius 6:32 (TB)  Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Yesus menjelaskan beda orang yang mengenal Allah menjawab kekuatiran. Bangsa-bangsa mengelola dan menjawab kekuatirannya dengan terlebih dahulu mencari kebutuhan dan memenuhi keinginan: apa yang mereka makan, sandang dan papan yang tersedia serta kebutuhan lainnya. Pertanyaan selanjutnya jika itu sudah tersedia apakah sudah selesai kekuatirannya? Tidak ada batasan kebutuhan dan keinginan manusia dari keinginan daging yang melekat pada diri manusia. Tercapai yang satu, kebutuhannya akan meningkat dan seterusnya.  Maka disinilah Yesus memberikan pengajaran untuk mengutamakan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Inilah mendasari kita untuk berpikir dan menilai apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan kita. Anak-anak Tuhan akan memakai persfektif Kerajaan Allah untuk mencari dan memenuhi kekuatiran dalam hidup.

Harus diingatkan, Matius 6:33 ini bukanlah rumus Alkitabiah untuk mencapai hidup yang berkelimpahan sebagaimana dikembangkan oleh teologi sukses (kemakmuran). Mencari Tuhan untuk mendapatkan kelimpahan hidup. Jika demikian bisa saja nanti orang akan kecewa, karena bisa saja terjadi orang yang telah dekat kepada Tuhan, memberikan kewajiban agama, memberikan perpuluhan dan mengabdikan diri namun hidupnya dirundung masalah, kerugian, gagal dan pasang surut kehidupan ini? Bisa-bisa kita jadi menghukum diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri. Mengapa hidup saya begini padahal saya sudah melakukan ini dan itu seturut kehendak Tuhan.

Pesan Yesus yang menegaskan kepada kita:  Carilah dahulu Kerajaan Allah serta kebenarannya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu. Ini adalah perintah Tuhan Yesus untuk mengutamakan Kerajaan Allah itu yang utama suatu kepastian hidup di dalam keselamatan dan dari perfektif Kerajaan Allah kita memandang kehidupan ini.

Nas ini bukan pula anti kemakmuran, namun mengaskan kemakmuran dan kesejahteraan hidup adalah anugerah Tuhan yang memberkati pekerjaan kita.  Oleh karena itu bekerjalah dan lakukan yang terbaik menurut kehendak Allah. Selanjutnya urusan Tuhan yang akan memberkati apa yang kita kerjakan.

Sahabat yang baik hati! Mendahulukan Kerajaan Allah dalam hidup ini mengingatkan kita akan makna kehidupan. Hidup ini adalah anugerah yang Tuhan berikan bagi kita. Maka  jangan kuatir tentang apapun juga, tetapi jalanilah seturut dengan kehendakNya. Mari temukan kehendak Allah dalam susah dan senang atau kekurangan dan kelebihan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Kamis, 21 Februari 2019

TAK AKAN DITINGGALKAN ORANG YANG MENCARI TUHAN

TAK AKAN DITINGGALKAN ORANG YANG MENCARI TUHAN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Jumat, 22/02/2019

Mazmur 9:10 (TB) Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.

Psalms 9:11 (RSV)  And those who know thy name put their trust in thee, for thou, O LORD, hast not forsaken those who seek thee.

"Tak kenal maka tak sayang" demikian ungkapan orang Melayu, semboyan ini membuat seseorang harus memperkenalkan diri agar dikenal orang lain. Itu berarti ada perjumpaan, ada komunikasi dan interaksi sosial yang baik hingga ikatan emosional sebagai teman yang dikenal. Kenalan yang baik menjadi sahabat di dalamnya akan saling memperhatikan, saling peduli dan tumbuh kasih sayang. Persahabatan yang baik tak akan melakukan kesan buruk bagi sahabatnya seperti: dikecewakan, dihianati atau ditinggal sahabat kita. Tetapi orang yang kita kenal baik akan menjadi sahabat yang setia seperti kata Amsal 17:17 (TB)  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Jika dalam pergaulan sehari seseorang yang kita kenal baik akan menjadi sahabat yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran, maka lebih dari itulah Tuhan bagi orang percaya. Bagi pemazmur, Tuhan itu tak akan membiarkan orang percaya dalam kesusahan, tak mungkin ditinggalkan sendirian menghadapi permasalahan dan pergumulannya tanpa ada jawaban. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang-orang yang dikenal dan dikasihiNya tenggelam oleh masalah yang dihadapinya.

Tuhan itu berkenan mendengarkan orang yang berseru kepadaNya. Tuhan berkenan dijumpai, bahkan mengundang setiap orang agar datang kepadaNya dan berkenan memberikan kehidupan. Amos 5:4 (TB)  Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Pada Tuhan ada hidup, padaNya tersedia segala apa yang kita butuhkan dalam hidup ini.

Kenapa orang tidak datang kepada Tuhan dalam kesesakannya? Kuncinya adalah tidak percaya dan tidak mengenal Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan akan percaya kepadaNya. Pengenalan terhadap Tuhan sangat penting, Allah bukanlah semata-mata pemberi apa yang kita butuhkan, tetapi segalanya dalam hidup kita. Dialah Tuhan yang mencipta, memelihara dan memberikan apa yang kita  butuhkan. Tuhan menjaga dan melindungi dari setiap bahaya yang mengancam. Tuhan menyelamatkan hingga menghantarkan kita kepada kehidupan yang kekal.

Sahabat yang baik hati! Mengenal Tuhan dan mencariNya adalah dua kata kunci yang penting kita ingat dalam hidup ini. Dengan mengenal Tuhan, kita percaya padaNya. Tuhan itu baik, panjang sabar dan penuh  belas kasihan. Tak akan pernah meninggalkan orang yang mencariNya dan tak akan pernah mengecewakan orang-orang yang dikasihiNya. Tuhan senantiasa menolong, dan pertolongannya tidak pernah terlambat. Sebaliknya mungkin kita yang sering melupakan dan mengecewakan Tuhan dalam hidup ini.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 20 Februari 2019

TUHAN GUNUNG BATU YANG KEKAL

TUHAN GUNUNG BATU YANG KEKAL

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 26/02/2018

Yesaya 26:4 (TB)  Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.

Isaiah 26:4 (RSV)  Trust in the LORD for ever, for the LORD GOD is an everlasting rock.

Gunung batu adalah suatu ungkapan yang sering muncul dalam Alkitab, khususnya Mazmur beberapa kali menyebut Tuhan gunung batu. Ungkapan ini berisi tentang keyakinan bahwa Tuhan adalah tempat pelindungan dan benteng yang paling kuat. Hal ini pula yang diungkapkan oleh nabi Yesaya meneguhkan raja Yehuda dan rakyat yang mengalami kepanikan menghadapi tekanan asing. Kala itu Babelonia bangkit ingin menakhlukan Yehuda, apakah pertahanan dan perlindungan menghadapi tekanan ini?

Memang dalam keadaan panik atau di bawah tekanan orang biasanya sangat labil dalam mengambil keputusan. Seorang yang bijak jika melihat seseorang panik dan kebingunan akan terlebih dahulu menenangkan pikiran, kemudian mengurai apa permasalahannya serta mencari solusi apa yang perlu ditawarkan untuk diputuskan.  Nabi Yesaya (proto Yesaya) di tengah-tengah bangsa berusaha meyakinkan Yehuda dalam menghadapi tekanan negara adikuasa Babelonia. Sebelumnya Assyur telah menahlukkan Israel Utara Thn 722 SM, maka jika tidak diantisipasi nasib Yehuda akan sama dengan Samaria. Babelonia berapiapi hendak menaklukkan bangsa-bangsa sekitarnya. Sementara Mesir juga tampil sebagai ancaman bagi Yehuda. Itulah sebabnya Yesaya menyebutkan 2 negara i i dalam Pasal 27:12-13. Ada ide akan adanya koalisi Assyur dan Mesir untuk menghempang kekuatan asing Babelonia.

Yesaya tampil menentang pikiran yang hendak berkoalisi dengan negara asing untuk menyelamatkan umat Allah dari tekanan Assyur dan Babelonia. Yesaya tampil menyampaikan mazmur indah bahwa Tuhanlah membuka gerbang kota, Tuhan sendiri menjagai kota dengan damai (Baca Yes 26:1-3). Karena itu percayalah kepada Tuhan karena Dialah Gunung Batu Yang Kekal. Umat Allah hanya dapat diselamatkan di dalam nama Tuhan. Kota Yerusalem tak dapat dilindungi oleh bangsa asing, tetapi oleh Allah sendiri. TUHAN Allah adalah gunung batu yang kekal.

Tuhan Allah adalah Gunung Batu, menyakinkan umat agar percaya kepada Tuhan. Dalam  nyanyian-nyanyian mazmur dalam PL sebutan ini sering diperdengarkan. Gunung Batu artinya tempat perlindungan, tempat bernaung dan gunung batu adalah dasar yang kuat untuk berpijak. Makna ini semua menunjukkan kepada keselamatan.  Dengan sebuatan ini Yesaya menekankan bahwa Tuhan Allah adalah perlindungan, tempat bernaung dan dasar berpijak yang kekal dari umat Allah. Dalam PB, Yesus mengajarkan  bahwa orang bijak adalah orang yang membangun rumah diatas batu karang. Mereka itu orang mendengarkan dan melakukan firman (Mat 7:24).

Sahabat yang baik hati!  Renungan di pagi ini menyakinkan kita kepada suatu keyakinan bahwa Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal, Tuhan adalah sumber keselamatan yang abadi. Dalam segala keadaan kita harus percaya kepada Tuhan, Dialah satu-satunya tempat perlindungan, tempat bernaung dan dasar iman yang kokoh bagi kita bukan hanya sesaat atau ketika saat bergumul. Tetapi percayalah kepadaNya senantiasa karena Dialah tempat perlindungan kita yang kekal.

Sahabatku, Tuhan  memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dan kasih karunia dalam hidup saudara.  Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 19 Februari 2019

TAK HAUS SELAMA-LAMANYA

TAK HAUS SELAMA-LAMANYA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Rabu, 20/02/2019

Yohanes 4:14 (TB)  tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

John 4:14 (RSV)  but whoever drinks of the water that I shall give him will never thirst; the water that I shall give him will become in him a spring of water welling up to eternal life."

Air merupakan salah satu sumber kebutuhan utama umat manusia. Jika kita baca buku-buku sejarah peradaban, umat manusia tidak terlepas dengan cerita hubungan manusia dengan sumber air atau sungai. Kisah penciptaan dalam Alkitab, menyebutkan ada sungai yang mengalir di Taman Eden: sungai Pison, Gihon, Tigris dan Eufrat (Kej 2:10-14). Peradaban Mesir dengan cerita sungai sungai Nil. Masyarakat Eropa dengan sungai Rhein, India memuji sungai Gangga, China terkenal dengan sungai Kuning. Sejarah peradaban umat manusia tidak terlepas dari sungai bahkan air. Air tak dapat dipisahkan dari kehidupan dan air adalah kehidupan itu sendiri. Menurut para ahli unsur dalam rubuh manusia mencapai 60-80 persen terdiri dari unsur air (anak-anak80%, dewasa 60%). Jadi jika berat badan anda 50 kg, itu sama dengan 35-40 kg terdiri dari unsur air.

Semua kita menyadari hal ini bahwa air merupakan sumber kehidupan yang vital bagi kehidupan manusia. Di jaman modern sekarang pun, salah satu indikator negara maju dan makmur adalah tersedianya sarana air bersih bagi kebutuhan sehari-hari dan ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan lainnya. Vital dan urgensinya air dalam kehidupan manusia ini salah satu yang diangkat oleh Injil Yohanes bahwa Yesus adalah air kehidupan.

Pernyataan ini muncul ketika Yesus berdialog dengan perempuan Samaria. Kala itu Yesus berjalan jauh dengan murid-murid. Tiba waktunya siang dan mereka beristirahat di dekat sumur Jakub. Yesus menjumpai seorang perempuan Samaria yang sedang menimba air. Yesus meminta: "berilah aku minum!". (Yoh 4:7). Percakapanpun menjadi panjang dan  diskusi yang menarik membuat suatu pencerahan kepada perempuan Samaria tersebut. Membuat peremouan Samaria bertibat dan mengenal Yeaua sumber air hidup. Pikiran mereka selama ini sumur Jakub milik leluhur menjadi sumber air yang memberikan kehidupan bagi mereka namun air hidup itu adalah: Yesus Kristus. Semua Yesus meminta air pada perempuan Samaria namun setelah mengenal Yesus justru perempaun Samaria justru memohon: Yohanes 4:15 (TB)  Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Yesus adalah air hidup, merupakan kebenaran yang mutlak kita imani. Di dalam Yesus kita menemukan kebenaran dan kehidupan. Bukan air biasa sebagaimana kita butuhkan sehari-hari, ketika kita minum dan kita haus lagi. Yesus adalah air kehidupan yang kekal, yang menerima air hidup tidak akan haus lagi selama-lamanya. Inilah yang harus percayai di dalam Yesus Kristus.  Orang yang percaya dan menerima air kehidupan, hidupnya akan diberkati menjadi sumber aliran-aliran air hidup bagi orang lain. Barang siapa yang percaya kepada Yesus akan mengalir aliran-aliran air hidup  (Yohanes 7:38).

Sahabat yang baik hati! Salah satu ucapan Yesus di kayu salib dalam versi Injil Yohanes: "Aku haus" (Yoh 29:28) Seruan ini bukanlah semata-mata Yesus yang haus air, tetapi justru kehausan dunia ini yang dipenuhi oleh Yesus Kristus di dalam dirinya sendiri. Wahyu 21:6 (TB)  Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan sagala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 18 Februari 2019

JADIKANLAH ANGGOTA TUBUH SEBAGAI ALAT PELAYANAN KRISTUS

JADIKAN ANGGOTA TUBUH SEBAGAI ALAT PELAYANAN KRISTUS

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Selasa, 19/02/2019

Roma 6:13b (TB)  tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Romans 6:13b (RSV) but yield yourselves to God as men who have been brought from death to life, and your members to God as instruments of righteousness.

Dalam dunia kita sekarang ini di zaman industri 4.0, jari-jari merupakan anggota tubuh yang sangat penting mengklik, mengetik dan memforward berita. Kala jari kita mengetik kebencian dan ikut forward berita hoax kita telah menjadi alat kebencian. Namun jika jari-jari mengetik status yang memotivasi dan menyemangati kita telah menjadi alat kebaikan dalam dunia medsos. Maka mari kita pikirkan bersama, jari yang menempel di hp ini setiap saat cenderung kemana, apakah alat kebaikan atau alat keburukan?

Ajakan diatas sejalan dengan renungan hari ini: jadikanlah anggota tubuhmu menjadi alat kebenaran. Ini adalah suatu keharusan karena kita adalah miliki Kristus. Paulus mengajak jemaat Rom memahami tubuh sebagai milik Kristus, karena kita telah ditebus oleh Kristus. Agar mudah dipahami, Paulus memakai analogi dalam dunia perbudakan.  Seorang hamba tidak merdeka, tetapi dia terikat dengan perintah tuannya. Maka hamba itu adalah pekerja atau alat tuannya dan tergantung sepenuhnya dengan tuannya. Jahat baiknya hamba akan diperintah oleh tuannya. Jika seseorang menebus hamba, maka dia merdeka dari seorang tuan dan menghambakan diri kepada tuan yang menebusnya.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia diperhamba oleh dosa. Manusia, tahluk dan tunduk kepada kuasa dosa. Namun Kristus telah menebus kita dari hamba dosa melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Kristus manusia lama telah turut disalibkan bersama kematian Kristus di kayu salib dan dibaptiskan bersama kebangkitan Kristus. Jadi penebusan Kristus menjadikan kita hamba Kristus.

Dengan penebusan Kristus kita menjadi hamba Kristus maka seluruh anggota tubuh kita harus diabdikan untuk kepentingan Kristus. Paulus menyebutkan disini sebagai senjata kebenaran Kristus. Biasanya senjata digunakan oleh seorang prajurit menghadapi musuh. Musuh orang percaya adalah kuasa iblis yang terus memperdaya kita agar tetap melakukan dosa. Dosa oleh mata, mulut, pikirkan, tangan dan kaki dan anggota tubuh lainnya. Hal inilah yang disadarkan oleh Paulus kepada jemaat Kristen di Roma jangan lagi mau diperhamba dosa.  Semua harus menjaga jangan sampai anggota tubuh sebagai alat dosa tetapi sebagai alat Kristus.

Peringatan ini penting karena ada pemahaman yang dikotomis, tubuh ini adalah fana dan kita masih di dunia ini maka wajar saja kita melakukan dosa. Pandangan seperti inilah yang diperingatkan. Sekali milik Kristus maka seluruh anggota tubuh kita harus menjadi alat Kristus. Itulah sebabnya Paulus menyampaikan dalam Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Sahabat yang baik hati! Mari kita periksa anggota tubuh kita masing-masing dari kepala hingga ujung kaki, bagaimana penggunaannya selama ini apakah alat kebenaran Kristus? Mata, kaki, tangan, mulut dan seluruh indra kita mungkin telah banyak diperalat dosa. Kita kuasa untuk menguasai diri untuk dapat kita abdikan sebagai alat pelayanan bagi Kristus. Saat ini kita diingatkan, Kristus hendak memakai tubuh kita sepenuhnya untuk memancarkan kemuliaan  Kristus. Di luar kepentingan Kristus itu namanya mall function, penggunaan yang tidak tepat.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 17 Februari 2019

TUHAN MENJAGA NYAWAKU

*TUHAN MENJAGA NYAWAKU*

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Senin, 18/02/2019

Ayub 10:12 (TB)  Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.

Job 10:12 (RSV)  Thou hast granted me life and steadfast love; and thy care has preserved my spirit.

Jika kita baca Ayub 1:10-13, penulis kita Ayub hendak menjawab asumsi  bahwa orang setia kepada Tuhan, karena Tuhan mamagari hidup orang saleh, memberkati mereka dengan kebahagiaan dan apa yang dikerjakannya berhasil. Jadi mereka setia karena mendapatkan yang baik dan manis dari Tuhan. Coba hal itu tiada apakah orang saleh akan tetap setia kepada Tuhan? Hipotesa inilah yang mau dibuktikan oleh penulis kita Ayub bahwa orang setia kepada Tuhan bukan karena diberkati dan memperoleh berbagai hal baik dari Tuhan.

Tokoh Ayub hadir sebagai orang  percaya kepada Tuhan dan teruji di dalam segala keadaan: susah dan duka, untung dan malang atau dalam manis dan pahit.  Dia setia kepada Tuhan bukan karena telah menerima berbagai berkat dan kebaikan dari Tuhan tetapi dalam segala keadaan dia tetap setia. Sekalipun harus kehilangan segala apa yang dimiliki dia tetap setia. Sekalipun dia harus menderita sakit dan tubuhnya meleleh, dia tetap setia kepada Tuhan dan sekalipun sahabat dan kerabatnya telah menyalahkan dan meninggalkan Ayub, namun tetap setia kepada Tuhan. Lihatlah jawaban Ayub setelah kehilangan segala yang dia Punta dalam sekejab, Ayub menjawab: Ayub 1:21 (TB)  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Kesetiaan orang percaya terletak pada keyakinan dan iman yang terpatri di dalam hati. Rahasia dibalik kesetiaan Ayub adalah terletak pada iman. Di dalam iman ada suatu kepastian, yaitu kepastian pemeliharaan Tuhan. Harta benda, ternak, ladang dan segala miliknya adalah pemberian Tuhan, jika itu diambil Tuhan akan dapat memberikan itu berlipat kali. Selagi ada nyawa, selagi bisa bernafas itu suatu bukti pemeliharaan Tuhan.

Ayub sadar semua kesusahan yang dialaminya bukanlah kesalahannya, namun dia juga tidak menyalahkah Tuhan dalam deritanya. Ayub memasuki perenungan yang mendalam akan hikmat Tuhan di balik semua derita. Dia tetap setia dalam kesusahan yang dialaminya karena percaya Tuhan tetap menjaga nyawanya. Sehebat apapun cobaan yang dialami layak akan mengubah keyakinannya terhadap pemeliharaan Tuhan.

Sahabat yang baik hati, pengalaman Ayub menjadi contoh bagi kita. Kesetiaan kita kepada Tuhan tidak boleh ditentukan dengan apa yang kita terima dari Tuhan. Hal utama adalah percayalah kepada pemeliharaan Tuhan atas hidup kita. Apapun yang terjadi dan keadaan apapun yang menimpa kita percayalah pemeliharaanNya. PertolonganNya tak pernah terlambat. Jangan takut kehilangan karena Tuhan mampu memberi melebihi apa yang kita pikirkan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup  saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 16 Februari 2019

PEMBERITAAN TENTANG SALIB KEKUATAN DAN HIKMAT ALLAH

Kotbah Minggu Septuagesima, 17 Feb 2019
Nas: 1 Korint 1: 18-25

*PEMBERITAAN TENTANG SALIB KEKUATAN DAN HIKMAT ALLAH*

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pemberitaan tentang salib adalah keharusan dan kebanggaan bagi orang percaya. Di dalam salib kita mengingat pengorbanan Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Bagaimana seseorang mau menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain. Pemberitaan tentang salib mendapat respon yang berbeda-beda:

*01. Yunani: mencari hikmat dunia*
Bagi kalangan Yunani salib adalah kebodohan, bagaimana seseorang mau rela mati demi orang lain? Kaum Yunani adalah tipe orang yang mengagungkan pengetahuan. Telah banyak lahir pemikir-pemikir besar dari kalangan Yunani. Bukan hanya ahli filsafat, tetapi memang mereka ahli berpidato meyampaikan gagasan yang dapat diterima akal. Pintar menyampaikan ide yang mempesona dan mempengaruhi orang banyak. Maka bagi mereka dari ilmu pengetahuan sungguh tak masuk akal salib sebagai jalan keselamatan. Itu merupakan suatu kebodohan. Bagaimana mungkin orang memperoleh keselamatan dari seseorang yang tidak dapat menyelamatkan diri dari kayu salib. Maka bodohlah orang yang mempercayai hal semacam itu.

Paulus memberikan pemikiran yang sangat menarik juga yang cerdas, pikiran manusia tak akan mampu menangkap rancangan Allah dari logika, tetapi harus dilandaskan pada iman.
 1 Korintus 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.

*2. Yahudi: salib batu sandungan*
Kaum Yahudi merupakan salah satu penganut agama yang tegolong paling taat di antara penganut agama-agama di dunia. Bagi mereka pemberitaan salib itu adalah suatu batu sandungan. Sebagai mana kita ketahui bahwa orang Yahudi telah lama menantikan Mesias sebagaimana dijanjikan sejak Perjanjian Lama. Mesias adalah Anak Allah yang membebaskan bangsa Israel dari tirani bangsa asing, memiliki kuasa dan raja adil dan perkasa dalam peperangan.  Sejak Yesus hadir di tengah-tengah Yahudi, mereka terus cari tanda untuk membuktikan apakah Yesus itu Mesias atau bukan. Yohanes  Pembabtis sendiri masih ragu, sampai mengutus muridnya untuk menanyakannya. Lukas 7:19 (TB)  ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?"

Dari berbagai pelayanan yang dilakukan Yesus: mengajar, berkotbah dan menyembuhkan, sebenarnya mereka takjub dan mengakui tidak ada orang yang melakukan hal sebesar seperti itu kalau tidak dari kuasa Allah. Tetapi kematian di kayu salib adalah batu sandungan, suatu keputusan mahkamah agama atas pelanggaran seseorang.

Konsep Mesias yang mereka nantikan adalah raja yang perkasa yang membebaskan umatNya dari tirani kekuasaan. Maka tak mungkin itu dari seorang yang disalibkan. Bagi seorang Yahudi, salib adalah batu sandungan sebagaimana tertulis dalam Ulangan 21:22, "Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang,

*3. Orang Percaya: salib kekuatan dan hikmat Allah*
Bagi Paulus menalar pikiran Allah dari perfektif manusia memang adalah kebodohan 1 Korintus 1:18 (TB)  Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Tetapi bagi orang percaya pemberitaan tentang salib adalah hikmat dan kekuatan Allah. Paulus meyingkapkan hikmat dibalik peristiwa salib. Peristiwa salib adalah pemenuhan kasih Allah; memulihkan hubungan manusia dengan Allah (hubungan vertikal). Salib memulihkan hubungan manusia dengan sesamanya (hubungan horisontal). Dengan demikian benar ajaran Yesus tentang kasih. Matius 22:39-40 (TB)  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Pemberitaan tentang salib adalah hikmat dan kekuatan Allah. Dari mana kita mengukur suatu kekuatan? Umumnya kekuatan diukur dari kemampuan mengalahkan musuh. Seperti seorang pahlawan yang heroik,  semakin banyak musuh yang dikalahkan semakin kuatlah seseorang. Namun pertanyaan siapakah lawan terkuat yang dihadapi manusia? Lawan terbesar manusia bukanlah musuh tetapi mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan diri sendiri adalah pengorbanan.  Inilah kekuatan Allah yang ditunjukkan di salib sebagai pengorbanan. Bagi Paulus, salib itu kuat menegur setiap orang untuk melihat diri sendiri, mengoreksi diri dan bertobat dari sikap yang selama ini mengorbankan orang lain. Saat ini memulai dengan perubahan dari dalam diri sendiri.  Kekuatan terbesar dalam diri seseorang adalah kemampuan mengalahkan diri sendiri. Itulah pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di kayu salib.

Sahabat yang baik hati! Kotbah ini mengingatkan kita akan keberadaan orang percaya memaknai salib di masa kini. Salib bisa juga kita pahami sebagai tragedi kemanusiaan. Yesus yang tidak bersalah dalam hal apapun sebagaimana tuntutan orang banyak namun hukuman salib harus dijatuhkan kepada Yesus. Dalam kekuasaan dunia suara kebencian yang deras yang berseru: "salibkan Dia!",  "salibkan Dia!" lebih berkuasa dari kebenaran.  Ini adalah kekerasan. Dengan peristiwa salib dunia (Yahudi dan Yunani) memahami bahwa mereka telah membungkam dan menghentikan Yesus, tetapi justru Allah mewujudkan keselamatan lewat peristiwa salib.

Tentang sikap Yunani, di jaman kini tak mungkin kita anti sains.  Kita yakin bahwa ilmu yang tinggi sangat berguna membantu manusia membangun kehidupan ini. Namun ilmu dan hikmat janganlah dipergunakan untuk meninggikan diri apalagi merendahkan martabat orang lain karena telah mengganggap diri pintar dan alangkah bodohnya orang lain.  Ilmu bukanlah untuk merendahkan martabat manusia tetapi ilmu yang berhikmat akan menuntun orang lebih mengenal jalan pikiran Allah yang menyelamatkan dan membangun kehidupan umat manusia.
Yahudi adalah orang saleh, oleh karena kesalehan mereka mencari tanda.  Orang percaya juga dituntut untuk menambahkan kesalehan pada iman kita (Baca 2 Pet 1:6). Namun kesalehan pribadi bukanlah mau menyombongkan diri. Kesalehan demikian akan dekat dengan kemunafikan. Kesalehan dimaksud adalah meningkatkan spiritualitas yang baik dengan menempa diri rendah hati dihadapan Allah dan sesama manusia.

Dalam mempersiapkan diri memasuki minggu-minggu mengenang sengsara dan penderitaan Yesus disemangati dari teologi salib. Mari memikul salib  dengan sikap lebih berhikmat, taat memikul salib dalam pengorbanan, kasih dan kerendahan hati!

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 15 Februari 2019

KESELAMATAN HANYA DI DALAM YESUS KRISTUS

KESELAMATAN HANYA DI DALAM NAMA YESUS KRISTUS

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Sabtu, 16/02/2019

Kisah Para Rasul 4:12 (TB)  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Acts 4:12 (RSV)  And there is salvation in no one else, for there is no other name under heaven given among men by which we must be saved."

Ajaran "no other name" ibarat harta yang terpendam dan mutiara yang berharga di berbagai ajaran yang menawarkan jalan keselamatan.  Tidak ada nama lain yan diberikan kepada manusia yang olehnya kita selamat. Dalam pandangan kekristenan ajaran ini merupakan hal mendasar yang membedakan keyakinan keristenndengan keyakinan lain di dunia ini. Dalam perfektif kekristenan: Yesus Kristus adalah finalitas ajaran keselamatan. Ajaran yang memberikan kepastian akan ajaran keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus.

Kita bersyukur mengenal ajaran Alkitab karena kita menemukan suatu rahasia keselamatan. Yesus Kristus adalah Anak Allah, yang datang ke dunia ini; disalibkan mati dan dikuburkan namun dibangkitkan oleh Allah. Kebangkitannya menebus manusia dari dosa dan maut. Pemberitaan tentang kematian dan kebangkitan Kristus terus diberitakan oleh murid-murid. Mereka tidak takut terhadap siapapun baik oleh mahkamah agama atau oleh penguasa, tekanan yang ringan hingga ancaman martyr mereka tetap berdiri kokoh dalam ajaran keselamatan hanya di dalam nama Yesus Kristus.

Kesaksian ini disampaikan oleh Rasul Petrus dan Yohanes dihadapan Mahkamah agama Yahudi. Petrus dan Yohanes dipenuhi Roh Kudus. Ini penting hanha oleh bimbingan Roh Kuduslah murid-murid mampu menyampaikan iman dan kesaksiannya tentang keselamatan hanya di dalm Yesus Kristus.

Keutamaan Kristus juga kita temukan dalam Injil Yohanes 14:6 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Ajaran ini memberikan kepastian tidak ada jalan lain agar sampai ke Bapa, hanya melalui Yesus Kristus.

Yesus Kristus memenuhi keselamatan itu dengan mengambil rupa seorang hamba. Dia datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan kita yang tersesat karena dosa. Jikalau kita melanjutkan jalan ini tentu akan berakhir kepada kematian dan maut selama-lamanya. Syukurlah kepada Allah yang mengutus anakNya yang tunggul agar kita beroleh keselamatan. Keselamatan ini hanya ada di dalam Nama Yesus Kristus, hingga Dia rela menderita dan hingga mati di kayu salib karena pelanggaran kita.

Bagi Paulus, ketaatan Kristus di dunia ini melaksanakan missi Allah menyelamatkan manusia diuraikan dalam Filipi 2:9-11 (TB)  Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa

Sahabat yang baik hati! Setiap orang membutuhkan keselamatan dalam hidupnya. Keselamatan dari kesesakan dan beban hidup yang menimpa kita. Pernah seorang kepala penjara di Filipi hendak bunuh diri karena merasa gagal menjaga Paulus dan Silas di penjara. Malam itu ada gempa sehingga seluruh gembok penjara terbuka, maka  Paulus dan Silas dapat keluar dari penjara. Paulus menegornya agar jangan mengakhiri hidupnya, maka diapun bertanya apakah yang harus kuperbuat? Kisah Para Rasul 16:31 (TB)  Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Mari tetap kokoh berdiri diatas ajaran Yesus Kristus yanga adalah jalan keselamatan yang diberikan Allah bagi orang yang percaya.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 14 Februari 2019

AKU TIDAK GOYAH

AKU TIDAK GOYAH

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan senagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas, Jumat 15/02/2019

Mazmur 16:8 (TB)  Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

Psalms 16:9 (RSV)  I keep the LORD always before me; because he is at my right hand, I shall not be moved.

Ibarat seorang yang akan mendaki gunung, demikian pemazmur ini menggambarkan perjalanan hidupnya. Jalan yang dia lalui memiliki resiko tinggi, licin dan terjal, salah sedikit nyawa menjadi taruhannya. Jika mental tidak kuat maka sudah akan undur dan tak m7au menjalaninya.  Bagaimanakah pemazmur menjalani hidup yang sulit ini?  Tantangan harus dijalani, tidak ada perjalanan yang tidak punya tantangan. Disinilah Mazmur ini berbagi pengalaman dengan kita yang mau belajar dari Firman. Ada dua istilah yang menarik yaitu memandang Tuhan dan menjadikan Tuhan di sebelah kanannya. Ini berarti kekuatan dalam menjalani semua bersandar pada pertolongan Tuhan dan menjalani semua ini adalah dalam penyertaan Tuhan.

"Aku memandang kepada Tuhan". Dalam teks bhs Inggris disebut "before me", berarti di hadapan atau di depan. Ini dekat dengan Teks Bahasa Batak: "tu jolongku". Berarti bagi pemazmur Tuhan itu berada di depan atau dihadapannya. Jika Tuhan i depan berarti itu bahwa Tuhan adalah tujuan perjalanan pemazmur. Ini juga bisa berarti bahwa Tuhan mendahului perjalannnya.  Ke hadapan Tuhan ini juga memiliki arti bahwa pemazmur melapor dan menyampaikan apa yang terjadi pada hidupnya semuanya disampaikan kepada Tuhan. Tuhan adalah sumber pertolongan dalam hidupnya.

Tuhan di depan,  namun pada saat yang sama Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan itu berdiri "di sebelah kananku." Berdiri di sebelah kanan berarti bersama-sama dengan yang utama, pelindung dan pemelihara yang di sebelah kirinya. Sudah menjadi protokol umum, jika dua pemimpin berdiri, maka pemimpin yang utama itu di sebelah kanan. Jika berdiri tiga orang berarti dia akan berada di tengah. Jika Mazmur ini menyebutkan Allah berdiri di sebelah kanan berarti Tuhan adalah yang utama dan pelindungnya. Keberadaan Tuhan di kanan sekaligus menyakinkan bahwa dia dalam posisinya aman dan terlindung.

Menjadikan Tuhan disebelah kanan, ini juga berarti bahwa menjadikannTuhan sebagai pendamping yang menuntun dan menyertai perjalannya.  Ibarat navigator yang senantiasa memberi petunjuk kemana tujuan perjalanan. Demikianlah pemazmur menjadikan Tuhannl petunjuk jalan yang akan di laluinya.

Lebih dalam akan arti Tuhan di depan dan di sebelah kanan! Hal inilah yang membuat pemazmur berdiri kokoh menghadapi tantangan dan melanjutkan kehidupannya.  Pengakuan dan kesaksian pemazmur ini sekaligus memberikan penjelasan yang luas akan makna penyertaan Tuhan dalam hidup orang percaya. Tuhan adalah tempat kita mengadu dan menyampaikan apa yang ada di dalam hati kita. Tuhan itu senantiasa bersedia dijumpai, Tuhan tidak pernah menutup diri atas setiap orang yang datang menyampaikan seruan meminta tolong.

Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini menjadi motivasi hang berharga bagi kita dalam menjalani aktifitas. Mungkin ada diantara kita merasakan peluang bisnisnya semakin sempit, atau beban kerjanya semakin memberatkan atau kebahagiaan semakin jauh dari perjalanan hidupmu. Sekarang salam berbagai aktifitas yang kita kerjakan: mari menjadikan Tuhan di depan sebagai tujuan dan sekaligus sumber pertolongan dalam melakukan aktifitasnya. Berdoalah akan penyertaan Tuhan, seberat apapun beban hidup yang kita jalani, bersama Tuhan kuk yang kita pikul enak dan ringan dan berlimpah suka cita. Ingatlah jangan sampai sukacita kita hilang karena beban, jadikan Tuhan penolong dan pendamping.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 13 Februari 2019

HANYA PADA TUHAN ADA KESELAMATAN

HANYA PADA TUHAN ADA KESELAMATAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Kamis, 14 Feb 2019

Yeremia 3:23 (TB)  Sesungguhnya, bukit-bukit pengorbanan adalah tipu daya, yakni keramaian di atas bukit-bukit itu! Sesungguhnya, hanya pada TUHAN, Allah kita, ada keselamatan Israel!

Jeremiah 3:23 (RSV)  Truly the hills are a delusion, the orgies on the mountains. Truly in the LORD our God is the salvation of Israel.

Budayawan Indonesia menemukan salah satu dari sekian banyak ciri masyarakat Indonesia adalah percaya kepada tahyul atau hal-hal nujum atau perdukunan atau dalam bahasa Alkitab ini adalah berhala. Jika diteliti lebih mendalam mengapa orang pergi ke berhala? Setidaknya ada dua hal, pertama: dalam kesesakannya ia ingin mencari jalan keselamatan. Ada kesulitan yang dialami seperti sakit, kesesakan, pergumulan hidup dll kesesakan seperti itu ingin mencari keselamatan. Kedua, ingin memperoleh kekayaan dan kemujuran. Ada banyak praktek bahkan iklan dalam media massa yang menawarkan seperti ini: pingin dapat keturunan, kekayaan, sukses usaha, dapat jabatan dll. Dukun pedagang kesuksesan padahal dibelakangnya adalah tipu muslihat. Anehnya, sekalipun sudah banyak korban penipuan atas berhala semacam itu di jaman now ini masih banyak praktek perilaku seperti ini. Inilah tantangan bagi Anak-anak Tuhan di Indonesia. Anak-anak Tuhan harus melawan praktek seperti itu, karena keselamatan dan berkat hanya ada pada Tuhan. Sekalipun ramai bukit-bukit pengorbanan dengan bacaan-bacaan doa,  pemujaan dan korban-korban semuanya itu adalah berhalangan yang harus dilawan dan ditinggalkan

Hal ini juga yang dilawan oleh Yeremia dalam masa pelayanannya. Kerajaan Yehuda mengalami kesulitan menghadapi tekanan dan ancaman Babilonia, sementara Israel Utara sudah ditahlukkan oleh Assyur. Maka pemerintah khususnya raja Zedekia, dalam mencari kekuatan melawan Babelonia  melakukan suatu kerjasama Yehuda dengan  koalisi dengan Mesir dan Assyur. Inilah yang tentang oleh Yeremia Yeremia 2:18 (TB)  Dan sekarang, apakah untungmu untuk pergi ke Mesir, hendak meminum air sungai Nil? Dan apakah untungmu untuk pergi ke Asyur, hendak meminum air sungai Efrat?
Membangun koalisi seperti ini sama artinya membuka lebar-lebar akan berhala dan baal di tengah-tengah umat Allah.

Bagi Yeremia tindakan Yehuda yang meninggalkannm Tuhan disamakan dengan perzinahan dalam keluarga. Seornag perempuan meninggalkan suaminya dan pergi dengan yang lain. (Baca Yeremia 3:1-2). Demikian Tuhan tidak mau diduakan, itulah sebabnya Yeremia sangat gigih melawan koalisi Yehuda terhadap Mesir dan Assyur dan berbagai tindakan yang mendatangkan berhala di tengah-tengah umat Allah. Berhala adalah bukti ketidak percayaan kepada Tuhan. Bagi Yeremia, berhala adalah penipuan dan tipu daya. Tidak ada keselamatan di luar dari Allah Israel.

Sejarah perjalanan bangsa Israel dan dalam kehiduoan orang percaya telah terbukti bahwa keselamatan bagi Israel hanya ada dan bersumber daripada Tuhan. Tidak ada kealselamatan di luar dari Tuhan. Itu sudah mereka alami: bagaimana mereka keluar dari perbudakan Mesir, selamat perjalanan di padang gurun sampai memasuki tanah Kanaan. Tuhan memelihara hidup bangsa Israel menjadi bangsa yang besar. Demikian dengan pengalaman tokoh-tokoh alkitab sepeti Nuh, Ayub, Daud dll semuanya mengandalkan dan menyaksikan bahwa keselamatan hanya ada pada Tuhan Allah Israel.

Sahabat yang baik hati! Keselamatan, berkat dan kemujuran hanya ada pada Tuhan, Dia yang menciptakan dan memelihara hidup kita, Dia yang memiliki segala apa yang ada di dunia ini dan percayalah keselamatannhanya dari Tuhan. Jika kita tersesak jangan berputus asa, tetaplah percaya dan setia menantikan pertolongan Tuhan. Dia sanggup melakukan sesuatu melebihi apa yang kita pikirkan.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Selasa, 12 Februari 2019

FIRMAN ITU ADA DALAM HATIMU

FIRMAN ITU ADA DALAM HATIMU

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita mengunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan mendengarkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas, Rabu, 13/02/2019

Ulangan 30:14 (TB)  Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.

Deuteronomy 30:14 (RSV)  But the word is very near you; it is in your mouth and in your heart, so that you can do it.

Bagi kita di jaman now, sesungguhnya tidak begitu sulit untuk membaca Alkitab karena banyak tersedia di dalam toko buku dan juga aplikasi Alkitab elektronik yang tersedia di android anda. Alkitab itu dekat dengan kita. Namun sekalipun dekat belum tentu Firman Tuhan dekat pada diri, karena jarang kita membacanya.  Semestinya IT sangat membantu kita masalahnya adalah kesediaan membuka hati mendengar pesan dan kehendak Tuhan pada hidup kita masing-masing. Mari terus mengikuti pembacaan Firman Tuhan

Dalam renungan di pagi ini, Musa mengingatkan agar  umat Allah senantiasa mau mendengarkan Firman. Firman Tuhan tak jauh justru ada di pada mulut dan pada hati mereka sendiri.  Apalagi mereka akan memasuki dunia baru yaitu Tanah Perjanjian. Banyak kebutuhan yang akan mereka kejar,  Banyak tantangan yang mereka hadapi. Di dalam semua itu apakah kekuatan bagi mereka? Renungan pagi ini menjawab:  Mereka akan hidup dan panjang umur di tanah yang Tuhan berikan jika setia melakukan Firman Tuhan.

Firman itu tidak jauh atau berada jauh di atas langit. Firman itu tidak begitu sukar dipahami, sama sekali tidak, justru Allah telah berfirman melalui hamba-hambaNya dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh bahasa manusia. Firman Allah itu bukan pula berada jauh di seberang lautan, sehingga harus memyeberangi lautan untuk mendapatkannya. Tidak ada alasan bagi setiap orang, oh kami tak pernah mendengarkannya , jadi wajar kami tak melakukan kehendakNya. Selain melalui hamba-hambaNya, Allah juga menuliskan firman dalam loh batu yang diterima Musa di Sinai  Bukan hanya itu, Allah sendiri telah memberikan  Firman itu terdapat di hati setiap orang. Roh Kudus telah turun atas orang percaya, memimpin dan menggerakkan setiap orang untuk mengenal kehendak Allah. Roh mendorong orang untuk melakukan kehendak Allah dalam hidupnya.

Apa yang mau disampaikan renungan pagi ini? Firman Allah tidak hanya tertulis dalam dua loh batu yang diterima Musa. Sehingga orang berkata kami tidak pernah mendengar firman Tuhan. Atau orang yang buta huruf berkata, kami tak pernah membaca perintah Tuhan karena kami buta aksara. Yeremia mengatakan bahwa Allah sendiri menuliskan Tauratnya di dalam hati manusia. Yeremia 31:33 (TB)  Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Paulus dalam Rom juga mengatakan, bukan hanya untuk orang Israel meneriman Firman, non Yahdi juga menerima Firman yaitu di dalam suara hati mereka. Roma 2:15 (TB)  Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.

Jadi tidak ada alasan seseorang berkata kami tidak tahu Firman sehingga kami tidak melakukannya. Tuhan telah menuliskan kehendakNya di dalam hati kita masing-masing, di dalam batin bahkan di dalam mulut kita. Kata-kata yang baik, yang membangun dan memotivasi orang untuk melakukan kebaikan adalah firman. Tuhan memakai mulut setiap orang untuk memberitakan firmanNya.

Sahabat yang baik hati! Firman itu tak jauh, ada dalam diri kita dan melekat pada mulut kita. Masalahnya, apakah kita mau dengar-dengaran akan Firman? Yang sering terjadi adalah mengabaikan Firman. Sudah tahu yang baik namun tidak melakukannya? Yesus berkata: berbahagialah orang yang mendengarkan Firman Tuhan serta memeliharanya dalam hidupnya.

Sahabatku,  Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan kebaikan dalam hidupmu. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 11 Februari 2019

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Selasa, 12/02/2019

1 Tesalonika 2:13 (TB)  Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.

1 Thessalonians 2:13 (RSV)  And we also thank God constantly for this, that when you received the word of God which you heard from us, you accepted it not as the word of men but as what it really is, the word of God, which is at work in you believers.

Sukacita seorang petani adalah jika bibit yang ditaburkan bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah sesuai dengan harapan.  Demikian pula sukacita Paulus terhadap jemaat Tessalonika. Karena pemberitaan Injil di Tessalonika disambut dengan baik. Ini sangat melegakan Paulus, kesusahan dan kepahitan yang mereka alami sebelum sampai di Tessalonika berubah menjadi sukacita. Ini secara terbuka disampaikan Paulus memuji dan mengapresiasi keterbukaan jemaat Tessalonika menyambut mereka. Sangat berbeda sebelumnya mereka mendapat hambatan dan penganiayaan di kota Filipi (1 Tes 2:2 band Kis 16:19-22; 17:1-9).

Sambutan jemaat Tessalonika, ibarat tanah yang subur sebagaimana perumpamaan Tuhan Yesus hal penabur. Ada empat jenis tanah temoat jatuhnya benih, ada benaih yang jatuh di jalan, belum tumbuh namun sudah dipijak mati. Ada benih jatuh di tanah berbatu, benih memang tumbuh, namun tak bertahan lama ketika akar menyentuh batu dia tak bertahan dan mati.  Ada benih yang jatuh di semak belukar, benih berusaha tumbuh diantara semak, namun karena desakan akar semak semakinnkuat menghimpit akhirnya mati tak kuat menghadapi kesusahan. Ada benih yang tumbuh di tanah yang subur, berakat, bertumbuh dan menghasilkan buah. Ini contoh yang baik yang mendengar dan melakukan firman Tuhan yang ditaburkan oleh hamba Tuhan.

Bagi Paulus Jemaat Tessalonika adalah jemaat yang menyambut pemberitaan mereka. Bukan menyambut seoeri perkataan manusia tetapi menyambutnya sebagai Firman Allah. Ini  berarti pemberitaan Paulus bukanlah hanya mendengarkan berita biasa sebagaimana pengalaman orang dan kesaksian bukan pula seperti menerima ilmu baru, ketika kita mengikuti seminar yang bisa saja diperdebatkan.  Tetapi penyambutan jemaat Tessalonika kepada Pemberitaan Paulus adalah menerimanya dengan sungguh-sungguh sebagai Firman Allah. Hal ini membanggakan bagi Paulus bahkan menjadi semangat baru dalam perjalanan memberitakan Injil.

Bagi seorang Yahudi menerima Firman adlaah absolut sebagai kebenaran yang tidak perlu di perdebatakan, tidak perlu diragukan namun untuk diaminkan dan dilakukan dalam hidup. Firman adalah bersumber dari Allah, orang-orang yang menyampaikan Firman adalah para hamba Allah.  Sebagaimana dalam Mazmur 119:105 FirmanMu pelita kakiku dan terang dijalanku. Demikianlah Jemaat Tessalonika menjadikan Firman Tuhan yang diberitakan Paulus menjadi pedoman dalam hidup mereka. Firman yang mereka terima bekerja di dalam hati mereka. Firman Tuhan menyinari, menggerakkan, memotivasi dan menginspirasi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Sahabat yang baik hati! Bagaimana dengan kita? Dari hari demi hati yang membaca firman Tuhan lewat bacaan Alkitab, lewat renungan yang kita baca apakah Firman Tuhan bekerja di dalam hatinkita? Apakah Firman Tuhan itu mengubah kehidupan kita? Apakah firman Tuhan itu menginspirasi dan memotivasi kita melakukan kebaikan dan kasih terhadap sesama?  Jangan berhenti menyambut firman dan berusahalah melakukannya. Kita percaya Roh Kudus akan bekerja dan menjadikan Firman yang kita dengarkan akan berakar, bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan kita masing-masing.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hiduo saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Minggu, 10 Februari 2019

FIRMAN ALLAH TETAP SELAMANYA

*FIRMAN ALLAH TETAP SELAMANYA*

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Senin 11/02/2019

Yesaya 40:8b (TB)  tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."

Isaiah 40:8b (RSV)  but the word of our God will stand for ever.

"Penyesalan selalu datang terlambat", setiap orang tahu akan ungkapan ini namun sering sekali mengabaikan peringatan. Ada banyak aktifitas yang kita lakukan dalam kehiduoan ini yang mengabaikan peringatan, setelah terjadi apa yang tidak dikehendaki baru sadar dan menyesal. Misalnya: Seorang penjaga pantai akan selalu mengingatkan agar jangan melewati batas zona aman berenang. Namun ada saja pengunjung yang melampau batas zona pantai. Ketika terjadi kecelakaan baru menyesal.  Seorang dokter telah memberikan peringatan kepada pasiennya akan memelihara pola hidup sehat (istirahat, pola makan dan olah raga) namun diabaikan, setelah sakit baru menyesal. Polisi mengingatkan kita agar setiap berkenderaan motor pakai helem. Pemerintah melalui tulisan dalam bungkus rokok dituliskan HURUF KAPITAL dan tebal akan dampak merokok namun lihatlah, setelah nyawa terancam baru sadar.  Ada banyak contoh lagi dalam kehidupan kita sehari-hari yang sering mengabaikan peringatan dan nasihat, namun setelah musibah terjadi baru menyesal. Peringatan disampaikan bertujuan untuk keselamatan hidup kita namun sangat sering diabaikan, setelah sesuatu terjadi baru menyadari akan pentingnya peringatan.

Demikian renungan pagi ini,  nabi-nabi telah menyampaikan peringatan kepada bangsa Israel atas perbuatan mereka yang meninggalkan Tuhan dan berbalik kepada ilah lain; mengabaikan hukum dan ketetapan Tuhan,  menindas dan menyengsarakan mereka. Raja-raja dan imam tidak menunjukkan diri mereka sebagai gembala.  Nabi-nabi berulangkali mengingatkan agar bertobat dan memperbaiki kesalahan, namun tetap diabaikan. Apa yang terjadi, Raja Babel datang menghancurkan kota Yerusalem, Bait Allah yang megah yang dibangun Raja Salomo diratakan dan tak satu batu pun bertindih. Seluruh penduduk Yerusalem diangkut ke pembuangan. Yerusalem sepi dan senyap, tinggal puing dan korban perang. Bukan hanya itu mereka semua meratap karena diangkut semua ke pembuangan Babilonia.

Yesaya memakai kiasan yang halus atas realitas yang dialami umat Allah. Mereka seumpama rumput kering dan bunga yang sudah layu. Yesaya 40:6-8 (TB)  Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."

Adakah harapan bagi umat di pembuangan? Sekalipun tak ada lagi yang tersisa untuk dibanggakan dan tak ada harapan untuk bangkit kembali namun satu hal yang diingatkan oleh Yesaya bahwa Firman Allah tetap untuk selama-lamannya.  Walaupun kejayaan telah hilang, kemegahan telah hancur dan asa sirna. Namun satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu Firman Allah. Firman Allah itu tetap, tak akan berubah, itulah sumber kehidupan dan pegangan  hidup yang tetap bagi orang beriman. Sebagaimana Tuhan Yesus berkata: Markus 13:31 (TB)  Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

Sahabat yang baik hati! Inilah yang harus kita sadari, kejayaan, kemegahan dan segala yang kita miliki di dunia ini adalah ibarat bunga yang berkembang, menarik dan menawan namun akan ada waktunya layu dan kering tiada berguna. Tetapi orang percaya, renungan hari ini memberikan pegangan hidup yang menetap sepanjang masa yaitu Firman Tuhan. Mari cintai dan hidupi Firman Tuhan sebagai sumber pedoman kekidupan kita. Amin

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam : Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 09 Februari 2019

TURUTILAH TUHAN DAN BERTOBATLAH

Kotbah Minggu, 10 Februari 2019
Minggu V Setelah Ephipanias
Nas : Keluaran 33:1-6

*TURUTILAH TUHAN DAN BERTOBATLAH*

Selamat Hari minggu! Sahabat yang baik hati, Musa adalah pemimpin besar bagi bangsa Israel yang berperan dalam pembentukan umat Israel sebagai bangsa. Dia dipakai Tuhan menghadapi Firaun dan membebaskan bangsa Israel dari Perbudakan Mesir. Memimpin bangsa Israel bukanlah mudah, mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk, susah diatur, bersungut-sungut bahkan memberontak. Mungkin ada juga faktor mentalitas perbudakan selama 430 tahun di Mesir. Oleh sebab itu, Musa harus bekerja keras memimpin bangsa Israel dan menyakinkan mereka berjalan menuju tanah Kanaan, Tanah Perjanjian. Terkadang Musa harus keras, terkadang harus lembut dan memiliki kesabaran dan kadang harus marah karena kedegilan hati mereka. Sekalipun demikian Musa juga sebagai imam dan pendoa bagi umatNya. Doa syafaat Musa berhasil melunakkan hati Tuhan agar tidak murka atas pelanggaran mereka.

Perjalanan 40 tahun di padang gurun sesungguhnya bahagian dari pembentukan Israel menjadi suatu bangsa. Tuhan memberikan perintah agar ditaati oleh bangsa Israel. Musa kadang harus marah dan murka atas sikap bangsa Israel yang bersunggut-sungut, apalagi sikap ketidak setiaan bangsa Israel. Ketika Musa dipanggil Tuhan ke gunung Horeb menerima Dekalog, lihatlah mereka sudah membuat patung lembu emas sebagai ilah bagi mereka (Kel 32:1ff). Mereka menari-nari dan mengeluelukannya dan menjadikan lembu emas menjadi ilah mereka. Musa murka atas sikap bangsa Isrsel yang tidak setia dan tidak memiliki kesabaran. Atas kejadian ini Tuhan memberitahukan ancaman dan tidak akan menyertai perjalanan mereka.

*01. Berhala ini membuat Tuhan murka dan memberitahukan bahwa Tuhan akan undur dari penyertaanNya menuntun Israel menuju Kanaan.*

Tanah Kanaan adalah tanah yang sudah sejak lama dinantikan Israel.  Sejak pemanggilan Abraham, mereka telah memimpikan suatu tanah air. Tanah air yang mereka warisi juga adalah tanah yang sangat subur penuh susu dan madu. Mereka akan makmur dan hidup sejahtera disana. Tanah pilihan buat umat pilihan Tuhan.

Sesungguhnya tinggal satu tahap lagi mereka akan mendiaminya karena mereka sedang berjalan dan dalam perjalanan itulah Tuhan hendak membentuk mereka (Kel 13:18. Namun apa yang terjadi selama di perjalanan? Sekalipun Tuhan sudah berjanji akan berjalan di depan dan akan ditengah-tengah bangsa Israel menyertai perjalanan mereka sampai ke Tanah Perjanjian, sebagaimana disebutkan dalam: Keluaran 13:21 (TB)  TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.

Tapi lihatlah, mereka telah berbalik meninggalkan Tuhandan memyembah lembu emas.  Bagaimana Tuhan bisa berjalan dengan bangsa  yang tegar tengkuk dan menduakan Tuhan?  Maka ada semacam ancaman Tuhan akan menyuruh utusannya mendampingi Isrsel, biarlah mereka berhadapan dengan gurun yang mematikan dan berhadapan dengan suku-suku bangsa yang telah menduduki tanah Kanaan. Dari pada Tuhan yang murka dan memusnahkan mereka karena pelanggaran dan kedegilan hati mereka.  Tuhan akan undur dari penyertaannya dan mengutus wakilnya mendampingi perjalanan Israel.

Keluaran 33:2-3 (TB)  Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus -- yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan."

*02. Ancaman yang mengerikan mengendorkan tegar tengkuk Israel.*
Keluaran 33:4 (TB)  Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka dan seorang pun tidak ada yang memakai perhiasannya.

Berjalan beserta Tuhan saja mereka telah bersungut-sungut, berontak dan bahkan ada yang minta kembali ke Mesir karena tak ada air, roti dan daging mereka bosan dengan manna.
Pemberitahuan yang mengancam membuat bangsa yang tegar tengkuk tiba-tiba kendor. Mereka membayangkan kengerian akan  terjadi menimpa mereka. Mereka sudah mengalami sulitnya menghadapi keganasan padang gurun. Panas terik, tak ada kepastian jalan, ancaman binatang buas dan berbisa yang mematikan serta ancaman perang dari suku bangsa di setiap wilayah yang mereka lalui. Jika Tuhan tidak menyertai mereka sama saja akan mengubur diri di padang gurun. Musa yang memiliki kuasa Ilahi masih mengalami berbagai kesulitan di padang gurun, bagaimana  jika Tuhan tidak menyertai perjalanan ini. Mereka yang selama ini tegar tengkuk dan keras kepala berubah menjadi kendor karena ancaman kengerian.

*03. Pertobatan dan Doa Syafaat Musa*
Ada saja membuat kedegilan hati seseorang luluh, biasanya jika sudah menyangkut ancaman nyawa orang biasanya tidak berdaya. Demikian bangsa Israel menyadari ancaman yang mengerikan  maka mereka seluruhnya berkabung dan mereka taat melakukan apa yang diperintahkan atas Tuhan. Mereka tidak terkubur dan binasa di padangbgurun, sehingga mereka menuruti perintah Tuhan.

Keluaran 33:5-6 (TB)  Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaat pun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu."  Demikianlah orang Israel tidak memakai perhiasan-perhiasan lagi sejak dari gunung Horeb.

Setelah perikop kotbah ini, Tuhan mendesak Musa agar membawa bangsa itu berangkat, namun disinilah kehebatan Musa sebagai pemimpin. Dia menyadari, tidak mungkin berjalan tanpa penyertaan Tuhan. Maka Musa tampil memimpin bangsa itu barang siapa yang masih mau mencari Tuhan, mengikuti Musa dan sujud di Kemah Pertemuan. Maka bangsa itu sujud sebagai bukti kesediaan mengikuti perintah Musa. Maka musa pun berdoa syafaat agar Tuhan menyertai perjalanan bangsa itu. Keluaran 33:13 (TB)  Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."

Hati Tuhan pun lunak dan menjawab doa syafaat Musa.  Keluaran 33:14 (TB)  Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."

Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu memberikan peringatan besar bagi kita.  Jangan bertahan dalam kedegilan hati, jika tetap tegar tengkuk makan tinggal menunggu waktu kebinasaan. Ada saja orang bangga dalam pelanggarannya, seolah kehebatan dan kebanggan. Padahal sesungguhnya hanya tinggal menunggu lonceng kematian. Sebaliknya kesediaan hati menuruti perintah Allah akan mendatangkan sukacita, karena Tuhan akan menyertai dan menuntun kita sampai kepada tujuan hidup kita masing-masing.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan salam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 08 Februari 2019

MENGASIHI TUHAN MENURUTI FIRMAN

MENGASIHI TUHAN MENURUTI FIRMAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Sabtu, 09/10/2019

1 Yohanes 2:5 (TB)  Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.

1 John 2:5 (RSV)  but whoever keeps his word, in him truly love for God is perfected. By this we may be sure that we are in him:

Dalam membuat suatu perencanaan program ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah indikator keberhasil. Maka jika suatu konsep program dikerjakan maka indikator ini menjadi dasar penilaian apakah program itu berhasil atau terpenuhi? Jika indikator terpenuhi sesuai dengan apa yang diharapkan, maka program tersebut tergolong berhasil dengan baik.

Tapi apa hubungannya hal iman dengan indikator keberhasilan? Disini keunikan rasul Yohanes, dia ibarat rabbi yang mengajari anak didiknya hal pengajaran iman. Bagaimanakah hidup orang percaya? Cukupkah seseorang mengatakan: "Aku sudah percaya",  "Aku sudah mendengarkan Firman", "Aku mengasihi Allah" dan pengakuan lainnya?  Bagi Rasul Yohanes tidak cukup hanya ucapan pengakuan dari mulut bahwa kita sudah mengasihi Allah tetapi harus ada buah-buah baik dari orang percaya dan dibuktikan dengan perbuatan nyata.

Dalam renungan pagi ini, Rasul Yohanes menjelaskan bahwa seseorang yang hidup di dalam kasih Allah indikatornya adalah menuruti Firman. Memang, beriman tidak dapat dinilai oleh manusia, karena iman itu hanya Tuhan yang mengetahui di dalam hati seseorang apakah dia sungguh-sungguh atau tidak. Namun beriman itu harus disertai dengan bukti-bukti yang sungguh-sungguh dalam sikap dan perbuatan.

Apa yang mau diajarkan oleh rasul Yohanes adalah iman itu harus operatif. Artinya diwujudnyatakan, tidak cukup hanya konsep atau teori tetapi harus ada aksi dan perbuatan nyata. Ajaran rasul Yohanes ini seturut dengan apa  yang disampaikan oleh  Yesus: Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Berkatian dengan kata "menuruti", asal kata "turut" arrinya mau dan iklas melakukan apa yang diperintahkan. Dalam kebiasaan sehari-hari boleh juga kita perhatikan, ada beberapa jenis ketaatan seseorang menuruti suatu ajakan atau perintah:
- Ada orang yes man tapi no action, orang ini mau menuruti dan berkata "ya", "beres" atau "siap" akan sesuatu yang kita minta tetapi tidak dilakukannya. Ini namanya janji tinggal janji.
- Ada pula turut yang membeo, artinya menuruti bukan sebagai respon tapi mengulangi saja apa yang diucapkan orang, kata orang ya, maka di bilang ya tapi tak tahu apa arti kata ya yang diucapkan. Dalam persekutuan bisa saja seperti ini terjadi, misalnya: ketika pengkotbah menyampaikan kebenaran firman, jemaat ditanya: amin? maka dijawab: "amin..!" Pulang persekutuan firmannya lupa. 🤣🤣 makanya ada pendeta tidak suka menanyakan: ada amin? takutnya nurut yang membeo.😆😆
- Ada orang menuruti, tapi tak iklas. Ini namanya menuruti karena terpaksa atau turut setengah hati.
- Ada orang yang menuruti, tapi karena ada kentingan dan keuntungan. Ini ibarat seorang pekerja, selagi ada yang masih diharapkan akan selalu turut, tetapi ketika tak ada lagi yang diharap akan menolak dan mengabaikannya.

Menuruti Firman yang kehendaki oleh Yesus adalah buah dari penghayatan dan perenungan yang mendalam sehingga mau melakukan sesuatu seturut dengan perintah Tuhan. Melakukan Firman karena di dalam Firman ada kebenaran dan di dalam Firman itu ada keselamatan dan hidup yang kekal.

Sahabatku! Rasul Yohanes mengajak kita untuk lebih sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus dengan ketaatan kita menuruti Firman. Kita menuruti Firman karena adalah sumber kekuatan dan sumber kehidupan kita. Firman melebihi roti, karena firman adalah Roti Kehidupan.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.

Salam : Pdt  Nekson M Simanjuntak

Kamis, 07 Februari 2019

PERCAYA DALAM HATI, BERSAKSI DSRI MULUT DAN BERBUAH LEWAT TINDAKAN

PERCAYA DALAM HATI, BERSAKSI DARI MULUT DAN BERBUAH LEWAT TINDAKAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Jumat, 08/02/2019

Roma 10:8 (TB)  Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Romans 10:8 (RSV)  But what does it say? The word is near you, on your lips and in your heart (that is, the word of faith which we preach);

Sempat viral kalimat ini: "Apa katanya...?" setelah dijawab ditanya lagi...: "apa  kau bilang?" Dialog singkat candaan yang sedikit menghibur di jaman now yang komunikasi  lewat HP.  Sunguh suatu dialog yang tidak akan habis-habisnya.

Dalam renungan kita hari ini menyangkut dialog Paulus dengan Yahudi ajaran tentang keselamatan. Suatu dialog yang mencerahkan dengan suatu kesimpulan keselamatan adalah anugerah bukan hasil perbuatan. Paulus mau menegaskan jika mereka percaya akan hukum Taurat, maka apa kata hukum Taurat itu sendiri tentang kebenaran? Jika kita percaya tentang keselamatan oleh iman, apa kata Firman tentang  keselamatan oleh iman. Paulus menegaskan, bukan karena mereka Yahudi, keturunan anak Abraham dan memiliki hukum taurat mereka memperoleh keselamatan, tetapi Di dalam hukum Taurat orang dibenarkan karena melakukannya. Sebaliknya terkutuklah orang yang tidak setia melakukan hukum Taurat. Jadi didalam hukum Taurat tak seorang pun dibenarkan, karena semua orang melanggarnya. Apa kata Firman tentang keselamatan: orang dibenarkan karena iman.

Roma adalah surat Paulus terlengkap dari 13 surat dalam Perjanjian Baru. Uraiannya lebih luas menjelaskan sejarah keselamatan itu pertama-tama bagi Yahudi, kemudian non Yahudi. Paulus meyakinkan Yahudi bahwa keselamatan bukan dari pekerjaan hukum Taurat tetapi oleh iman. Orang benar akan hidup oleh iman. Maka baik Yahudi maupun non Yahudi harus percaya kepada Yesus Kristus yang ditentukan Allah menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian.

Paulus menyadari bagi Yahudi, Taurat adalah milik yang berharga membedakan mereka dengan bangsa lain namun hukum Taurat tak menyelamatkan.  Dalam hukum Taurat: orang benar dengan melakukannya, melanggarnya berarti dosa.  Kenyataannya tak ada yang benar menurut pekerjaan hukum Taurat, karena setiap hari kita melanggar hukum Taurat. Jadi menurut Taurat manusia adalah berdosa dan konsekwensi dosa adalah maut. Allah tidak membiarkan manusia mati oleh dosa, Kristus telah datang menebus dan menyelamatkan lewat pengorbananNya. Siapa yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan.

Apakah sesederhana itu, apakah setiap orang mengaku percaya memperoleh keselamatan? Paulus bukan menyederhanakan namun demikian adanya, setiap orang harus menyadari keselamatan itu bukan hasil usaha  melainkan anugerah Allah yang kita terima melalui iman. Disinilah Paulus menjelaskan peran Firman. Iman timbul karena pendengaran akan Firman (Rom 10:17). Firman yang didengar kita hayati dalam hati, disaksikan lewat mulut dan berbuah lewat pengabdian.

- Percaya dalam hati, suatu perenungan yang mendalam di dalam diri akan kebenaran firman. Percaya dalam hati bukan menurut pikiran (inteligencia), seperti Maria ketika malaikan menyampaikan firman, Dia percaya dan menghayatinya dalam hati. Demikianlah kita orang percaya harus terpatri di dalam diri kita kebenaran akan Firman Tuhan.

- Bersaksi lewat mulut, setiap orang yang menghayati kebenaran Firman dalam hatinya akan memberikan kesaksian. Itulah yang disampaikan lewat kata, nasihat, pujian dll. Kata-kata yang keluar dari mulut kita semestinya buah dari iman. Kolose 4:6 (TB)  Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

- Berbuah lewat pengabdian, tak cukup hanya menghayati dan berkata-kata, tetapi harus disertai lewat perbuatan sebagai buah iman. Harus kita bedakan: buah baik bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi buah baik yang kita hasilkan karena kita telah menerima keselamatan.

Sahabat yang baik hati! Firman Tuhan di pagi ini mengingatkan bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah yang kita terima melalui iman. Keselamatan adalah anugerah bukan karena budi baik manusia. Bagaimanakah sikap orang yang percaya yang menerima keselamatan. Hidupnya akan tetap didalam firman, jangan jauh dari firman karena mendengarkan firman menimbulkan iman. Percaya dalam hati, bersaksi lewat mulut dan berkelimpahan dalam tindakan dan pengabdian yang memuliakan Tuhan.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...