BERTOLONG-TOLONGAN
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 01/10/2018
Galatia 6:2 (TB) Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Galatians 6:2 (RSV) Bear one another's burdens, and so fulfil the law of Christ.
"Berat sama dipikul ringan sama dijinjing", merupakan ungkapan dari masyarakat Indonesia yang menghidupi nilai-nilai kebersamaan melalui gotong royong baik dalam suka maupun duka. Dalam gotong royong seluruh elemen masyarakat menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berjalan sendiri, namun saling membutuhkan yang satu dengan lainnya. Dengan sikap saling menolong, masyarat sangat terbantu dalam banyak hal dan bersama-sama menikmati pertolongan orang lain dalam hidupnya. Pada saat yang sama setiap orang memiliki tanggungjawab moral untuk hadir menolong orang lain. Sebagai contoh misalnya sampai pada tahun 80an sikap gotong royong masih kental di Bona Pasogit (Sumatera Utara) atau mungkin juga di daerah lain mulai dari pekerjaan di sawah, membangun rumah, acara pesta semuanya dikerjakan secara gotong royong. Orang tidak pernah menghitung berapa jasa yang diabdikan kepada orang lain dan sebaliknya, tetapi secara bergantian dapat menolong orang lain. Harus diakui bahwa pergeseran nilai-nilai terus menjadi tantangan dalam masyarakat. Nilai-nilai gotong royong ini terus digusur oleh yang namanya nilai "komersialisasi" atau "ekonomisasi", segala sesuatu diukur dan dinilai dari sudut ekonomi. Akhirnya memasak untuk acara adat yang seharusnya dikerjakan bergotong royong sudah berubah menjadi sistem katering, bekerja di sawah sistem harian atau borongan serta aktifitas lainnya. Sehingga nilai gotong royong ini digantikan dengan nilai ekonomis. Orang yang kurang mampu secara ekonomis semakin tergusur dan tingkat ketimpangan dalam masyarakat semakin tebal.
Bertolong-tolongan atau bergotong royong dalam menopang yang satu dengan yang lain sangat kental dengan rasa solidaritas dan nilai kebersamaan. Sejalan dengan itu Alkitab menjelaskan bahwa nilai bertolong-tolongan selain dampaknya yang baik memiliki landasan dasar teologis yaitu memenuhi hukum Kristus. Apa itu hukum Kristus? Yesus tidak pernah membuat suatu sistem hukum baru di tengah-tengah masyarakat, namun apa yang dituntut dalam hukum Taurat yang berlaku di dalam Yahudi justru itulah yang dipenuhi Kristus. Bagi Yesus pemenuhan dari segala hukum Musa dan kita para nabi adalah: mengasihi Allah dengan segenap hati, akal dan budi kita dan mengasihi sesama manusia sama seperti diri sendiri. Itulah hukum yang utama dan terutama.
Dalam renungan kita pagi ini, Paulus memakai istilah ini dalam Galatia 6:2 kasih sebagai Hukum Kristus. Ini berarti bahwa orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah orang yang menerima nilai hidup berlandaskan kasih dan bersedia menolong orang lain. Di dalam kesedian menolong orang lain telah meneladani pengorbanan Kristus.
Lebih lanjut lagi dalam Injil Yohanes bahwa Hukum Kristus adalah hidup di dalam kasih! Karena hidup di dalam kasih adalah perintah yang disampaikan kepada murid-muridNya. Yohanes 15:17 (TB) Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Kasih adalah hukum Kristus yang memerintahkan kita mengasihi orang lain. Di dalam kasih ada perbuatan menolong dan membantu, kerelaaan berbagi bagi orang lain dan mempersembahkan apa yang bisa dipersembahkan untuk menolong orang lain.
Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini memberikan pengajaran berharga bagi kita. Memenuhi hukum Kristus bukan ditandai dengan kemahiran menghapalkan butir-butir Taurat atau nats-nats yang ada dalam Alkitab. Memenuhi apa yang dikehendaki Kristus dilakukan dengan kesediaan dan kerelaan melakukan kasih, mengulurkan tangan untuk menolong orang lain dalam hidupnya.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Rabu, 31 Oktober 2018
Selasa, 30 Oktober 2018
PANEN DAN KEPEDULIAN
*PANEN DAN KEPEDULIAN*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak jntuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 31/10/2018
Imamat 23:22 (TB) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu."
Leviticus 23:22 (RSV) "And when you reap the harvest of your land, you shall not reap your field to its very border, nor shall you gather the gleanings after your harvest; you shall leave them for the poor and for the stranger: I am the LORD your God."
Panen merupakan masa yang dinantikan oleh masyarakat petani. Ketika panen mereka bisa menikmati hasil kerja keras mereka dengan memetik hasil dari apa yang mereka tanam. Sebagaimana kita tahu seorang petani menunggu lama akan hal itu dan melakukan berbagai tahapan agar sampai ke masa panen: mulai dari mengolah lahan, memilih bibit, menanam, memelihara dan memberikan nutrisi, menjaga dari hama sampai pada panen. Dalam masyarakat religius panen bukti bahwa apa yang mereka kerjakan diberkati Tuhan. Bahkan dalam Alkitab panen adalah gambaran sukacita karena berkat Tuhan. Yesaya 9:3 (TB) (9-2) "Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan."
Paulus sendiri memberikan contoh bahwa pengharapan iman seorang Kristen seperti petani, yang bekerja keras sampai pada panen tiba. 2 Timotius 2:6 (TB) Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
Sejarah perjalanan bangsa Israel adalah sejarah yang memimpinkan panen. Hal itu fapat kita lihat dari tanah perjanjian. Tanah Perjanjian jaman Musa adalah mimpi mereka, disana mereka akan memiliki tanah, mengolah sendiri tanah yang subur dan akan menikmati hasil oanen. Panen adalah sukacita, menerima berkat dan kasih karunia Tuhan atas apa yang yang mereka kerjakan. Itulah sebabnya Musa mengingatkan jauh-jauh sebelumnya ketika mereka kelak memasuki tanah Kanaan dan menikmati hasil panen ada pesan-pesan yang dititipkan oleh Musa, seperti: mempersembahkan buah sulung dan termasuk nats kita pagi ini menyisakan hasil panen untuk kepedulian bagi orang miskin.
Panen adalah merayakan berkat Tuhan. Dalam merayakan kasih karunia Tuhan di masa Panen umat Israel diingatkan untuk peduli bagi orang miskin.
Umat Israel sebagai umat Allah dipersiapkan menjadi bangsa dan akan menetap di negeri yang dijanjikan Tuhan dengan berlimpah susu dan madu. Mereka harus peduli dengan orang miskin. Ketika mereka panen tidak boleh menghabiskan seluruh hasilnya diangkut untuk dirinya sendiri, tapi harus menyisakannya untuk jatah orang miskin.
Mungkin begitulah cara orang memberikan jatah bagi orang miskin, sehingga menjadi aturan umum, jika ada orang miskin menunggu sang oetani selesai panen, maka dia dapat mengais sedirkit berkat di sisa-sisa panen.
Mengingat nats ini saya jadi ingat kisah Ruth dan Naomi, mereka jatuh miskin dan hiduo dari sisa-sisa serpihan bulir-bulir gandum yang panen di ladang Boaz.
Sahabat yang baik hati! Apa yang disampaikan nats renungan pagi ini adalah sikap bersyukur. Bersyukur bukanlah hanya dalam bentuk memberikan persembahan atau korban, menaikkan pujian dan doa-doa kita kepada Tuhan atas segala apa yang kita terima. Nats renungan hari ini mengingatkan tugas dan tanggjng jawab kita untuk menyisihkan berkat yang kita terima itu sebagai hak-hak orang yang miskjn yang membutuhkan. Mari tingkatkan sikap peduli dan berbagi kasih bagi sesama kita yang membutuhkan.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak jntuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 31/10/2018
Imamat 23:22 (TB) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu."
Leviticus 23:22 (RSV) "And when you reap the harvest of your land, you shall not reap your field to its very border, nor shall you gather the gleanings after your harvest; you shall leave them for the poor and for the stranger: I am the LORD your God."
Panen merupakan masa yang dinantikan oleh masyarakat petani. Ketika panen mereka bisa menikmati hasil kerja keras mereka dengan memetik hasil dari apa yang mereka tanam. Sebagaimana kita tahu seorang petani menunggu lama akan hal itu dan melakukan berbagai tahapan agar sampai ke masa panen: mulai dari mengolah lahan, memilih bibit, menanam, memelihara dan memberikan nutrisi, menjaga dari hama sampai pada panen. Dalam masyarakat religius panen bukti bahwa apa yang mereka kerjakan diberkati Tuhan. Bahkan dalam Alkitab panen adalah gambaran sukacita karena berkat Tuhan. Yesaya 9:3 (TB) (9-2) "Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan."
Paulus sendiri memberikan contoh bahwa pengharapan iman seorang Kristen seperti petani, yang bekerja keras sampai pada panen tiba. 2 Timotius 2:6 (TB) Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
Sejarah perjalanan bangsa Israel adalah sejarah yang memimpinkan panen. Hal itu fapat kita lihat dari tanah perjanjian. Tanah Perjanjian jaman Musa adalah mimpi mereka, disana mereka akan memiliki tanah, mengolah sendiri tanah yang subur dan akan menikmati hasil oanen. Panen adalah sukacita, menerima berkat dan kasih karunia Tuhan atas apa yang yang mereka kerjakan. Itulah sebabnya Musa mengingatkan jauh-jauh sebelumnya ketika mereka kelak memasuki tanah Kanaan dan menikmati hasil panen ada pesan-pesan yang dititipkan oleh Musa, seperti: mempersembahkan buah sulung dan termasuk nats kita pagi ini menyisakan hasil panen untuk kepedulian bagi orang miskin.
Panen adalah merayakan berkat Tuhan. Dalam merayakan kasih karunia Tuhan di masa Panen umat Israel diingatkan untuk peduli bagi orang miskin.
Umat Israel sebagai umat Allah dipersiapkan menjadi bangsa dan akan menetap di negeri yang dijanjikan Tuhan dengan berlimpah susu dan madu. Mereka harus peduli dengan orang miskin. Ketika mereka panen tidak boleh menghabiskan seluruh hasilnya diangkut untuk dirinya sendiri, tapi harus menyisakannya untuk jatah orang miskin.
Mungkin begitulah cara orang memberikan jatah bagi orang miskin, sehingga menjadi aturan umum, jika ada orang miskin menunggu sang oetani selesai panen, maka dia dapat mengais sedirkit berkat di sisa-sisa panen.
Mengingat nats ini saya jadi ingat kisah Ruth dan Naomi, mereka jatuh miskin dan hiduo dari sisa-sisa serpihan bulir-bulir gandum yang panen di ladang Boaz.
Sahabat yang baik hati! Apa yang disampaikan nats renungan pagi ini adalah sikap bersyukur. Bersyukur bukanlah hanya dalam bentuk memberikan persembahan atau korban, menaikkan pujian dan doa-doa kita kepada Tuhan atas segala apa yang kita terima. Nats renungan hari ini mengingatkan tugas dan tanggjng jawab kita untuk menyisihkan berkat yang kita terima itu sebagai hak-hak orang yang miskjn yang membutuhkan. Mari tingkatkan sikap peduli dan berbagi kasih bagi sesama kita yang membutuhkan.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Senin, 29 Oktober 2018
MENOLONG DAN MEMBERI TUMPANGAN
*MENOLONG DAN MEMBERI TUMPANGAN*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 30/10/2018
Roma 12:13 (TB) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Romans 12:13 (RSV) Contribute to the needs of the saints, practice hospitality.
Menolong dan memberi tumpangan bagi orang lain merupakan perbuatan mulia orang Kristen yang diajarkan sejak gereja mula-mula. Pengajaran ini terus diwariskan dari generasi ke generasi karena memang sikap demikianlah caranya gereja dapat bertahan dan bahkan berkembang di dalam pengejaran dan penganiayaan. Dapat kita bayangkan pergumulan orang Kristen mula-mula, mereka dikejar dan dianiaya. Mereka dibenci orang Yahudi dan setiap ada perkumpulan selalu dicurigai sebagai pemberontak oleh kaum Romawi. Makanya mereka terus diincar, dikejar dan dianiaya, bagi yang ditangkap resikonya mati martyr: dibakar hidup-hidup dijalan dan ada yang dimasukkan ke gua singa. Bagi mereka yang berhasil.lolos dari pengejaran akan terus mencsri perlindungan, dari rumah ke rumah yang dapat memberikan perlindungan baginya. Dalam konteks demikianlah nats ini setiap orang Kristen wajib hukumnya untuk membantu dan memberi tumpangan bagi sesama. Karena penderitaan mereka adalah perjuangan iman yang harus didukung dan ditopang oleh siapa saja.
Pengalaman sejarah gereja mula-mula yang dikejar dan dianiaya menjadikan persekutuan orang percaya menjadi rumah perlindungan bagi sesama. Hingga kini gereja-gereja tentu diharapkan menjadi rumah perlindungan dan pertolongan bagi jemaat dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Tugas seperti itulah yang terus diasah oleh gereja, sebagaimana disampaikan dalam renungan ini
Membantu orang lain dengan memberi apa yang bisa diberikan adalah suatu keharusan. Namun saya dapat bayangkan bagaimana sulitnya kini orang memberi tumpangan bagi orang asing yang tidak kita kenal. Mungkin karena berbagai pengalaman buruk orang, berpura-pura pengemis minta bantuan setelah masuk ke rumah menjadi target sasaran perampokan dan penodongan. Mungkin sulit memberi tumpangan bagi orang yang tidak kita kenal, namun jika ada yang benar-benar membutuhkannya janganlah tutup pintu rumah, layanilah dengan baik siapa tahu ada yang bisa kita lakukan.
Memberi tumpangan dalam terjemahan bahasa Inggris ini lebih mudah kita pahami, yaitu: "hospitality". Kata ini menggambarkan seperti satu keluarga yang menerima tamu. Dia melayani tamunya dengan baik, memfasilitasi apa yang dibutuhkan dan melayani sang tamu dengan penuh sukacita dan bahagia. Hospitality menjadi tuan dan nyonya tumah yang baik.
*Saya sudah lupa sumber kisah ini: seorang perampok telah berhasil merampok suatu rumah besar. Dia mengambil bebwrapa perhiasan mahal dari rumah itu. Ketika dia meninggal rumah korban, entah kenapa motor yang digunakannya kecelakaan dan dia terjatuh. Seorang kakek tua yang kebetulan lewat di jalan itu spontan menolongnya dan memasukkan ke mobilnya dan dibawah ke rumahnya. Di rumah itu dia rawat dengan baik, diberi makan, diselimuti dengan baik dan dilayani dengan penuh kasih sampai tubuhhnya pulih dan membaik. Sang pencuri itu pun menangis menjerit sekuat-kuatnya. Tahukah anda mengapa dia menangis? Dia sangat menyesali perbuatannya karena rumah nenek tua itulah yang telah dia rampok.*
Sahabat yang baik menolong orang lain mungkin dapat kita lakukan dengan memberi apa yang bisa kita beri namun saya yakin akan sulit bagi kita di jaman kita sekarang memberi tumpangan bagi orang asing yang tidak kita kenal sama sekali. Marilah kita terjemahkan dengan sikap layanilah dengan baik dan berilah bantuan apa yang bisa kita bantu siapa tahu anda dipakai Tuhan menjadi saluran berkat bagi yang datang kepadamu.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 30/10/2018
Roma 12:13 (TB) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Romans 12:13 (RSV) Contribute to the needs of the saints, practice hospitality.
Menolong dan memberi tumpangan bagi orang lain merupakan perbuatan mulia orang Kristen yang diajarkan sejak gereja mula-mula. Pengajaran ini terus diwariskan dari generasi ke generasi karena memang sikap demikianlah caranya gereja dapat bertahan dan bahkan berkembang di dalam pengejaran dan penganiayaan. Dapat kita bayangkan pergumulan orang Kristen mula-mula, mereka dikejar dan dianiaya. Mereka dibenci orang Yahudi dan setiap ada perkumpulan selalu dicurigai sebagai pemberontak oleh kaum Romawi. Makanya mereka terus diincar, dikejar dan dianiaya, bagi yang ditangkap resikonya mati martyr: dibakar hidup-hidup dijalan dan ada yang dimasukkan ke gua singa. Bagi mereka yang berhasil.lolos dari pengejaran akan terus mencsri perlindungan, dari rumah ke rumah yang dapat memberikan perlindungan baginya. Dalam konteks demikianlah nats ini setiap orang Kristen wajib hukumnya untuk membantu dan memberi tumpangan bagi sesama. Karena penderitaan mereka adalah perjuangan iman yang harus didukung dan ditopang oleh siapa saja.
Pengalaman sejarah gereja mula-mula yang dikejar dan dianiaya menjadikan persekutuan orang percaya menjadi rumah perlindungan bagi sesama. Hingga kini gereja-gereja tentu diharapkan menjadi rumah perlindungan dan pertolongan bagi jemaat dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Tugas seperti itulah yang terus diasah oleh gereja, sebagaimana disampaikan dalam renungan ini
Membantu orang lain dengan memberi apa yang bisa diberikan adalah suatu keharusan. Namun saya dapat bayangkan bagaimana sulitnya kini orang memberi tumpangan bagi orang asing yang tidak kita kenal. Mungkin karena berbagai pengalaman buruk orang, berpura-pura pengemis minta bantuan setelah masuk ke rumah menjadi target sasaran perampokan dan penodongan. Mungkin sulit memberi tumpangan bagi orang yang tidak kita kenal, namun jika ada yang benar-benar membutuhkannya janganlah tutup pintu rumah, layanilah dengan baik siapa tahu ada yang bisa kita lakukan.
Memberi tumpangan dalam terjemahan bahasa Inggris ini lebih mudah kita pahami, yaitu: "hospitality". Kata ini menggambarkan seperti satu keluarga yang menerima tamu. Dia melayani tamunya dengan baik, memfasilitasi apa yang dibutuhkan dan melayani sang tamu dengan penuh sukacita dan bahagia. Hospitality menjadi tuan dan nyonya tumah yang baik.
*Saya sudah lupa sumber kisah ini: seorang perampok telah berhasil merampok suatu rumah besar. Dia mengambil bebwrapa perhiasan mahal dari rumah itu. Ketika dia meninggal rumah korban, entah kenapa motor yang digunakannya kecelakaan dan dia terjatuh. Seorang kakek tua yang kebetulan lewat di jalan itu spontan menolongnya dan memasukkan ke mobilnya dan dibawah ke rumahnya. Di rumah itu dia rawat dengan baik, diberi makan, diselimuti dengan baik dan dilayani dengan penuh kasih sampai tubuhhnya pulih dan membaik. Sang pencuri itu pun menangis menjerit sekuat-kuatnya. Tahukah anda mengapa dia menangis? Dia sangat menyesali perbuatannya karena rumah nenek tua itulah yang telah dia rampok.*
Sahabat yang baik menolong orang lain mungkin dapat kita lakukan dengan memberi apa yang bisa kita beri namun saya yakin akan sulit bagi kita di jaman kita sekarang memberi tumpangan bagi orang asing yang tidak kita kenal sama sekali. Marilah kita terjemahkan dengan sikap layanilah dengan baik dan berilah bantuan apa yang bisa kita bantu siapa tahu anda dipakai Tuhan menjadi saluran berkat bagi yang datang kepadamu.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Minggu, 28 Oktober 2018
LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARI MENERIMA
*LEBIH BAHAGIA MEMBERI DARI MENERIMA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenjngkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 29/10/2018
Kisah Para Rasul 20:35 (TB) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Acts 20:35 (RSV) In all things I have shown you that by so toiling one must help the weak, remembering the words of the Lord Jesus, how he said, `It is more blessed to give than to receive.'"
Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang suka memberi dan sekaligus suka menerima. Kedua melekat bersamaan; senang menerima sesuatu pada saat yang sama menjadi kewajiban dan tanggung jawab untuk memberi. Fenomena itu dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang tetangga yang memiliki pohon mangga ketika berbuah dia memberi sahabat dan tetangganya, namun pada kesempatan lain hal yang sama ketika suatu kesempatan memasak ketupat pasti menyisihkannya untuk tetangganya yang baik hati. Fenomena membeei dan menerima ini akan rame ketika hari raya beser seperti idulfitri atau natal. Pasti akan lebih rame lagi. Hal yang tidak kala pentingnya dalam acara pesta: jika anda ke undangan dalam pesta, keluarga yang berpesta selalu memberi sovenir untuk para undangannya. Namun oada saat yang bersamaan kita yang diundang memiliki kewajiban untuk memberi dukungan doa dan restu melalui tumpak. Jadi memberi dan meneri merupakan dua hal yang sama dan seimbang. Keseimbangan ini merupakan harmoni yang berharga dalam masyarakat, tidak ada orang yang hanya menerima tanpa memberi dan tidak ada orang yang hanya memberi tanpa menerima.
Dalam aktifitas memberi dan menerima ini Alkitab memberikan penjelasan yang berharga, adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Pemberian dimaksud disini adalah pemberian tanpa mengharapkan balas. Pemberian yang murni untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Dengan memberi gereja mula-muka bisa bertahan menghadapi tantangan, pengejaran dan penganiayaan. Coba anda bayangkan orang yang terus dikejar-kejar, jangankan untuk bekerja menafkahi diri sendiri sudah sulit karena berusaha menghindari diri dari penganiayaan dan pengejaran pun sudah sulit. Kekuatan pertahanan hidup gereja mula-mula adalah karena pemberian dan sokongan saudara-sausara seiman. Setiap orang yang memiliki sesuatu untuk diberi akan selalu dipersembahkan untuk menopang kehidupan orang lain. Catatan sejarah gereja membuktikan, gereja bisa berada dan mempertahankan eksistensinya karena semangat memberi dan sokongan yang satu dengan yang lain.
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Prinsip ini merupakan hal yang sangat perlu diterapkan dalam kehidupan kita sehari hari. Lebih baik berpikir apa yang bisa kita beri bagi orang lain, dari pada harus menggerutu menuntut pemberian orang lain.
Adam Grant penulis buku "Take and Give" mendukung pikiran nats renungan pagi ini. Baginya tipe pemberi dan penerima adalah sangat berbeda. Tipe orang pemberi akan selalu berpikir untuk memberi sesuatu bagi orang lain. Maka dia akan semakin kreatif dan produktif menghasilkan yang berguna. Hidup pemberi akan lebih bermakna karena telah dapat bernagai, mewarnai dan memberikan sesuatu yang bermanfaat. Sebaliknya tipe orang penerima, hanya akan berpikir bagaimana dia mendapatkan sesuatu dari orang lain, hidup parasit, ketika sumber kering maka dia pun akan semakin kerdil dan kering.
Sahabat yang baik hati! Mari jadikan prinsip hidup kita sebagaimana disampaikan renungan hari ini. Adalah lebih bahagia memberi dari pada menerima. Tuhan memberkati kita semakin produktif dan menghasilkan banyak hal yang dapat kita persembahkan bagi sesama, keluarga, gereja dan masyarakat.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenjngkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 29/10/2018
Kisah Para Rasul 20:35 (TB) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Acts 20:35 (RSV) In all things I have shown you that by so toiling one must help the weak, remembering the words of the Lord Jesus, how he said, `It is more blessed to give than to receive.'"
Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang suka memberi dan sekaligus suka menerima. Kedua melekat bersamaan; senang menerima sesuatu pada saat yang sama menjadi kewajiban dan tanggung jawab untuk memberi. Fenomena itu dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang tetangga yang memiliki pohon mangga ketika berbuah dia memberi sahabat dan tetangganya, namun pada kesempatan lain hal yang sama ketika suatu kesempatan memasak ketupat pasti menyisihkannya untuk tetangganya yang baik hati. Fenomena membeei dan menerima ini akan rame ketika hari raya beser seperti idulfitri atau natal. Pasti akan lebih rame lagi. Hal yang tidak kala pentingnya dalam acara pesta: jika anda ke undangan dalam pesta, keluarga yang berpesta selalu memberi sovenir untuk para undangannya. Namun oada saat yang bersamaan kita yang diundang memiliki kewajiban untuk memberi dukungan doa dan restu melalui tumpak. Jadi memberi dan meneri merupakan dua hal yang sama dan seimbang. Keseimbangan ini merupakan harmoni yang berharga dalam masyarakat, tidak ada orang yang hanya menerima tanpa memberi dan tidak ada orang yang hanya memberi tanpa menerima.
Dalam aktifitas memberi dan menerima ini Alkitab memberikan penjelasan yang berharga, adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Pemberian dimaksud disini adalah pemberian tanpa mengharapkan balas. Pemberian yang murni untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Dengan memberi gereja mula-muka bisa bertahan menghadapi tantangan, pengejaran dan penganiayaan. Coba anda bayangkan orang yang terus dikejar-kejar, jangankan untuk bekerja menafkahi diri sendiri sudah sulit karena berusaha menghindari diri dari penganiayaan dan pengejaran pun sudah sulit. Kekuatan pertahanan hidup gereja mula-mula adalah karena pemberian dan sokongan saudara-sausara seiman. Setiap orang yang memiliki sesuatu untuk diberi akan selalu dipersembahkan untuk menopang kehidupan orang lain. Catatan sejarah gereja membuktikan, gereja bisa berada dan mempertahankan eksistensinya karena semangat memberi dan sokongan yang satu dengan yang lain.
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Prinsip ini merupakan hal yang sangat perlu diterapkan dalam kehidupan kita sehari hari. Lebih baik berpikir apa yang bisa kita beri bagi orang lain, dari pada harus menggerutu menuntut pemberian orang lain.
Adam Grant penulis buku "Take and Give" mendukung pikiran nats renungan pagi ini. Baginya tipe pemberi dan penerima adalah sangat berbeda. Tipe orang pemberi akan selalu berpikir untuk memberi sesuatu bagi orang lain. Maka dia akan semakin kreatif dan produktif menghasilkan yang berguna. Hidup pemberi akan lebih bermakna karena telah dapat bernagai, mewarnai dan memberikan sesuatu yang bermanfaat. Sebaliknya tipe orang penerima, hanya akan berpikir bagaimana dia mendapatkan sesuatu dari orang lain, hidup parasit, ketika sumber kering maka dia pun akan semakin kerdil dan kering.
Sahabat yang baik hati! Mari jadikan prinsip hidup kita sebagaimana disampaikan renungan hari ini. Adalah lebih bahagia memberi dari pada menerima. Tuhan memberkati kita semakin produktif dan menghasilkan banyak hal yang dapat kita persembahkan bagi sesama, keluarga, gereja dan masyarakat.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Sabtu, 27 Oktober 2018
PUASA YANG SEJATI
Kotbah Minggu 28 Okt 2018
Nats: Yesaya 58:6-12
*PUASA YANG SEJATI*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini membahas tentang arti puasa yang sejati. Jika pada minggu lalu kita membahas tentang ibadah yang sejati dengan mempersembahkan tubuh kita, pertobatan dan sikap rendah hati dihadapan Tuhan adalah persembahan yang dikehendaki Tuhan maka minggu kita berbicara tentang bagaimana puasa yang sejati.
Puasa aktifitas keagamaan biasanya menahan diri dengan tidak makan dan tidak minum dalam waktu tertentu, berhenti dari aktifitas dan memfokuskan diri berdoa memohon kepada Tuhan. Bahkan dalam puasa ada orang yang menaruh debu diatas kepala untuk menyampaikan permohnan dan nazar kepada Tuhan (band Yes 58:5). Sehingga tak heran penampilan yang religius sangat menonjol pada diri seseorang, lebih saleh dan ciri-ciri yang berpuasa sangat mudah dikenal orang. Pemahaman seperti itulah yang dikritisi oleh para nabi dalam PL dan Tuhan Yesus. Ibadah puasa bukanlah trend untuk menunjukkan identitas pribadi yang dekat dengan Tuhan, alim dan pendoa. Bagi para nabi puasa yang sejati adalah menegakkan keadilan, memberikan orangg lapar makanan dan membuka belenggu orang-orang yang tertendas.
Puasa sangat baik dan berguna bagi orang percaya. Namun puasa bukanlah sdsuatu yang diwahibkan atau diperintahkan untuk dilakukan oleh Kristen. Marilah kita lihat beberapa catatan berikut:
- Pertama: Puasa dilakukan ketika meminta bimbingan dan bantuan kepada Allah sebagai mana pengalaman Ezra dalam membangun Bait Allah (Ezra 8:21-23), demikian dengan Paulus sebelum melantik para penilik jemaat dia dan Barnabas berpuasa (Kis 14:23)
- Kedua: Puasa dilakukan saat hendak melakukan kehendak Allah dalam panggilan khusus. Musa ketika menerima Sepuluh Perintah Allah dia berpuasa selama empat pulu hati dan empat puluh malam (Ulangan 9:9). Yesus sebelum memulaimissinya terlebih dahulu berpuasa selama empat pulu hari empat puluh malam (Luk 4:2)
- Ketiga, puasa dilakukan sebagai tanda pertobatan dan penyesalan di hadaan Allah (Yoel 2:12-15).
- Keempat, umat Israel melakukan puasa setiap hari raya Perdamaian berpuasa sebagai bentuk doa dan kebutuhan pengampunan dari Tuhan (Band Imamat 16:29-31)
PUASA YANG SEJATI
Dalam kotbah minggu ini Trito Yesaya memberikan penjelasan yang luas akan makna puasa yang sejati. Apalagi mereka masih baru kembali dari pembuangan Babel. Bagaimana mereka membangun kembali Yerusalem, bagaimana mereka membangun kembali umat Allah. Mimpi mereka adalah bagaimana proses pemulihan kejayaan mereka sebagai bangsa. Memang dalm Yes 56:1 dua hal yang mereka lakukan adalah melakukan Taurat dan menegakkan keadilan. Sejakan dengan itulah ibadah adalah bahagian dari rencana untuk memulihkan Israel, tetapi ibadah puasanya harus disertai dan ditunjukkan dengan apa yang disampaikan oleh Yesaya
1. Puasa Sejati adalah menegakkan keadilan dan membebaskan dari penindasan.
Apa yang disampaikan oleh Yesaya dalam ayat 6 ini adalah membongkar kemunafikan dibalik kedok keagamaan. Bukanlah sudah terlalu sering bahwa ahama adalah topeng yang sangat sakral untum menutupi dosa. Itulah sebabnya penyelewengan atas nama agama sangat rentan terjadi. Lihatlah panji-panji keagamaan semestinya menegakkan kebenaran dan keadilan namun justru menjadi tameng kemunafikan, memakai simbol-simbol keagamaan untuk kentingsnnya sendiri.. Yesaya sangat keras dalam kotbah minggu ini bahwa Tuhan tidak menghendaki kemunafikan. Membungkus dosa, kejahatan, penindasan dan pemerasannyang menyengsarakan orang lain atas nama agama. Yesaya mementang ibadah yang munafik. Bagi Yesaya, ibadah puasa yang sejati adalah praktek hidup manusia yang adil dan membebaskan orang lain dari lingkatan kekerasan dan oenindasan menuju kebebasan dannkemerdekaan di dalam Kristus (Band Gal 5:1 dyb). Bagaimana kita menyatakan mengatakan syukur kepada Tuhan dan doa-doa kita panjatkan dengan diiringi nyanyian yang nyaring padahal sikap, tindakan dan perbuatan kita menindas dan melakukan kelaliman dalam hidup ini.
2. Puasa yang sejati adalah mempersembahkan hidupnya dengan kerelaan menolong orang lain. Selengkapnya dikatakan pada Yesaya 58:7 (TB) supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Beriman itu dibuktikan dengan kesediaan memberikan roti bagi yang membutuhkan, memperhatikan hidup orang miskin. Disini Yesaya menuntut keberagamaan kita bukanndilihat dari wajah yang berpuasa, tetapi hati yang mau berbagi. Berpuasa bukanlah menghentikan untuk tidak makan dan minum tetapi hidup dalam perenungan yang mendalam akan kehidupan ini bagi orang lain. Sungguh telah banyak kita terima dari Tuhan. Jangan hanya penerima, tetapi jadilah pelopor dan pemberi dalam.
3. Tuhan akan memberkati orang yang melakukan puasa yang sejati.
Ayat 12 ini merupakan jawaban atas segala keri duan umat Allah yang kemvali dari pembuangan. Salah satu kerinduan merwka adalah memulihkan Yerusalem, mengembalikan kejayaan mereka dengan membangunn kota yang telah lama menjadi reruntuhan dan tinggal puing-puing. Allah akan menjawab kerinduan mereka.
Yesaya 58:12 (TB) Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
Sahabat yang baik hati! Membangun kembali kejayaan umat Allah hanya dapat dilakukan jika bangsa itu mau melakukan puasa yang sejati sebagaimana dijelaskan di atas: menjauhakn diri dari segala bentuk kelaliman, membebaskan orang dari lingkaran penindasan serta mau berbagai, memberikan roti bagi yang lapar dan kepeduliaan terhadap orang yang miskin. Semua perbuatan baik ini akan memulihkan keadaan umatNya.
Yesaya 58:8 (TB) Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Sahabatku! Selamat hari minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Nats: Yesaya 58:6-12
*PUASA YANG SEJATI*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini membahas tentang arti puasa yang sejati. Jika pada minggu lalu kita membahas tentang ibadah yang sejati dengan mempersembahkan tubuh kita, pertobatan dan sikap rendah hati dihadapan Tuhan adalah persembahan yang dikehendaki Tuhan maka minggu kita berbicara tentang bagaimana puasa yang sejati.
Puasa aktifitas keagamaan biasanya menahan diri dengan tidak makan dan tidak minum dalam waktu tertentu, berhenti dari aktifitas dan memfokuskan diri berdoa memohon kepada Tuhan. Bahkan dalam puasa ada orang yang menaruh debu diatas kepala untuk menyampaikan permohnan dan nazar kepada Tuhan (band Yes 58:5). Sehingga tak heran penampilan yang religius sangat menonjol pada diri seseorang, lebih saleh dan ciri-ciri yang berpuasa sangat mudah dikenal orang. Pemahaman seperti itulah yang dikritisi oleh para nabi dalam PL dan Tuhan Yesus. Ibadah puasa bukanlah trend untuk menunjukkan identitas pribadi yang dekat dengan Tuhan, alim dan pendoa. Bagi para nabi puasa yang sejati adalah menegakkan keadilan, memberikan orangg lapar makanan dan membuka belenggu orang-orang yang tertendas.
Puasa sangat baik dan berguna bagi orang percaya. Namun puasa bukanlah sdsuatu yang diwahibkan atau diperintahkan untuk dilakukan oleh Kristen. Marilah kita lihat beberapa catatan berikut:
- Pertama: Puasa dilakukan ketika meminta bimbingan dan bantuan kepada Allah sebagai mana pengalaman Ezra dalam membangun Bait Allah (Ezra 8:21-23), demikian dengan Paulus sebelum melantik para penilik jemaat dia dan Barnabas berpuasa (Kis 14:23)
- Kedua: Puasa dilakukan saat hendak melakukan kehendak Allah dalam panggilan khusus. Musa ketika menerima Sepuluh Perintah Allah dia berpuasa selama empat pulu hati dan empat puluh malam (Ulangan 9:9). Yesus sebelum memulaimissinya terlebih dahulu berpuasa selama empat pulu hari empat puluh malam (Luk 4:2)
- Ketiga, puasa dilakukan sebagai tanda pertobatan dan penyesalan di hadaan Allah (Yoel 2:12-15).
- Keempat, umat Israel melakukan puasa setiap hari raya Perdamaian berpuasa sebagai bentuk doa dan kebutuhan pengampunan dari Tuhan (Band Imamat 16:29-31)
PUASA YANG SEJATI
Dalam kotbah minggu ini Trito Yesaya memberikan penjelasan yang luas akan makna puasa yang sejati. Apalagi mereka masih baru kembali dari pembuangan Babel. Bagaimana mereka membangun kembali Yerusalem, bagaimana mereka membangun kembali umat Allah. Mimpi mereka adalah bagaimana proses pemulihan kejayaan mereka sebagai bangsa. Memang dalm Yes 56:1 dua hal yang mereka lakukan adalah melakukan Taurat dan menegakkan keadilan. Sejakan dengan itulah ibadah adalah bahagian dari rencana untuk memulihkan Israel, tetapi ibadah puasanya harus disertai dan ditunjukkan dengan apa yang disampaikan oleh Yesaya
1. Puasa Sejati adalah menegakkan keadilan dan membebaskan dari penindasan.
Apa yang disampaikan oleh Yesaya dalam ayat 6 ini adalah membongkar kemunafikan dibalik kedok keagamaan. Bukanlah sudah terlalu sering bahwa ahama adalah topeng yang sangat sakral untum menutupi dosa. Itulah sebabnya penyelewengan atas nama agama sangat rentan terjadi. Lihatlah panji-panji keagamaan semestinya menegakkan kebenaran dan keadilan namun justru menjadi tameng kemunafikan, memakai simbol-simbol keagamaan untuk kentingsnnya sendiri.. Yesaya sangat keras dalam kotbah minggu ini bahwa Tuhan tidak menghendaki kemunafikan. Membungkus dosa, kejahatan, penindasan dan pemerasannyang menyengsarakan orang lain atas nama agama. Yesaya mementang ibadah yang munafik. Bagi Yesaya, ibadah puasa yang sejati adalah praktek hidup manusia yang adil dan membebaskan orang lain dari lingkatan kekerasan dan oenindasan menuju kebebasan dannkemerdekaan di dalam Kristus (Band Gal 5:1 dyb). Bagaimana kita menyatakan mengatakan syukur kepada Tuhan dan doa-doa kita panjatkan dengan diiringi nyanyian yang nyaring padahal sikap, tindakan dan perbuatan kita menindas dan melakukan kelaliman dalam hidup ini.
2. Puasa yang sejati adalah mempersembahkan hidupnya dengan kerelaan menolong orang lain. Selengkapnya dikatakan pada Yesaya 58:7 (TB) supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Beriman itu dibuktikan dengan kesediaan memberikan roti bagi yang membutuhkan, memperhatikan hidup orang miskin. Disini Yesaya menuntut keberagamaan kita bukanndilihat dari wajah yang berpuasa, tetapi hati yang mau berbagi. Berpuasa bukanlah menghentikan untuk tidak makan dan minum tetapi hidup dalam perenungan yang mendalam akan kehidupan ini bagi orang lain. Sungguh telah banyak kita terima dari Tuhan. Jangan hanya penerima, tetapi jadilah pelopor dan pemberi dalam.
3. Tuhan akan memberkati orang yang melakukan puasa yang sejati.
Ayat 12 ini merupakan jawaban atas segala keri duan umat Allah yang kemvali dari pembuangan. Salah satu kerinduan merwka adalah memulihkan Yerusalem, mengembalikan kejayaan mereka dengan membangunn kota yang telah lama menjadi reruntuhan dan tinggal puing-puing. Allah akan menjawab kerinduan mereka.
Yesaya 58:12 (TB) Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
Sahabat yang baik hati! Membangun kembali kejayaan umat Allah hanya dapat dilakukan jika bangsa itu mau melakukan puasa yang sejati sebagaimana dijelaskan di atas: menjauhakn diri dari segala bentuk kelaliman, membebaskan orang dari lingkaran penindasan serta mau berbagai, memberikan roti bagi yang lapar dan kepeduliaan terhadap orang yang miskin. Semua perbuatan baik ini akan memulihkan keadaan umatNya.
Yesaya 58:8 (TB) Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Sahabatku! Selamat hari minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Jumat, 26 Oktober 2018
TAKUTLAH AKAN TUHAN DAN BERIBADAHLAH KEPADANYA
*TAKUTLAH AKAN TUHAN DAN BERIBADAH PADANYA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 28/10/2018
Ulangan 10:12 (TB) "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
Deuteronomy 10:12 (RSV) "And now, Israel, what does the LORD your God require of you, but to fear the LORD your God, to walk in all his ways, to love him, to serve the LORD your God with all your heart and with all your soul,
Tuhan adalah kasih, Dia melakukan segala yang terbaik dalam hidup kita dengan penuh kasih tanpa berharap balas. Namun dari setiap kebaikan yang kita terima sudah seharusnya kita bersyukur dan menanyakan diri sendiri apa yang seharusnya kita lakukan buat Tuhan.
Musa juga mengingatkan hal ini kepada umat Israel bahwa dalam semua rencana Tuhan yang dilakukan pada umatNya, mereka hendak menyadari apakah yang dimintakan Tuhan dari mereka? Sebagaimana kita tahu bahwa rencana Tuhan membentuk bangsa Israel menjadi umat Allah dimulai sejak Perjanjian Abraham, Ishak dab Yakub. Tuhan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dengan mujizat dan kuasa Allah yang besar. Tuhan menuntun umat Israel dan memelihara hidup mereka selama empat puluh tahun di perjalanan gurun pasir. Pada perjalanan ini pula Tuhan memberikan hukum Taurat kepada mereka agar mereka memelihara dan melakukan perintah Allah dalam hidup mereka. Apa yang Tuhan kehendak dari perbuatan Allah dalam kehidupan umat Allah? Jawabannya dikemukakan dalam renungan pagi ini. Melalui pemberian hukum Taurat itu, Tuhan membentuk mereka menjadi umat yang taat, takut akan Tuhan dan beribadah kepada Allah yang telah memelihara janji dari sejak leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Melalui tanda ajaib dan mujizat yang besar yang mereka saksikan selama pembebasan dari Mesir dan se memberikan pelajaran juga kepada mereka bahwa tidak ada kuasa apapun yang melebihi kuasa Allah Israel.
Maka sekarang apa yang dimintakan Tuhan, Allahmu? Ada tiga hal yang diingatkan oleh Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan:
1. Takut akan Tuhan; takut disini bisa memiliki dua makna, takut karena rasa hormat dan takjub. Dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir hingga perjalanan di Gurun Pasir sungguh besar kuasa Allah yang membuat mereka takjub dan takut akan Tuhan karena kuasa Allah itu nyata dalam hidup mereka. Takut bisa juga dimaknai takut akan murka Allah karena ketidak setiaan umat Allah. Allah mengehendaki umatNya setia, jangan menduakan dan berbalik dari pada Tuhan karena Tuhan itu dapat memberikan hukuman.
2. Hidup menurut jalan yang ditunjukkan! Selamat perjalanan di padang gurun, Tuhan menuntun mereka menapaki jalan-jalan yang ditunjukkan. Tuhan memerintahkan mereka untuk berangkat dan berhenti dengan petunjuk tiang awan dan tiang api (Baca Kel 13:20). Kedua Tuhan memberikan Perintah kepada umatNya yang kita kenal dengan Taurat Musa. Taurat itu merupakan petunjuk yang harus ditaati agar tidak meyimpang ke kiri atau ke kanan. Tetapi berjalan menurut kehendak Allah
3. Beribadah kepada Tuhan. Tuhan membentuk umatNya sebagai umat yang taat beribadah. Beribadah adalah saat indah sujud di hadapaan Tuhan ata apa yang kita kerjakan dan mendoakan apa yang kendak kita lakukan. Beribadah kepada Tuhan juga sebagai bukti ketaatan dan pengabdian kita kepada Tuhan salam melakukan yang seturut dengan kehendakNya.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara amin.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 28/10/2018
Ulangan 10:12 (TB) "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
Deuteronomy 10:12 (RSV) "And now, Israel, what does the LORD your God require of you, but to fear the LORD your God, to walk in all his ways, to love him, to serve the LORD your God with all your heart and with all your soul,
Tuhan adalah kasih, Dia melakukan segala yang terbaik dalam hidup kita dengan penuh kasih tanpa berharap balas. Namun dari setiap kebaikan yang kita terima sudah seharusnya kita bersyukur dan menanyakan diri sendiri apa yang seharusnya kita lakukan buat Tuhan.
Musa juga mengingatkan hal ini kepada umat Israel bahwa dalam semua rencana Tuhan yang dilakukan pada umatNya, mereka hendak menyadari apakah yang dimintakan Tuhan dari mereka? Sebagaimana kita tahu bahwa rencana Tuhan membentuk bangsa Israel menjadi umat Allah dimulai sejak Perjanjian Abraham, Ishak dab Yakub. Tuhan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dengan mujizat dan kuasa Allah yang besar. Tuhan menuntun umat Israel dan memelihara hidup mereka selama empat puluh tahun di perjalanan gurun pasir. Pada perjalanan ini pula Tuhan memberikan hukum Taurat kepada mereka agar mereka memelihara dan melakukan perintah Allah dalam hidup mereka. Apa yang Tuhan kehendak dari perbuatan Allah dalam kehidupan umat Allah? Jawabannya dikemukakan dalam renungan pagi ini. Melalui pemberian hukum Taurat itu, Tuhan membentuk mereka menjadi umat yang taat, takut akan Tuhan dan beribadah kepada Allah yang telah memelihara janji dari sejak leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Melalui tanda ajaib dan mujizat yang besar yang mereka saksikan selama pembebasan dari Mesir dan se memberikan pelajaran juga kepada mereka bahwa tidak ada kuasa apapun yang melebihi kuasa Allah Israel.
Maka sekarang apa yang dimintakan Tuhan, Allahmu? Ada tiga hal yang diingatkan oleh Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan:
1. Takut akan Tuhan; takut disini bisa memiliki dua makna, takut karena rasa hormat dan takjub. Dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir hingga perjalanan di Gurun Pasir sungguh besar kuasa Allah yang membuat mereka takjub dan takut akan Tuhan karena kuasa Allah itu nyata dalam hidup mereka. Takut bisa juga dimaknai takut akan murka Allah karena ketidak setiaan umat Allah. Allah mengehendaki umatNya setia, jangan menduakan dan berbalik dari pada Tuhan karena Tuhan itu dapat memberikan hukuman.
2. Hidup menurut jalan yang ditunjukkan! Selamat perjalanan di padang gurun, Tuhan menuntun mereka menapaki jalan-jalan yang ditunjukkan. Tuhan memerintahkan mereka untuk berangkat dan berhenti dengan petunjuk tiang awan dan tiang api (Baca Kel 13:20). Kedua Tuhan memberikan Perintah kepada umatNya yang kita kenal dengan Taurat Musa. Taurat itu merupakan petunjuk yang harus ditaati agar tidak meyimpang ke kiri atau ke kanan. Tetapi berjalan menurut kehendak Allah
3. Beribadah kepada Tuhan. Tuhan membentuk umatNya sebagai umat yang taat beribadah. Beribadah adalah saat indah sujud di hadapaan Tuhan ata apa yang kita kerjakan dan mendoakan apa yang kendak kita lakukan. Beribadah kepada Tuhan juga sebagai bukti ketaatan dan pengabdian kita kepada Tuhan salam melakukan yang seturut dengan kehendakNya.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara amin.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Kamis, 25 Oktober 2018
JAUHILAH BERHALA
*JAUHI BERHALA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 26/10/2018
Lukas 4:8 (TB) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Luke 4:8 (RSV) And Jesus answered him, "It is written, `You shall worship the Lord your God, and him only shall you serve.'"
Berhala adalah salah satu bahaya bagi kehidupan orang beriman. Berhala itu biasanya menjanjikan sesuatu apa yang hendak diperoleh dengan meniadakan Tuhan. Tak heran ada orang ingin kaya pake jimat-jimat dan menduakan Tuhan. Tak heran ada orang mau meninggalkan imannya karena kuasa dan jabatan. Wujud berhala di jaman kini tentu berbeda-beda; jika dikaji banyak rupa-rupa berhala yang mempengaruhi kehidupan kita di jaman kini. Berhala adalah mempertuhankan di luar Tuhan.
Orang beriman harus melawan berhala. Hanya Tuhanlah yang kita sembah dan kepadanya kita berbhakti. Dari kisah pencobaan yang dialami Yesus sebagaimana diceritakan Injil Lukas, Matius dan Markus menunjukkan bahwa Iblis adalah raja penggoda yang mahir, memilikibskill marketing yang hebat, tahu keadaan manusia dan mengerti keinginan seseorang. Bukan hanya itu iblis sangat pintar mengutip ayat-ayat kitab suci untuk menyakinkan dan mempengaruhi orang berbalik dari Tuhan. Kitab suci sesungguhnya untuk menegquhkan dan menguatkan kita, tetapi Iblis memakai kitab suci untuk mempengaruhi orang meninggalkan imannya.
Ada tiga kali Yesus dicobai iblis, pertama ketika Yesus berpuasa, iblis membujuk agar Yesus menunjukkan kuasanya mengubah batu menjadi roti. Kedua, menjatuh dari menara Bait suci karena Tuhan akan mengutus malaikatnya menatang Dia agar kakinya tak terantuk dan ketiga, iblis membawa Yesus ke atas bukit dan menunjukkan kehebatan dan kemegahan kerajaan duniawi. Semua itu akan milikNya jika menyembahnya. Yesus memiliki dasar-dasar Alkitab yang kuat untuk melawan godaan. Gidaan pertama dijawab Yesus dengan manusia hidup bukan hanya dari roti (Ulangan 8:3). Pencobaan kedua dijawab oleh Yesus bahwa kita tidak boleh mencobatu Tuhan Allah (Ulangan 6:16) dan pencobaan ketika dijawab oleh Yesus sebagaimana dalam.nats renungan kita pagi hari ini dikutip dari Ulangan 6:13
Sahabat tang baik hati! Bagaimana Yesus menghadapi godaan iblis menjadi contoh bagi kita melawan godaan berhala di jaman now:
1. Lawanlah segala godaan dengan mengandalkan kekuatan firman Tuhan. Firman Tuhan menumbuhkan iman yang tahan uji dan tangguh sehingga kita tidak mudah diperdaya rupa-rupa godaan dan siasat iblis.
2. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, suka dan duka, pujian dan tantangan, penderitaan dan bahagia tetaplah setia kepada Tuhan. Tak ada ilah lain yang memberikan kehidupan dan kebutuhan kita. Hanya Tuhan sumber kehidupan.
3. Sebagai anak-anak Tuhan kita hanya berbhakti kepada Tuhan. Maka mari pergunakan tubuh kita dan segala potensi yanga da pada diri kita untuk pengabdian dan pelayanan Tuhan.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 26/10/2018
Lukas 4:8 (TB) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Luke 4:8 (RSV) And Jesus answered him, "It is written, `You shall worship the Lord your God, and him only shall you serve.'"
Berhala adalah salah satu bahaya bagi kehidupan orang beriman. Berhala itu biasanya menjanjikan sesuatu apa yang hendak diperoleh dengan meniadakan Tuhan. Tak heran ada orang ingin kaya pake jimat-jimat dan menduakan Tuhan. Tak heran ada orang mau meninggalkan imannya karena kuasa dan jabatan. Wujud berhala di jaman kini tentu berbeda-beda; jika dikaji banyak rupa-rupa berhala yang mempengaruhi kehidupan kita di jaman kini. Berhala adalah mempertuhankan di luar Tuhan.
Orang beriman harus melawan berhala. Hanya Tuhanlah yang kita sembah dan kepadanya kita berbhakti. Dari kisah pencobaan yang dialami Yesus sebagaimana diceritakan Injil Lukas, Matius dan Markus menunjukkan bahwa Iblis adalah raja penggoda yang mahir, memilikibskill marketing yang hebat, tahu keadaan manusia dan mengerti keinginan seseorang. Bukan hanya itu iblis sangat pintar mengutip ayat-ayat kitab suci untuk menyakinkan dan mempengaruhi orang berbalik dari Tuhan. Kitab suci sesungguhnya untuk menegquhkan dan menguatkan kita, tetapi Iblis memakai kitab suci untuk mempengaruhi orang meninggalkan imannya.
Ada tiga kali Yesus dicobai iblis, pertama ketika Yesus berpuasa, iblis membujuk agar Yesus menunjukkan kuasanya mengubah batu menjadi roti. Kedua, menjatuh dari menara Bait suci karena Tuhan akan mengutus malaikatnya menatang Dia agar kakinya tak terantuk dan ketiga, iblis membawa Yesus ke atas bukit dan menunjukkan kehebatan dan kemegahan kerajaan duniawi. Semua itu akan milikNya jika menyembahnya. Yesus memiliki dasar-dasar Alkitab yang kuat untuk melawan godaan. Gidaan pertama dijawab Yesus dengan manusia hidup bukan hanya dari roti (Ulangan 8:3). Pencobaan kedua dijawab oleh Yesus bahwa kita tidak boleh mencobatu Tuhan Allah (Ulangan 6:16) dan pencobaan ketika dijawab oleh Yesus sebagaimana dalam.nats renungan kita pagi hari ini dikutip dari Ulangan 6:13
Sahabat tang baik hati! Bagaimana Yesus menghadapi godaan iblis menjadi contoh bagi kita melawan godaan berhala di jaman now:
1. Lawanlah segala godaan dengan mengandalkan kekuatan firman Tuhan. Firman Tuhan menumbuhkan iman yang tahan uji dan tangguh sehingga kita tidak mudah diperdaya rupa-rupa godaan dan siasat iblis.
2. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, suka dan duka, pujian dan tantangan, penderitaan dan bahagia tetaplah setia kepada Tuhan. Tak ada ilah lain yang memberikan kehidupan dan kebutuhan kita. Hanya Tuhan sumber kehidupan.
3. Sebagai anak-anak Tuhan kita hanya berbhakti kepada Tuhan. Maka mari pergunakan tubuh kita dan segala potensi yanga da pada diri kita untuk pengabdian dan pelayanan Tuhan.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Rabu, 24 Oktober 2018
MENYEMBAH TUHAN DALA KEBENARAN
*MENYEMBAH TUHAN DALAM KEBENARAN*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati! Marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 25/10/2018
Yohanes 4:23-24 (TB) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
John 4:23-24 (RSV) But the hour is coming, and now is, when the true worshipers will worship the Father in spirit and truth, for such the Father seeks to worship him.
God is spirit, and those who worship him must worship in spirit and truth."
Sekalipun Samaria dulunya adalah saudara orang Yahudi, namun sampai jaman Tuhan Yesus bagi Yahudi orang Samaria adalah pendosa. Penilaian terhadap Samaria yang demikian disebabkan pengalaman gesekan sejarah yang panjang. Bagi Yahudi, Samaria itu keturunan pemberontak sebagaimana kita tahu bahwa setelah Raja Salomo meninggal digantikan oleh Rehabeam, tapi 10 suku Israel memberontak kepada Rehabeam dipimpin oleh Yorobeam I. Mereka memerdekakan diri menjadi negara berdaulat yaitu negara Israel Utara berpusat di Samaria. Mereka juga membuka pusat peribadatan sendiri di Sikhem. Mereka tidak mau beribadah ke Bait Allah di Yerusalem yang dibangun jaman Salomo. Jadi penilaian Yahudi terhadap Samaria orang berdosa dapat dilihat dari pengalam politik dan pengalaman religius. Paskah kehancuran Israel dibawah Assyur tahun 720 SM, Israel hancur dan menyebabkan beberapa suku-suku Israel tidak tampak lagi, mungkin saja mereka menghilangkan identitasnya atau dalam perjalanan sejarah proses kawin campur dan perjumpaan dengan suku bangsa lain menjadi hilang, hanya satu yang menyatukan mereka yaitu sebutan orang Samaria.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bagaimana orang Yahudi menilai orang Samaria sebagai pemberontak. Mereka tidak taat kepada Allah Israel yang diyakini hadir di Bait Allah Yerusalem. Mereka membangun altar penyembahan dan pusat peribadahan sendiri namun bagi seorang Yahudi itu adalah penyembahan yang tidak benar dari kacamata Yahudi. Disinilah persinggungan dialog Yesus dengan perempuan Samaria.
Injil Yohanes menyampaikan sebenarnya Yesus ingin ke Galilea, namun mengambil jalur lebih pendek lewat Samaria (Yoh 4:3). Tepat di siang hari, Yesus beristirahat di suatu tempat bernama Sikhar dekat sumur Yakub. Dapat kita bayangkan bagaimana letihnya berjalan seharian, maka beristirahat sejenak, sambil menunggu muridnya membeli makanan Yesus menunggu di Sumur Yakub dan berjumpa dengan perempuan Samaria yang hendak mengambil air.
Awal percakapan adalah Yesus meminta air, terus menjadi percakapan yang sangat berharga baik itu menyangkut pribadi perempuan Samaria, air kebidupan dan penyembahan yang benar. Yesus meyakinkan perempuan Samaria hingga dia percaya Yesus Kristuslah air kehidupan dan mengajak orangblain untuk datang kepada Yesus Kristus. Bukan hanya itu jika kita baca keseluruhan perempuan Samaria itu memiliki penjelasan yang sangat dalam akan arti penyembahan; menyembah Allah di dalam Roh dan Kebenaran.
Sebagaimana dijelaskan di atas, Yahudi mempersoalkan tempat penyembahan yang berkenan di hadapan Allah, dengan penjelasan Yesus bahwa waktunya telah datang bukan soal dimana kita beribadah, di Yerusalem atau di Sikhem atau di Bethel tetapi beribadah di dalam Roh. Allah adalah Roh, yang melampauhi ruang dan waktu. Beribadah kepada Allah harus dipimpin oleh Roh itu sendiri yang mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Allah melalui firman dan perintahNya.
Beribadah di dalam Roh bukan mepersoalkan tempatnya, bukan mepersoalkan tehniknya dan tata caranya tetapi persoalan essensinya apakah roh manusia itu mau mempusatkan hati dan pikirannya agar Allah mau berdiam di hati manusia. Beribadah yang benar adalah disertai dengan ketekunan hidup orang percaya di dalam kebenaran dan kasih yang nyata bagi sesama.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati! Marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 25/10/2018
Yohanes 4:23-24 (TB) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
John 4:23-24 (RSV) But the hour is coming, and now is, when the true worshipers will worship the Father in spirit and truth, for such the Father seeks to worship him.
God is spirit, and those who worship him must worship in spirit and truth."
Sekalipun Samaria dulunya adalah saudara orang Yahudi, namun sampai jaman Tuhan Yesus bagi Yahudi orang Samaria adalah pendosa. Penilaian terhadap Samaria yang demikian disebabkan pengalaman gesekan sejarah yang panjang. Bagi Yahudi, Samaria itu keturunan pemberontak sebagaimana kita tahu bahwa setelah Raja Salomo meninggal digantikan oleh Rehabeam, tapi 10 suku Israel memberontak kepada Rehabeam dipimpin oleh Yorobeam I. Mereka memerdekakan diri menjadi negara berdaulat yaitu negara Israel Utara berpusat di Samaria. Mereka juga membuka pusat peribadatan sendiri di Sikhem. Mereka tidak mau beribadah ke Bait Allah di Yerusalem yang dibangun jaman Salomo. Jadi penilaian Yahudi terhadap Samaria orang berdosa dapat dilihat dari pengalam politik dan pengalaman religius. Paskah kehancuran Israel dibawah Assyur tahun 720 SM, Israel hancur dan menyebabkan beberapa suku-suku Israel tidak tampak lagi, mungkin saja mereka menghilangkan identitasnya atau dalam perjalanan sejarah proses kawin campur dan perjumpaan dengan suku bangsa lain menjadi hilang, hanya satu yang menyatukan mereka yaitu sebutan orang Samaria.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bagaimana orang Yahudi menilai orang Samaria sebagai pemberontak. Mereka tidak taat kepada Allah Israel yang diyakini hadir di Bait Allah Yerusalem. Mereka membangun altar penyembahan dan pusat peribadahan sendiri namun bagi seorang Yahudi itu adalah penyembahan yang tidak benar dari kacamata Yahudi. Disinilah persinggungan dialog Yesus dengan perempuan Samaria.
Injil Yohanes menyampaikan sebenarnya Yesus ingin ke Galilea, namun mengambil jalur lebih pendek lewat Samaria (Yoh 4:3). Tepat di siang hari, Yesus beristirahat di suatu tempat bernama Sikhar dekat sumur Yakub. Dapat kita bayangkan bagaimana letihnya berjalan seharian, maka beristirahat sejenak, sambil menunggu muridnya membeli makanan Yesus menunggu di Sumur Yakub dan berjumpa dengan perempuan Samaria yang hendak mengambil air.
Awal percakapan adalah Yesus meminta air, terus menjadi percakapan yang sangat berharga baik itu menyangkut pribadi perempuan Samaria, air kebidupan dan penyembahan yang benar. Yesus meyakinkan perempuan Samaria hingga dia percaya Yesus Kristuslah air kehidupan dan mengajak orangblain untuk datang kepada Yesus Kristus. Bukan hanya itu jika kita baca keseluruhan perempuan Samaria itu memiliki penjelasan yang sangat dalam akan arti penyembahan; menyembah Allah di dalam Roh dan Kebenaran.
Sebagaimana dijelaskan di atas, Yahudi mempersoalkan tempat penyembahan yang berkenan di hadapan Allah, dengan penjelasan Yesus bahwa waktunya telah datang bukan soal dimana kita beribadah, di Yerusalem atau di Sikhem atau di Bethel tetapi beribadah di dalam Roh. Allah adalah Roh, yang melampauhi ruang dan waktu. Beribadah kepada Allah harus dipimpin oleh Roh itu sendiri yang mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Allah melalui firman dan perintahNya.
Beribadah di dalam Roh bukan mepersoalkan tempatnya, bukan mepersoalkan tehniknya dan tata caranya tetapi persoalan essensinya apakah roh manusia itu mau mempusatkan hati dan pikirannya agar Allah mau berdiam di hati manusia. Beribadah yang benar adalah disertai dengan ketekunan hidup orang percaya di dalam kebenaran dan kasih yang nyata bagi sesama.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selasa, 23 Oktober 2018
TEGAR TENGKUK
*TEGAR TENGKUK*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenjngkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 23/10/2018
2 Tawarikh 30:8 (TB) Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu.
2 Chronicles 30:8 (RSV) Do not now be stiff-necked as your fathers were, but yield yourselves to the LORD, and come to his sanctuary, which he has sanctified for ever, and serve the LORD your God, that his fierce anger may turn away from you.
"Tegar Tengkuk" mendengar kata ini pasti muncul dibenak kita bagaimana sikap seseorang yang keras kepala, bandel dan tidak mau turut perintah. Selalu ingin kemauanya sendiri dan tidak mau kerjasama dengan orang lain. Pokoknya kesan keras kepala. Tengkuk adalah leher, sebagaimana kita tahu, leher biasanya lentur, boleh digerakkan memutar kekiri dan kekanan, lentur diarahkan ke samping kiri atau ke kanan ke depan atau ke belakang. Namun apa jadinya leher yang lentur itu berubah menjadi tegar dan kaku serta susah digerakkan? Inilah kiasan akan orang yang tidak mau peduli dan keras kepala. Pribadi yang demikian pasti kurang bersahabat bagi siapa saja.
Istilah tegar tengkuk inilah yang dipergunakan dalam PL sebagai sebutan untuk menjelaskan kedegilan hati umat Israel pada jaman Musa, (Keluaran 32:9, 33:3,5, 34:9; Ulangan 9:6,13; 10:16; 32:37, 2 Tawarikh 30:8 dan Yesaya 48:4). Tentu ada banyak sikap baik dan positip yang digambarkan Alkitab mengenai sikap umat Israel. Namun ada juga sikap negatifnya salah satu ditunjukkan dengan sebutan tegar tengkuk sebagaimana dalam renungan di pagi ini. Tentu masih ada lagi istilah lain yang dipakai oleh PL menggambarkan sikap kedegilan hati unat Allah. Namun kata tegar tengkuk sebagai mana kita baca pada ayat-ayat tersebut diatas semuanya menunjukkan sikap ketidak taatan dan tidak mau menuruti perintah Allah. Musa telah mengalaminya, bukanlah kuasa dan mujizat yang begitu besar diaaksikan oleh mata kepala mereka sendiri. Namun lihatlah sedikit saja ada keluhan mereka sudah memberontak keada Musa dan meminta biar kembali ke perbudakan Mesir.
Sendengkanlah telingamu! Ini suatu ajakan dan bisa juga disebut perintah aklgar berubah dari tegar tengkuk kepada hati yang mau mendengar dan menuruti apa yang dikehendaki oleh Tuhan dari mereka. Kata ini merupakan ajakan dari Raja Hizkia teehadap Suku Efraim dan Manasye yang melakukan pemberontakan terhadap Yehuda (2 Taw 30:1). Hizkia mengajak seluruh umat Israel bersama-sama menurut Taurat, datang beribadah ke Bait Allah. Jika meneruskan kedegilan hati dan ketidak setiaan kepada Tuhan, maka telah tersedia hukuman yang menyala-nyala. Namun jika mereka mau berubah, Tuhan pun akan undur dari amarahNya yang menyala-nyala itu dengan menggantikan kasih karunia.
Sahabat yang baik hati! Jangan tegar tengkuk suatu ajak yang sangat penting dalam hiduo kita sekarang ini. Mari mulai mengoreksi diri, dengarkan orang lain dan lakukan yang baik. Jika ikut menurut yang baik tentu akan banyak keuntungan dan manfaat, namun melanjutkan tegar tengkuk dan keras kepala akan merugikan diri sendiri.
Sahabatku! Tuhan memberkari saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenjngkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 23/10/2018
2 Tawarikh 30:8 (TB) Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu.
2 Chronicles 30:8 (RSV) Do not now be stiff-necked as your fathers were, but yield yourselves to the LORD, and come to his sanctuary, which he has sanctified for ever, and serve the LORD your God, that his fierce anger may turn away from you.
"Tegar Tengkuk" mendengar kata ini pasti muncul dibenak kita bagaimana sikap seseorang yang keras kepala, bandel dan tidak mau turut perintah. Selalu ingin kemauanya sendiri dan tidak mau kerjasama dengan orang lain. Pokoknya kesan keras kepala. Tengkuk adalah leher, sebagaimana kita tahu, leher biasanya lentur, boleh digerakkan memutar kekiri dan kekanan, lentur diarahkan ke samping kiri atau ke kanan ke depan atau ke belakang. Namun apa jadinya leher yang lentur itu berubah menjadi tegar dan kaku serta susah digerakkan? Inilah kiasan akan orang yang tidak mau peduli dan keras kepala. Pribadi yang demikian pasti kurang bersahabat bagi siapa saja.
Istilah tegar tengkuk inilah yang dipergunakan dalam PL sebagai sebutan untuk menjelaskan kedegilan hati umat Israel pada jaman Musa, (Keluaran 32:9, 33:3,5, 34:9; Ulangan 9:6,13; 10:16; 32:37, 2 Tawarikh 30:8 dan Yesaya 48:4). Tentu ada banyak sikap baik dan positip yang digambarkan Alkitab mengenai sikap umat Israel. Namun ada juga sikap negatifnya salah satu ditunjukkan dengan sebutan tegar tengkuk sebagaimana dalam renungan di pagi ini. Tentu masih ada lagi istilah lain yang dipakai oleh PL menggambarkan sikap kedegilan hati unat Allah. Namun kata tegar tengkuk sebagai mana kita baca pada ayat-ayat tersebut diatas semuanya menunjukkan sikap ketidak taatan dan tidak mau menuruti perintah Allah. Musa telah mengalaminya, bukanlah kuasa dan mujizat yang begitu besar diaaksikan oleh mata kepala mereka sendiri. Namun lihatlah sedikit saja ada keluhan mereka sudah memberontak keada Musa dan meminta biar kembali ke perbudakan Mesir.
Sendengkanlah telingamu! Ini suatu ajakan dan bisa juga disebut perintah aklgar berubah dari tegar tengkuk kepada hati yang mau mendengar dan menuruti apa yang dikehendaki oleh Tuhan dari mereka. Kata ini merupakan ajakan dari Raja Hizkia teehadap Suku Efraim dan Manasye yang melakukan pemberontakan terhadap Yehuda (2 Taw 30:1). Hizkia mengajak seluruh umat Israel bersama-sama menurut Taurat, datang beribadah ke Bait Allah. Jika meneruskan kedegilan hati dan ketidak setiaan kepada Tuhan, maka telah tersedia hukuman yang menyala-nyala. Namun jika mereka mau berubah, Tuhan pun akan undur dari amarahNya yang menyala-nyala itu dengan menggantikan kasih karunia.
Sahabat yang baik hati! Jangan tegar tengkuk suatu ajak yang sangat penting dalam hiduo kita sekarang ini. Mari mulai mengoreksi diri, dengarkan orang lain dan lakukan yang baik. Jika ikut menurut yang baik tentu akan banyak keuntungan dan manfaat, namun melanjutkan tegar tengkuk dan keras kepala akan merugikan diri sendiri.
Sahabatku! Tuhan memberkari saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Senin, 22 Oktober 2018
LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH
LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 23/10/2018.
1 Timotius 4:7-8 (TB) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
1 Timothy 4:7-8 (RSV) Have nothing to do with godless and silly myths. Train yourself in godliness;
for while bodily training is of some value, godliness is of value in every way, as it holds promise for the present life and also for the life to come.
Salah satu dari sekian banyak ciri masyarakat Indonesia menurut sosiolog terkenal Kuntjaraningrat dan Mochtar Lubis adalah percaya kepada takhyul. Percaya kepada takhyul adalah percaya kepada adanta kekuatan atau kesaktian pada suatu benda-benda tertentu. Percaya kepada benda-benda keramat yang dianggap memiliki kesaktian, yang sebenarnya tidak ada. Lawan dari takhyul adalah pencerahan atau renaisance. Kepercayaan terhadap seperti itu bisa memperbudak manusia yang seharusnya tidak perlu diperbudak. Misalnya bagaiamana seseorang percaya kepada dukun yang memberikan jimat-jimat pelaris dagangan kuliner kalau masakannya tak enak? Bagaimana mungkin seorang mendapat pekerjaan yang baik karwna cincin pemberian orang pintar padahal dia malas-malasan. Hal-hal seperti itu harus diberantas. Kesuksesan berdagang kuliner harus diasah melalui makanan yang enak, sajiannya menarik dan harga terjangkau dll. Takhyul seperti itu membawa kita kepada sesat dipikir, masih ingat cerita Kanjeng Dimas? Kisah hang menghebohkan katanya bisa menggandakan uang, rupaya semuanya adala bisnis tipuan belaka. Takhyul dan cerita-cerita seperti itu harus dikritisi agar tidak mudah sesat dipikir dan diombang-ambingkan rupa-rupa pengajara yang menyeaatkan. Melawan takhyul adalah membangun pikiran kritis atas sesuatu.
Hal semacam itu jugalah yang dinasihatkan oleh Paulus kepada Timoteus ketika melayani jemaat. Sebagaimana kita tahu kota Efesus tempat pelayanan Timoteus banyak dipengaruhi budaya Yunani (Hellenis) telah banyak dipengaruhi cerita-cerita magis, takhyul dan mitos-mitos Yunani Kuno. Sekalipun filsafat Yunani berkembang yang membangun pikiran kritis namun masih ada juga cerita-cerita takhyul yang turun-termurun di tengah-tengah masyarakat. Paulus mendorong Timoteus agar tidak percaya kepada takhyul dan mitos-mitos Yunani semacam itu apalagi yang memperdaya manusia, seperti keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang meragukan keyakinan kita kepada kuasa Tuhan Yesus Kristus. Inilah satu tugas berat Timoteus dan juga pelayan di jaman kini. Bagaimana iman Kristen menjawab tantangan jaman, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diyakini masyarakat dan memberikan pencerahan atas persoalan-persoalan hidup mereka. Mudahnya orang jatuh pada kepercayaan terhadap takyul disebabkan adanya pergumulan yang sulit dipecahkan sehingga dengan mudah membangun asumsi-asumsi yang unlogic. Dunia ini terus mempengaruhi kita agar meragukan iman kita kepada Yesus Kristus. Tugas orang percaya adalah merelevansikan ajaran Alkitab di masa kini.
Bagi Paulus, melawan semua itu adalah melatih diri beribadah. Harus diakui orang yang mudah dipengaruhi kepercayaan takhyul umumnya orang-orang yang kurang kuat beriman dan kurang memakai sikap berpikir kritisnya dalam menelaah sesuatu. Akhirnya dengan mudah diperdaya cerita-cerita takhyul yang menyesatkan.
Sahabat yang baik hati! Latihlah diri beribadah, bangun pikiran-pikiran yang positip dan melakukan berbagai usaha yang membangun kehidupan ini lebih kini dan esok. Irulah tugas beriman kepada Yesus Kristus, karena Yesus Kristus datang kedunia ini untuk menyelamatkan manusia dan membawa manusia kepada kehidupan yang lebih manusiawi seturut dengan kehendak Allah.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 23/10/2018.
1 Timotius 4:7-8 (TB) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
1 Timothy 4:7-8 (RSV) Have nothing to do with godless and silly myths. Train yourself in godliness;
for while bodily training is of some value, godliness is of value in every way, as it holds promise for the present life and also for the life to come.
Salah satu dari sekian banyak ciri masyarakat Indonesia menurut sosiolog terkenal Kuntjaraningrat dan Mochtar Lubis adalah percaya kepada takhyul. Percaya kepada takhyul adalah percaya kepada adanta kekuatan atau kesaktian pada suatu benda-benda tertentu. Percaya kepada benda-benda keramat yang dianggap memiliki kesaktian, yang sebenarnya tidak ada. Lawan dari takhyul adalah pencerahan atau renaisance. Kepercayaan terhadap seperti itu bisa memperbudak manusia yang seharusnya tidak perlu diperbudak. Misalnya bagaiamana seseorang percaya kepada dukun yang memberikan jimat-jimat pelaris dagangan kuliner kalau masakannya tak enak? Bagaimana mungkin seorang mendapat pekerjaan yang baik karwna cincin pemberian orang pintar padahal dia malas-malasan. Hal-hal seperti itu harus diberantas. Kesuksesan berdagang kuliner harus diasah melalui makanan yang enak, sajiannya menarik dan harga terjangkau dll. Takhyul seperti itu membawa kita kepada sesat dipikir, masih ingat cerita Kanjeng Dimas? Kisah hang menghebohkan katanya bisa menggandakan uang, rupaya semuanya adala bisnis tipuan belaka. Takhyul dan cerita-cerita seperti itu harus dikritisi agar tidak mudah sesat dipikir dan diombang-ambingkan rupa-rupa pengajara yang menyeaatkan. Melawan takhyul adalah membangun pikiran kritis atas sesuatu.
Hal semacam itu jugalah yang dinasihatkan oleh Paulus kepada Timoteus ketika melayani jemaat. Sebagaimana kita tahu kota Efesus tempat pelayanan Timoteus banyak dipengaruhi budaya Yunani (Hellenis) telah banyak dipengaruhi cerita-cerita magis, takhyul dan mitos-mitos Yunani Kuno. Sekalipun filsafat Yunani berkembang yang membangun pikiran kritis namun masih ada juga cerita-cerita takhyul yang turun-termurun di tengah-tengah masyarakat. Paulus mendorong Timoteus agar tidak percaya kepada takhyul dan mitos-mitos Yunani semacam itu apalagi yang memperdaya manusia, seperti keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang meragukan keyakinan kita kepada kuasa Tuhan Yesus Kristus. Inilah satu tugas berat Timoteus dan juga pelayan di jaman kini. Bagaimana iman Kristen menjawab tantangan jaman, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diyakini masyarakat dan memberikan pencerahan atas persoalan-persoalan hidup mereka. Mudahnya orang jatuh pada kepercayaan terhadap takyul disebabkan adanya pergumulan yang sulit dipecahkan sehingga dengan mudah membangun asumsi-asumsi yang unlogic. Dunia ini terus mempengaruhi kita agar meragukan iman kita kepada Yesus Kristus. Tugas orang percaya adalah merelevansikan ajaran Alkitab di masa kini.
Bagi Paulus, melawan semua itu adalah melatih diri beribadah. Harus diakui orang yang mudah dipengaruhi kepercayaan takhyul umumnya orang-orang yang kurang kuat beriman dan kurang memakai sikap berpikir kritisnya dalam menelaah sesuatu. Akhirnya dengan mudah diperdaya cerita-cerita takhyul yang menyesatkan.
Sahabat yang baik hati! Latihlah diri beribadah, bangun pikiran-pikiran yang positip dan melakukan berbagai usaha yang membangun kehidupan ini lebih kini dan esok. Irulah tugas beriman kepada Yesus Kristus, karena Yesus Kristus datang kedunia ini untuk menyelamatkan manusia dan membawa manusia kepada kehidupan yang lebih manusiawi seturut dengan kehendak Allah.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Minggu, 21 Oktober 2018
TINGGALKAN KEFASIKAN DAN LATIHLAHBDIRI BIJAKSANA, ADIL DAN BERIBADAH
*TINGGALKAN KEFASIKAN DAN MELATIH DIRI BIJAKSANA, ADIL DAN BERIBADAH*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marikah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam hidup ini. Senin, 22/10/2018.
Titus 2:12 (TB) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 2:12 (RSV) training us to renounce irreligion and worldly passions, and to live sober, upright, and godly lives in this world,
Hidup di dalam kasih karunia Kristus merubah segalanya. Keselamatan di dalam Yesus Kristus telah menyeberangkan kita dari masa lalu, kema masa kini. Masa lalu hidup di dalam "aeon lama" (era lama, manusia lama), oleh kasih karunia Kristus kita memasuki suatu "aeon baru" (era baru, manusia baru). Sebagaimana nasihat Paulus dalam kotbah minggu kemarin dalam Rom 12:2 jangan sama dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Dipakai kata metamorfose; tahapan kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu. Kepompong, kehidupan ulat yang terbungkus, rentan dimangsa, gelap dan tertutup terhadap dunia luar berubah atau bermetamorfose menjadi kupu-kupu yang indah, memancarkan warna-warni yang menarik dan lincah terbang kesana kemari. Demikianlah hidup, jangan serupa dengan dunia, dunia yang dilingkupi kegelapan, tertutup dan terkungkung oleh dosa. Kristus telah menebus kita maka kita memasuki hidup baru meninggalkan hidup lama.
Bagaimana kita memasuki hidup baru? Seperti seseorang masuk dalam suasana baru, tentu ada adaptasi, meninggalkan keviasan lama memasuki suatu kebiasaan baru. Kebiasaan lama jangan dibawa-bawa dalam situasi baru di dalam Kristus. Kristus mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi. Kata mendidik diterjemahkan dari kata Yunani 'didaskousa" atau "didake", melatih dan mendidik seseorang melalui pengajaran. Didake berarti mendidik seseorang menuju kedewasaan. Terjemahan Inggris "training" artinya sedang melatih. Ibarat seseorang yang mengikuti suatu pelatihan hingga mahir. Demikianlah Kristus, bukan hanya menebus dan menyelamatkan kita tetapi Kristus juga melatih kita meninggalkan manusia lama dan segala keinginan duniawi. Dalam hal ini Paulsu lebih kongkrit menjelaskan dalam Galatia menanggalkan keinginan daging (Gal 5:19-21 menuju hidup yang menghasilkan buah-buah roh (Gal 5:22-23). Kristus sedang melatihnkita meninggalkan segala kefasikan dan keinginan duniawi.
Hidup di dalam kasih karunia Kristus kita diproses menuju kehidupan menurut kehendak Kristus. Tiga hal yang disebutkan dalam renungan kni adalah; bijaksana, adil dan beribadah. Jika kita baca Perjanjian Lama, hidup bijak sana itu diidentikan dengan hiduo yang takut akan Tuhan (baca Amsal 1:7), Hidup adil; hidup di dalam kebenaran, dan hiduo beribadah adalah hidup yang mengabdikan diri secara total di hadapan Allah.
Sahabat yang baik hati, Steven R Covey seorang yang menggeluti pekerjaan di bidang pelatihan kepemimpinan (leadership) dan menuliskan buku-buku yang sangat terkenal dalam kepemimpinan. Fakta membuktikan dari setiap angkatan yang mengikuti pelatihan kepemimpinan hanya sekitar 20% yang dapat meaktualisasikan hasil dari pelatihan dengan hasil memuaskan. Ini jugalah menjadi tantangan bagi kita, sebagai orang yang telah hidup di dalam kasih karunia Kristus dingatka agar kita membuka diri untuk dilatih dan dididik oleh Kristus. Hidup di dalam kasih karunia Kristus harus melatih diri meninggalkan segala kefasikan dan keinginan duniawi menuju hidup yang bijaksana, adil dan beribadah. Pelatihan di dalam Kristus tentu dapat kita lakukan dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan karena Kristus menjadi guri dan pelatihnya. Masalahnya adalah apakah kita mau dan bersedia dilatih dan dididik oleh Kristus?
Sahabatku, dimanapun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marikah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam hidup ini. Senin, 22/10/2018.
Titus 2:12 (TB) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 2:12 (RSV) training us to renounce irreligion and worldly passions, and to live sober, upright, and godly lives in this world,
Hidup di dalam kasih karunia Kristus merubah segalanya. Keselamatan di dalam Yesus Kristus telah menyeberangkan kita dari masa lalu, kema masa kini. Masa lalu hidup di dalam "aeon lama" (era lama, manusia lama), oleh kasih karunia Kristus kita memasuki suatu "aeon baru" (era baru, manusia baru). Sebagaimana nasihat Paulus dalam kotbah minggu kemarin dalam Rom 12:2 jangan sama dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Dipakai kata metamorfose; tahapan kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu. Kepompong, kehidupan ulat yang terbungkus, rentan dimangsa, gelap dan tertutup terhadap dunia luar berubah atau bermetamorfose menjadi kupu-kupu yang indah, memancarkan warna-warni yang menarik dan lincah terbang kesana kemari. Demikianlah hidup, jangan serupa dengan dunia, dunia yang dilingkupi kegelapan, tertutup dan terkungkung oleh dosa. Kristus telah menebus kita maka kita memasuki hidup baru meninggalkan hidup lama.
Bagaimana kita memasuki hidup baru? Seperti seseorang masuk dalam suasana baru, tentu ada adaptasi, meninggalkan keviasan lama memasuki suatu kebiasaan baru. Kebiasaan lama jangan dibawa-bawa dalam situasi baru di dalam Kristus. Kristus mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi. Kata mendidik diterjemahkan dari kata Yunani 'didaskousa" atau "didake", melatih dan mendidik seseorang melalui pengajaran. Didake berarti mendidik seseorang menuju kedewasaan. Terjemahan Inggris "training" artinya sedang melatih. Ibarat seseorang yang mengikuti suatu pelatihan hingga mahir. Demikianlah Kristus, bukan hanya menebus dan menyelamatkan kita tetapi Kristus juga melatih kita meninggalkan manusia lama dan segala keinginan duniawi. Dalam hal ini Paulsu lebih kongkrit menjelaskan dalam Galatia menanggalkan keinginan daging (Gal 5:19-21 menuju hidup yang menghasilkan buah-buah roh (Gal 5:22-23). Kristus sedang melatihnkita meninggalkan segala kefasikan dan keinginan duniawi.
Hidup di dalam kasih karunia Kristus kita diproses menuju kehidupan menurut kehendak Kristus. Tiga hal yang disebutkan dalam renungan kni adalah; bijaksana, adil dan beribadah. Jika kita baca Perjanjian Lama, hidup bijak sana itu diidentikan dengan hiduo yang takut akan Tuhan (baca Amsal 1:7), Hidup adil; hidup di dalam kebenaran, dan hiduo beribadah adalah hidup yang mengabdikan diri secara total di hadapan Allah.
Sahabat yang baik hati, Steven R Covey seorang yang menggeluti pekerjaan di bidang pelatihan kepemimpinan (leadership) dan menuliskan buku-buku yang sangat terkenal dalam kepemimpinan. Fakta membuktikan dari setiap angkatan yang mengikuti pelatihan kepemimpinan hanya sekitar 20% yang dapat meaktualisasikan hasil dari pelatihan dengan hasil memuaskan. Ini jugalah menjadi tantangan bagi kita, sebagai orang yang telah hidup di dalam kasih karunia Kristus dingatka agar kita membuka diri untuk dilatih dan dididik oleh Kristus. Hidup di dalam kasih karunia Kristus harus melatih diri meninggalkan segala kefasikan dan keinginan duniawi menuju hidup yang bijaksana, adil dan beribadah. Pelatihan di dalam Kristus tentu dapat kita lakukan dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan karena Kristus menjadi guri dan pelatihnya. Masalahnya adalah apakah kita mau dan bersedia dilatih dan dididik oleh Kristus?
Sahabatku, dimanapun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Sabtu, 20 Oktober 2018
IBADAH YANG SEJATI
Kotbah Minggu 21 Oktober 2018
Topik:
*IBADAH YANG SEJATI*
(Rom 12:1-3)
Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati kotbah minggu ini mengajak kita semua orangbpercaya untuk mengabdikan diri menjadi manusia yang beribadah dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang di hadapan Allah, merubah diri dan melakukan apa yang baik dan berkenan di hadapan Allah. Ajakan ini sangat penting dalam kesibukan kita di jaman now, jaman yang berhadapan dengan dunia maya kini kita diajak untuk berada dihadapan Allah.
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa manusia adalah mahluk beribadah. Jika kita baca kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia segambar dengan rupa Allah. Manusia menerima mandat dari Allah untuk mengelola dan melestarikan ciptaanya. Di dalam menerima mandat itu sesungguhnya manusia telah menjadi mahkluk beribadah, mahkluk yang mengabdi kepada pemberi mandat karena ibadah berarti "abodah" atau "abdi" atau menghambakan diri kepada Allah. Ibadah bukanlah sebatas ritus atau memenuhi peraturan formal religius, tetapi sikap hidup yang mengabdikan diri di hadapan Allah. Manusia sebagai mahkluk beribadah ditegaskan pada perintah Allah: Ingat dan kuduskanlah hari Sabath. Dengan perintah ini kita harus mengabdi dan beribadah kepada Tuhan Sang Pencipta khalik dan bumi. Sayangnya arti ibadah sering dipahami sebagai bentuk ritual semata atau pemenuhan kewajiban-kewajiban agama berupa persembahan dan kurban yang ditetapkan. Ibadah adalah manusia mengabdikan diri atau mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Definisi diatas dipergunakan Paulus memberikan pengajaran kepada jemaat di Roma tentang arti ibadah yang sejati. Ibadah yang sesungguhnya adalah manusia secara sadar dan dalam penuh ketaatan mengabdikan diri menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Yesus sendiri menjadi contoh yang mempersembahkan hidupNya menjadi kurban perdamaian kepada Allah. Oleh pengorbananNya kita memperoleh pembenaran. Dialah imam besar yang mempersembahkan hidupnya sekali untuk selamanya agar kita memperoleh penghapusan dosa (Baca Ibrani 9:12).
Kotbah minggu ini menyegarkan kita kembali akan arti Ibadah yang sejati. Ibadah sejati adalah sikap hidup orang yang menerima keselamatkan di dalam Yesus Kristus dengan mengabdikan diri sepenuhnya sebagai persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Berkaitan dengan itu kotbah minggu ini mengajak kita:
1. Mempersembahkan hidup kita menjadi kemuliaan Tuhan.
Sebagaimana kita tahu dalam agama Yahudi banyak ketentuan yang ditetapkan tentang persembahan sebagai hak Allah: mulai dari persembahan buah sulung, korban penghapusan dosa, perpuluhan dll. Semua itu harus dipersembahkan sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Hak Allah harus diberikan sepenuhnya. Namun teologi persembahan dalam Perjanjian Baru dijelaskan Paulus dalam Rom 12:1 lebih dalam lagi, persembahan bukanlah memberikan daftar yang harus diberikan kepada Tuhan tetapi mempersembahkan tubuh, jiwa dan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan (Band BE 204:2).
2. Berubahlah, lakukan apa yang berkenan di hadapan Allah.
Anak-anak Tuhan harus berbeda dengan dunia ini. Itulah sebabnya kita diajak jangan serupa dengan dunia ini. Kita bukan berasal dari dunia, tetapi kita masih berada di dunia ini dan menuju suatu pengharapan yaitu hidup dalam kemuliaan menantikan Kristus. Karena itu kita harus berbeda dari dunia ini. Kita harus kuat melawan segala keinginan yang menarik kita kembali ke dalam dosa. Jangan serupa dengan dunia, berubahlah oleh pembaharuan budi. Anak-anak Tuhan harus berani tampil berbeda dengan anak-anak dunia ini yang chaos, penuh dengan tipu daya. Anak-anak terang harus kuat, menguasai diri serta melakukan apa yang baik dan berkenan di bagi Allah.
Orang percaya yang beribadah harus bersedia merubah diri. Berubah dari kebiasan buruk kepada kehidupan yang berkenan dihadapan Allah. Berubah atau bermetamorfosis, ada tahapan perubahan dari kepompong ke kupu-kupu. Kepompong yang tergulung dan terbungkus berubah menjadi kupu-kupu yang indah, memancarkan warna warni yang menarik, bergerak kian kemari memancarkan kasih karunia Allah.
3. Jangan pikirkan apa yang lebih tinggi, tetapi kuasai diri dalam segala keadaan.
Terjemahan bhs Batak sangat bagus: "unang torbang rajumi hamu dirimuna lobi sian na patut". Terjemahannya: jangan memikirkan diri lebih tinggi. Kalimat ini menyimpan makna keinginan meninggikan diri. Keinginan meninggikan diri adalah "hubris" atau kesombongan. Kesombongan manusia yang ingin sama dengan Allah membuat manusia jatuh dalam dosa (Kej 3).
Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ininjuga mengingatkan kita akan kasih karunia Allah pada diri kita masing-masing. Setiap pribadi diberi kasih karunia melalui talent dan potensi diri masing-masing. Kasih karunia itu bukanlah untuk kesempatan meninggikan diri atau jatuh kepada kesombongan tetapi menjadi tanggung jawab untuk mengabdikannya menjadi alat pelayanan Tuhan. Orang percaya harus menjauhkan diri dari segala hubris dan kesombongan dalam segala keadaan harus rendah hati dan menguasai diri agar dapat mengabdikan diri untuk kemuliaan Tuhan. Itulah hakekat manusia yang beribadah.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Topik:
*IBADAH YANG SEJATI*
(Rom 12:1-3)
Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati kotbah minggu ini mengajak kita semua orangbpercaya untuk mengabdikan diri menjadi manusia yang beribadah dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang di hadapan Allah, merubah diri dan melakukan apa yang baik dan berkenan di hadapan Allah. Ajakan ini sangat penting dalam kesibukan kita di jaman now, jaman yang berhadapan dengan dunia maya kini kita diajak untuk berada dihadapan Allah.
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa manusia adalah mahluk beribadah. Jika kita baca kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia segambar dengan rupa Allah. Manusia menerima mandat dari Allah untuk mengelola dan melestarikan ciptaanya. Di dalam menerima mandat itu sesungguhnya manusia telah menjadi mahkluk beribadah, mahkluk yang mengabdi kepada pemberi mandat karena ibadah berarti "abodah" atau "abdi" atau menghambakan diri kepada Allah. Ibadah bukanlah sebatas ritus atau memenuhi peraturan formal religius, tetapi sikap hidup yang mengabdikan diri di hadapan Allah. Manusia sebagai mahkluk beribadah ditegaskan pada perintah Allah: Ingat dan kuduskanlah hari Sabath. Dengan perintah ini kita harus mengabdi dan beribadah kepada Tuhan Sang Pencipta khalik dan bumi. Sayangnya arti ibadah sering dipahami sebagai bentuk ritual semata atau pemenuhan kewajiban-kewajiban agama berupa persembahan dan kurban yang ditetapkan. Ibadah adalah manusia mengabdikan diri atau mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Definisi diatas dipergunakan Paulus memberikan pengajaran kepada jemaat di Roma tentang arti ibadah yang sejati. Ibadah yang sesungguhnya adalah manusia secara sadar dan dalam penuh ketaatan mengabdikan diri menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Yesus sendiri menjadi contoh yang mempersembahkan hidupNya menjadi kurban perdamaian kepada Allah. Oleh pengorbananNya kita memperoleh pembenaran. Dialah imam besar yang mempersembahkan hidupnya sekali untuk selamanya agar kita memperoleh penghapusan dosa (Baca Ibrani 9:12).
Kotbah minggu ini menyegarkan kita kembali akan arti Ibadah yang sejati. Ibadah sejati adalah sikap hidup orang yang menerima keselamatkan di dalam Yesus Kristus dengan mengabdikan diri sepenuhnya sebagai persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Berkaitan dengan itu kotbah minggu ini mengajak kita:
1. Mempersembahkan hidup kita menjadi kemuliaan Tuhan.
Sebagaimana kita tahu dalam agama Yahudi banyak ketentuan yang ditetapkan tentang persembahan sebagai hak Allah: mulai dari persembahan buah sulung, korban penghapusan dosa, perpuluhan dll. Semua itu harus dipersembahkan sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Hak Allah harus diberikan sepenuhnya. Namun teologi persembahan dalam Perjanjian Baru dijelaskan Paulus dalam Rom 12:1 lebih dalam lagi, persembahan bukanlah memberikan daftar yang harus diberikan kepada Tuhan tetapi mempersembahkan tubuh, jiwa dan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan (Band BE 204:2).
2. Berubahlah, lakukan apa yang berkenan di hadapan Allah.
Anak-anak Tuhan harus berbeda dengan dunia ini. Itulah sebabnya kita diajak jangan serupa dengan dunia ini. Kita bukan berasal dari dunia, tetapi kita masih berada di dunia ini dan menuju suatu pengharapan yaitu hidup dalam kemuliaan menantikan Kristus. Karena itu kita harus berbeda dari dunia ini. Kita harus kuat melawan segala keinginan yang menarik kita kembali ke dalam dosa. Jangan serupa dengan dunia, berubahlah oleh pembaharuan budi. Anak-anak Tuhan harus berani tampil berbeda dengan anak-anak dunia ini yang chaos, penuh dengan tipu daya. Anak-anak terang harus kuat, menguasai diri serta melakukan apa yang baik dan berkenan di bagi Allah.
Orang percaya yang beribadah harus bersedia merubah diri. Berubah dari kebiasan buruk kepada kehidupan yang berkenan dihadapan Allah. Berubah atau bermetamorfosis, ada tahapan perubahan dari kepompong ke kupu-kupu. Kepompong yang tergulung dan terbungkus berubah menjadi kupu-kupu yang indah, memancarkan warna warni yang menarik, bergerak kian kemari memancarkan kasih karunia Allah.
3. Jangan pikirkan apa yang lebih tinggi, tetapi kuasai diri dalam segala keadaan.
Terjemahan bhs Batak sangat bagus: "unang torbang rajumi hamu dirimuna lobi sian na patut". Terjemahannya: jangan memikirkan diri lebih tinggi. Kalimat ini menyimpan makna keinginan meninggikan diri. Keinginan meninggikan diri adalah "hubris" atau kesombongan. Kesombongan manusia yang ingin sama dengan Allah membuat manusia jatuh dalam dosa (Kej 3).
Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ininjuga mengingatkan kita akan kasih karunia Allah pada diri kita masing-masing. Setiap pribadi diberi kasih karunia melalui talent dan potensi diri masing-masing. Kasih karunia itu bukanlah untuk kesempatan meninggikan diri atau jatuh kepada kesombongan tetapi menjadi tanggung jawab untuk mengabdikannya menjadi alat pelayanan Tuhan. Orang percaya harus menjauhkan diri dari segala hubris dan kesombongan dalam segala keadaan harus rendah hati dan menguasai diri agar dapat mengabdikan diri untuk kemuliaan Tuhan. Itulah hakekat manusia yang beribadah.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Jumat, 19 Oktober 2018
MENAFSIRKAN KITAB SUCI
*MENAFSIRKAN KITAB SUCI*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas. Sabtu, 20/10/2018
2 Petrus 1:20 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
2 Peter 1:20 (RSV) First of all you must understand this, that no prophecy of scripture is a matter of one's own interpretation,
Duet atau Duel; dua kata ini pernah menjadi suatu diskusi menarik untuk mencari hubungan teologi dan sains. Ada yang memahami teologi (agama) dan sains (ilmu pengetahuan) sebagai duel, yang satu tidak membutuhkan yang lain. Dari pihak ilmuan ada yang beranggapan seolah dengan ilmu yang dimiliki dapat membuktikan ketiadaan Tuhan. Inilah sains yang tidak agamis. Sebaliknya dari pihak agamawan juga ada yang anti sains, seolah dalam mempelajari tentang Tuhan, orang tidak membutuhkan sains (ilmu pengetahuan). Benarkah demikian? Bagaimana ilmu tanpa agama dan agama tanpa pengetabuan? Keduanya seharusnya duat yang baik; agama membantu sains menemukan misteri yang tidak dapat ditelusuri oleh sains dan sains dapat dipergunakan teologi dalam memahami misteri kedalaman agama. Pernyataan Albert Einstain menjadi penting merumusman hubungan keduanya: ilmu tanpa agama akan lumpuh, dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan buta. Jadi keduanya bukanlah duel, melainkan duet yang saling melengkapi.
Mempelajari kitab suci tidak boleh seenaknya menafsirkan Alkitab, nubuatan-nubuatan dalam kita suci ditaksir-taksir menurut keinginan sendiri. Bagi Rasul Petrus di dalam iman harus ditambahkan pengetahuan. Baca 2 Petrus 1:5 (TB) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
Dari pandangan ini Rasul Petrus menambahkan pentingnya pengetahuan membantu orang percaya memahami Alkitab. Namun harus diingat pula bahwa sekalipun ilmu-ilmu lain dapat membantu kita memahami Alkitab, namun dalam penafsiran teks-teks Alkitab harus dipahami menurut pandangan Alkitab itu sendiri.
Mempelajari kitab suci tidak boleh menafsirkannya dengan keinginan sendiri. Inilah yang diingatkan oleh rasul Petrus kepada jemaat mula-mula. Apa jadinya jika masing-masing menafsirkan kitab suci menurut keinginan sendiri? Dampaknya adalah bukan kehendak kitab suci yang diajarkan namun idiologi dan keinginan si penafsir. Jika masing-masing menafsirkan kitab suci menurut keinginan sendiri yang terjadi mebenarkanndiri dan menafikan yang lain. Disinilah sejak awal tasul Petrus mengingatkan gereja bahwa dalam menafsirkan Alkitab harus memilikk dasar hermeneutis yang dapat dipertanggung jawabkan secara iman dan didasarkan pada tujuan pemberitaan Alkitab itu sendiri. Penafsir Alkitab harus menggali makna teks di dalam konteksnya. Tugas penafsir selanjutnya adalah bagaimana merelevankan pesan teks pada konteks kita kini. Sehingga Alkitab menyinari dan memberikan pesan-pesan barharga bagi kehidupan kita masa kini. Jadi sekalipun ribuan tahun silam teks-teks Alkitab dituliskan, tetapi relevan bagi masyarakat di masa kini.
Sahabat yang baik hati! Dalam perjalanan sejarah gereja, telah banyak muncul bidaat atau sekte yang menafisrkan Alkitab dari satu sudut pandang tertentu sehingga tersesat. Menonjolkan ayat tertentu yang disukai, namun mengabaikan teks lain. Bahkan bahaya paling berbahaya dalam agam bukanlah dari luar agama, tetapi dari agama itu sendiri yang menafsirkan Alkitab menurut pemahaman sendiri sebagaimana munculnya berbagai aliran fundamental di dalam agama. Membenarkan diri dan menyesatkan yang lain.
Sahabatku! Di mana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas. Sabtu, 20/10/2018
2 Petrus 1:20 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
2 Peter 1:20 (RSV) First of all you must understand this, that no prophecy of scripture is a matter of one's own interpretation,
Duet atau Duel; dua kata ini pernah menjadi suatu diskusi menarik untuk mencari hubungan teologi dan sains. Ada yang memahami teologi (agama) dan sains (ilmu pengetahuan) sebagai duel, yang satu tidak membutuhkan yang lain. Dari pihak ilmuan ada yang beranggapan seolah dengan ilmu yang dimiliki dapat membuktikan ketiadaan Tuhan. Inilah sains yang tidak agamis. Sebaliknya dari pihak agamawan juga ada yang anti sains, seolah dalam mempelajari tentang Tuhan, orang tidak membutuhkan sains (ilmu pengetahuan). Benarkah demikian? Bagaimana ilmu tanpa agama dan agama tanpa pengetabuan? Keduanya seharusnya duat yang baik; agama membantu sains menemukan misteri yang tidak dapat ditelusuri oleh sains dan sains dapat dipergunakan teologi dalam memahami misteri kedalaman agama. Pernyataan Albert Einstain menjadi penting merumusman hubungan keduanya: ilmu tanpa agama akan lumpuh, dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan buta. Jadi keduanya bukanlah duel, melainkan duet yang saling melengkapi.
Mempelajari kitab suci tidak boleh seenaknya menafsirkan Alkitab, nubuatan-nubuatan dalam kita suci ditaksir-taksir menurut keinginan sendiri. Bagi Rasul Petrus di dalam iman harus ditambahkan pengetahuan. Baca 2 Petrus 1:5 (TB) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
Dari pandangan ini Rasul Petrus menambahkan pentingnya pengetahuan membantu orang percaya memahami Alkitab. Namun harus diingat pula bahwa sekalipun ilmu-ilmu lain dapat membantu kita memahami Alkitab, namun dalam penafsiran teks-teks Alkitab harus dipahami menurut pandangan Alkitab itu sendiri.
Mempelajari kitab suci tidak boleh menafsirkannya dengan keinginan sendiri. Inilah yang diingatkan oleh rasul Petrus kepada jemaat mula-mula. Apa jadinya jika masing-masing menafsirkan kitab suci menurut keinginan sendiri? Dampaknya adalah bukan kehendak kitab suci yang diajarkan namun idiologi dan keinginan si penafsir. Jika masing-masing menafsirkan kitab suci menurut keinginan sendiri yang terjadi mebenarkanndiri dan menafikan yang lain. Disinilah sejak awal tasul Petrus mengingatkan gereja bahwa dalam menafsirkan Alkitab harus memilikk dasar hermeneutis yang dapat dipertanggung jawabkan secara iman dan didasarkan pada tujuan pemberitaan Alkitab itu sendiri. Penafsir Alkitab harus menggali makna teks di dalam konteksnya. Tugas penafsir selanjutnya adalah bagaimana merelevankan pesan teks pada konteks kita kini. Sehingga Alkitab menyinari dan memberikan pesan-pesan barharga bagi kehidupan kita masa kini. Jadi sekalipun ribuan tahun silam teks-teks Alkitab dituliskan, tetapi relevan bagi masyarakat di masa kini.
Sahabat yang baik hati! Dalam perjalanan sejarah gereja, telah banyak muncul bidaat atau sekte yang menafisrkan Alkitab dari satu sudut pandang tertentu sehingga tersesat. Menonjolkan ayat tertentu yang disukai, namun mengabaikan teks lain. Bahkan bahaya paling berbahaya dalam agam bukanlah dari luar agama, tetapi dari agama itu sendiri yang menafsirkan Alkitab menurut pemahaman sendiri sebagaimana munculnya berbagai aliran fundamental di dalam agama. Membenarkan diri dan menyesatkan yang lain.
Sahabatku! Di mana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Kamis, 18 Oktober 2018
RASA SYUKUR DAN CUKUP
*RASA SYUKUR DAN CUKUP*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, mwmbaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas. Jumat, 19/10/2018
1 Timotius 6:8 (TB) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
1 Timothy 6:8 (RSV) but if we have food and clothing, with these we shall be content.
"Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami sekucupnya." Kalimat itu adalah bahagian dari doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid. Dengan pengajaran ini kita anak-anakNya diajak untuk hidup dengan rasa cukup. Namun jika ditanya lebih lanjut, apakah defenisi rasa cukup dan batasan mana bagi kita untuk menyebutkan rasa cukup? Hal ini tentu paling sulit dirumuskan karena berbagai alasan.
Pertama manusia ini hidup di dunia ini, dunia ini tidak ada puasnya. Dalam hal positip juga rasa cukup ini melanda kita, coba anda ingat ketika memperoleh sesuatu prestasi selalu diajarkan: jangan cepat merasa puas..! Bukankah selalu kita menasihatkan kepada orang yang berhasil meraih suatu prestasi agar tidak langsung merasa puas tetapi trrus memacu diri agar meraih prestasi yang lebih besar lagi. Demikian juga alasan kedua ini yaitu manusia punya kebutuhan dan keinginan. Kedua hal ini memang hampir sama namun bisa dibedakan, keiginanan adalah hasrat ingin ini dan itu sekali pun tidak dibutuhkan. Sementara kebutuhan adalah penopang manusia untuk dapat menjalankan kehidupannya. Misalnya orang butuh rumah, itu suatu kebutuhan. Namun memiliki rumah mewah adalah keinginan. Kedua hal ini terus memacu manusia kebutuhan yang satu tercapai menopang kehidupannya pasti membutuhkan yang lain. Demikian dengan keinginan, keinginan yang satu tercapai pasti ada keinginan yang lain. Dalam semua itu, Alkitab menasihatkan kita kuasailah diri, jangan karena meraih segala keinginan kita jatuh dalam dosa.
Menguasai diri dalam mengelola kebutuhan dan keinginan merupakan pesan yang sangat penting disampaikan Paulus kepada Timoteus. Paulus mengingatkan: "akar dari segala kejahatan adalah cinta uang." (1 Tim 6:10)
Kembali kepada rasa cukup, Alkitab mengajarkan bahwa manusia bisa mengatakan: cukup, karena manusia dapat menguasai diri. Pengkotbah mengingatkab bahwa hanya enam hal ini saja yang tidak mengenal rasa cukup yaitu:
Amsal 30:15-16 (TB) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi hari ini memberikan nasihat kehidupan yang sangat berharga. Mengatasi keinginan harus dikendalikan dengan rasa syukur dan cukup. Jika ada makanan dan pakaian ini sudah cukup, lebihnya adalah rasaya syukur. Mari sampaikan syukur atas segala anugerah dan pemberian Tuhan dalam hidup ini. Segala yang kita miliki merupakan berkat Tuhan. Rasa cukup, memberikan nasihat bagi kita, jangan sampai kita kehilangan kendali diri demi mencapai keinginan diri. Roh kerakusan ada pada diri yang tidak dituntun oleh Roh Kudus.
Anda mungkin sudah pernah dengar kisah seekor anjing pemburu. Dia barusan mendapat seekor kelinci hasil buruannya dan membawa tangkapannya di mulutnya. Namun ketika dia melewati jembatan, dilihatnya bayangannya ada di dalam air, seorang anjing yang menggigit buruannya di mulutnya. Segera dia ambil ancang-ancang dan melompat menerkam bayangannya dalam air. Buuaaar....! Dia tercebur ke dalam air. Apa yang terjadi? Sang anjing rakus pun megap-mengap, hasil buruan yang seharusnya miliknya terlepas entah ke mana? Rakus membuat orang kehilangan kendali. Namun rasa syukur dan cukup membuat kita hidup penuh berkat karena kita menikmati satu persatu pemberian Tuhan dalam hidup ini.
Sahabatku! Dimana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, mwmbaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas. Jumat, 19/10/2018
1 Timotius 6:8 (TB) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
1 Timothy 6:8 (RSV) but if we have food and clothing, with these we shall be content.
"Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami sekucupnya." Kalimat itu adalah bahagian dari doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid. Dengan pengajaran ini kita anak-anakNya diajak untuk hidup dengan rasa cukup. Namun jika ditanya lebih lanjut, apakah defenisi rasa cukup dan batasan mana bagi kita untuk menyebutkan rasa cukup? Hal ini tentu paling sulit dirumuskan karena berbagai alasan.
Pertama manusia ini hidup di dunia ini, dunia ini tidak ada puasnya. Dalam hal positip juga rasa cukup ini melanda kita, coba anda ingat ketika memperoleh sesuatu prestasi selalu diajarkan: jangan cepat merasa puas..! Bukankah selalu kita menasihatkan kepada orang yang berhasil meraih suatu prestasi agar tidak langsung merasa puas tetapi trrus memacu diri agar meraih prestasi yang lebih besar lagi. Demikian juga alasan kedua ini yaitu manusia punya kebutuhan dan keinginan. Kedua hal ini memang hampir sama namun bisa dibedakan, keiginanan adalah hasrat ingin ini dan itu sekali pun tidak dibutuhkan. Sementara kebutuhan adalah penopang manusia untuk dapat menjalankan kehidupannya. Misalnya orang butuh rumah, itu suatu kebutuhan. Namun memiliki rumah mewah adalah keinginan. Kedua hal ini terus memacu manusia kebutuhan yang satu tercapai menopang kehidupannya pasti membutuhkan yang lain. Demikian dengan keinginan, keinginan yang satu tercapai pasti ada keinginan yang lain. Dalam semua itu, Alkitab menasihatkan kita kuasailah diri, jangan karena meraih segala keinginan kita jatuh dalam dosa.
Menguasai diri dalam mengelola kebutuhan dan keinginan merupakan pesan yang sangat penting disampaikan Paulus kepada Timoteus. Paulus mengingatkan: "akar dari segala kejahatan adalah cinta uang." (1 Tim 6:10)
Kembali kepada rasa cukup, Alkitab mengajarkan bahwa manusia bisa mengatakan: cukup, karena manusia dapat menguasai diri. Pengkotbah mengingatkab bahwa hanya enam hal ini saja yang tidak mengenal rasa cukup yaitu:
Amsal 30:15-16 (TB) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi hari ini memberikan nasihat kehidupan yang sangat berharga. Mengatasi keinginan harus dikendalikan dengan rasa syukur dan cukup. Jika ada makanan dan pakaian ini sudah cukup, lebihnya adalah rasaya syukur. Mari sampaikan syukur atas segala anugerah dan pemberian Tuhan dalam hidup ini. Segala yang kita miliki merupakan berkat Tuhan. Rasa cukup, memberikan nasihat bagi kita, jangan sampai kita kehilangan kendali diri demi mencapai keinginan diri. Roh kerakusan ada pada diri yang tidak dituntun oleh Roh Kudus.
Anda mungkin sudah pernah dengar kisah seekor anjing pemburu. Dia barusan mendapat seekor kelinci hasil buruannya dan membawa tangkapannya di mulutnya. Namun ketika dia melewati jembatan, dilihatnya bayangannya ada di dalam air, seorang anjing yang menggigit buruannya di mulutnya. Segera dia ambil ancang-ancang dan melompat menerkam bayangannya dalam air. Buuaaar....! Dia tercebur ke dalam air. Apa yang terjadi? Sang anjing rakus pun megap-mengap, hasil buruan yang seharusnya miliknya terlepas entah ke mana? Rakus membuat orang kehilangan kendali. Namun rasa syukur dan cukup membuat kita hidup penuh berkat karena kita menikmati satu persatu pemberian Tuhan dalam hidup ini.
Sahabatku! Dimana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Rabu, 17 Oktober 2018
MENGENAL KITAB SUCI SEJAK KECIL
*MENGENAL KITAB SUCI SEJAK KECIL*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 18/10/2018
2 Timotius 3:15 (TB) Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
2 Timothy 3:15 (RSV) and how from childhood you have been acquainted with the sacred writings which are able to instruct you for salvation through faith in Christ Jesus.
Tahun 2010 saya berkesempatan mengunjungi Jerman tepatnya di Distrik An der Agger. Mereka adalah mitra pelayanan Distrik VI Dairi. Dalam 4 tahunan sudah ada semacam kesepakatan ada kunjungan kemitraan. Selama lima minggu lebih kami di sana mengunjungi gereja dan beberapa pelayanan di sana, termasuk beberapa project diakonia gereja, sekolah dan panti jompo. Sekalipun banyak terdaftar anghita jemaat, namun yang ikut gereja sangat sedikit, apalagi anak-anak dan rwmaja pemuda. Inilah kekuatiran dan keresahan orang Kristen di sana khususnya yang masih memberi perhatian pada gereja dan aktif dalam berbagai pelayanan gereja. Apa yang menyebabkan anak-anak tidak datang ke gereja? Tertentu banyak faktor, namun salah satu jawaban yang sangat mengejutkan adalah ada pandangan di kalangan orang tua terlalu dini bagi anak-anak belajar tentang agama.
Terlalu dini belajar agama bagi anak-anak? Arus pemikiran seperti itu banyak didominasi masyarakat modern, seolah agama adalah hanya untuk dewasa, itulah sebabnya mereka lebih condong bahwa agama adalah pilihan. Agama yang tidak diajarkan sejak anak-anak akhirnya sampai dewasa pun mereka tidak ada minat untuk bergereja. Arus modern juga menyampaikan Kritik pedas terhadap iman warisan? Kristen warisan adalah kita menjadi Kristen karena orangtua Kristen seolah belum sungguh-sungguh Kristen. Pertanyaan adalah apa yang salah disitu, justru dalam tradisi Lutheran tang menganut Baptisan anak-anak bahwa orang tua bertugas dan bertanggung jawab atas pengajaran Agama Kristen bagi anak-anak mereka, mengajarkan Alkitab dan nilai-nilai yang dikandung dalam Alkitab sebagai pedoman hidup sehari-hari. Jadi setiap orang tua harus mengajarkan kepada anak-anaknya ajaran Alkitab. Alkitab memberikan hikmat bagi siapa saja yang mau membaca dan mendengarkannnya. Ajaran Alkitab sejak usia dini akan menuntun orang mengenal Yesus Kristus sebagai Yuruselamat pribadi kita. Jadi jangan abaikan pengajaran iman Kristen dan Alkitab kepada anak-anak karena Alkitab akan menuntun orang memiliki hikmat dan akan bertumbuh di dalam iman.
Ingatlah sejak kecil engkau telah mengenal kitab Suci! Pesan ini menjadi hal mendasar pertumbuhan kedewasaan iman dimulai dari pengajaran cinta Kitab Suci sejak usia dini. Paulus melihat kemajuan Timoteus tidak hanya didasarkan oleh bimbingan dari Paulus dan rasul lainnya. Tetapi Timoteus telah bertumbuh dengan baik sejak kecil dalam pengajaran kitab suci. Paulus yakin dan percaya, kebiasaan Timoteus mencintai Kitab Suci sejak kecil akan membawa dia kepada hikmat dan kedewasaan iman.
Sahabat yang baik hati! Jika anak-anak kita berangkatkan sekolah dan kursus tentu agar mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidangnya. Namun bagaimana dengan pertumbuhan iman mereka? Renungan ini mengingatkan kita semua bahwa anak-anak sejak dini harus kita perkenalkan ajaran Alkitab, agar dia mencintai kitab suci dan mengetahui begitu kayanya isi Alkitab yang menginspirasi dan memotivasi kita dalam banyak hal. Mari biasakan mengajarkan anak-anak sejak dini tentang cerita Alkitan dan iman kekristenan agar mereka bertumbuh menjadi iman yang dewasa, tangguh dan bertahan dalam segala tantangan kehidupan.
Sahabatku, di mana pun saudara berada Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 18/10/2018
2 Timotius 3:15 (TB) Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
2 Timothy 3:15 (RSV) and how from childhood you have been acquainted with the sacred writings which are able to instruct you for salvation through faith in Christ Jesus.
Tahun 2010 saya berkesempatan mengunjungi Jerman tepatnya di Distrik An der Agger. Mereka adalah mitra pelayanan Distrik VI Dairi. Dalam 4 tahunan sudah ada semacam kesepakatan ada kunjungan kemitraan. Selama lima minggu lebih kami di sana mengunjungi gereja dan beberapa pelayanan di sana, termasuk beberapa project diakonia gereja, sekolah dan panti jompo. Sekalipun banyak terdaftar anghita jemaat, namun yang ikut gereja sangat sedikit, apalagi anak-anak dan rwmaja pemuda. Inilah kekuatiran dan keresahan orang Kristen di sana khususnya yang masih memberi perhatian pada gereja dan aktif dalam berbagai pelayanan gereja. Apa yang menyebabkan anak-anak tidak datang ke gereja? Tertentu banyak faktor, namun salah satu jawaban yang sangat mengejutkan adalah ada pandangan di kalangan orang tua terlalu dini bagi anak-anak belajar tentang agama.
Terlalu dini belajar agama bagi anak-anak? Arus pemikiran seperti itu banyak didominasi masyarakat modern, seolah agama adalah hanya untuk dewasa, itulah sebabnya mereka lebih condong bahwa agama adalah pilihan. Agama yang tidak diajarkan sejak anak-anak akhirnya sampai dewasa pun mereka tidak ada minat untuk bergereja. Arus modern juga menyampaikan Kritik pedas terhadap iman warisan? Kristen warisan adalah kita menjadi Kristen karena orangtua Kristen seolah belum sungguh-sungguh Kristen. Pertanyaan adalah apa yang salah disitu, justru dalam tradisi Lutheran tang menganut Baptisan anak-anak bahwa orang tua bertugas dan bertanggung jawab atas pengajaran Agama Kristen bagi anak-anak mereka, mengajarkan Alkitab dan nilai-nilai yang dikandung dalam Alkitab sebagai pedoman hidup sehari-hari. Jadi setiap orang tua harus mengajarkan kepada anak-anaknya ajaran Alkitab. Alkitab memberikan hikmat bagi siapa saja yang mau membaca dan mendengarkannnya. Ajaran Alkitab sejak usia dini akan menuntun orang mengenal Yesus Kristus sebagai Yuruselamat pribadi kita. Jadi jangan abaikan pengajaran iman Kristen dan Alkitab kepada anak-anak karena Alkitab akan menuntun orang memiliki hikmat dan akan bertumbuh di dalam iman.
Ingatlah sejak kecil engkau telah mengenal kitab Suci! Pesan ini menjadi hal mendasar pertumbuhan kedewasaan iman dimulai dari pengajaran cinta Kitab Suci sejak usia dini. Paulus melihat kemajuan Timoteus tidak hanya didasarkan oleh bimbingan dari Paulus dan rasul lainnya. Tetapi Timoteus telah bertumbuh dengan baik sejak kecil dalam pengajaran kitab suci. Paulus yakin dan percaya, kebiasaan Timoteus mencintai Kitab Suci sejak kecil akan membawa dia kepada hikmat dan kedewasaan iman.
Sahabat yang baik hati! Jika anak-anak kita berangkatkan sekolah dan kursus tentu agar mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidangnya. Namun bagaimana dengan pertumbuhan iman mereka? Renungan ini mengingatkan kita semua bahwa anak-anak sejak dini harus kita perkenalkan ajaran Alkitab, agar dia mencintai kitab suci dan mengetahui begitu kayanya isi Alkitab yang menginspirasi dan memotivasi kita dalam banyak hal. Mari biasakan mengajarkan anak-anak sejak dini tentang cerita Alkitan dan iman kekristenan agar mereka bertumbuh menjadi iman yang dewasa, tangguh dan bertahan dalam segala tantangan kehidupan.
Sahabatku, di mana pun saudara berada Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selasa, 16 Oktober 2018
SEMAKIN MENGERTI DAN PERCAYA
*SEMAKIN MENGERTI DAN PERCAYA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 17/10/2018
Yohanes 2:22 (TB) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
John 2:22 (RSV) When therefore he was raised from the dead, his disciples remembered that he had said this; and they believed the scripture and the word which Jesus had spoken.
Sejak terjadinya peristiwa Gempa dan Tsunami Palu banyak berita yang beredar di medsos yang memberitakan kejadian. Pemberitaan itu biasanya seputar korban dan berbagai bangunan yang roboh serta penderitaan masyarakat Palu dan langkah-langkah penanganan darurat dan rencana rehabilitasi. Namun tak kalah pentingnya juga adalah ada beberapa kesaksian yang beredar melalui medsos tentang kesaksian dari para korban yang selamat. Umumnya mereka merasakan ada petunjuk yang membuat mereka selamat. Seperti kisah Pilot yang seolah ada bisikan bahwa dia harus segera terbang sebenarnya masih ada 3 menit lagi untuk terbang. Namun dia meminta kepada pihak terkait ijin terbang dan dipersilahkan. Dia pun terbang dan pesawat penumpang selamat sampai ke tujuan. Tiga menit berharga itu merupakan peristiwa penting yang menyelamatkan dirinya dan penumpang yang dia bawa dalam pesawat.
Dalam banyak kejadian, ada saja seperti itu awalnya kita tidak menyadari bahwa suatu kejadian itu merupakan hal biasa saja, namun sesungguhnya telah menjadi pertistiwa penting yang sangat berharga. Sebagaimana dalam renungan pagi ini, sebenarnya kalau kita baca perikope ini adalah Yesus memurnikan Bait Suci. Ketika Yesus memasuki Bait Suci ditemukan para pedagang, money changer dan transaksi lainnya, sehingga Bait Allah menjadi tempat jualan. Yesus marah dan menjungkir balikkan semua meja dagang dan mengusir mereka, Bait Allah harus menjadi Rumah Doa. Dalam membersihkan Bait Suci itulah Yesus mengatakan satu kalimat penting dalam Yohanes 2:19 (TB) *Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."*
"Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Kalimat singkat ini sangat terkasan dan dingat oleh murid-muridNya. Kalimat ini, selain menjadi perdebatan yang tajam di kalangan Yahudi juga mencara makna apa dibalik pernyataan itu. Bagaimana mungkin Yesus membangunnya dalam 3 hari, sementara leluhur mereka telah membangun Bait Allah dengan susah payah selama 46 tahun? Pada awalnya, mereka tidak memahami kalimat Yesus tersebut, namun setelah kebangkitan Kristus, kalimat membangunnya dalam tiga hari dimengerti. Sesungguhnya pembangunan Bait Allah yang dimaksud adalah membangun iman diatas dasar kebangkitan Yesus Kristus. Yesus mati pada hari jumat Agung pada hari ketiga Dia bangkit, menggenapi janji Allah. Mereka menyadari semua itu setelah kebangkitan Kristus.
Peristiwa kebangkitan mengingatkan murid-murid bahwa apa yang Yesus katakan dan lakukan benar-benar terjadi. Semua itu membuat mereka semakin mengerti dan percaya kepada Yesus Kristus.
Sahabat yang baik hati, mungkin banyak juga pengalaman yang real bagi kita seperti yang dialami oleh murid-murid. Awalnya kita tidak memahami apa pesan Alkitab dalam hidup kita. Awalnya kita sulit menerima suatu keadaan yang terjadi, dalam hati kita berontak dimana kah Tuhan, ketika semua hal buruk ini menimpaku? Namun setelah kita jalani rupanya ada rencana indah dari Tuhan dalam hidup kita. Kata-kata yang dulu seolah berlalu begitu saja tapi setelah masa tertentu kita mengerti dan memahaminya. Demikian murid dulu mereka tak paham, namun setelah kebangkitan Kristus mereka mengerti kebenatan Firman dan percaya kepada Yesus Kristus.
Sahabatku, di mana pun saudara berada Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 17/10/2018
Yohanes 2:22 (TB) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
John 2:22 (RSV) When therefore he was raised from the dead, his disciples remembered that he had said this; and they believed the scripture and the word which Jesus had spoken.
Sejak terjadinya peristiwa Gempa dan Tsunami Palu banyak berita yang beredar di medsos yang memberitakan kejadian. Pemberitaan itu biasanya seputar korban dan berbagai bangunan yang roboh serta penderitaan masyarakat Palu dan langkah-langkah penanganan darurat dan rencana rehabilitasi. Namun tak kalah pentingnya juga adalah ada beberapa kesaksian yang beredar melalui medsos tentang kesaksian dari para korban yang selamat. Umumnya mereka merasakan ada petunjuk yang membuat mereka selamat. Seperti kisah Pilot yang seolah ada bisikan bahwa dia harus segera terbang sebenarnya masih ada 3 menit lagi untuk terbang. Namun dia meminta kepada pihak terkait ijin terbang dan dipersilahkan. Dia pun terbang dan pesawat penumpang selamat sampai ke tujuan. Tiga menit berharga itu merupakan peristiwa penting yang menyelamatkan dirinya dan penumpang yang dia bawa dalam pesawat.
Dalam banyak kejadian, ada saja seperti itu awalnya kita tidak menyadari bahwa suatu kejadian itu merupakan hal biasa saja, namun sesungguhnya telah menjadi pertistiwa penting yang sangat berharga. Sebagaimana dalam renungan pagi ini, sebenarnya kalau kita baca perikope ini adalah Yesus memurnikan Bait Suci. Ketika Yesus memasuki Bait Suci ditemukan para pedagang, money changer dan transaksi lainnya, sehingga Bait Allah menjadi tempat jualan. Yesus marah dan menjungkir balikkan semua meja dagang dan mengusir mereka, Bait Allah harus menjadi Rumah Doa. Dalam membersihkan Bait Suci itulah Yesus mengatakan satu kalimat penting dalam Yohanes 2:19 (TB) *Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."*
"Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Kalimat singkat ini sangat terkasan dan dingat oleh murid-muridNya. Kalimat ini, selain menjadi perdebatan yang tajam di kalangan Yahudi juga mencara makna apa dibalik pernyataan itu. Bagaimana mungkin Yesus membangunnya dalam 3 hari, sementara leluhur mereka telah membangun Bait Allah dengan susah payah selama 46 tahun? Pada awalnya, mereka tidak memahami kalimat Yesus tersebut, namun setelah kebangkitan Kristus, kalimat membangunnya dalam tiga hari dimengerti. Sesungguhnya pembangunan Bait Allah yang dimaksud adalah membangun iman diatas dasar kebangkitan Yesus Kristus. Yesus mati pada hari jumat Agung pada hari ketiga Dia bangkit, menggenapi janji Allah. Mereka menyadari semua itu setelah kebangkitan Kristus.
Peristiwa kebangkitan mengingatkan murid-murid bahwa apa yang Yesus katakan dan lakukan benar-benar terjadi. Semua itu membuat mereka semakin mengerti dan percaya kepada Yesus Kristus.
Sahabat yang baik hati, mungkin banyak juga pengalaman yang real bagi kita seperti yang dialami oleh murid-murid. Awalnya kita tidak memahami apa pesan Alkitab dalam hidup kita. Awalnya kita sulit menerima suatu keadaan yang terjadi, dalam hati kita berontak dimana kah Tuhan, ketika semua hal buruk ini menimpaku? Namun setelah kita jalani rupanya ada rencana indah dari Tuhan dalam hidup kita. Kata-kata yang dulu seolah berlalu begitu saja tapi setelah masa tertentu kita mengerti dan memahaminya. Demikian murid dulu mereka tak paham, namun setelah kebangkitan Kristus mereka mengerti kebenatan Firman dan percaya kepada Yesus Kristus.
Sahabatku, di mana pun saudara berada Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Senin, 15 Oktober 2018
MEMBUKA PIKIRAN MEREKA
*MEMBUKA PIKIRAN MEREKA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 16/10/2018
Lukas 24:45 (TB) Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
Luke 24:43 (RSV) Then he opened their minds to understand the scriptures,
Ada saja situasi tertentu membuat pikiran kita buntu; ada yang seharusnya dilakukan namun karena pikiran blank tak berbuat apa-apa. Bukan tidak tahu tapi tak terpikir karena kepanikan atau beban pikiran. Jika seseorang mengalami pikiran yang buntu maka tak berdaya melakukan sesuatu. Otak seolah tak jalan karena terfokus pada masalah. Dalam keadaan demikian perlu menarik nafas dan menenangkan pikiran, agar dapat mencari jalan terbaik yang harus ditempuh.
Pengalaman demikian pernah juga dialami oleh para murid-murid; ketika Yesus sang Guru mereka mati disalibkan di bukit Golgata, mereka berduka, frustrasi dan hampa. Gambaran Kerajaan Sorga yang mereka pikirkan sebagaimana diajarkan oleh Yesus sirnah sudah, karena Yesus berakhir di salib Golgata. Padahal mereka berharap besar Yesus akan mewujudkan imoian mereka dengan menjadi Raja Orang Yahudi. Semuanya sirnah sudah, Yesus berakhir di Golgata dan dikubur. Namun pada pesta paskah atau hari kebangkitan, tersiar kabar bahwa Yesus telah bangkit. Namun mereka masih ragu, benarkah berita ini atau hoax semata, siapa tahu hanya sebaran issu kosong. Mereka mulai mengingat-ingat pesan Yesus bahwa dia kelak akan bangkit pada hari yang ketiga. Tapi sebelum melihat langsung mereka masih ragu-ragu.
Kebangkitan Yesus bukan issu kosong, hal ini terbukti degan penampakan Yesus kepada murid-murinya dan orang banyak. Bukan hanya menampakkan diri, namun Yesus berada di tengah-tengah mereka, menunjukkan bukti fisik bekas paku di kaki dan ditanganNya. Yesus juga berbicara, makan dan minum bersama dengan murid-murid membuktikan Yesus bukanlah suatu bayangan atau roh, tetapi benar-benar manusia. Ini adalah suatu kenyataan yang real dialami oleh mereka. Atas kejadian ini pikiran mereka terbuka dan percaya bahwa Yesus telah benar-benar telah bangkit. Apa yangbdilihat dan disaksikan langsung oleh mata kepala sendiri membuka pikiran para murid dan percaya kepada Yesus.
Kehadiran Yesus ditengah-tengah murid dan menyapaikan salam bagi murid menunjukkan bahwa Yesus itu benar bangkit. Kebangkitannya membuka pikiran para murid bahwa pengajaran Yesus tentang penderitaan dan kebangkitannya sebagaimana diajarkan sebelumnya mulai disadari. Yesus akan menjalani kematian namun akan bangkit pada hari ketiga, seprrerri tanda Yunus yang diajarkan. Kematian dan kebangkitanNya adalah tindakan Allah menebus dosa dunia.
Apa yang mereka saksikan tentang Yesus paskah kebangkitan; pikiran yang buntu, mereka yang menangisi kematian berubah, pikiran mereka terbuka, mereka sadar dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah sebagaimana disebutkan oleh kitab suci. Nubuatan-nubuatan akan Mesias dan perkataan Yesus tentang penderitaan yang dialami perlahan dimengerti. Apa yang Yesus sampaikan kepada murid perihal kematian dan kebangkitannya terbukti sudah.
Sahabat yang baik hati! Jika mengalami terlalu banyak beban pikiran, jangan paksakan untuk mengambil suatu keputusan, tapi pakailah waktu sesaat untuk merenung dan berdoa. Yesus akan datang membuka pikiran, memberi inspirasi dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Percayalah bahwa Yesus tidak membiarkan kita sendirian dalam segala beban yang kita alami, Yesus akan datang menyampaikan damai sejahtera, menolong dan menopang kita.
Sahabatku! Di mana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Sam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 16/10/2018
Lukas 24:45 (TB) Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
Luke 24:43 (RSV) Then he opened their minds to understand the scriptures,
Ada saja situasi tertentu membuat pikiran kita buntu; ada yang seharusnya dilakukan namun karena pikiran blank tak berbuat apa-apa. Bukan tidak tahu tapi tak terpikir karena kepanikan atau beban pikiran. Jika seseorang mengalami pikiran yang buntu maka tak berdaya melakukan sesuatu. Otak seolah tak jalan karena terfokus pada masalah. Dalam keadaan demikian perlu menarik nafas dan menenangkan pikiran, agar dapat mencari jalan terbaik yang harus ditempuh.
Pengalaman demikian pernah juga dialami oleh para murid-murid; ketika Yesus sang Guru mereka mati disalibkan di bukit Golgata, mereka berduka, frustrasi dan hampa. Gambaran Kerajaan Sorga yang mereka pikirkan sebagaimana diajarkan oleh Yesus sirnah sudah, karena Yesus berakhir di salib Golgata. Padahal mereka berharap besar Yesus akan mewujudkan imoian mereka dengan menjadi Raja Orang Yahudi. Semuanya sirnah sudah, Yesus berakhir di Golgata dan dikubur. Namun pada pesta paskah atau hari kebangkitan, tersiar kabar bahwa Yesus telah bangkit. Namun mereka masih ragu, benarkah berita ini atau hoax semata, siapa tahu hanya sebaran issu kosong. Mereka mulai mengingat-ingat pesan Yesus bahwa dia kelak akan bangkit pada hari yang ketiga. Tapi sebelum melihat langsung mereka masih ragu-ragu.
Kebangkitan Yesus bukan issu kosong, hal ini terbukti degan penampakan Yesus kepada murid-murinya dan orang banyak. Bukan hanya menampakkan diri, namun Yesus berada di tengah-tengah mereka, menunjukkan bukti fisik bekas paku di kaki dan ditanganNya. Yesus juga berbicara, makan dan minum bersama dengan murid-murid membuktikan Yesus bukanlah suatu bayangan atau roh, tetapi benar-benar manusia. Ini adalah suatu kenyataan yang real dialami oleh mereka. Atas kejadian ini pikiran mereka terbuka dan percaya bahwa Yesus telah benar-benar telah bangkit. Apa yangbdilihat dan disaksikan langsung oleh mata kepala sendiri membuka pikiran para murid dan percaya kepada Yesus.
Kehadiran Yesus ditengah-tengah murid dan menyapaikan salam bagi murid menunjukkan bahwa Yesus itu benar bangkit. Kebangkitannya membuka pikiran para murid bahwa pengajaran Yesus tentang penderitaan dan kebangkitannya sebagaimana diajarkan sebelumnya mulai disadari. Yesus akan menjalani kematian namun akan bangkit pada hari ketiga, seprrerri tanda Yunus yang diajarkan. Kematian dan kebangkitanNya adalah tindakan Allah menebus dosa dunia.
Apa yang mereka saksikan tentang Yesus paskah kebangkitan; pikiran yang buntu, mereka yang menangisi kematian berubah, pikiran mereka terbuka, mereka sadar dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah sebagaimana disebutkan oleh kitab suci. Nubuatan-nubuatan akan Mesias dan perkataan Yesus tentang penderitaan yang dialami perlahan dimengerti. Apa yang Yesus sampaikan kepada murid perihal kematian dan kebangkitannya terbukti sudah.
Sahabat yang baik hati! Jika mengalami terlalu banyak beban pikiran, jangan paksakan untuk mengambil suatu keputusan, tapi pakailah waktu sesaat untuk merenung dan berdoa. Yesus akan datang membuka pikiran, memberi inspirasi dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Percayalah bahwa Yesus tidak membiarkan kita sendirian dalam segala beban yang kita alami, Yesus akan datang menyampaikan damai sejahtera, menolong dan menopang kita.
Sahabatku! Di mana pun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Sam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Sabtu, 13 Oktober 2018
KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU
Kotbah Minggu: 14 Okt 2018
*KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU*
Yosua 1:6-9
Yosua 1:6-9
Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepahlawanan: kuat dan tangguh dalam mengemban dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Ibarat seorang pemimpin pasukan bertempur melawan musuh, dia harus memiliki kekuatan, punya taktik dan strategy mengalahkan musuh dan mampu mengkordinir dan menggerakkan seluruh pasukan memenangkan pertempuran.
Jika kita teliti dalam setiap budaya masyarakat, pasti ada ritual memberangkatkan seorang pahlawan ke dalam pertempuran. Seperti Orang Batak ada acara "mambulang-bulangi" memanghokati seseorang pakaian kebesaran atas keberhasikan mencapai perbuatan besar. Mambulangbulangi juga dapat diapahami sebagai ritual memberangkatkan seseorang ke medan pertempuran agar kuat. Bukan hanya itu di berbagai upacara adat dari sukacita hingga mengalami musibah ada acara yang disebut pasahat "si pir ni tondi". Biasanya menyampaikan sipir ni tondi dengan membubuhkan beras diatas kepala yang didoakan. Suatu acara untuk meneguhkan dan memberkati seseorang. Ini adalah suatu ritual untuk meneguhkan seseorang agar kuat dan teguh dalam menjalani kehidupan dan penuh berkat.
Dalam kotbah ini, Tuhan memberikan peneguhan kepada Yosua. Setelah Musa berhenti di Bukut Nebo, Tuhan memilih penggantinya yaitu Yosua. Tugas Josua sangat berat yaitu menduduki Tanah Kanaan; tanah yang dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Tanah yang penuh susu dan madu. Untuk menduduki Kanaan, Yosua akan berhadapan dengan beberapa suku bangsa yang telah menduduki Kanaan sebelumnya, sebagaimana telah sampaikan kepada Musa. Keluaran 3:17 (TB) Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Suatu pernyataan dari Tuhan meneguhkan Yosua agar kuat dan teguh jaya, jangat kecut dan tawar hati serta jaminan penyertaan Tuhan dalam menahlukkan dan menduduki tanah Kanaan.
1. Kuat dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah memimpin bangsa ini. Yosua sudah mengenal ketokohan Musa yang masyhur. Bagaimana Yosua dapat menggantikan peran Musa yang begitu besar. Tentulah ada keraguan dalam diri Yosua, suatu perenungan bisakah meneruskan dan melanjutkan kepemimpinan Musa. Apalagi memimpin bangsa Israel yang keras kepala. Musa yang memiliki kuasa dan tanda-tanda mujizat saja masih banyak mengalami penolakan. Namun Tuhan tahu apa yang menjadi kekuatiran Yosua. Yosua 1:2 (TB) "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Tuhan meneguhkannya agar benar-benar yakin untuk melanjutkan missi Musa yaitu membawa bangsa Israel ke tanah Kanaan.
Rasa kuatir ada saja pada setiap orang, apalagi tugas itu sama sekali baru dan yang digantikannya adalah orang besar dan sukses. Pasti ada rasa ketidak percayaan pada diri sendiri, bisakah melanjutkan seperti yang dilakukannya? Kotbah minggu ini hadir meneguhkan dan menguatkan kita semua dalam melakukan tugas dan tanggung jawab kita. Tugas kita bukanlah mau mengimbangi atau mau mebuat lebih hebat dari pendahulunya, tetapi bagaimana melakukan apa yang terbaik yang bisa dilakukan demi mencapai cita-cita. Hanya satu cita-cita Musa, yaitu sampai di tanah Kanaan, tanah perja jian. Lakukan yang terbaik menurut apa yang ada pada kita. Persembahkan segala potensi diri untuk menghasilkan kualitas terbaik.
2. Kuat dan teguhkanlah hatimu, bijaksana dan berpedoman kepada Taurat.
Menjadi pemimpin harus memiliki prinsip yang kuat. Prinsip kuat ini lahir dari keteguhan hati memegang nilai-nilai yang diyakini benar. Demikian dengan Yosua, dia adalah seorang yang telah melihat sendiri keteladanan Musa; bagaimana Musa memiliki kekuatan memimpin umat Israel. Jawabnya adalah berpedoman kepada hukum Taurat yang telah diajarkan.
Menjadi pemimpin harus memiliki prinsip yang kuat. Prinsip kuat ini lahir dari keteguhan hati memegang nilai-nilai yang diyakini benar. Demikian dengan Yosua, dia adalah seorang yang telah melihat sendiri keteladanan Musa; bagaimana Musa memiliki kekuatan memimpin umat Israel. Jawabnya adalah berpedoman kepada hukum Taurat yang telah diajarkan.
Jika Yosua ingin berhasil memimpin bangsa Israel menduduki tanah Kanaan satu-satunya dasar yang harus dimiliki adalah dia harus berpedoman kepada Hukum Taurat dan perintah Allah.
Jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan agar engkau beruntung! Ini merupakan perintah yang mengandung janji. Tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan suatu perintah yang mengamanatkan konsistensi dan ketaatan. Tuhan tidak menghendaki orang yang plin plan tak menentu arah. Dalam mencapai tujuan, Yosua dan umat Allah harus berpedoman kepada perintah Allah
Demikian juga dalam hidup kita, mari jalani hidup ini menuju tujuan kita masing-masing dengan berpedoman kepada Firman Tuhan. Firman Tuhan menjadi suluh, pelita dan terang bagi jalan hidup kita. (Mazmur 118:105).
Jika ingin mendapat berkat, tercapai apa yang diimpikan jangan minta dari kekuatan lain, tetapi taatilah Perintah Tuhan, renungkan siang dan malam agar hidup memperoleh keberuntungan dan bahagia. (Maz 1:1-3)
Kotbah dua mingu lalu mengingatkan kita tentang tokoh Yusuf. Alkitab menyebutkan: apa saja yang dilakukannya berhasil. Letak rahasianya adalah penyertaan Tuhan. Baca Kejadian 39:3 (TB) Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
Keberhasilan dari segala sesuatu yang kita kerjakan berada pada penyertaan Tuhan.
3. Kuat dan teguhkanlah hatimu: jangan kecut dan tawar hati.
Bahagian ketiga ini menegaskan agar Yosua jangan takut. Sekalipun musuhnya lebih besar dan pasukannya lebih banyak. Jangan kecut dan tawar hati. Tuhan kekuatan dan kuasaNya akan menyelamatkan seperti makna kata Yosua. Bhs Ibrani berarti Tuhan menyelamatkan. Lihatlah kota Yeriko yang berdiri kokoh dan kuat, roboh dengan berkeliling meniup sangkakala.
Bahagian ketiga ini menegaskan agar Yosua jangan takut. Sekalipun musuhnya lebih besar dan pasukannya lebih banyak. Jangan kecut dan tawar hati. Tuhan kekuatan dan kuasaNya akan menyelamatkan seperti makna kata Yosua. Bhs Ibrani berarti Tuhan menyelamatkan. Lihatlah kota Yeriko yang berdiri kokoh dan kuat, roboh dengan berkeliling meniup sangkakala.
Jangan kecut dan tawar hati, menguatkan bahwa Tuhan akan menyertai dan menopang Yosua dan bangsa Israel dalam menduduki tanah Kanaan.
Tuhan adalah kekuatan dan kuasanya besar dalam menghadapi segala tantangan yang mereka hadapi.
Sahabat yang baik hati. Kuat dan teguhkanlah hatimu! Suatu kalimat yang meneguhkan kita semua dalam melakukan tugas-tugas kita masing-masing. Mari lakukan setiao aktifitas dengan berpedoman kepada Firman.
Jangan kecut dan tawar hati, Tuhan penolong dan sumber kekuatan kita. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Jumat, 12 Oktober 2018
PEMBERI KESEJUKAN DAN PERTUMBUHAN
*PEMBERI KESEJUKAN DAN PERTUMBUHAN*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas kita. Sabtu, 13/10/2018
Ulangan 32:2 (TB) Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.
Deuteronomy 32:2 (RSV) May my teaching drop as the rain, my speech distil as the dew, as the gentle rain upon the tender grass, and as the showers upon the herb.
Musa adalah tokoh besar bagi bangsa Israel; pemimpin yang dipanggil Tuhan membebaskan Israel dari penindasan Mesir menuju Kanaan, membentuk bangsa Israel menjadi bangsa yang taat dan beribadah kepada Tuhan dengan berpedoman kepada Hukum Taurat yang diterima di Sinai. Tuhan memakai Musa melakukan berbagai mujizat dan perbuatan-perbuatan besar ketika keluar dari Mesir dan selama empat puluh tahun perjalanan di padang Gurun. Sudah banyak pengalaman dengan bangsa Israel, lembut mengajarkan Taurat, sabar dalam membimbing dan terkadang harus marah melihat sikap yangbkeras kepala dari umat Allah. Namun, sekalipun Musa telah bersusah payah membawa dan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir namun Musa ditetapkan Tuhan untuk tidak ikut sampai ke tanah Kanaan. Dia hanya melihat tanah Kanaan dari jauh dan berakhir di Bukit Nebo. Ini suatu pelajaran yang berharga bagi setiap pemimpin, sekalipun telah berlelah dan berjuang untuk melakukan yang terbaik tidak semua pemimpin sampai pada tujuan akhir, namun apa yang dilakukannya menjadi hal yang sangat penting dan menentukan.
Sebelum Musa berhenti di bukit Nebo dia menyampaikan nyanyian syukur atau Mazmur. Satu ayat dari nyanyian Musa ini adalah suatu arahan agar bangsa Israel mendengarkan naaihat dan pengajaran Musa. Di dalam Mazmur ini juga terkandung doa dan harapan dimana biarlah hidup dan pengajarannya selama memimpin dan mendampingi Israel menjadi hujan penyejuk, perkataannya sebagai embun yang memberikan kesuburan dan perkataannya menjadi hujan yang memberikan pertumbuhan bagi tumbuh-tumbuhan.
Laksana Hujan! Hujan di daerah padang gurun merupakan suatu peristiwa yang sangat langkah terjadi. Bahkan menurut latar belakang manusia meninggal Gurun Sahara karena kekeringan. Dapat kita bayangkan bagaimana arti pentingnya hujan bagi orang yang hidup dalam kekeringan. Bagi kita di daerah empat musim, hujan merupakan berkat yang luar biasa memberi kesejukan, pertumbuhan bagi tanaman serta effek lainnya kepada berbagai mahluk hidup menurut pertukaran iklim. Hujan akan memberikan pertumbuhan kepada tumbuhan dan tanaman, tanaman yang tumbuh menjadi sumber kehidupan bagi hewan dan ekosistem lainnya. Yakobus 5:18 (TB) "....langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya."
Sahabat yang baik hati: jika Musa menyanyikan syukur sekaligus doa dan harapan atas apa yang telah dipersembahkan dalam hidupnya berguna bagi orang lain. Laksana embun penyejuk yang memberikan pertumbuhan bagi tunas-tunas baru pada rumbuhan dan laksana hujan yang memberikan multi manfaat bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya demikianlah kiranya pengajaran dan nasehat Musa bagi umat Israel. Ini adalah suatu persembahan diri dari Musa bahwa apa yang telah dilakukannya bermakna dan berfungsi menghadirkan kebaikan bagi orang lain. Demikianlah kita pribadi lepas pribadi, hendaknya kehadiran kita laksana embun yang menyejukkan dan menyegarkan jiwa. Pengajaran dan nasihat kita laksana hujan yang memberikan pertumbuhan pada tanaman hingga menghasilkan buah yang banyak, demikian hidup orang percaya memberikan pertumbuhan dan buah-buah yang baik bagi orang disekitar kita.
Sehabat yang baik hati, Tuhan memberkati saudara dengan melimpakan segala kebaikan dalam saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas kita. Sabtu, 13/10/2018
Ulangan 32:2 (TB) Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.
Deuteronomy 32:2 (RSV) May my teaching drop as the rain, my speech distil as the dew, as the gentle rain upon the tender grass, and as the showers upon the herb.
Musa adalah tokoh besar bagi bangsa Israel; pemimpin yang dipanggil Tuhan membebaskan Israel dari penindasan Mesir menuju Kanaan, membentuk bangsa Israel menjadi bangsa yang taat dan beribadah kepada Tuhan dengan berpedoman kepada Hukum Taurat yang diterima di Sinai. Tuhan memakai Musa melakukan berbagai mujizat dan perbuatan-perbuatan besar ketika keluar dari Mesir dan selama empat puluh tahun perjalanan di padang Gurun. Sudah banyak pengalaman dengan bangsa Israel, lembut mengajarkan Taurat, sabar dalam membimbing dan terkadang harus marah melihat sikap yangbkeras kepala dari umat Allah. Namun, sekalipun Musa telah bersusah payah membawa dan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir namun Musa ditetapkan Tuhan untuk tidak ikut sampai ke tanah Kanaan. Dia hanya melihat tanah Kanaan dari jauh dan berakhir di Bukit Nebo. Ini suatu pelajaran yang berharga bagi setiap pemimpin, sekalipun telah berlelah dan berjuang untuk melakukan yang terbaik tidak semua pemimpin sampai pada tujuan akhir, namun apa yang dilakukannya menjadi hal yang sangat penting dan menentukan.
Sebelum Musa berhenti di bukit Nebo dia menyampaikan nyanyian syukur atau Mazmur. Satu ayat dari nyanyian Musa ini adalah suatu arahan agar bangsa Israel mendengarkan naaihat dan pengajaran Musa. Di dalam Mazmur ini juga terkandung doa dan harapan dimana biarlah hidup dan pengajarannya selama memimpin dan mendampingi Israel menjadi hujan penyejuk, perkataannya sebagai embun yang memberikan kesuburan dan perkataannya menjadi hujan yang memberikan pertumbuhan bagi tumbuh-tumbuhan.
Laksana Hujan! Hujan di daerah padang gurun merupakan suatu peristiwa yang sangat langkah terjadi. Bahkan menurut latar belakang manusia meninggal Gurun Sahara karena kekeringan. Dapat kita bayangkan bagaimana arti pentingnya hujan bagi orang yang hidup dalam kekeringan. Bagi kita di daerah empat musim, hujan merupakan berkat yang luar biasa memberi kesejukan, pertumbuhan bagi tanaman serta effek lainnya kepada berbagai mahluk hidup menurut pertukaran iklim. Hujan akan memberikan pertumbuhan kepada tumbuhan dan tanaman, tanaman yang tumbuh menjadi sumber kehidupan bagi hewan dan ekosistem lainnya. Yakobus 5:18 (TB) "....langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya."
Sahabat yang baik hati: jika Musa menyanyikan syukur sekaligus doa dan harapan atas apa yang telah dipersembahkan dalam hidupnya berguna bagi orang lain. Laksana embun penyejuk yang memberikan pertumbuhan bagi tunas-tunas baru pada rumbuhan dan laksana hujan yang memberikan multi manfaat bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya demikianlah kiranya pengajaran dan nasehat Musa bagi umat Israel. Ini adalah suatu persembahan diri dari Musa bahwa apa yang telah dilakukannya bermakna dan berfungsi menghadirkan kebaikan bagi orang lain. Demikianlah kita pribadi lepas pribadi, hendaknya kehadiran kita laksana embun yang menyejukkan dan menyegarkan jiwa. Pengajaran dan nasihat kita laksana hujan yang memberikan pertumbuhan pada tanaman hingga menghasilkan buah yang banyak, demikian hidup orang percaya memberikan pertumbuhan dan buah-buah yang baik bagi orang disekitar kita.
Sehabat yang baik hati, Tuhan memberkati saudara dengan melimpakan segala kebaikan dalam saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Kamis, 11 Oktober 2018
INGATLAH PEMIMPINMU DAN PERHATIKANLAH HIDUP MEREKA
*INGATLAH PEMIMPINMU DAN PERHATIKANLAH AKHIR HIDUP MEREKA*
Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam mrlakukan aktifitas. Jumat, 12/10/2018
Ibrani 13:7 (TB) Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Hebrews 13:7 (RSV) Remember your leaders, those who spoke to you the word of God; consider the outcome of their life, and imitate their faith.
"Senior Citizen" demikian ungkapan berbahasa Inggris (Amerika dan Inggris Raya) untuk sebutan bagi para lanjut usia sebagai ungkapan rasa hormat. Setiap lansia adalah senior, pendahulu dan merupakan guru bagi generasi berikutnya. Apa yang kita nikmati kini merupakan usaha dan kerja keras para pendahulu. Realitas sekarang ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi merupakan buah karya kerja keras dari pada pendahulu. Jadi wajar kita mengingat dan menghargai mereka para perintis dan pendahulu.
Di Indonesia untuk mengingat para pendahulu ada suatu ketetapan bahwa dalam setiap upacara nasional selalu ada acara "Mengheningkan Cipta". Ini meruapakan suatu momen yang baik sehingga setiap orang secara nasional mengingat dan menghargai para pemimpin dan pendahulunya.
Baru saya tahu bahwa ada juga kebijakan Pemerintah agar nama-nama bandara di setiap daerah mengabadikan tokoh-tokoh lokal yang berjasa secata nasional. Ini adalah suatu contoh model penghargaan dengan mengabadikan karya dan pekerjaan mereka dalam suatu monument berharga. Ini adalah bentuk apresiasi terhadap para pendahulu khususnya yang telah meninggal, namun bagaimana menghargai hidup para pendahulu yang masih hidup dan yang menyaksikan sendiri pergeseran nilai-nilai di sekitarnya, sikap orang lain terhadap mereka. Alkitab mengamanatkan setiap orang percaya agar mengingat dan menghargai pendahulu dan memperhatikan akhir hidup mereka.
Ingatlah para pemimpinmu! Ini adalah suatu bentuk imperstif yang harus dilakukan. Amanat Alkitab ini sangat penting menjawab kekuatiran para pendahulu, senior atau lanjut usia yang mengalami syndrom. Setiap orang pasti mengalami post power syndrom, setiap orang akan mengalami ini ketika sudah melepas jabatan atau pekerjaan selalu ada rasa kekuatiran karena tidak diperhatikan, tidak dihargai, diabaikan dan dilupakan. Dengan pesan Alkitab ini kekuatiran setiap pendahulu dapat terjawab. Di negara-negara maju, penghargaan terhadap para pendahulu ini dengan adanya kepastian jaminan hari tua yang baik berupa dana pensiun yang cukup lumayan. Ada pula dengan memberdayakan mereka dalam berbagai kegiatan sosial dan aktifitas yang membantu masyarakat, jadi sekalipun mereka tudah pensiun dannlanjut usia tetap berguna dan produktif.
Perhatikanlah akhir hidup mereka! Ini suatu amanat agar tidak ada orang yang terabaikan, tiada orang yang merasa tidak diperhatikan karena setiap orang harus hormat dan memperhatikan hidup mereka. Sehingga setiap orang merasakan kasih dan perhatian sebagai mana disebutkan oleh Yesaya. Yesaya 46:4 (TB) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Sahabat yang baik hati! Orang percaya harus mengingat, menghargai dan memperhatikan akhir hidup para pemimpin, pendahulu dan para orang tua kita sebagai guru dan teladan bagi kita. Bentuk mengingat dan menghargai mereka bukan dengan mengabadikan berupa monumen semata tetapi memberikan hati dan melakukan apa yang terbaik semasa hidup mereka, sehingga diakhir hidup mereka mereka memili semangat semangat, produktif dan memperoleh perhatian.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan kepada hidup saudara. Amin
Salam dari Tarutung yang sedang mengikuti SG:
Pdt Nekson M Simanjuntak
Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam mrlakukan aktifitas. Jumat, 12/10/2018
Ibrani 13:7 (TB) Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Hebrews 13:7 (RSV) Remember your leaders, those who spoke to you the word of God; consider the outcome of their life, and imitate their faith.
"Senior Citizen" demikian ungkapan berbahasa Inggris (Amerika dan Inggris Raya) untuk sebutan bagi para lanjut usia sebagai ungkapan rasa hormat. Setiap lansia adalah senior, pendahulu dan merupakan guru bagi generasi berikutnya. Apa yang kita nikmati kini merupakan usaha dan kerja keras para pendahulu. Realitas sekarang ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi merupakan buah karya kerja keras dari pada pendahulu. Jadi wajar kita mengingat dan menghargai mereka para perintis dan pendahulu.
Di Indonesia untuk mengingat para pendahulu ada suatu ketetapan bahwa dalam setiap upacara nasional selalu ada acara "Mengheningkan Cipta". Ini meruapakan suatu momen yang baik sehingga setiap orang secara nasional mengingat dan menghargai para pemimpin dan pendahulunya.
Baru saya tahu bahwa ada juga kebijakan Pemerintah agar nama-nama bandara di setiap daerah mengabadikan tokoh-tokoh lokal yang berjasa secata nasional. Ini adalah suatu contoh model penghargaan dengan mengabadikan karya dan pekerjaan mereka dalam suatu monument berharga. Ini adalah bentuk apresiasi terhadap para pendahulu khususnya yang telah meninggal, namun bagaimana menghargai hidup para pendahulu yang masih hidup dan yang menyaksikan sendiri pergeseran nilai-nilai di sekitarnya, sikap orang lain terhadap mereka. Alkitab mengamanatkan setiap orang percaya agar mengingat dan menghargai pendahulu dan memperhatikan akhir hidup mereka.
Ingatlah para pemimpinmu! Ini adalah suatu bentuk imperstif yang harus dilakukan. Amanat Alkitab ini sangat penting menjawab kekuatiran para pendahulu, senior atau lanjut usia yang mengalami syndrom. Setiap orang pasti mengalami post power syndrom, setiap orang akan mengalami ini ketika sudah melepas jabatan atau pekerjaan selalu ada rasa kekuatiran karena tidak diperhatikan, tidak dihargai, diabaikan dan dilupakan. Dengan pesan Alkitab ini kekuatiran setiap pendahulu dapat terjawab. Di negara-negara maju, penghargaan terhadap para pendahulu ini dengan adanya kepastian jaminan hari tua yang baik berupa dana pensiun yang cukup lumayan. Ada pula dengan memberdayakan mereka dalam berbagai kegiatan sosial dan aktifitas yang membantu masyarakat, jadi sekalipun mereka tudah pensiun dannlanjut usia tetap berguna dan produktif.
Perhatikanlah akhir hidup mereka! Ini suatu amanat agar tidak ada orang yang terabaikan, tiada orang yang merasa tidak diperhatikan karena setiap orang harus hormat dan memperhatikan hidup mereka. Sehingga setiap orang merasakan kasih dan perhatian sebagai mana disebutkan oleh Yesaya. Yesaya 46:4 (TB) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Sahabat yang baik hati! Orang percaya harus mengingat, menghargai dan memperhatikan akhir hidup para pemimpin, pendahulu dan para orang tua kita sebagai guru dan teladan bagi kita. Bentuk mengingat dan menghargai mereka bukan dengan mengabadikan berupa monumen semata tetapi memberikan hati dan melakukan apa yang terbaik semasa hidup mereka, sehingga diakhir hidup mereka mereka memili semangat semangat, produktif dan memperoleh perhatian.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan kepada hidup saudara. Amin
Salam dari Tarutung yang sedang mengikuti SG:
Pdt Nekson M Simanjuntak
Rabu, 10 Oktober 2018
TUHAN MENDAMPINGI DAN MENGUATKAN
TUHAN MENDAMPINGI DAN MENGUATKAN
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Kamis, 11/10/2018
2 Timotius 4:17a (TB) tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
2 Timothy 4:17a (RSV) But the Lord stood by me and gave me strength to proclaim the message fully, that all the Gentiles might hear it.
Pendamping sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang. Lihatlah seorang suami sukses pasti ada pendampingnya seorang isteri yang hebat. Kehadiran pendamping sangat penting: jika kita mengadakan wisata tour pendamping merupakan penunjuk jalan dan menjelaskan keunikan dari setiap yang kita jalani. Seorang pembalap butuh navigator untuk membimbingnya dalam lomba. Seorang yang menghadapi kasus hukum, membutuhkan advokad pendamping yang membantu dan menolong dia memberikan pembelaan atas kebenaran yang dimiliki. Tentu masih banyak lagi yang dapat kita sebutkan arti kehadiran seorang pendamping dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah Paulus dalam melaksanakan tugasnya memberitakan Injil ada dua hal yang yang disebutkan oleh Paulus yaitu Tuhan mendampingi dan menguatkan dia dalam segala tugas pelayannnya.
Tuhan mendampingi aku! Suatu pengakuan dari Paulus bahwa dalam segala perjalanan PI yang dilakukannya selalu didampingi Tuhan, bukan hanya itu tetapi kemana Paulus beranjak memberitakan Injil diarahkan oleh Roh Kudus dan termasuk mencegah dan melarang Paulus ke perjalanan tertentu ( Kisah Para Rasul 16:6 (TB) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.). Jadi dari seluruh pelayannya Paulus merasakan pendampingan Tuhan kemana dia harus melangkah, berangkat dari Yerusalem ke kota-kota non Yahudi: Antiokia, Asia Kecil sampai ke Eropa.
Paulus juga menghadapi tuduhan dan firnahan bahkanndiadili namun dalam menghadapi semua itu Paulus meraskaan Tuhan mendampinginya dalam segala keadaan. Dalam setiap situasi pun tidak takut tentang apa yang harus disampaikannya pada orang dan tidak takut menghadapi segala tantangan karena Tuhan mendampinginya.
Tuhan menguatkan aku! Paulus merasakan pertolongan Tuhan. Paulus sendiri seorang yang sakit, sudah berulang kali dia memohon kepada Tuhan akan menyembuhkannya. Namun dia sendiri menyerahkannya, kalau sakit yang dialami adalah kehendak Tuhan Paulus berpikir positip dengan mengatakan dalam kelemahanku aku menjadi kuat. 2 Korintus 12:9 (TB) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Demikian dengan menghadapi tantangan, Paulus berkata: Filipi 4:13 (TB) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Sahabat yang baik hati! Keberhasilan Paulus dalam melakukan semua perjalanan PI, kuat menghadapi kesulitan dan menyelesaiakan permasalahan yang terjadi di jemaat kuncinya adalah Tuhan mendampingi dan menguatkannya.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan kepada saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Kamis, 11/10/2018
2 Timotius 4:17a (TB) tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
2 Timothy 4:17a (RSV) But the Lord stood by me and gave me strength to proclaim the message fully, that all the Gentiles might hear it.
Pendamping sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang. Lihatlah seorang suami sukses pasti ada pendampingnya seorang isteri yang hebat. Kehadiran pendamping sangat penting: jika kita mengadakan wisata tour pendamping merupakan penunjuk jalan dan menjelaskan keunikan dari setiap yang kita jalani. Seorang pembalap butuh navigator untuk membimbingnya dalam lomba. Seorang yang menghadapi kasus hukum, membutuhkan advokad pendamping yang membantu dan menolong dia memberikan pembelaan atas kebenaran yang dimiliki. Tentu masih banyak lagi yang dapat kita sebutkan arti kehadiran seorang pendamping dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah Paulus dalam melaksanakan tugasnya memberitakan Injil ada dua hal yang yang disebutkan oleh Paulus yaitu Tuhan mendampingi dan menguatkan dia dalam segala tugas pelayannnya.
Tuhan mendampingi aku! Suatu pengakuan dari Paulus bahwa dalam segala perjalanan PI yang dilakukannya selalu didampingi Tuhan, bukan hanya itu tetapi kemana Paulus beranjak memberitakan Injil diarahkan oleh Roh Kudus dan termasuk mencegah dan melarang Paulus ke perjalanan tertentu ( Kisah Para Rasul 16:6 (TB) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.). Jadi dari seluruh pelayannya Paulus merasakan pendampingan Tuhan kemana dia harus melangkah, berangkat dari Yerusalem ke kota-kota non Yahudi: Antiokia, Asia Kecil sampai ke Eropa.
Paulus juga menghadapi tuduhan dan firnahan bahkanndiadili namun dalam menghadapi semua itu Paulus meraskaan Tuhan mendampinginya dalam segala keadaan. Dalam setiap situasi pun tidak takut tentang apa yang harus disampaikannya pada orang dan tidak takut menghadapi segala tantangan karena Tuhan mendampinginya.
Tuhan menguatkan aku! Paulus merasakan pertolongan Tuhan. Paulus sendiri seorang yang sakit, sudah berulang kali dia memohon kepada Tuhan akan menyembuhkannya. Namun dia sendiri menyerahkannya, kalau sakit yang dialami adalah kehendak Tuhan Paulus berpikir positip dengan mengatakan dalam kelemahanku aku menjadi kuat. 2 Korintus 12:9 (TB) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Demikian dengan menghadapi tantangan, Paulus berkata: Filipi 4:13 (TB) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Sahabat yang baik hati! Keberhasilan Paulus dalam melakukan semua perjalanan PI, kuat menghadapi kesulitan dan menyelesaiakan permasalahan yang terjadi di jemaat kuncinya adalah Tuhan mendampingi dan menguatkannya.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan kepada saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selasa, 09 Oktober 2018
MELAYANI DENGAN KERELAAN BUKAN DENGAN PAKSA
*MELAYANI DENGAN KERELAAN BUKAN DENGAN PAKSA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 10/10/2018
1 Petrus 5:2 (TB) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
1 Peter 5:2 (RSV) Tend the flock of God that is your charge, not by constraint but willingly, not for shameful gain but eagerly,
Era kita sekarang disebut dengan "era digitalisasi", yang kita lihat dalam fenomena semakin didorong melakukan sesuatu dengan tekan tombol-tombol. Jadi era digital adalah era tekan menekan tombol. Ketika anda berangkat naik mobil tekan tombol remote, menyalakan tv, menyalakan AC, Rice Cooker, Menyalakan listrik dll. Ketika anda haus anda menuju dispenser aktifitas pasti tekan tombol. Tentu masih banyak lagi aktifitas operasional hidup kita dilakukan dengan menekan tombol. Bahkan sebelum anda membaca renungan ini anda sudah menekan tombol kode password anda memasuki aplikasi yang diinginkan. Bolehlah sekarang ini kita sebut budaya tekan tombol. Jika anda mengaharapkan sesuatu tekan tombol. Tekan tombol adalah gerakan untuk memaksa, mengasilkan atau mengoperasikan sesuatu karena ditekan. Saya sangat berharap agar dalam iman kekristenan kita janganlah budaya tekan tombol Kenapa? Karena budaya tekan tombol ini adalah budaya paksa; hendak menghasilkan atau mengoperasikan sesuatu dilakukan dengan memaksa atau dalam bahasa Inggris "pressing" atau "push".
Renungan hari ini mengingatkan kita bahwa dalam seluruh aktifitas pelayanan gereja harus dengan keiklasan, tulus dan kerelaan tanpa paksa, melainkan melakukan sesuatu yang baik karena bahagian dari tanggung jawab. Seorang pelayan atau pengerja gereja, dalam melakukan tugas-tugas penggembalaan (pastoral) harus melakukannya dengan kerelaan bukan dengan paksa. Memang seorang gembala memiliki tongkat, namun tongkat yang dipegang oleh seorang gembala tidak akan pernah difungsikan untuk memukul domba gembalaannya. Dalam mengarahkan domba gembalaannya dia hanya berjalan di depan, memanggil dan berseru kemana mereka dituntun. Tongkat yang dipegang gembala hanya untuk melindungi domba gembalaannya dari serangan binatang buas.
Sahabat yang baik hati! Jika seorang gembala telah melakukan tugasnya dengan tanpa paksa, maka seluruh jemaat dalam melakukan segala kebaikan dalam hidupnya baik dalam persekutuan gereja, pekerjaan dan hal apapun di dalam hidupnya lakukanlah dengan kerelaan. Jika dunia sekitar kita terus mendorong kita melakukan sesuatu pekerjaan dengan budaya tekan tombol yang menekan, maka dalam iman Kristen harus dengan budaya kerelaan dan keiklasan. Itulah kasih. Kasih yang tulus dalam bahasa Yunani disebut dengan agape.
Kita telah terlebih dahulu menerima kaaih dari Tuhan makan dengan kesadaran tanpa paksaan kita harus melakukan kasih. 1 Yohanes 4:10 (TB) Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Selain itu melakukan kebaikan hendaknya bukan karena takut sehingga dilakukan dengan terpaksa. Kasih melenyapkan segala ketakutan: 1 Yohanes 4:18 (TB) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Dalam kualitas pekerjaan juga umumnya orang yang melakukan tugas pekerjaan dengan kerelaan akan jauh lebih baik jika dibanding dengan seseorang melakukan tugasnya dengan terpaksa.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam dari Sipoholon yang sedang mengikuti Sinode HKBP
Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 10/10/2018
1 Petrus 5:2 (TB) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
1 Peter 5:2 (RSV) Tend the flock of God that is your charge, not by constraint but willingly, not for shameful gain but eagerly,
Era kita sekarang disebut dengan "era digitalisasi", yang kita lihat dalam fenomena semakin didorong melakukan sesuatu dengan tekan tombol-tombol. Jadi era digital adalah era tekan menekan tombol. Ketika anda berangkat naik mobil tekan tombol remote, menyalakan tv, menyalakan AC, Rice Cooker, Menyalakan listrik dll. Ketika anda haus anda menuju dispenser aktifitas pasti tekan tombol. Tentu masih banyak lagi aktifitas operasional hidup kita dilakukan dengan menekan tombol. Bahkan sebelum anda membaca renungan ini anda sudah menekan tombol kode password anda memasuki aplikasi yang diinginkan. Bolehlah sekarang ini kita sebut budaya tekan tombol. Jika anda mengaharapkan sesuatu tekan tombol. Tekan tombol adalah gerakan untuk memaksa, mengasilkan atau mengoperasikan sesuatu karena ditekan. Saya sangat berharap agar dalam iman kekristenan kita janganlah budaya tekan tombol Kenapa? Karena budaya tekan tombol ini adalah budaya paksa; hendak menghasilkan atau mengoperasikan sesuatu dilakukan dengan memaksa atau dalam bahasa Inggris "pressing" atau "push".
Renungan hari ini mengingatkan kita bahwa dalam seluruh aktifitas pelayanan gereja harus dengan keiklasan, tulus dan kerelaan tanpa paksa, melainkan melakukan sesuatu yang baik karena bahagian dari tanggung jawab. Seorang pelayan atau pengerja gereja, dalam melakukan tugas-tugas penggembalaan (pastoral) harus melakukannya dengan kerelaan bukan dengan paksa. Memang seorang gembala memiliki tongkat, namun tongkat yang dipegang oleh seorang gembala tidak akan pernah difungsikan untuk memukul domba gembalaannya. Dalam mengarahkan domba gembalaannya dia hanya berjalan di depan, memanggil dan berseru kemana mereka dituntun. Tongkat yang dipegang gembala hanya untuk melindungi domba gembalaannya dari serangan binatang buas.
Sahabat yang baik hati! Jika seorang gembala telah melakukan tugasnya dengan tanpa paksa, maka seluruh jemaat dalam melakukan segala kebaikan dalam hidupnya baik dalam persekutuan gereja, pekerjaan dan hal apapun di dalam hidupnya lakukanlah dengan kerelaan. Jika dunia sekitar kita terus mendorong kita melakukan sesuatu pekerjaan dengan budaya tekan tombol yang menekan, maka dalam iman Kristen harus dengan budaya kerelaan dan keiklasan. Itulah kasih. Kasih yang tulus dalam bahasa Yunani disebut dengan agape.
Kita telah terlebih dahulu menerima kaaih dari Tuhan makan dengan kesadaran tanpa paksaan kita harus melakukan kasih. 1 Yohanes 4:10 (TB) Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Selain itu melakukan kebaikan hendaknya bukan karena takut sehingga dilakukan dengan terpaksa. Kasih melenyapkan segala ketakutan: 1 Yohanes 4:18 (TB) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Dalam kualitas pekerjaan juga umumnya orang yang melakukan tugas pekerjaan dengan kerelaan akan jauh lebih baik jika dibanding dengan seseorang melakukan tugasnya dengan terpaksa.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam dari Sipoholon yang sedang mengikuti Sinode HKBP
Pdt Nekson M Simanjuntak
Senin, 08 Oktober 2018
MENGAJARKAN JALAN YANG BAIK DAN LURUS
MENGAJARKAN JALAN YANG BAIK DAN LURUS
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 09/10/2018
1 Samuel 12:23 (TB) Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
1 Samuel 12:23 (RSV) Moreover as for me, far be it from me that I should sin against the LORD by ceasing to pray for you; and I will instruct you in the good and the right way.
"Post Power Syndrome" merupakan satu masalah psikologis pada diri seseorang setelah tidak memiliki jabatan. Post Power Syndrom ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dan alamiah ada pada setiap orang, permasalahan adalah bagaimana menghadapi dan mengelolanya. Menurut para peneliti, seseorang yang tidak dapat menghadapi ini maka akan menjadi masalah yang serius pada dirinya dan di sekitarnya. Pada dirinya dia akan merasa terpukul karena kehilangan penghormatan dari orang lain, dia merasa tidak dihormati dan akhirnya merasa tidak berharga. Padahal itubhanya ketakutan semata. Sikap kedua adalah cenderung membenarkan diri dan menyalahkan orang lain, dan apa saja yang dilakukan orang lain tidak benar. Dirinya dan kebijakannya menjadi standar yang benar bagi apa saja. Semua orang akan menghadapi ini, namun Alkitab memberikan contoh yang baik bahwa mempersiapkan post power syndrome dalam banyak kisah. Salah satu hal unik mengatasi syndro ada dalam nats renungan hari ini: Samuel pamit dan undur diri dari bangsa Israel.
Mengapa Samuel pamit dan undur diri dari bangsa Israel? Sebagai mana kita tahu, ada perubahan dalam sistem bangsa Israel dari hakim- ke raja. Sejak keluar dari Mesir hingga hakim-hakim, pemimpin bangsa Israel adalah hakim yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin dan hakim atas umat Allah. Namun bangsa Israel semakin bertambah besar di Kanaan mereka meminta kepada Tuhan agar mereka sama seperti bangsa lain yang memiliki seorang raja (Baca 1 Sam 8). Sekalipun dengan berat hati, Samuel mendengarkan permintaan ini, namun Tuhàn mengijinkan hal itu dengan segala konsekwensi bahwa ada hak-hak raja yang akan ditanggungkan oleh umat Allah kepada raja. Kedua sekalipun ada raja namun Tuhan sendiri yang memberitakan atas umat Allah. Tuhan sendiri meminta Samuel yang melantik Saul menjadi raja yang pertama bagi bangsa Israel.
Aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan yang lurus! Setelah pelantikan raja, tentu berakhirlah kepemimpinan Samuel sebagai hakim selanjutnya mereka akan dipimpin oleh raja. Raja bertanggung jawab atas segala kesejahteraan dan melindungi bangsa Israel. Tugas Samuel berakhir namun akan tetap memberikan arah perjalanan bangsa Israel. Samuel tidak akan memberontak atau membuat opsisi pada pemerintahan Saul, dua menempatkan diri sebagai penjawa moral. Itulah sebabnya Samuel berkata: aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. Berakhirnya zaman hakim-hakim ini, sistem kepemimpinan bangsa Israel berubah menjadi pembagian tugas yang baik. Sehinggabada semacam "trias politika": imam, raja dan nabi. Imam memimpin hal ibadah dan memelihara kehidupan spiritual dengan menjaga kepastian hukum Taurat dan ibadah. Raja pemimpin pemerintahan demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan nabi sewaktu-waktu adalah suara kritis dan keras bahkan mengutuki situasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat ketika menyimpang dari kehendak Allah.
Sahabat yang baik hati! Mengajarkan jalan yang baik dan lurus! Suatu pilihan hidup yang tepat dari Samuel setelah undur dari pemimpin bangsa Israel. Itu merupakan tugas mulia, sekalipun sudah tidak pemimpin atas Israel, Samuel akan terus berkontribusi penting pada roda pemerintahan Saul. Samuel tidak bermasalah dengan gejala post power syndrome karena dia tulus melakukan pekerjaannya menurut perintah Allah dan tulus pula mengakhiri jabatannya.
Shabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 09/10/2018
1 Samuel 12:23 (TB) Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
1 Samuel 12:23 (RSV) Moreover as for me, far be it from me that I should sin against the LORD by ceasing to pray for you; and I will instruct you in the good and the right way.
"Post Power Syndrome" merupakan satu masalah psikologis pada diri seseorang setelah tidak memiliki jabatan. Post Power Syndrom ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dan alamiah ada pada setiap orang, permasalahan adalah bagaimana menghadapi dan mengelolanya. Menurut para peneliti, seseorang yang tidak dapat menghadapi ini maka akan menjadi masalah yang serius pada dirinya dan di sekitarnya. Pada dirinya dia akan merasa terpukul karena kehilangan penghormatan dari orang lain, dia merasa tidak dihormati dan akhirnya merasa tidak berharga. Padahal itubhanya ketakutan semata. Sikap kedua adalah cenderung membenarkan diri dan menyalahkan orang lain, dan apa saja yang dilakukan orang lain tidak benar. Dirinya dan kebijakannya menjadi standar yang benar bagi apa saja. Semua orang akan menghadapi ini, namun Alkitab memberikan contoh yang baik bahwa mempersiapkan post power syndrome dalam banyak kisah. Salah satu hal unik mengatasi syndro ada dalam nats renungan hari ini: Samuel pamit dan undur diri dari bangsa Israel.
Mengapa Samuel pamit dan undur diri dari bangsa Israel? Sebagai mana kita tahu, ada perubahan dalam sistem bangsa Israel dari hakim- ke raja. Sejak keluar dari Mesir hingga hakim-hakim, pemimpin bangsa Israel adalah hakim yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin dan hakim atas umat Allah. Namun bangsa Israel semakin bertambah besar di Kanaan mereka meminta kepada Tuhan agar mereka sama seperti bangsa lain yang memiliki seorang raja (Baca 1 Sam 8). Sekalipun dengan berat hati, Samuel mendengarkan permintaan ini, namun Tuhàn mengijinkan hal itu dengan segala konsekwensi bahwa ada hak-hak raja yang akan ditanggungkan oleh umat Allah kepada raja. Kedua sekalipun ada raja namun Tuhan sendiri yang memberitakan atas umat Allah. Tuhan sendiri meminta Samuel yang melantik Saul menjadi raja yang pertama bagi bangsa Israel.
Aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan yang lurus! Setelah pelantikan raja, tentu berakhirlah kepemimpinan Samuel sebagai hakim selanjutnya mereka akan dipimpin oleh raja. Raja bertanggung jawab atas segala kesejahteraan dan melindungi bangsa Israel. Tugas Samuel berakhir namun akan tetap memberikan arah perjalanan bangsa Israel. Samuel tidak akan memberontak atau membuat opsisi pada pemerintahan Saul, dua menempatkan diri sebagai penjawa moral. Itulah sebabnya Samuel berkata: aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. Berakhirnya zaman hakim-hakim ini, sistem kepemimpinan bangsa Israel berubah menjadi pembagian tugas yang baik. Sehinggabada semacam "trias politika": imam, raja dan nabi. Imam memimpin hal ibadah dan memelihara kehidupan spiritual dengan menjaga kepastian hukum Taurat dan ibadah. Raja pemimpin pemerintahan demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan nabi sewaktu-waktu adalah suara kritis dan keras bahkan mengutuki situasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat ketika menyimpang dari kehendak Allah.
Sahabat yang baik hati! Mengajarkan jalan yang baik dan lurus! Suatu pilihan hidup yang tepat dari Samuel setelah undur dari pemimpin bangsa Israel. Itu merupakan tugas mulia, sekalipun sudah tidak pemimpin atas Israel, Samuel akan terus berkontribusi penting pada roda pemerintahan Saul. Samuel tidak bermasalah dengan gejala post power syndrome karena dia tulus melakukan pekerjaannya menurut perintah Allah dan tulus pula mengakhiri jabatannya.
Shabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Langganan:
Postingan (Atom)
MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN
Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...
-
Sermon Jamita Minggu 7 Okt 2018 Turpuk : 2 Timoteus 4:1-5 SAHAT ULA TOHONANMI - TUNAIKANLAH TUGAS PELAYANANMU Patujolo/Pendahuluan ...
-
MENIADAKAN MAUT DIGENAPI DALAM KEBANGKITAN KRISTUS Yesaya 25:6-9 Selamat Paskah II...! Sahabat yang baik hati, dalam gereja Batak Hari in...