Kamis, 24 Desember 2020

MEMBERITAKAN KESELAMATAN DI DALAM YESUS KRISTUS

 Kotbah Natal Pertama (I) 25 Desember 2020 

Nas: Ibrani 1:1-4


Selamat Natal Bagi Kita Semua!

MEMBERITAKAN KESELAMATAN DI DALAM YESUS KRISTUS

Sahabat yang baik hati, Natal merupakan sukacita dunia dimana Yesus Kristus lahir untuk membawa keselamatan. Harus dicatat sukacita itu bukan hanya kepada umat manusia tetapi kepada dunia dan seluruh isinya: benda mati dan benda hidup. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, dunia dilingkupi kegelapan. Manusia merusak alam, dan merusak dirinya sendiri. Dari kita kejatuhan manusia dalam dosa kita memahami, bahwa dosa telah membuat manusia terasing dari kasih Tuhan. Adam dan Hawa dihukum dan diasingkan dari Eden memasuki dunia yang gerang, berduri dan sakit melahirkan. Dosa membawa manusia kepada kesengsaraan, bahkan upah dosa adalah maut. Tidak selamanya Tuhan menghukum, Allah sendiri tidak menghendaki manusia selamat dan menebus manusia dari dosa dan kebinasaan. Tuhan sendiri mengutus hamba-hambaNya dan menyampaikan pertintah Allah agar manusia melakukan kehendak Allah. Manusia yang telah jatuh dalam dosa tetap berdosa. Maka tak cukup memberi perintah dan mengutus hambaNya. Peristiwa natal nyata bahwa Allah sendirilah yang turun ke dunia ini menyelamatkan manusia dari maut agar memperoleh hidupnyang kekal. (Baca Yoh 3:16). 


Nas Kotbah Natal ini, telah ditetapkan menjadi tema Tahun 2020 dan sekaligus Kotbah Awal Tahun Ephorus 1 Januari dalam Almanak 2020. Namun agak ganjil, nas yang sama terulang dalam Natal. Teks evangeliun yang sama terbit dalam satu tahun Almanak. Bagi saya positip saja, ini merupakan pentingnya kotbah ini merenungkan pesan nas dalam dua konteks:  memasuki tahun 2020 dan merayakan natal 2020. Kita semua telah menjalani Tahun 2020 masa pandemik memporakporandakan berbagai program di Tahun Sending ini. Banyak kegiatan tidak terlaksana, tertunda bahkan terabaikan. Namun sehebat apapun pandemi covid mengguncang kehidupan ini satu hal yang harus disyukuri bahwa Allah tetap menyertai kita. 


Missi HKBP memasuki Tahun 2020 mengagendakan tahun ini menjadi tahun "TAHUN PEKABARAN INJIL", kotbah tema yang disuguhkan adalah"pahosing ulaon pamaritahonon di Barita Nauli" atau "Reposisi Pejabaran Injil", saya belum menangkap apa yang mau direposisi dalam Pekabaran Injil? Apakah metodenya yang direposisi atau target pemberitannya atau pengertian pekabaran itu sendiri. Hal ini sesungguhnya tidak perlu dipertanyakan karena Pemberitaan Injil adalah jelas yang diamanatkan Tuhan Yesus. Mungkin yang lebih tepat adalah merevitalisasi pelayanan sending. Dengan merevitalisasi gereja bergegas untuk mendalami dan melakukan dengan sepenuh hati pemberitaan Yesus Kristus sehingga buah penginjilan semakin nyata.


Siapa yang diutus untuk memberitakan Injil? Alkitab menuliskan penginjilan dilaksanakan oleh rasul dan gereja mula-mula. kepada siapa Injil itu diberitakan: segala bangsa (Matius 28:18-20; Kisah 1:8) dan seluruh mahkluk (Markus 16:15)  dan melakukan tugas Pastoral Kepada domba-domba (Yohanes 21:19-21) 


Maka sesungguhnya yang dibutuhkan adalah perhatian, keseriusan dan kesungguhan hati untuk melaksanakan tugas pemberitaan Injil. Bagaimana gereja  (baca orang percaya) melakukan Pemberitaan Injil yang bertujuan untuk pembangunan manusia dan pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan, penderitaan dan kesengsaraan umat manusia (Lukas 4:18-20). Artinya marilah kita pergunakan kesempatan di tahun 2020 ini untuk melipatgandakan perhatian, tenaga dan kesungguhan orang percaya dalam penginjikan.


Natal mengingatkan kita untuk memberitakan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kristus telah melakukan keselamatan secara sempurna, melalui kelahiran di dunia ini sampai pengorbanan Yesus di kayu salib.


Dari kotbah di pesta natal ini, marilah kita ambil beberapa pelajaran penting.


1. Tak cukup hanya Nabi, Allah sendiri turun ke bumi!

Dalam berbagai diskusi peran gereja di tengah-tengah bangsa, hal yang selalu diangkat adalah tugas Nabiah. Suara nabi yang mengkritisi kontek dan realitas kehidupan umat Tuhan. Jika ada yang menyimpang dari Perintah dan kehendak Allah, Tuhan mengutus para nabi, memberikan peringatan dan menyuarakan pertobatan agar mereka berbalik dari jalanNya yang salah supaya hidup kembali seturut dengan perintah dan kehendak Tuhan. 


Namun kenyataannya nabi-nabi tidak digubris umat Allah. Yesus sendiri mengajarkan suatu perumpamaan akan hal ini, seorang pemilik kebun anggur, melakukan apa yang terbaik bagimkebun anggurnya; bibir, pengelolaan hingga perawatan terbaik. Karena sang pemilik kebun hendak bepergian, maka diserahkannya kepada penggarap setelah dirasa tiba waktunya panen agar penggarap memberikan hak sang pemilik kebun disuruhnyalah  hamba-hambaNya. Namun tak digubris malah penggarap memukuli, disuruhnya hamba yang lain tetap dipukulinya. Maka sang pemilik kebun anggur langsung mengutus anakNya dengan harap agar mereka takut. Malah sebaliknya yang terjadi, sang penggarap membunuh anak sang pemilik kebun karena itu ahli waris. Para penggarap jika mereka membunuh anak maka mereka akan menjadi pewaris kebun. (Baca Lukas 20:9-19)


Jika jaman PL, Tuhan mengutus nabi-nabi dan menyatakan maksud Allah dengan perantaraan nabi-nabi tidak cukup.  Rupanya tugas nabi yang memberi petunjuk, peringatan, mengingatkan umat Allah atas segala pelanggaran mereka terhadap perintah dan Firman serta hukuman yang akan mereka terima tak cukup. Umat Allah menolak para nabi, memukuli hingga menganiaya para nabi. Apakah rencana Tuhan batal karena penolakan terhadap nabi!. Sama sekali tidak. Disinilah kehadiran Yesus Kristus, Anak Allah. Turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia.


Inilah yang menjadi kabar baik, yaitu Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamat manusia.  Kehadiran Kristus untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, memulihkan citra manusia yang segambar dengan rupa Allah. Manusia yang terasing dari kasih karunia Allah melalui kedatangan Yesus Kristus akhirnya kmbali menerima kasih karunia Allah. 

Yohanes 3:16 (TB)  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


2. Kristus datang memancarkan Cahaya Kemuliaan.

Ibrani 1:3 (TB)  Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 


Dosa membuat manusia hina, citra manusia yang mulia segambar dengan rupa Allah berubah menjadi rupa buruk dengan hidup saling menyalahkan dan membalas. Allah menciptakan dunia dan segala misinya dan menempatkan manusia dalam taman terbaik, hidup bebas dan penuh sukacita menikmati karya Tuhan. Oleh dosa berubah menjadi ketakutan, bersembunyi dari suara Allah. Itulah hakekat dosa, manusia tidak sanggup mendengar panggilan Allah apalagi melihatbdan menampakkan diri dihadapan Allah.


Manusia yang jatuh dalam dosa tak dibiarkan binasa. Tuhan sendiri datang ke dunia ini melakukan penyucian segala dosa dan pelanggaran. Citra buruk manusia oleh dosa disucikan oleh Kristus. Citra segambar dengan rupa Allah yang tercoreng, dipulihkan menjadi mulia dihadapan Allah dan sesama. Bukan hanya itu, Kristus sendiri meninggikan manusia dan dihantarkannya kepada pangkuan Bapa di Sorga.


Natal adalah merayakan hadirnya sinar cahaya mulia Allah melalui kelahiran Yesus Kristus. Injil Matius menuliskan bahwa orang Majus menemukan Tuhan Yesus karena sinar cahaya bintang itu. Ornag Majus mengaku: "Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2b). 


Cahaya kemuliaan turun atas bumi untuk memulihkan kemuliaan manusia yang jatuh oleh dosa. Mari sambut Yesus yang lahir itu dalam hidup kita dengan memancarkan hidup mulia dan bermartabat. Yesus Kristus menolong dan mempukan kita melakukan hidup mulia dan bermartabat. 


3. Yesus lebih tinggi dan lebih indah.


Ibrani 1:4 (TB)  jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Ayat 4 ini menegaskan bahwa tidak ada si bawah kolong langit ini yang daoat menyelamatkan manusia dari dosa, bahkan malaikat sekalipun. Keselamatan itu ada di dalam Yesus Kristus.

Yesus melakukan keselamatan itu sempurna dengan mengosongkanndiri dan mengambil ruoa seorang hamba. Yesus setia hingga mati di kayu salib untuk menebus.manusia dari dosa dan kematian. Atas penebusan ini Paulus mengatakan: Filipi 2:8-9 (TB)  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 


Di malam Natal ini mari meninggikan nama Tuhan Yesus. Seperti malaikat yang bernyanyi bersama sama dengan malaikat menyanyikan: Kemuliaan bagi Allah ditemoat yang maha tinggi dan damai sejahtera bagi orang yang berkenan kepadanNya (Luk 2:14)


Selamat Natal bagi kita semua! Tuhan menyertai, Immanuel.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...