Rabu, 08 Mei 2019

YUSUF BERHATI MULIA, PENGAYOM DAN PEMERSATU

YUSUF YANG BERHATI MULIA, PENGAYOM DAN PEMERSATU

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman TUHAN sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 08/04/2019

Kejadian 50:21 (TB)  Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Genesis 50:21 (RWV)  Now therefore fear ye not: I will nourish you, and your little ones. And he comforted them, and spoke kindly to them.

Dalam upacara adat kematian orang Batak khususnya pemberangakatan orang tua meninggal, salah satu kekuatiran yang muncul adalah siapakah menjadi pengayom dan pemersatu bagi seluruh anak-anak dan keturunnya. (Catatan: dalam orang Batak anak Sulung memang otomatis menjadi pengganti Bapak karena dia yang disebut sebagai 'sijujung baringin' atau pemangku tanggungnjawab yang paling besar). Apalagi ada riwayat hubungan yang kurang akur diantara kakak beradik. Mereka kuatir bahwa semua ini akan tercerai berai dan sulit mencari titik temu.  Itulah pentingnya bapak bagi anak-anaknya, sekalipun sudah ujur namun akan selalu sedih untuk memberangkatkannya. Bapak adalah pengasuh dan pemersatu bagi seluruh anak-anaknya. Selagi orang tua hidup maka seluruh anak-anak akan hormat pada orangtua dan menurutinya. Seiring dengan itu pula ada kerinduan pulang kekampung saatnatal atau tahun baruan; berkumpul bersama keluarga dan mengenang masa-masa kanak dalam segala suka dan duka. Namun jika orang tua telah tiada apakah ada kebersamaan seperti sedia kala?

Hal semacam itu pula yang dialami oleh Yusuf dan saudara-saudaranya. Yakub meninggal di rumah Yusuf di Mesir.  Sebagai wujud penghormatan kematian Yakub seluruh orang Mesir ikut berkabung dan membalsemi mayat orang tua sang Perdana Menteri sekalipun dia orang Ibrani. Mayat Yakub dihantarkan ke gua Makhpela sesuai dengan pesannya sebelum meninggal (Kej 50:5).  Setelah selesai upacara penguburan Yakub,  Yusuf dan suadara-saudaranya berkumpul dan urung rembuk semacam musyawarah keluarga. Nampaknya ada kegelisahan dan kekuatiran saudara-saudara Yusuf. Sebagaimana kita tahu ada riwayat yang tidak baik dari saudara-sadara Yusuf kepadanya: mereka telah banyak melakukan kejahatan terhadap Jusuf: dari membencinya, rencana membunuhnya sampai menjualnya kepada orang Midian. Namun TUHAN memelihara hidup Yusuf; dalam perjalanan yang berliku mendatangkan kebaikan bagi Yusuf menjadi Perdana Menteri di Mesir.

Saudara-saudara Yusuf  memiliki kekuatiran yang luar biasa. Mungkin karena ketakutan terhadap Yusuf, siapa tahu dia akan membalas dendam kepada mereka. Maka mereka meminta maaf dan sampai meminta kepada Yusuf agar Yusuf menjadikan mereka sebagai budaknya saja. Justru Yusuf menangis mengapa saudara-saudaranya berpikir demikian. Sungguh, Yusuf berhati mulia dan memiliki rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang luar biasa. Dia tidak dendam, dia sudah melupakan masa lalu itu. Dia tetap mengasihi mereka sebagai saudara dan menjamini hidup mereka di Mesir. Masa lalu Tak menjadi penghalang baginya merangkul saudara-saudaranya dalam kasih.  Dengan segala apa yang dia miliki di Mesir Yusuf akan melindungi dan memelihara anak-anak dan cucu-cucu Yakub.

Selengkapnya marilah baca Kejadian 50:17-20 (TB)  "Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Yusuf sungguh berhati mulia, dia memakamkan Yakub dengan upacara terbaik di negeri Mesir. Terhadap saudaranya dia tidak mendendam, dia telah melupakan seluruh kesalahan saudara-saudaranya, dia merangkul merangkul penuh kasih sayang. Dengan seluruh wewenang yang ada padanya dipergunakan untuk mengayomi dan menjamin kelangsungan hidup saudara-saudaranya beserta seluruh keturanannya di Mesir. Sikap inilah yang dimiliki oleh pemimpin besar, berhati mulia dan merangkul semuanya. Sikap seperti tentu mendatangkan rasa solidaritas diantara keturunan Yakub (Israel) dan menjadi bangsa yang kuat di Mesir.

Sahabat yang baik hati, apa yang dilakukan oleh Yusuf ini menjadi teladan yang sangat baik. Pemimpin besar ditandai kesediaan melupakan masa lalu tetapi berpikir akan masa depan. Pemimpin besar adalah yang menghentikan dendam tetapi mengulurkan tangan untuk merangkul penuh kasih persaudaraan. Sikap Yusuf ini menjadi perekat yang tinggi di kalangan bani Israel,  teladan yang mempertebal solidaritas  mereka hidup di negeri Mesir. Mari teladani sikap Yusuf ini dalam kehidupan kita masing-masing. Miliki hati mulia yang penuh kasih dan kepedulian, lupakan masa lalu, mengampuni dan berjalan bersama meraih masa depan yang lebih baik.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...