Sabtu, 04 Mei 2019

ALLAH MEMULIHKAN KEADAAN UMATNYA

Kotbah Minggu, 5 Mei 2019
Nats : Yeremia 33:10-13


*ALLAH MEMULIHKAN KEADAAN UMATNYA*
Kota Yang Runtuh Total akan Menjadi Kota Kegirangan

Pendahuluan
Arti nama Yeremia merupakan cerminan dari isi kitab Yeremia sendiri, yaitu: Allah yang meruntuhkan, Allah yang membangun. Allah yang menghukum, Allah pula yang menyembuhkan. Yeremia sendiri melihat ketidaktaatan umat Allah khususnya raja-raja terakhir di Yehuda, perbuatan ini akan mendatangkan hukuman. Suara nabiah Yeremia tidak didengar, justru sebaliknya Yeremia ditolak, diancam dan dipenjarakan (Band 37:16). Mereka lebih mendengarkan nabi palsu. Nabi palsu ini sangat dekat dengan raja dan memberikan nubuatan yang menyenangkan hati raja. Nabi palsu menubuatkan aman dan yang menyenangkan raja sekalipun sudah  terancam. Sebaliknya Yeremia bersuara keras menyampaikan hukuman dan murka Allah atas segala pelanggaran.

Apa yang disampaikan oleh Yeremia sungguh nyata, Babel akhirnya menakhlukkan dan meruntuhkan Yerusalem. Yerusalem yang dulu menjadi kota kebanggaan, pusat kerajaan Yehuda dan pusat Ibadah orang Israel berubah menjadi kota reruntuhan, tak berpenghuni., tanpa penghuni. Yerusalem menjadi sunyi sepi Dan puing korban perang. Penduduknya diangkut ke pembuangan Babel. Menurut Yeremia 1:3 Yeremia sendiri ikut diangkut ke Pembuangan Babel. – *ALLAH MERUNTUHKAN.*

Sekalipun terbuang, Allah tidak membiarkan umatnya sengsara dan  terus dalam penghukuman. Allah sendiri berjanji akan memukangkan umatNya keluar dari Babel dan menghantarkan mereka ke Yerusalen. Yerusalem akan menjadi pokok kegirangan: ternama, terpuji dan terhormat di depan segala bangsa dan kesejahteraan akan meliputi Yerusalem (33:8) – *ALLAH MEMULIHKAN.*

Kotbah minggu ini harus Kita lihat dari ayat 1-14 yaitu: Janji Allah atas pemulihan Yerusalem dan Yehuda. Yeremia memberikan pengharapan dan menyemangati umat yang terbuang setia menunggu janji pemulihan Allah.

1. Yerusalem menjadi kota kegirangan

‘Aku akan memulihkan.,..’ (ay. 8) merupakan statemen Allah sendiri untuk bertindak dan  berinisiatif memulihkan Yerusalem dan Yehuda. Istilah memulihkan dapat kita terjemahkan pada pengertian ‘mengembalikan kepada sedia kala’. Demikian Allah akan mengembalikan kejayaan Yerusalem sebagai kota kebanggaan, ternama, pusat ibadah dan pusat kegirangan.  Pemulihan itu dilakukan dengan terlebih dahulu mentahirkan mereka dari segala kesalahan dan dosa terhadap Allah (Ay.8).   Allah bersedia mentahirkan dan mengampuni umat atas segala dosa dan pelanggaran mereka.

Pemulihan kota dengan syarat pertobatan ini sangat menarik untuk dikembangkan dalam kehidupan nasional. Kesejahteraan, Kejayaan dan Kebanggaan tidak akan tercapai jika belum ada pertobatan nasional. Pertobatan nasional meliputi seluruh lapisan masyarakat dari pemimpin hingga masyarakat bawah. Hal ini sangat menarik untuk kita refleksikan dalam agenda Pemilu 2019 dalam konteks Indonesia. Kita telah memberikan suara, suatu Pemilu terbesar dalam sejarah Indonesia dengan tingkat partisipasi warga Indonesia lebih 80persen: yang dahulu cuek dan tidak peduli tetapi kini Kita peduli.  Kiranya pilihan rakyat capres/cawapres, DPD, DPR menjadikan bangsa yang maju, harmoni dan nasionalisme tinggi. Lima tahun ke depan menjadi moment Indonesia yang lebih maju, beradab, jauh dari korupsi dan orang-orang haus akan kekuasaan dan idiologi lain yang ingin merongrong dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita berdoa untuk pemerintah agar dapat melanjutkan pembangunan nasional dengan basis pemerataan.

2. Bersyukur atas Kasih Setia Allah untuk selama-lamanya

Umat Israel mesti bersyukur karena Allah penuh kasih setia bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setianya. Allah tidak membiarkan umatNya untuk selama-lamanya dalam pembuangan. Allah terikat dengan janji terhadap bapa-bapa leluhur: Abraham, Ishak dan Yakub. Allah telah menetapkan Israel sebagai umat kesayanganNya. Hal itu berlaku selama-lamanya bagi Israel, baik waktu mereka setia maupun ketika mereka tidak setia. Kesetiaan mereka akan membukakan tingkap-tingkap berkat, namun ketidak setiaan mereka akan mendatangkan pelajaran dari Allah. Karena Allah yang baik akan memberikan pengajaran bagi umat kesayangannya demi menempa dan memurnikan bangsa pilihan.

Dengan demikian pembuangan merupakan bagian dari pemurnian umat Israel, hal ini menjadi penting untuk menemukan umat pilihan yang setia. Dalam 33:3 pulihan itu disebut dengan istilah "mentahirkan". Pentahiran merupakan bagian dari pemurnian sebagai syarat untuk pemulihan Yerusalem. Mereka yang dahulu menderita dalam pembuangan mereka akan berbahagia setelah pemulihan. Mereka yang dahulu meratap dan menangis dengan nyaring dalam pembuangan setelah pemulihan mereka akan girang dan bernyanyi dengan nyaring. Di tempat Bait Suci dulu yang telah tidak ada batu bertindih satupun, akan dibangun kembali dan di dalamNya umat menyampaikan pujian dan persembahan kepada Allah.

3. Allah Tepat Janji

Lama masyarakat Indonesia tidak percaya akan janji politik, sehingga mendorong lembaga, ormas dan komunitas masyarakat mengundang para capres, caleg dan calon kepala daerah sebelum pemilu dan pilkada menandatangani Fakta Integritas. Anehnya sekalipun sudah sampai menandatangani perjanjian tetap aja diabaikan. Makanya ada anekdot, kalau janji janganlah seperti janji politik. Janji politik umumnya wallahualam, bohong-bohongan. Namun dalam 5 tahun ini oleh pemerintah sekarang, tingkat kepuasan masyarakat tergolong tinggi. Kita berdoa agar hasil Pemilu tanggal 22 Mei 2019 mendatang menjadi budaya politik Indonesia semakin maju lagi. Politisi yang tidak memenhi janji sudah harus berani meminta maaf dan 'step back' (mundur). Ini pelajaran berharga agar maju menjadi pejabat publik jangan hanya modal mengubar janji namun Tak bekerja mewujudkan janjinya.

Sekarang mari kita tinggalkan janji politik dan menuju perhatian kepada janji Allah. Janji Allah adalah pasti, tidak berubah dan pasti terwujud dan terlaksana. Satu hal yang diminta adalah setia untuk menunggu, berpengharapan yang teguh hingga harinya terwujud. Allah memenuhi janjiNya, Israel kembali ke Yerusalem. Mereka tidak kembali begitu saja dengan tangan kosong, namun oleh Raja Koresy mereka dibekali untuk membangun kembali kota Yerusalem dan membangun Bait Suci. Pembangunan ini dipimpin oleh dua tokoh yang cukup terkenal, yaitu Ezra dan Nehemia. Dua tokoh ini menjadi figur kombinasi tokoh aparatur Negara dan tokoh Imam. Mereka memulihkan Israel sebagai bangsa yang berdaulat dan sebagai Umat yang beribadah. Itulah pemulihan Allah atas Yerusalem.

Penutup
Pemulihan Allah menjadi pokok utama dalam khotbah minggu ini, Allah memulihkan keadaan Yerusalem dan Yehuda kepada sedia kala. Pemulihan ini menjadi berita suka cita dan pengharapan bagi umat Israel. Mereka menerima pemulihan itu setelah mereka ditahirkan oleh Allah dari pelanggaran dan dosa mereka.

Hal itu pula yang menjadi pengharapan bagi kita dalam konteks kehidupan kita masing-masing. Allah akan memulihkan keadaan bahkan memberikan berkat dan kesejahteraan. Hal yang diminta oleh Allah adalah tetap setia kepadaNya sebagai umat Allah yang setia dan berpengharapan yang teguh kepada Allah.

Allah memulihkan adalah jaminan dari Allah yang poasti untuk kita! Mungkin banyak masalah yang kita hadapi membuat kita terpuruk dan jatuh. Atau mungkin mengalami kegagalan dalam berbagai ysaha dan pekerjaan. Kotbah minggu ini meneguhkan dan menjadi berita sukacita bagi kita.  Jika ada pengalaman buruk, gagal dan jatuh, mari tetap setia dan percaya: Tuhan memulihkan kita.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...