Sabtu, 24 November 2018

TUHAN MENGADILI SEGALA BANGSA

Kotbah Minggu 25 Nop 2018
Teks: Daniel 7:9-14

TUHAN MENGADILI SEGALA BANGSA

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, banyak kejadian dalam hidup ini terjadi diluar perkiraan kita. Jika ada sukacita yang tidak kita duga namanya rezeki nomplok, namun bagaimana jika malapetaka yang mendatangkan penderitaan?  Coba anda ingat dua bulan terakhir berita yang sangat memilukan hati kita:
a) Pasti masyarakat Palu tak pernah terpikir  begitu dahsyatnya gempa dan tsunami akhir September lalu, bukan hanya warga Palu yang berduka tapi seluruh rakyat Indonesia bahkan dunia dikagetnya dengan adanya fenomena yang sangat jarang terjadi yaitu liquifaksi: tiba-tiba mencairnya tanah sehingga segala bangunan dan tanaman yang diatas tanah dalam sekejab tertanam. Banyak orang yang tertimbun dan korban yang hilang.
b) Duka jatuhnya pesawat JT 610, 189 orang meninggal dunia, tak terbayangkan isak dan tangis para keluarga korban. Kematian datangnya tiba-tiba. Mungkin diantara mereka masih tak percaya akan kejadian itu. Kematian itu tiba dalam sekejab tanpa pemberitahuan, peringatan atau tanda-tanda.
c) Berita viral mengenai korban sadis pembunuhan belakangan ini; keluarga Nainggolan di Bekasi, dan pembunuhan sadis lainnya seolah nyawa manusia tak berharga. Emosi dan sakit hati telah lebih besar ketimbang rasa kemanusiaan kita. Ini suatu yangbharus lupa diri emosinya lebih besar ketimbang rasa hormat dan pengharhaan terhadap sesama.

Mengapa beberapa kejadian diatas saya utarakan mendahului kotbah ini? Kematian begitu dekat dengan kehidupan kita, baik oleh fenomena alam, baik oleh human error, baik itu masalah kejiwaan yang tidak kuasa mengontrol diri mencelakai orang lain. Faktanya ada korban meninggal dunia karena human eror yang mengabaikan tugas dan tanggungjawab dan ada orang yang meninggal dunia karena manusia yang tidak menguasai diri. Dendam dan sakit hatinya lebih berkuasa dari pada rasa kemanusiaannya. Perbuatan seperti ini membuat kesengsaraan umat manusia.

Kotbah Minggu ini memberikan pelajaran berharga bagi kita bahwa

01. Setialah dalam Penderitaan, karena Tuhan ikut campur tangan atas kehidupan umatNya.
Kitab Daniel hadir sebagai penghiburan bagi Umat Israel yang terbuang ke Babel. Umat Israel harus menderita dalam pembuangan karena ambisi raja-raja dunia berlomba mengejar kekuasaan. Bangkitnya raja-raja penguasa dunia menunjukkan dirinya menjadi raja atas seluru suka bangsa. Penglihatan Daniel tentang empat binatang yang dalam ay 1-7 sebenarnya sangat mudah ditebak, yaitu raja-raja pada masa itu yang tampil dalam kekuasaan. Keempat kerajaan itu adalah (1) Babel, (2) Media-Persia, (3) Yunani, serta (4) penerus-penerus Aleksander dari Yunani, dan kerajaan kelima adalah Kerajaan Mesias dipertahankan secara terhormat. Seluruh kuasa dan raja-raja pada akhirnya akan untuk kepada Allah Israel.

Seperti apapun perlakuan orang-orang yang berkuasa di dunia ini seperti empat perilaku binatang digambarkan dalam 7:4-8 yang membuat orang percaya menderita setelah. Sekalipun penguasan dunia ini ganas seperti singa binatang 1 aty 4), tak bis amelihat orang lain melebihi dirinya tetaplah bertekun.  Sekalipun hak-hak kita durampas karena kerakusan orang yang berkuasa seperti beruang (binatang 2 ay 5) tetaplah bekerja. Sekalipun penguasa dunia ini terus mebgaum dan mengancam seperi Harimau (binatang 3 at 6) mengintai dan memangsa tanpa jejak dan berbekas, setialah Tuhan adil. Dan sekalipun penguasa dunia dan musuh-musuh orang beriman tak dapat menggambarkan bentuk dan rupa kejahatan penguasa dunia ini (binatang 4 ay 7); setialah kepada Tuhan, kuasaNya lebih besar dan akan menghakimi perilaku setiap orang. Bertahanalah dalam keganasan dunia ini dan berjalan di jalan Tuhan. 

02. Kuasa dunia ini punya jangka dan limit.
Perebutan kekuasaan raja-raja telah menyengsarakan rakyat. Dalam penglihatan Daniel, penderitaan umat manusia termasuk Israel yang harus terbuang merupakan korban dari perebutan kekuasaan dari negara-negara adi kuasa. Dalam perebutan kekuasaan korban perang yang paling menderita bukanlah raja atau panglima yang kalah tetapi rakyat yang tidak memiliki perlindungan. Raja demi mencapai dan mempertahankan kekuasaan melakukan berbagai kejahatan. Namun dalam penglihatan Daniel dalam kotbah ini bahwa Tuhan campur tangan, perebutan kekuasaan akan diakhiri dengan pemerintahan Allah yang dipimpin oleh Anak Manusia.
Daniel 7:11 (TB)  Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar.

Manusia bertanduk merupakan simbol raja yang memiliki kuasa. Pesan penting dari penglihatan Daniel bahwa raja-raja yang memiliki kekuasaan, sikap sombong dan angkuh punya limit dan segera berakhir. Tidak ada kekuasaan di dunia yang abadi, namun akan segera berlalu. Pada akhirnya harus diadili dalam penghakiman Akhir dan tunduk di bawah pemerintahan Allah yang abadi.

03. Pemerintahan Allah Kekal Selamanya
Pesan ketiga yang sangat penting dari kotbah ini dalah penglihatan Daniel akan pemerintahan Allah yang kekal. Jika pemerintahan dunia ini terbatas dan punya limit maka berbeda dengan kehadiran Allah, pemerintahannya kekal sampai selama-lamanya.
Daniel 7:14 (TB)  Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

Pesan ini penting, apakah harus tunduk pada kekuasaan raja-raja di dunia ini karena tidak tahan menjalani penderitaan? Atau tetap setia menunggu pemerintahan yang abadi. Tentu tak ada opsi lain, satu-satunya adalah bertahan sampai kesudahan menantikan dan merayakan bersama dengan orang-orang kudus kemenangan kerajaan Allah

04 Peringantan Orang Meninggal
Minggu hari ini merupakan akhir tahun kelender gerejawi, sekaligus memperingati orang-orang yang telah meninggal. Kita percaya di dalam iman bahwa mereka telah bersama-sama dengan Tuhan. Mereka tidak lagi menjalani kesengsaraan, beban hidup dan dinamika kehidupan ini. Jika mereka kita kenang saat ini itu berarti mengingatkan kita akan akhir hidup kita. Memento mori: ingatlah hari kematianmu. Pada akhirnya Lonceng Kematian akan berbunyi. Pastikan kita ikut dalam kehidupan yang kekal yang dipersiapkan   Allah bagi orang percaya.

Sahabatku! Tuhan memberkati firmanNya dan meneguhkan iman kita menjalani hari demi hari kehidupan kita. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...