Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 24/11/2018
Mazmur 28:7 (TB) TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya.
Psalms 28:8 (RSV) The LORD is my strength and my shield; in him my heart trusts;
Dalam konteks perang tentu seorang pahlawan harus memiliki dua hal ini: kekuatan dan pertahanan. Kekuatan seorang pahlawan terletak pada ketangkasan dan kemampuannya untuk mengalahkan musuh dan mengorganisir pasukan yang dimilikinya. Seorang pemimpin pasukan harus mempertimbangan kekuatan pasukannya dalam malawan musuh, jika kekuatan musuh lebih besar san tak ada titik lemah tidak ada gunanya meneruskan itu hanya akan menjadi korban yang sia-sia. Mengenai pertahanan juga sangat menentukan, bisa saja seorang pahlawan tangguh dan kuat serta memiliki pasukan hebat tetapi kalau pertahanan tidak kuat, maka kemenangan yang seharusnya milik akan berpindah ke pihak lawan. Perisai adalah alat pertahanan yang membentengi diri agar dapat bertahan dan menangkis serangan musuh. Perisai biasanya terbuat dari lempengan baja yang sangat kuat dan akan dapat menahan serangan panah, tumbak dan pedang. Dengan perisai di tangan seorang prajurit akan percaya diri dan merasa terlindungi dalam peperangan.
Tuhan adalah kekuatan dan perisai umatNya. Dalam Mazmur 28 berisi doa permohonan dan sekaligus sebagai keyakinan pemazmur bahwa Tuhanlah kekuatan dan perisai umatNya menghadapi musuh-musuhnya. Tidak ada kekuatan lain, tetapi hanya bersandar kepada Tuhan. Mereka adalah umat pilihan Allah dan pemimpin-pemimpin mereka adalah yang diurapi Allah. Mazmur 28:8 (TB) TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!
Sekalipun Konteks kita kini berbeda dengan konteks di jaman Mazmur ini, namun orang percaya saat ini juga memasuki peperangan iman. Peperangan iman datang dari external dan internal. Dari external kita berhadapan dengan: godaan, tantangan, ancaman, tekanan, intimidasi dll. Sedangkan dari internal kita memerangi berbagai sifat buruk dari dalam diri kita sendiri seperti: kemalasan, hawa nafsu, ego, kebencian, iri hati dan segala sifat dan karakter lainnya yang merusak diri kita sendiri. Paulus sendiri mengingatkan kita bahwa kita berhadapan bukan lagi dengan pasukan perang atau malawan daging. Jelasnya Paulus memjelaskan pada Efesus 6:11-12 (TB) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Apakah kekuatan dan perisai kita menghadapi semua ini? Firman Tuhan di pagi ini memberikan suatu jawaban yang pasti. Kekuatan kita bukanlah pada diri kita sendiri. Kekuatan dan Perisai kita adalah Tuhan, menolong, pelindung dan penyelamat kita.
Sahabat yang baik hati! Mari semakin percaya kepada Tuhan dalam menjalani dan menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita dengan kekuatan yang bersumber pada Tuhan. Kita tidak mungkin mebenteng diri kita dengan akal dan kemampuan kita sendiri. Kemampuan kita terbatas, jangkauan daya analisis kita terbatas, dan kita tidak tahu akan apa yang terjadi besok. Namun kita percaya diri maju dan melangkah dengan pasti karena Tuhan kekuatan dan perisai kita.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar