Sabtu, 02 Juni 2018

KUASA ALLAH DAN PENGHAKIMAN AKHIR


KUASA ALLAH DAN PENGHUKUMAN AKHIR (Wahyu 16:1-7)

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini merupakan peringatan akan kuasa Allah dan penghakiman akhir. Tuhan sendiri yang berhak memberikan hukuman akhir atas raja-raja, langit, bumi dan segala isinya. Tujuh cawan yang yang digambarkan dalam Wahyu 16 berisi murka Allah dan penghukuman terakhir dunia ini. Penghukuman sepenuhnya merupakan otoritas Tuhan. Langit bumi, laut dan segala isinya akan berakhir dan orang-orang yang setia sampai kesudahan akan dikumpulkan oleh Allah dalam kehidupan kekal.

Kitab Wahyu hadir sebagai penghiburan bagi jemaat mula-mula yang mengalami penderitaan yang hebat dari kaisar Romawi. Pada jaman Perjanjian Baru, ada banyak petaka dan sejarah hitam di kekaisaran Romawi. Haus kuasa, kesewenangan para kaisar mendatangkan kesengsaraan yang tidak manusiawi kepada rakyat dan kekristenan khususnya. Dari sini muncul istilah perilaku binatang, sikap predator, sadis dan tak berperi kemanusiaan darinpara kaisar. Apalagi setwlah bangkitnya Kaisar Domitian. Kaisar Domitian naik tahta Pada Tahun 85 Masehi dia menetapkan dirinya sebagai "CENSOR PERPEETUS" (Sensor bagi kehidupan). Hak untuk mencapuri kehidupan siapa saja. Kuasa ini bukan hanya mendatangkan penindasan penderitaan bagi masyarakat umum saja, namun kuasa demikian menetapkan dirinya untuk subversif terhadap para senator dan lingkaran kekaisaran. Bahkan kuasa ini mengangkat dia menjadi dewa atas penduduk Romawi, dan seluruh penduduk kekaisaran Romawi harus sujud menyembah kaisar. Bagi siapa saja hang tidak melakukan tahta kaisar ini masuk ke pembantaian pun. Disinilah beban dannpenderitaan kekristenan yang setia pada imannya kepada Yesus Kristus. Hanya Tuhanlah yang harua disembah: sang pencipta dan pemberi kehidupan. (Baca Michael Kerrigan, SEJARAH GELAP PARA KAISAR ROMAWI: Dari Julius Caesar Sampai Jatuhnya Roma, Gramedia, 2015/131).

Penganiayaan dan hukuman yang digambarkan dalam Kitab wahyu diduga kuat pada jaman kaisar Domitianus sebagai kaisar Roma. Namun Kristus akan bangkit menghukum orang yang tidak setia yang akhirnya menyembah kaisar telah ditandai dan mendapat hukuman sebagaimana diungkapkan dalam Wahyu 16:2 (TB)  Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.

1. Hukuman  Akhir Ada Pada Tuhan
Dunia yang kita hidupi sekarang sifatnya sementara dan semuanya akan berlalu. Apapun yang terjadi di dunia ini akan diadili dalam penghukuman akhir. Penghukuman akhir itu adalah otoritas Tuhan. Dunia ini menantikan pengadila akhir apa yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Inilah peringatan penting dari kitab Wahyu. Untuk itu tetaplah setia, sekalipun dunia terus mempengaruhi kita agar meninggalkan Tuhan; baik melalui godaan yang menggiurkan hingga pemaksaan yang mengancam nyawa. Tetaplah setia sekalipu   penderitaan pun silih berganti melalui penindasan dan kekerasan yang sangat kejam. Percayalah kepada Tuhan salam setiap keadaan karena Tuhanlah pemegang penghukuman akhir yang menghukum setiap perbuatan manusia di akhir jaman.

Tujuh cawan berisi murka Tuhan merupakan hukuman yang Tuhan jatuhkan atas bumi, laut, langit dan segala isinya sekaligus akhir dari segalanya. Seturut dengan dijatuhkannya ketujuh cawan murka Tuhan mengakhiri segala penderitaan dan sengsara orang yang setia kepada Tuhan.

Tiga dari tujuh cawan murka Tuhan yang
 dijatuhkan oleh malaikat mengingatkan kita pada hukuman atau tulah Tuhan atas Firaun. Tulah demi tulah dijatuhkan mendesak Firaun untuk membebaskan umat Israel keluar dari penindasan Mesir. Cawan pertama dijatuhkan di atas bumi ada bisul yang menimpa atas orang-orang yang tidak setia, mereka yang telah menyerah dan mau menyembah kaisar. Cawan kedua dijatuhkan diatas laut dan laut seketika berubah menjadi darah, segala mahluk di dalamnya mati dan cawan ketiga dijatuhkan atas sungai dan mata air. Seketika itu berubah menjadi darah
dan segala mahkluk didalamnya mati. Tiga cawan pertama ini mengingatkan kita tanda perbuatan Tuhan menghukum penguasa bumi dan persiapan pembebasan dan keselamatan bagi umat yang setia kepada Tuhan. Hukuman ini pembalasan Tuhan atas penguasa yang menindas dan tanda pembebasan bagi umat.

2. HukumanNya Adil
Murka Tuhan yang dijatuhkan pada tiga cawan pertama disambut dengan nyanyian dan mazmur. Penghukuman Tuhan adil atas penguasa yang telah menumpahkan darah orang-orang yang percaya kepada Tuhan.
 Wahyu 16:5-7 (TB)  Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.  Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!" Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."

Hukuman ini nampaknya disambut dengan pujian atau doksologi, menunjukkan pemahaman yang kental bahwa apa yang terjadi merupakan pembalasan dan hukuman Tuhan atas kuasa dunia yang menindas orang beriman adalah keputusan yang adil. Begitu banyak darah martyr yang tertumpah olehnkarwna kejahatan dan kelaliman.  Penjatuhan hukuman ini sekaligus pemberitahuan pada pembebasan bagi orang yang telah menerita selama ini. Tidak ada yang dapat menghindar dari murka Tuhan. Penguasa yang degil, keras kepada danntegar tengkuk tahkluk dalam penghukuman akhir. Tidak ada yang dapat bertahan di hadapan Allah.
Jika kita baca selanjutnya  pasal 16 setelah cawan ketujuh dijatuhkan; murka berakhir dan semuanya telah berakhir. Satu istilah yang pakaimoleh penulis kitab Wahyu tentang Harmagedon. Istilah ini melambangkan tempat pertempuran pada akhir zaman ketika kuasa kejahatan dunia berupaya menguasai gereja tapi Kristus-lah yang menang. Baca Why 16:16
Cawan ketujuh dijatuhkan Kuasa Kristus menang atas kuasa dunia. Keadilan Allah nyata, penhukuman bagi penguasa jahat dan kemenangan bagi Kristus dan orang-orang yang setia dalam iman.

3. Mempertajam Pendengaran: "Suara nyaring dari Bait Suci".
Kitab Wahyu ini mengundang kita semua untuk setia di dalam Tuhan. Dalam kesetiaan kepada Tuhan perlu mempertajam pendengaran. Kotbah yang disampaikan pada kita hri inj merupakan pendengaran penerima kitab Wahyu dari auara yang  nyaring di Bait Suci. Wahyu 16:1 (TB)  Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."

Suara nyaring dari Bait suci pertama sekali merupakan tugas gereja kini untuk menyampaiakan peringatan-peringatan penting akan tanda-tanda jaman. Gereja harus menyampaikan peringatan-peringatan Tuhan atas kejahatan dan tindakan yang tidak manusiawi di sekitar kita. Suara gereja harus menjadi alarm peringatan akan hari Tuhan sehingga umat mempersiapkan diri untuk menyambut parusia.

Tugas kedua dari orang percaya sendiri agar mempertajam peringatan Tuhan dalam hidup ini. Kita sldipilih bukan untuk menerima murka namun untuk memperoleh kasih karunia.
Sahabat yang baik hati, dunia ini akan berlalu dengan segala kemegahannya. Tidak ada yang bertahan dalam penghukuman Allah. Semuanya akan lenyap dan berlalu. Tuhan tidak tinggal diam atas penindasan, Tuhan tidak akan membiarkan kesewenangan dan perlakuan yang tidak manusiawi dan takkan membiarkan darah orang martyr sia-sia. Waktunya Tuhan akan menghukum dan penghukuman Tuhan itu pasti.
Pemberitahuan tentang penghukuman sekaligus juga pemberitahuan terhadap anugerah dan pembebasan. Orang yang percaya dan setia akan menikmati kehidupan sorgawi yang disediakan oleh Allah dalam kehidupan kekal.
Selamat hari minggu! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin

Salam
#Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...