Jumat, 29 Juni 2018

ETIKA PERANG DAN POHON


ETIKA PERANG DAN POHON

Selamat Pagi! Sahabat hang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 30/06/2018

Ulangan 20:19 (TB)  Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung.
Deuteronomy 20:19 (UKJV)  When you shall besiege a city a long time, in making war against it to take it, you shall not destroy the trees thereof by forcing an axe against them: for you may eat of them, and you shall not cut them down (for the tree of the field is man's life) to employ them in the siege:

Siapapun pasti tidak suka terhadap perang, karena perang akan selalu memakan korban  dan sikap perang selalu ingin melenyapkan musuh. Dalam perang hanya satu pilihan musnahkan musuh. Jika tidak akan dileyapkan! Sekalipun demikian bukan bersrti perang tak aturan main. Dalam dunia kuno yang sejaman dalam Alkitab hukum perang selalu ada, seperti: tidak boleh membunuh perempuan dan anak-anak serta lansia, tidak boleh menghancurkan kebutuhan publik seperti sumur, dan bertanggungjawab terhadap tawanan. Pengalaman umat manusia membuktikan, penduduk bumi sekarang adalah korban sisa perang.

Renungan di pagi hari ini berbicara tentang etika perang dan berkaitan dengan pohon. Dalam keseluruhan pasal 20 ini, ada perintah Tuhan kepada Israel tentang berperang. Hal ini disebabkan tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepada leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub telah didiami oleh beberapa suku yaiti pada  Ulangan 20:17 (TB) berbunyi: "melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,"

Jadi disini konteks perang adalah untuk merebut tanah Kanaan sebagai miliki pusaka  Israel yang telah didiami oleh beberapa suku bangsa. Beberapa hal yang mereka perhatikan dalam memasuki Tanah kanaan: a) dipimpin oleh imam, b) mempersiapkan pasukan c) mengusahakan perdamaian, jika sudah tidak ada kesepahaman baru berperang, d) pembagian harta jarahan, e) hanya suku bangsa yang ditentukan Allah (ay 17) f) tidak boleh merusak pohon berbuah, mengambil buahnya dipersilahkan namun untuk menebang dan merusak pohon tersebut tidak diijinkan.

Mengapa ada pelarangan merusak pohon dalam keadaan berperang. Alasan singkat bahwa pohon tidak terlibat perang, sesungguhnya manusia yang berperang. Tidak ada alasan yang dapat diterima pohon harus juga dikorbankan. Pohon bukanlah manusia,   pohon adalah netral, dia hanya tumbuhan yang menghasilkan buah yang memberikan kehidupan bagi setiap orang.

Dalam mendalami etika perang ini, kita harus mengatakan bahwa kekristenan sesungguhhnya menolak peperangan dan mengedepankan perdamaian sebagaimana dipesankan oleh Yesus. Matius 26:52 (TB)  Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang."
Alasan inilah yang nenjadi dasar kekristenan menolak perang dan selalu mengutamakan perdamaian; barang siapa menggunakan pedang akan lenyap.oleh pedang.

Berkaitan dengan perang,  Yesus berkata:  Matius 10:34 (TB)  "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." Dalam kontek ini Yesus hendak menyampaikan pedang dimaksud adalah untuk memisahkan orang benar dari kejahatan. Dalam konteks inilah beberapa etikus Kristen menerima perang dengan alasan: kebenaran, keadilan, dan kasih.
Sahabat yang baik hati! Apa yang disampaikan dalam renungan pagi ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa ada etika perang. Sebagai anak-anak Allah,  dahulukanlah perdamaian dalam  hidup ini Dalam keadaan perang, pohon harus dilindungi. Pohon adalah neteral yang produktif menopang kehidupan manusia. Hal ini menjadi inspirasi bagi kita dalam setiap keadaan jadilah seperti pohon yang produktif menghasilkan buah kebaikan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam
#Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...