DOA PEMIMPIN YANG MELUNAKKAN HATI TUHAN
(Keluaran 32:7-14)
(Keluaran 32:7-14)
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini sangat menarik dan menjadi perenungan yang sangat berharga bahwa doa adalah kekuatan orang beriman untuk melunakkan hati Tuhan. Murka Tuhan yang menyala-nyala yang hendak membinasakan Israel dapat berubah karena doa permohonan seorang pemimpin yang meminta belas kasihan dari Tuhan. Itulah yang dilakukan Musa dihadapan Allah, doa Musa ini dapat melunakkan hati Tuhan.
1. Dosa Ketidaksabaran: "Mari buatlah bagi kami, allah" (ay 8 )
Ketidak sabaran adalah salah satu dosa yang paling berbahaya yang dapat menjerumuskan orang pada keputusan yang keliru. Bangsa Israel sedang menunggu Musa yang diperintahkan menghadap Tuhan ke gunung Sinai. Namun berselang beberapa waktu tak ada kabar berita tentang Musa. Umat itu justru berpikir lain, Musa dianggap mengulur-ulur turun gunung (Kel 32:1) dan Musa tidak ada kabar berita serta hal yang paling fatal adalah mereka memutuskan untuk membuat berhala bagi mereka. Anehnya Harun seorang juru bicara terbaik tak punya prinsip dan ikut dalam desakan massa membuat berhala bagi mereka. Secara aktif dia memerintahkan mereka mengumpulkan emas dan menempa bagi mereka patung berbentuk lembu emas. Patung lembu emas ini ditetapkan menjadi Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir.
Keluaran 32:1, 8 (TB) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Ketidak sabaran adalah salah satu dosa yang paling berbahaya yang dapat menjerumuskan orang pada keputusan yang keliru. Bangsa Israel sedang menunggu Musa yang diperintahkan menghadap Tuhan ke gunung Sinai. Namun berselang beberapa waktu tak ada kabar berita tentang Musa. Umat itu justru berpikir lain, Musa dianggap mengulur-ulur turun gunung (Kel 32:1) dan Musa tidak ada kabar berita serta hal yang paling fatal adalah mereka memutuskan untuk membuat berhala bagi mereka. Anehnya Harun seorang juru bicara terbaik tak punya prinsip dan ikut dalam desakan massa membuat berhala bagi mereka. Secara aktif dia memerintahkan mereka mengumpulkan emas dan menempa bagi mereka patung berbentuk lembu emas. Patung lembu emas ini ditetapkan menjadi Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir.
Keluaran 32:1, 8 (TB) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Ini adalah dosa besar, menyangkut kebenaran yang meniadakan perbuatan Tuhan, mereka hendak membuat sejarah palsu atas ilah yang mereka buat. Bukankah mereka sendiri telah menyaksikan dan mengalami langsung mujizat dari Allah, melepaskan mereka dari Firaun? Mengapa mereka berkeinginan membuat berhala dan mengangkatnya jadi Tuhan atas mereka? Ini benar-benar situasi emergency di tengah-tengah orang Israel.
Musa terpaksa turun dari gunung Sinai. Umat Israel sudah tidak sabar menunggu kedatangan Musa sehingga membuat keputusan keliru. Emosi yang tidak stabil dan ketidak-sabaran menunggu akan menjerumuskan orang mepada kesalahan. Itulah sebabnya nasehat orang bijak jangan mengambil keputusan ketika sedang dalam keadaan emosi. Namun buatlah keputusan dalam pikiran yang jernih dan tenang di dalam doa.
Musa terpaksa turun dari gunung Sinai. Umat Israel sudah tidak sabar menunggu kedatangan Musa sehingga membuat keputusan keliru. Emosi yang tidak stabil dan ketidak-sabaran menunggu akan menjerumuskan orang mepada kesalahan. Itulah sebabnya nasehat orang bijak jangan mengambil keputusan ketika sedang dalam keadaan emosi. Namun buatlah keputusan dalam pikiran yang jernih dan tenang di dalam doa.
2. Murka Tuhan yang menyala-nyala: "Aku akan membinasakan mereka." (Ay 10)
Atas keadaan bangsa Israel yang begitu cepat berbalik dari Tuhan, Tuhan sendiri telah memutuskan untuk membinasakan bangsa Israel. Allah hendak membinasakan umat itu dan akan membuat rencana lain dengan menetapkan keturunan Musa menjadi umatNya.
Keluaran 32:10 (TB) Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Atas keadaan bangsa Israel yang begitu cepat berbalik dari Tuhan, Tuhan sendiri telah memutuskan untuk membinasakan bangsa Israel. Allah hendak membinasakan umat itu dan akan membuat rencana lain dengan menetapkan keturunan Musa menjadi umatNya.
Keluaran 32:10 (TB) Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Bukan hanya sekali dan duakali bangsa Israel membuat sikap yang mendatangkan murka Tuhan. Mereka benar-benar bangsa yang tegar tengkuk. Sekalipun mereka telah mengalami mujizat dan perbuatan Allah yang begitu besar, namun tantangan kecil dan sepele saja mereka sudah langsung membuat penilaian agar mereka kembali ke Mesir dari pada mati di padang gurun bahkan dalam kotbah ini melupakan Tuhan dan membuat berhala bagi mereka.
Tuhan benar-benar menetapkan murka atas umatNya. Allah tidak mau menjadikan umatNya dari bangsa yang tegar tengkuk, meniadakan sejarah dan penyembah berhala. Tetapi Tuhan hendak membentuk umatNya yang setia dan memelihara kehendak Allah.
3. Doa Melunakkan Hati Tuhan:
Siapa yang berani menghadap murka Tuhan? Dalam murka yang menyala-nyala Musa sebagai pemimpin datang menghadap dan mencoba melunakkan hati Tuhan.
Keluaran 32:11 (TB) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Siapa yang berani menghadap murka Tuhan? Dalam murka yang menyala-nyala Musa sebagai pemimpin datang menghadap dan mencoba melunakkan hati Tuhan.
Keluaran 32:11 (TB) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Disini kita menemukan suatu pelajaran berharga, bahwa kita memiliki suatu pengharapan bahwa doa dapat melunakkan hati Tuhan. Inilah doa syafaat Musa yang mengubah keoutusan Tuhan yang hendak membinasakan umatNya. Marilah kita lihat apa yang disampaikan oleh Musa:
A. Musa kembali memohon kasih karunia Tuhan. Tuhan sendirilah yang membawa umatNya keluar dari Mesir. Mereka keluar bukanlah kehendak mereka bebas dari Mesir tetapi merupakan rencana Allah. Atas perbuatan Allah yang besar kepada umatNya masakan Tuhan akan menghentikan perjalanan ini sampai digurun. Perbuatan Allah dalam sejarah itulah yang disampaikan oleh Musa dihadapan Allah. Sejarah besar telah terjadi mengapa harus berakhir. Apakah kata orang Mesir atas semua yang terjadi pada Israel?
B. Musa memohon pengampunan Tuhan atas umatNya dengan mengingatkan perjanjian. Jika bangsa ini binasa bagaimana janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Jakub. Disini Musa kembali mengingatkan sejarah leluhur. Sejarah Israel bukan dimulai dari Pembebasan dari Mesir, namun diikat oleh perjanjian kepada leluhur mereka.
Musa menyadari bahwa umat Israek adalah bangsa yangbtegar tengkuk dan Musa sendir telah mengalaminya bagaimana susahnya memimpin bangsa ini, perilaku dan sikap yang senantiasa mereka tunjukkan kepada Musa. Namun Musa seorang pemimpin besar dalam segala dynamika kehidupan umat Allah. Musa hadir sebagai mediator Allah menyampaikan kehendak Allah dan mediator umat menyampaikan permohonan belaskasihan.
4. Tuhan Mengampuni
Keluaran 32:14 (TB) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Tuhan menyesal telah merencanakan kebinasaan atas umatNya. Istilah menyesal disini bukanlah suatu sikap kekeliruan, tetapi sikap membuka diri terhadap pengampunan. Allah membuka kesempatan baru dengan membatalkan rencana murkanya. Sekalipun Tuhan telah merencanakan murka atas umatNya hendak membinasakan mereka karena dosa dan pelanggarannya. Namun kasihNya lebih besar dari amarahNya.
Keluaran 32:14 (TB) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Tuhan menyesal telah merencanakan kebinasaan atas umatNya. Istilah menyesal disini bukanlah suatu sikap kekeliruan, tetapi sikap membuka diri terhadap pengampunan. Allah membuka kesempatan baru dengan membatalkan rencana murkanya. Sekalipun Tuhan telah merencanakan murka atas umatNya hendak membinasakan mereka karena dosa dan pelanggarannya. Namun kasihNya lebih besar dari amarahNya.
Kasih Allah besar atas umatNya, itu juga yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. Tuhan mengutus anakNya yang tunggal untuk menebus kita dari dosa dan kematian. Kasih Allah lebih besar dari murkanya.
Sahabat yang baik hati! Inilah doa seorang pemimpin yang melindungi umatNya. Sekalipun Tuhan telah merencanakan kebinasaan umat yang telah berbalik dari Allah dengan membuat bagi mereka patung lembu emas. Namun Musa sebagai pemimpin menghadap Tuhan dan berdoa syafaat untuk menyelamatkan umatNya. Usaha seorang pemimpin mengabdikan diri untuk umatNya. Keberanian Musa memohon pengampunan Tuhan terkandung juga tanggungjawab untuk memperbaiki laku mereka.
Dalam kotbah ini kita menemukan suatu tugas baru seorang pemimpin yaitu melunakkan hati Tuhan agar tidak murka atas segala dosa dan pelanggaran mereka. Jika Tuhan telah mengampuni mereka tentu tugas Musa bertanggungjawab untuk menuntun mereka memelihara kehendak Tuhan.
Sahabatku. Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda.
Salam
#Nekson M Simanjuntak
#Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar