Jumat, 14 Juni 2019

JANGAN PADAMKAN ROH

*JANGAN PADAMKAN ROH*

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi Kita Salam beraktifitas. Sabtu, 15/06/2019.

1 Tesalonika 5:19 (TB)  Janganlah padamkan Roh,

1 Thessalonians 5:19 (RWV)  Quench not the Spirit.

Dalam setiap Olimpiade dan Asian Games selalu ada acara pawai pembawaan dan penyalaan api. Menurut ceritanya, itu bermula dari mitologi Yunani. Para sejarahwan percaya, api ini muncul di sebuah kuil yang dibangun pada masa Yunani kuno sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Hera.  Menurut mitologi Yunani Prometheus-lah, seorang Titan, yang mencuri api tersebut dari Dewa Zeus. Letak api ini ada di sebuah wilayah yang dianggap suci, Olimpia. Orang-orang Yunani percaya bahwa api Olimpiade menjadi suci karena ia berasal dari sumber energi paling murni, matahari. Di masa Yunani kuno tersebut, hanya pendeta wanita bersaktian dan kedudukan tinggi yang diizinkan untuk masuk ke tempat suci ini. Api abadi ini pun dibawa ke tempat upacara dan diberikan kepada pelari pertama. Dari Olimpia, api akan dibawa melintasi Yunani hingga mencapai Athena.

Dalam opening olimpiade modern, tradisi ini dilanjutkan, api alam diambil dari suatu sumber dalam suatu obor dibawa para atlet secara estapet dan dibawa ke stadion pada "opening seremoni". Penyalaan api Olimpiade atau Asian Games biasanya didaulat dari kalangan atlet terkenal dengan prestasi hebat sebagai teladan dan contoh yang dapat diteladani Salam mencapai pertasi. Sepanjang Olimpiade berjalan, api akan terus menyala sampai berakhir.

Api Olimpiade adalah simbol semangat yang membara, api semangat yang terus menyala-nyala, semangat tak akan menyerah sampai pertandingan berakhir. Itulah symbol api yang terus menggelorakan semangat yang berapi-api dari setiap atlet.  Apakah ada hubungan iman dan atlet? Paulus dalam 2 Timotius 2:5 (TB)  Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
Disini Paulus menjelaskan sebagai pengikut Kristus Kita harus seperti atlet, memenangkan pertandingan atau berlari sampai ke garis finish hingga maraih piala kemenangan. Seorang juara pasti tak pernah memadamkan semangatnya until meraih kemenangan.

Demikian juga dalam renungan ini, Paulus menasihatkan jangan padamkan Roh. Roh disini adalah Roh Kudis yang tinggal di Salam diri orang percaya. Roh Kudus bekerja mengingatkan kita untuk menghasilkan buah-buah yang baik.  Pada waktu peristiwa turunnya Roh Kudus dikisahkan bahwa Roh Kudus turun kepada murid-murid berbentuk lidah api. Kisah Para Rasul 2:3 (TB)  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Roh Kudus dalam bentuk lidah api ini adalah semangat yang menyala-nyala pada diri Rasul melaksanakan missi menurut. Mereka dari diriNya sendiri tidak akan memiliki kekuatan apapun menghadapi tantangan yang aereka hadapi, baik dari Yahudi, dari Romawi dan permasalahan jemaat setempat.
Dengan nasihat ini, Paulus memberikan motivasi kepada jemaat Tessalonika jangan karena tantangan semangat mereka padam.

Sahabat yang baik hati: jangan padamkan roh.  Biarlah roh menyala-nyala sampai maranatha. Tuhan memberkati!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...