Sabtu, 31 Juli 2021

MEMELIHARA KESATUAN ROH

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5917527198319297/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu IX Stlh Trinitatis

Minggu, 1 Agustus 2021

Nas: Efesus 4:1-7


MEMELIHARA KESATUAN ROH


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini mengajak kita untuk memelihara diri memiliki karakter Kristiani dan masing-masing harus memelihara kesatuan roh. Memelihara kesatuan roh sangat penting karena ada banyak perbedaan pada setiap anggota tubuh Kristus, fungsi dan sifat yang berbeda namun dalam semua perbedaan itu kita harus menyadari bahwa kita satu di dalam Kristus, sebab satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan satu Roh. 


Perbedaan adalah karunia Allah pada setiap orang, namun perbedaan itu bukan membuat kita terpisah satu dengan yang lain. Orang percaya harus mampu mengelola perbedaan dan memberdayakannya menjadi kekuatan dalam kehidupan persekutuan. J


Baiklah kita belajar dari Firman Tuhan Minggu ini, bagiaman sikap Kristen menyikapi hidup ini, memelihara kesatuan dan setiap orang mempersembahkan Pemberian Kristus untuk membangun jemaat 


1. Memiliki pribadi yang meneladani Kristus.


Dalam ayat 1-2, ada 4 hal karakter yang harus dimiliki orang percaya. Keempat hal ini merupakan panggilan yang terus diasah dalam diri kita, yakni:  rendah hati, lemah lembut, sabar dan kasih saling membantu. 


- rendah hati.

Sikap rendah hati pasti disukai banyak orang, nyaman bersahabat dengannya menghargai orang lain bahkan menganggap orang lain lebih utama dari dirinya sendiri. Itu sangat berbeda dengan orang yang sombong dan tinggi hati, kita tidak nyaman bersahabat ata teman bicara karena selalu meninggikan diri dan kurang menghargai orang lain.  Rendah hati adalah karslakter yang harus kita miliki mellneladani Kristus yang adalah rendah hati. Filipi 2:5-8 (TB)  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

- lemah lembut,

Lemah lembut bukan berarti tidak tegas, lemah lembut menekankan sikap hormat pada orang lain dan jauh dari kekerasan (violence). Yesus:l berpesan: berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi (Mat 5:5). Dunia ini tidak dimiliki oleh dengan kuasa dan kekerasan tetapi akan dimenangkan oleh orang yang memiliki hati yang lemah lembut. Kekuasaan ada batasnya namun kelemah lembutan akan memenangkan  hati setiap orang.


- Sabar

Orang kristen harus memiliki kesabaran karena kita masih menantikan pemenuhan janji Allah. Kesabaran ini adalah buah dari pengharapan, dalam segala keadaan dan segala cita-cita yang belum terwujud tetaplah bersabar dan penuh ketekunan karena segala sesuatu indah pada waktunya.


- kasih dalam saling membantu. 

Inti ajaran Yesus adalah kasih, dan sikap hidup orang percaya adalah kasih karena kita hidupmoleh karena kasih. Kasih Allah yang murah hati yang berkenan menyelamatkan kita dari kebinasaan (Band Yoh 3:16). Sebagai orang yang selamat karena kasih makan kita harus hidup dalam kasih. Yesus menyampaikan dalam Yohanes 15:17 (TB)  Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." Kasih itu disertai dengan perbuatan nyata. Kasih tidak pernah hanya dalam tataran teroritis namun dalam praktek hidup orang beriman dengan kerelaan berkorban. Kasih adalah sikap dan tindakan orang beriman yang bersedia mempersembahkan dirinya dan yang ada padanya untuk membantu dan menolong orang lain. 


2. Memelihara Kesatuan Roh

Tugas kedua adalah bagaimana memelihara perbedaan di dalam diri orang percaya. Alkitab telah mengingatkan bahwa kesombongan menyebabkan perpecahan (band. pembangunan menara Babel), namun rendah hati akan menghimpun banyak orang memuji Tuhan. Jika pada peristiwa Babel orang yang bersatu terpecah belah  dan tercerai berai maka sebaliknya orang yang dipenuhi Roh Kudus terpanggil hidup memelihara kesatuan.  Hal ini terjadi saat peristiwa turunnya Roh Kudus; dimana orang-orang yang berbeda-beda dan bahasa yang berbeda-beda dapat saling memahami, mengerti dan hidup bersekutu memuliakan Allah. (Baca Kisah Rasul 2).


Memelihara kesatuan Roh merupakan tugas orang. Roh Kudus yang telah berdiam di dalam diri kita harus memampukannkita dapat menerima perbedaan, menghargai bahkan memahaminya sebagai pemberian Allah. Tuhan menganugerahkan kepada setiap orang keunikan masing-masing. Perbedaan itu berharga dan milik yang tidak boleh diremehkan. 


Memelihara kesatuan dalam jemaat adalah keharusan. Paulus menegaskan alasan yang tidak dapat dielakkan dari ayat berikut: Efesus 4:3-6 (TB)  Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. 


Ayat ini menegaskan jika pun ada perbedaan dalam persekutuan orang percaya maka lebih lagi ada alasan yang paling mendasar agar orang percaya memelihara kesatuan. Jika manusia berbeda maka orang-orang yang hidup di dalam persekutuan mesti erat bersatu karena  Roh Kudis menyatukan orang percaya dan faktanya gereja adalah satu tubuh, satu pengharapan, satu iman, satu baptisan, satu Allah, dan Bapa dari semuanya. 


Istilah satu Bapa dalam semuanya menjadikan kita semua satu dalam keluarga Allah. Semuanya anak-anak yang berhak menjadi pewaris janji. 


3. Mempersembahkan Pemberian Kristus

Dalam ayat 7, Paulus mengingatkan bahwa setiap orang telah menerima anugerah pemberian Kristus. Anugerah itu harus disyukur dan dipersembahkan untuk membangun persekutuan. 

Selengkapnya Efesus 4:7 (TB)  Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 


Maka tugas kita dalam kotbah ini, masing-masing menanyakan pada diri sendiri pemberian apa yang Tuhan beri pada kita? Sudah sejauh mana kita memanfaatkan peberian Tuhan itu untuk membangun diri kita dan menolong sesama? 


Pemberian adalah tanggung jawab, suatu ungkapan menarik dari tanah Jerman ("Gabe Itz aufgabe"). Setiap ada pemberian maka didalamnya ada tanggungjawab. Jika kita renungkan sejenak begitu banyak pemberian Allah dalam hidup kita, keluarga kita dan dalam pekerjaan kita. Kotbah ini menggugah Hita apa yang dapat kita persembahkan? 


Penutup

Kiranya Tuhan Yesus menolong kita agar kuat memelihara karakter Kristus di dalam hidup: rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling menolong dalam kasih. 

Orang percaya sebagai anggota keluarga Allah kita semua bersatu, bersatu bukan untuk menjadi komunitas terbesar tetapi erat bersatu karena Roh Kudislah yang memimpin kita untuk melakukan kehendak Allah. 


Tuhan tidak membiarkan kita tanpa keunikan, ada banyak talenta dan given dalam hidup kita. Namun ada yang mengasah dan mengembangkan pemberian Tuhan sehingga produktif dan menghasilkan berbagai hal yang membangun.


Selamat hari Minggu!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...