Sabtu, 17 Juli 2021

MANUSIA BARU: BERDAMAI DAN BERSATU

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5845723858832965/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu VII Stlh Trinitatis

Minggu, 18 Juli 2021

Nas: Efesus 2:11-22


*MANUSIA BARU: BERDAMAI DAN BERSATU*


Selamat Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini mengingatkan kita semua bahwa kita semua manusia baru. Manusia lama telah berlalu, kita telah diciptakan menjadi manusia baru melalui penebusan Yesus Kristus. Status manusia baru ini sangat penting agar jangan sampai kembali lagi kepada manusia lama yang berorientasi pada keinginan daging dan duniawi, pemberontak dan pelanggar perintah Allah tetapi menjadi hidup di dalam roh, berorientasi pada kehendak Allah dan penurut-penurut Allah.  Status manusia baru ini adalah milik yang harus dipertahankan agar tidak jatuh lagi seperti adam pertama.


Menjadi manusia baru merupakan milik yang sangat berharga, karena kita ditebus bukan dengan perak atau emas tetapi kita diciptakan menjadi manusia baru dengan penebusan yang mahal yakni melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.


Dalam kotbah Minggu ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai tugas dan tanggung jawab kita sebagai manusia baru, yakni: 


*1. Manusia Baru adalah Anugerah didalam Yesus Kristus.*


Ada beberapa pertanyaan menarik di jemaat Efesus: Bagaimana saya tahu bahwa saya adalah bahagian dari manusia baru itu ? Bukankah janji keselamatan itu kepada umat Israel? Memang ada orang-orang dari kalangan Yahudi yang mengatakan demikian bahwa merekalah umat Allah, umat perjanjian, kepada mereka diberikan hukum Taurat, mereka adalah umat perjanjian dan telah disunat menurut perintah Allah dan anak-anak Abraham. Allah tidak membatalkan janjinya tetapi manusia yang hidup di dalam hukum Taurat itulah yang tidak dapat melakukan perintah Allah. Sebab tak seorang pun benar dihadapan Allah karena melakukan Taurat, semuanya berdosa, melanggar dan konsekwensinya adalah maut. 


Disinilah anugerah Allah, jika Adam diusir dari Taman Eden karena melanggar perintah Allah, dan kaum Yahudi yang menerima Hukum Taurat tidak dapat selamat oleh karena melakukan hukum Taurat. Allah mengasihi manusia dan memberikan jalan keselamatan dengan mengutus anakNya Yesus Kristus ke dunia ini untuk menebus manusia dari pelanggaran dan dosa.  Barang siapa yang percaya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.  Keselamatan adalah anugera keselamatan diberikan secara cuma-cuma di dalam Yesus Kristus 


Penebusan Yesus Kristus menjadikan manusia lama menjadi manusia baru, Adam yang lama yang diciptakan segambar dengan rupa Allah telah rusak. Yesus Kristus telah memperbaharuinya sehingga citra kesegambaran dengan rupa Allah diperbaharui di dalam Yesus Kristus. 


Demikian dengan kaum Israel, jika mereka tidak dapat benar dihadapan Allah di dalam Yesus Kristus maka orang percaya telah diciptakan baru menjadi *"Israel yang baru"* kita menjadi manusia baru bukan karena sunat tetapi karena iman dan baptisan, kita menjadi umatnya bukan karena anak-anak Abraham secara lahiriah tetapi kita telah menjadi anak-anak Abraham karena iman percaya. 


Sebagai manusia baru, kita diajak untuk menghidupi anugerah Allah melalui kehidupan yang damai dan bersatu. Persekutuan orang percaya menjadi satu kesatuan yang saling menopang dan membangun. Ibarat bangunan seluruh alat-alat bangunan disusun rapi dan menjadi satu bangunan yang dapat didiami. Demikian orang percaya harus mau dibangun di dalam Kristus untuk menjadi kediaman Allah.


*2. Hidup Dalam Perdamaian: Yang Jauh dan Dekat Didamaikan Di dalam Kristus!*


Efesus 2:17 (TB)  Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",  


"Jauh" atau "dekat" nampaknya bukanlah masalah bagi masyarakat global masa kini. Oleh tehnologi informasi apa yang terjadi detik ini di sekitar kita bisa langsung diketahui oleh seluruh penjuru dunia melalui "siaran langsung" oleh media maupun medsos yang ada di ponsel kita masing-masing. Namun ada juga kelemahannya berita orang nun jauh di sana bisa kita ketahui dan akses melalui medsos di dunia maya, namun apa yang terjadi pada orang yang dekat disekitar tidak kita ketahui,  tidak  kita perhatikan bahkan diabaikan. Perlu juga kita renungkan yang jauh kita perhatikan namun yang dekat disekitar kita. Alkitab mengajarkan kita menjangkau yang jauh agar dekat dan hidup dalam suatu persekutuan Allah yang saling memperhatikan. Lihatlah contoh kecil di rumah orang bisa duduk di samping tidak saling menyapa namun asyik dengan ponsel masing-masing. Tertawa sendiri dan senyum-senyum sendiri itulah aktifitas kini di jaman now yang jauh diperhatikan yang dekat diabaikan, yang jauh terjangkau namun yang dekat disampingnya terlupakan. 


Jauh dan dekat disini bukanlah jauh karena jarak namun suatu istilah yang dipergunakan oleh Paulus untuk yang menerima keselamatan dan yang tidak menerima keselamatan. Jauh untuk menjelaskan orang-orang non Yahudi. Dahulu jauh, tidak mengenal Allah, hidup dalam dosa serta tersesat oleh berbagai keinginan daging dan hawa nafsu. Efesus 2:13 (TB)  "Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus."


Jauh dari Tuhan akan membuat kita semakin tersesat. Mencari kebahagiaan namun semakin terpuruk dalam berbagai kesusahan dan terpuruk dan penderitaan yang mengerikan. Jauh dari Tuhan dunia akan semakin kacau balau, perseteruan, kedengkian dan kebencian karena kuasa dosa terus mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa. Syukurlah kepada Tuhan oleh Kristus kita telah ditebus dari dunia yang gelap kepada terang Allah. Dahulu kita jauh, oleh Kristus kita dekat kepada Allah.


Hidup di dalam Kristus membuat kita memasuki kehidupan yang damai. Yesus telah meninggalkan damai sejahtera bagi kita dan damai itu akan disambut oleh orang yang berkenan kepada Allah. Dahulu jauh kini telah menjadi dekat, dahulu hidup dalam dosa kini hidup dalam damai sejahtera Allah.  Itu bukanlah karena jerih payah atau hasil usaha kita tetapi karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Semua itu karena anugerah Allah. Efesus 2:8-9, 14 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.  Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu: perseteruan menjadi perdamaian.


*3. Bersatu dan Dibangun di dalam Kristus*


Yesus pernah berdoa untuk para murid-muridNya. Di dalam doaNya Dia berkata: Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau… (Yoh.17:21). Artinya, Yesus menginginkan kesatuan para muridNya dan pengikutNya, yaitu kita orang-orang Kristen. 


Setiap orang tentunya mencintai dan mendambakan kesatuan itu tercipta dalam kehidupannya, karena kesatuan itu sangat indah. Namun, meskipun setiap orang merindukan kesatuan, tidak dapat dipungkiri akan terjadi perselisihan dan perpecahan, bahkan mungkin kita sendiri juga dapat menjadi penyebab perpecahan itu sendiri. 

Di tengah-tengah Jemaat Efesus sedang terjadi perpecahan antara orang Kristen Yahudi dan Non-Yahudi. Paulus mengetahui telah terjadi perselisihan di antara mereka, sehingga ia menuliskan suratNya kepada jemaat di Efesus. Orang-orang Kristen Yahudi di Efesus merasa tinggi hati karena mereka adalah umat pilihan Allah dan mereka sangat berpegang pada Taurat dengan segala aturannya. Sehingga orang-orang Kristen non Yahudi merasa minder dari persekutuan mereka. 


Efesus 2:22 (TB)  Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. 


Paulus menasihatkan agar orang-orang Kristen di Efesus tetap menjaga kesatuan mereka sebagai pengikut Kristus. Paulus menjelaskan bagaimana Yesus Kristus telah merobohkan tembok pemisah di antara kita. Memang Hukum Taurat baik adanya sebagai patron dalam menjalani kehidupan kita. Tetapi Hukum Taurat telah disempurnakan di dalam Yesus Kristus. Dengan kematian Yesus Kristus, Allah telah memperdamaikan diriNya dengan manusia berdosa. Kematian Yesus telah mempersatukan Yahudi dan non Yahudi. Kita semua telah menjadi anggota keluarga Allah. Dengan demikian, kematian Yesus telah mempersatukan kita orang percaya dalam satu tubuh, satu keluarga dan satu bangunan yang berarti kita sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Kita telah dibangun menjadi tempat kediaman Allah, yang memiliki kewajiban untuk menjaga keutuhan kesatuan itu. 


Sebagai pengikut Kristus, kita meyakini bahwa sebagai anggota keluarga Allah, kita dibangun di atas dasar Yesus Kristus, sebagai batu penjuru. Batu penjuru adalah sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru. Batu tersebut yang menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok yang ada sebelahnya, sehingga keduanya menjadi menyatu (bnd. Ef. 2:20). Jadi, sudah sangat jelas bahwa Yesuslah yang telah mempersatukan kita orang-orang yang percaya kepadaNya, meskipun kita berasal dari berbagai suku bangsa. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus (1 Kor.3:11). Yesus Kristus telah menjadi dasar bagi kita untuk senantiasa menjaga kesatuan orang-orang Kristen. Oleh karena itu, apakah yang harus kita lakukan untuk menjaga kesatuan di dalam Kristus?


Yesus adalah Kepala gereja, kita adalah anggota. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus  (1 Kor.12:12). Sebagai orang-orang percaya dalam persekutuan di gereja, kita adalah anggota-anggota tubuh yang dipersatukan di dalam Kristus. Yesus Kristus adalah Kepala bagi kita. Sebagai anggota tubuh Kristus, Yesus menginginkan agar kita saling menopang satu sama lain demi menjaga keutuhan dan kesatuan tubuh tersebut. Hal ini, telah dijelaskan oleh rasul Paulus dalam 1 Kor.12:14-20. 

“Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.   Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.  Jadi, marilah kita dengan kesadaran diri saling menjaga kesatuan dan keutuhan orang-orang Kristen di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.


Apapun potensi, talent dan karunia pemberian Tuhan kepada kita marilah kita persembahkan untuk kesatuan jemaat untuk membangun tubuh Kristus. Kelebihan kita bukan untuk dipertontonkan menjadi pujian diri tetapi masing-masing di dalam segala kerendahan hati untuk dibangun di dalam Kristus.


Sahabatku! Sebagai manusia baru mari kita mensyukuri anugerah Allah dengan memelihara diri sebagai manusia baru, hidup di dlaam damai dan bersatu untuk membangun tubuh Kristus.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...