Sabtu, 03 Juli 2021

MELAKSANAKAN PANGULAN DAN PWNGUTUSAN DENGAN HATI

 Kotbah Minggu V Stlh Trinitatis

Nas: Markus 6:6b-13


MELAKSANAKAN PANGGILAN DAN PENGUTUSAN DENGAN HATI


Selamat Hari Minggu!  Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan amanat Tuhan Yesus kepada murid-murid yang dipanggil dan diajari setelah itu diutus untuk memberitakan Injil. 


Dalam Injil Synoptik: pengutusan ini disebutkan dua kali. Pengutusan pertama dapat kita baca pada Markus 6:6-13, Matius 10:5-15 dan Lukas 9:1-6. Yesus mengutus mereka untuk mempraktekkkan pengajaran yang diterima dari Yesus: memberitakan Injil Kerajaan Allah, mengajar, menyembuhkan dll. Kemudian mereka berkumpul dan memberitakan pengalaman mereka masing-masing menceritakan pengalamannya ada yang bahagia karena mereka dapat melakukan mujizat dan kesembuhan. Setelah itu Yesus memberikan nasihat, bimbingan dan pengajaran kepada murid-murid apabila mereka telah melakukan semua pekerjaan itu Yesus mengajarkan agar murid-murid tetap rendah hati. Yesus berkata dalam Lukas 17:10

*Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."*


Artinya pemuridan terus berjalan dan sekalipun murid-murid telah dapat melakukan sesuatu Yesus mengajarkan untuk tetap rendah hati dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. 


Pengutusan kedua yaitu sebelum Yesus naik ke Sorga. Pengutusan ini sangat penting karena Yesus akan meninggalkan mereka. Pengutusan itu dapat kita baca dalam Markus 16:15-16, Matius 28:19-20, Kis 1:8 dan Yoh 21:6-9. Kekuatan murid melakukan pengutusan ini adalah kuasa kebangkitan Kristus dan penyertaan Roh Kudus. Yesus yang bangkit memberikan kekuatan bagi murid untuk melakukan pemberitaan Injil sampai ke ujung bumi dan berakhir pada akhir jaman. Inilah tugas rasuli yang saat ini terus diemban oleh gereja. Gereja akan memberitakan Injil hingga akhir zaman.


Kotbah Minggu ini Yesus memanggil dan mengutus murid-muridNya. Pada pengutusan ini Yesus mengingatkan beberapa hal kepada murid-murid tentang apa yang harus dilakukan dan bekal apa yang mereka persiapkan.


Dari kotbah ini dapat belajar beberapa hal 


Pertama, Yesus memanggil dan mengutus muridNya untuk memberitakan Injil. Pemanggilan dan pengurusan merupakan amanat langsung yang kita terima dari Yesus. Tugas itu bukan hanya untuk para kedua belas murid tetapi kepada kita  murid-muridNya sekarang ini. Jika dulu Yesus mengutus murid memberitakan Injil dalam konteksnya, menghadapi tantangan dijaman itu. Maka tugas murid-murid di jaman ini adalah menghadapi danembeeikan jawaban terhadap pergumulan dunia saat ini. Injil Yesus Kristus harus relevan dari waktu ke waktu dan setiap generasi merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan kita maaing-masing.


Disini, kita diingatkan tugas pemberitaan Injil bukanlah hanya pada pekerja gereja atau yang menerima tahbisan (ordinansi) tetapi tugas dan tanggung jawab bersama kita di jaman ini. Setiap orang percaya bertugas untuk memberitakan Injil melalaui talent dan potensi diri masing-masing. 


Yesus Kristus yang memanggil dan mengutus kita. Yesus pemegang otoritas pemanggilan dannpengutusan, maka setiap orang harus tunduk kepada Kristus sang Raja Gereja. 


Kedua, mendalami tugas pemberitaan Injil di konteks kekinian. 

Dalam Markus 6:12-13 disebutka ada tugas kongkrit yang harus dilakukan oleh murid-murid, yakni: (TB)  Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,  dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.  


Pertobatan adalah perubahan atau transformasi, mengubah siluatu suasana kepada suasana bari yang lebih baik. Disini kita memahami bahwa tugas pemberitaan Injil di jaman kini adalah memperbaiki kehidupan umat manusia agar lebih Injili atau sesuai dengan kehendak Allah. Orang percaya terpanggil mengubah situasi buruk menjadi baik, mengubah kegelapan agar tampak terang, mengubah peperangan menjadi perdamaian, mengubah perseteruan menjadi persahabatan.


Baru-baru ini kita menyaksikan viral kegiatan Dr Lie Dharmawan, yang melakukan pelayanan medis Rumah Sakit Apung terhadap warga Indonesia yang berada di pulau-pulau terisolasi. Sayang kapalnya tenggelam pada tanggal 17 Juni karena sudah tua. Puji Tuhan atas simpatik warga akhirnya dana pun terkumpul untuk membuat kapal apung baru untuk dijadikan Rumah Sakit melayani orang-orang di pulau-pulau terpencil yang tidak terjangkau pelayanan medis oleh pemerintah. Sungguh suatu tugas yang mulia, dimana seorang dokter ahli benlda, PhD alumni Jerman mengabdikan diri terpanggil melayani yang tidak terlayani oleh pelayanan umum (marginal dan terisolir). Kiranya pelayanan beliau dapat diteruskan dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. 


Visi seperti ini perlu sekali dibangun.  Gereja bukanlah hanya untuk tempat bersekutu memohon doa-doa yang kita inginkan diberikan Tuhan, memohonnberkat untuk kesehatan dan kesusksesan pribadi dan keluarga.  Tetapi gereja harus menjadi persekutuan dimana warga jemaat dipersiaokan menjadi murid. Gereja membentuk spiritualitas yang baik dan menjadi murid yang siap  diutus melayani masyarakat dan dunia ini melalui pekerjaan, professi serta usaha masing-masing yang digarami oleh terang Injil. 


Dapat kita bayangkan bagaimana dunia akan lebih baik jika semua orang percaya dapat memahami dan melaksanakan panggilan dan pengutusannya untuk melakukan kehendak Allah.


Ketiga, apa yang harus dipersiapkan?


Markus 6:8-9 (TB)  dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, 

boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 


- Pesan ini sesungguhnya mau menyampaikan bahwa tidak perlu ada yang dikuatirkan. Yesus mau mengajarkan bukan bekal dan persiapan material di luar diri murid yang penting. Yesus memberangkatkan murid-muridnya bukan dengan bekal material, bukan pula dengan pendekatan kuasa (tongkat), bukan pula dengan uang dan kemampuan diri. Yesus mengutus murid dengan membekali diri sendiri dengan menghayati panggilan dengan hati dan tertanam oleh motivasi kuat. Murid harus mempersiapkan hati dan  berangkat dengan penuh keyakinan. Yesus memberikan jaminan hidup orang-orang yang diutusnya.


- Memberitakan Injil bukan dengan terpaksa dan bukan untuk memaksa. Ini penting, karena pengutusan itu harus dilakukan dengan kerelaan. Yesus tidak memaksa murid untukmpergi dengan teepaksa, namun menasihati mereka untuk pergi dengan tulus. 


Markus 6:11 (TB)  Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."


Disini Yesus menasihatkan ahwa murid-murid dalam melaksanakan Missi tidak boleh dengan dengan paksa. Tugas utama adalah menyampaikan Salom, jika diterima itu adalah buah pekerjaan yang baik. Namun jika ada orang yang tidak mau menerima kehadiran murid harus dengan tulus meninggalkan tempat itu dengan mengebaskan debu kaki para murid. 


Murid harus menyadari sepenuhnya dalam pemberitaan Injil, orang tidak boleh dipaksa. Jika ada yang belum menerima kehadira, tinggalkanlah mungkin akan ada waktunya Injil akan disambut.


Pengalam penginjilan di tanah Batak telah menjadi contoh yang baik. Lihatlah jika Munson dan Lyman ditolak, tapi Missionari berikutnya disambut dengan penuh sukacita bahkan diwartakan sebagai masuknya era perubahan (haimbaruon). Kedatangan Injil diranah Batak adalah Era Hamajuon untuk meninggalkan masa kekelaman. 


Sahabat yang baik hati! Yesus saat ini mengutus kita masing-masing untuk memberitakan Injil. Mari kita semua membuka diri untuk menyambut panggilan Kristus bagi kita.  Saya yakin banyak hal yang dapat kita lakukan, banyak hal yang dapat kita persembahkan dan banyak hal yang bisa kita organisir untuk memberitakan Injil di masa kini. 


Tuhan menolong kita semua memenuhi panggilan dan pengutusannkita masing-masing. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...