https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6026740690731280/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu XII Setelah Trinitatis
Minggu, 22 Agustus 2021
Nas: Mazmur 34:12-18
*MATA TUHAN TERTUJU PADA ORANG BENAR*
Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati. Jaman kita sekarang ini merupakan era yang sangat transparan. Apapun yang di-posting orang dalam status media sosial akan dapat ditelusuri pelakunya sekalipun dengan aku palsu. Karena itu kita di jaman now mesti lebih hati hati, lebih cerdas dan lebih arif. Kita hidup ibarat didepan kamera CCTV yang senantiasa menyoroti segala aktifitas dan tindakan kita.
Baru-baru ini ada seorang wartawan Media Online Tirto.id inisial MBK menghina suku Badui. Semula dia mengomentari mungkin Presiden Jokowidodo saat memakai pakaian Adat Suku Badui pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 2021 di gedung MPR/DPR RI. Isinya terkesan merendahkan bahwa suku Badui hanya penjual madu yang jongkok di pinggir jalan. Statusnya di-Tweetnya akhirnya mengundang reaksi netizen. Setelah itu dia mencoba meyakinkan bahwa tweetnya itu bukan menghina suku Badui dan mengatakan dia hormat dan menghargai suku Badui. Jawabannya tidak menghilangkan status awal akhirnya dia menyadari apa yang ditweetnya benar-benar merupakan penghinaan dan akhirnya dia minta maaf. Bukan berhenti disitu akhirnya dia kehilangan pekerjaan dari medianya dan medianya pun harus membuat klarifikasi akhirnya minta maaf atas tweetnya karyawannya dan pendapat itu merupakan pendapat pribadi. Begitulah seterusnya, saya kurang tahu bagaimana kasus selanjutnya. Tweet satu dua kalimat yang berujung pada terdesak dalam rasa malu, kehilangan pekerjaan dan mungkin saja akan kena UU ITE.
Banyak lagi kasus seseorang menghina orang lain atau membuat berita hoax dengan akun palsu namun dapat dengan mudah dilacak dan menemukan pelakunya. Inilah yang harus disadari bahwa era digital saat ini tidak dapat dihilangkan namun dengan mudah menemukan apa ucapan dan tulisan seseorang yang dipublis dalam media.
Media Sosial sekarang menjadi kontrol bagi semua, karena itu kita diingatkan agar senantiasa menahan diri. Saat panas hati jangan sampai tulisan atau ucapan kita membuat kita malu bahkan kena delik hukum yang mennghantarkan kita ke terali besi. Mari pergunakan menikmati media sosial kepada hal yang berguna dan membangun, menghargai orang lain, beritakan yang benar dan jaga jari jangan sampai tulisan jari atau ucapan yang terekam membuat kita terdera dengan berbagai permasalahan.
Kotbah Minggu ini merupakan Mazmur yang berisi pengajaran bagaimana kita agar bahagia dan panjang umur dalam hidup ini. Anak-anak Tuhan diajak untuk terdidik dan terpelajar dengan takut akan Tuhan, jagaka lidah dan tetaplah menyadari bahwa Tuhan mengawasi hidup kita. Apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita perbuat semuanya terbuka dihadapan Allah.
*1. Ingin Hidup Bahagia dan Panjang Umur: Takutlah akan Tuhan dan dengar didikan*
Kita bersyukur, Alkitab memberikan pengajaran yang mendidik agar memilih kehidupan yang beretika dan bermoral didasarkan pada iman. Alkitab bukan hanya rumusan doktrin-doktrik tentang konsep-konsep apa itu Tuhan, apa itu baptisan, apa itu hidup baru dll yang kadang membuat hidup kaku. Alkitab bukanlah sebatas rumusan hal berdosa atau tidak berdosa, halal dan haram, boleh atau tak boleh tetapi pengajaran yang mendidik kita menjalani kehidupan ini lebih baik. Alkitab bukan hanya menitahkan laràngan-larangan, Alkitab mengedukasi banyak hal untuk menjalani hidup lebih baik. 2 Timotius 3:16-17 (TB) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Artinya Alkitab mendidik dan mengajar kita akan kesalahan, tahu apa yang baik dan benar dan memperlengkapi orang percaya untuk setiap perbuatan baik. Menghayati hal inilah kebahagiaan seorang Kristen. Hidup bahagia karena tinggal dalam pengajaran dan didikan dan menghasilkan pekerjaan dan buah-buah yang baik. Hal ini jugalah yang ditekankan oleh Kotbah ini, mari mencintai Alkitab sebagai sumber pengajaran dan didikan bagi kita. Takut akan Tuhan dan hidup dalam pengajaran dan sisikan membuat kita menikmati kehidupan ini.
*2. Jamu, Jali and Jari : Jaga mulut, Jaga Lidah dan Jaga Jari-jari*
Hal kedua yang ditekankan dalam kotbah Minggu ini adalah agar setiap orang mengontrol dirinya sendiri dengan menjaga mulut (jamu) dan menjaga lidah (jali).
Mazmur 34:13 (TB) (34-14) Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;
Sebelum era digital kita mengenal ungkapan: mulutmu adalah harimaumu. Seseorang ditunjukkan dengan apa yang dia katakan. Harimau adalah binatang buas yang memangsa dan mematikan.
Mulutmu adalah harimaumu merupakan ungkapan yang menunjukkan kekuatan apa yang diucapkan. Sikap bengis, keras dan kejam terucap dari kata-kata yang berdampak pada orang lain.
Apa yang kita sampaikan menjadi cerminan diri, jika kata-kata kasar, fitnah dan hinaan keluar dari mulut kita maka akan berdampak buruk bagi orang lain dan pada diri sendiri. Itulah sebabnya dalam kotbah ini mengingatkan agar setiap orang menjaga lidah.
Seturut dengan itu kitab Yakobus telah mengingatkan bahwa lidah adalah kendali manusia. Dari lidah keluar pujian, namun dari sumber yang sama keluar kata-kata hinaan dan kutukan.
Tugas kita adalah menjaga jangan sampai lidah atau mulut atau perkataan yang keluar dari mulut kita menjadi buah pahit. Tetapi mari jaga agar tetap menghasilkan nasehat, pengajaran dan didikan yang bermanfaat dan membangun orang lain.
Di jaman now perlu juga ditambahkan, berita viral bukan hanya karena ucapan namun tulisan dan kelincahan jari-jari yang menarik status yang melukai, menghina dan menyakiti orang lain. Kita saat ini butuh kecerdasan untuk membedakan mana berita yang benar atau mana berita hoax, sehingga kita tidak menjadi alat untuk menyebarkan berita yang tidak benar. Maka saat ini kita membutuhkan kehati-hatian dengan menjaga jari-jari (jari).
*3. Jauhi Kejahatan dan Cintailah Perdamaian*
Pengajaran ketiga dari kotbah Minggu ini bagaimana kita hidup bahagia dan panjang umur, yaitu menjauhi kejahatan dan mencintai perdamaian.
Kitab Mazmur diawali dengan nasihat yang sangat tegas agar orang percaya tidak duduk bersama dengan fasik dannkumpulan pencemooh. Mazmur 1:1 (TB) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Peringatan ini sangat penting agar kita tidak ikut dalam pengaruh buruk dalam hidup ini, tetapi menjaga diri untuk bertekun hidup di dalam Tuhan.
Selain menjauhi kejahatan nas ini mengajak kita mencari perdamaian. Mazmur 34:14 (TB) (34-15) jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
Kata "mencari" berarti kata kerja bukan pasif. Berarti ada upaya, ada usaha dan tindakan agar perdamaian terjadi. Jadi perdamaian itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terjadi karena orang-orang percaya mencari dan mengupayakannya.
Mencari dan mencintai perdamaian adalah tugas orang percaya. Di dalam Yesus Kristus kita telah menjadi anak-anak Allah yang mencintai perdamaian. Damai di hati kita kita bawa kemana kita berada. Yesus bersabda dalam Matius 5:9 (TB) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
*4. Ingat Mata Tuhan Tertuju Pada Orang Benar*
Benar atau tidak namun masuk akal juga, katanya bagi seorang guru ada dua murid yang paling dikenal, yaitu: murid yang pintar dan murid yang nakal. Anak yang pintar ini akan selalu diingat karena sering dibuat menjadi contoh bahkan sering diberi tugas untuk lomba dan membawa harum nama sekolah. Namanya pun akan selalu diingat sekalipun sudah bertahun-tahun meninggalkan sekolah tersebut. Sementara murid yang nakal akan dikenang bukan karena prestasinya namun karena bagaimana usaha guru menghadapi kenakalannya. Sang guru mengenang namanya karena sering buat onar, ribut, laporan atas keluhan anak-anak yang lain, memanggil orangtua dan perbuatan lainnya yang harus dijalani dengan tabah. Tentu dengan urusan demikian pasti guru akan menenang namanya dan sebagai pendidik berharap juga kelak dia akan berubah dan menjadi orang baik. Alkitab juga memiliki cara bertheologi yang demikian, ada kelebihan orang baik dan ada juga berbagai peringatan-peringatan atas orang fasik. Orang baik dan benar selalu di perhatikan Tuhan. Mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan mendengarkan seruan minta tolong. Tuhan memperhatikan hidup mereka jangan sampai mereka jatuh, tetapi akan memelihara hidupnya agar tetap terpelihara menjadi orang baik. Tuhan akan bersegera menjawab seruan minta tolong orang benar. Orang baik akan menjadi kesaksian bagi orang lain. Selain tidak membiarkan orang benar dalam kesusahannya, Tuhan hendak memakai orang benar menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini. Tuhan memberikan hidup mereka menjadi contoh bagi setiap orang yang melihatnya.
Jika tadi kita contoh guru, maka lebih dari itu Tuhan memperlakukan kita. Jika guru akan selalu tabah menghadapi kenakalan si anak nakal dan berharap kelak berubah. Tapi apa yang dilakukan guru jika anak muridnya dalam tahanan polisi karena kenakalannya? Tentu sulit menebus kesalahannya. Lebih dari seorang guru, Tuhan tidak hanya sekedar menunggu kita berubah namun Tuhan campur tangan dalam hidup kita yang berdosa bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus kesalahan kita agar kita bebas dari segala tuntutan kejahatan dan dijadikan menjadi baik dan benar oleh Karena penebusan Yesus Kristus. Hal ini ditegaskan dalam makna pemanggilan dan pemilihan (Baca Yohanes 16:15).
Kita bukanlah orang baik dan benar sebelum mengenal Kristus tetapi Tuhan telah menjadikan kita orang baik dan dibenarkan didalam penebusan Yesus Kristus. Itulah yang membuat mata Tuhan selalu tertuju kepada kita dan telinganya selalu mendengar jeritan minta tolong dari kita karena kita adalah orang berdosa yang telah dibenarkanNya. Kita adalah orang-orang yang dikasihiNya. Tuhan memelihara kita seperti biji mata Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar