https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6031916943546988/?sfnsn=wiwspmo
FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Senin, 23 Agustus 2021
*BERSUKACITA SENANTIASA DALAM TUHAN*
Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
Filipi 4:4 (TB) :"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"
Filipi 4:4 (KJV) : "Rejoice in the Lord always. Again I will say, rejoice!"
Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Filipi melalui nas yang ditulisnya dari dalam penjara untuk senantiasa bersukacita dalam Tuhan di tengah tekanan hidup yang mereka hadapi. Paulus sendiripun yang dipenjarakan pemerintah Romawi karena pemberitaan Injil, tidak mau larut dalam kesedihan atau amarah, tetapi sebaliknya, penderitaan tak menghalanginya untuk terus melayani dalam sukacita. Sekalipun ia sedang berada dalam penjara yang gelap di kota Roma menantikan hukuman matinya. Dalam kondisinya yang begitu berat, ia tetap dapat bersukacita. Bagi diri Paulus, "….hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filp.1:21). Seruan Paulus untuk tetap bersukacita walau dalam penderitaan, sejalan dengan ilmu kedokteran yang mengatakan bahwa jiwa yang marah, cemas, takut apalagi tertekan, akan merangsang tubuh memproduksi hormon yang merusak kesehatan. Sebaliknya, perilaku positif, sikap riang gembira dan sukacita memacu otak mengeluarkan hormon betaendorfin yang meningkatkan kesehatan. Bahkan Amsal 17:22 tegas mengatakan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." Tak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan umum banyak orang pasti bersukacita hanya ketika berada dalam kondisi baik dan menyenangkan, apakah ekonomi membaik, status sosial naik oleh jabatan atau kekuasaan, keluarga yang sukses, maupun lainnya. Tapi begitu keadaan berbalik berubah memburuk, sukacita bisa sirna seketika, menyisakan rasa sedih, frustrasi, bahkan bisa menjauh dari Tuhan.
Serangkaian pertanyaan mendasarnya adalah, bagaimana agar kita dalam menapaki kehidupan ini bisa senantiasa bersukacita dalam keadaan apapun seperti diserukan Paulus? Dan mengapa umat percaya dan benar diizinkan Tuhan mengalami penderitaan? Mengapa pula harus selalu bersukacita? Pertama, bahwa kesetiaan kepada Allah tidaklah menjamin kebebasan dari kesulitan, penyakit, dan penderitaan di kehidupan orang percaya, tentunya dengan berbagai alasan. Lihatlah contoh Yusuf, Ayub, Daud, Yeremia dan Paulus. Allah mengizinkan, dan sekaligus dapat menggunakan penderitaan orang percaya sebagai sarana mendisiplinkan sehingga kita dapat menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai; atau menguji iman kita apakah kita akan tetap setia kepada-Nya; juga untuk belajar lebih bersandar kepada Allah dan kasih karunia-Nya; serta perwujudan maksud-maksud dan kemuliaan Allah. Paulus dalam Rom 8:18 berkata, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Artinya, penderitaan di dunia ini bukanlah apa-apa. Harus kita ingat bahwa Allah ikut terlibat dalam penderitaan kita!
Kedua, Kita harus imani bahwa Tuhan memegang kendali atas seluruh kehidupan kita, dan segala sesuatunya pasti mendatangkan kebaikan asalkan kita taat dan setia kepada-Nya. Karena Dia berjanji tidak akan meninggalkan kita, dan rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera, bukan cancangan malapetaka. Berkat dan masalah itu seperti dua sisi mata uang, yang tidak mungkin terpisahkan dalam kehidupan ini. Sukacita kita harus didasarkan kepada iman terhadap janji Tuhan sehingga oleh pertolongan Roh Kudus kita bisa bersukacita senantiasa. Ingatlah Firman Allah: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr.13:5b). Inilah jaminan Tuhan yang memampukan kita untuk tetap bersukacita di segala keadaan. Dalam Roma 5:3-4 ditegaskan bahwa kita bermegah juga dalam kesengsaraan yang membuahkan ketekunan dan tahan uji serta membawa kepada pengharapan sejati menuju hidup berkemenangan.
Ketiga, bahwa rasa kekuatiran minimal sampai tingkat tertentu memang menjadi hal yang tak pernah lekang dari kehidupan kita, dan hal itu pasti perrnah dialami oleh setiap orang. Namun kita yakini bahwa segala sesuatu itu ada waktunya dan indah pada waktunya. Kita harus membawa kekuatiran itu dalam doa kepada Allah sambil terus melayani bagi Tuhan dan sesama dengan rasa syukur dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Dengan bersukacita dan terus berdoa, maka damai sejahtera dari Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.
Keempat, pada hakikatnya sukacita utama kita adalah karena telah beroleh karunia keselamatan secara cuma-cuma dari Allah di dalam Kristus. Dan sukacita itu merupakan salah satu buah Roh yang harus dihasilkan oleh setiap pengikut Kristus yang hanya terpancar dari sosok Kristiani yang hidup di dalam Tuhan, berserah seutuhnya kepada Tuhan dengan mensyukuri berkat yang ada padanya. Dengan demikian memungkinkan kita memiliki sukacita yang melimpah dalam damai sejahtera Tuhan.
Sahabat yang baik! Mari bersukacita di segala keadaan seraya bersyukur memuji dan memuliakan Tuhan, karena itulah yang dikehendaki-Nya. Tuhan memberkati saudara! Amin.
Salam dari Tim Penulis: TEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar