FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Jumat, 13 Agustus 2021
ENGKAU TELAH MENJADI PERTOLONGANKU
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
Mazmur 63: 8 (TB) Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Psalm 63:7 (NKJV) Because You have been my help, Therefore in the shadow of Your wings I will rejoice.
Daud memiliki banyak pengalaman soal kesulitan maupun kemudahan, soal kesejahteraan dan penderitaan, soal kesuksesan dan bahkan kegagalan serta banyak pengalaman lainnya. Keyakinan Daud sebagaimana dinyatakan di dalam Mazmur ini bisa kita lihat dalam kisah yang dituliskan dalam kitab II Samuel tentang peristiwa-peristiwa yang mengguncang kehidupannya. Tindakannya hampir menyamai keyakinannya selama masa penuh kekacauan tersebut. Ketika bersembunyi dari para musuhnya di padang gurun di Yehuda yang tandus, Daud merasa sangat kesepian. Dia merindukan seorang teman yang bisa dia percayai untuk meringankan kesepiannya. Tidak heran dia berseru, “Ya Allah, jiwaku haus kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair”. Jika kita sedang merasa kesepian atau rindu akan sesuatu yang dapat menolong kita, ingatlah pada doa Daud. Allah sendiri yang bisa memuaskan kerinduan kita yang terdalam!
Sepanjang malam-malam yang tidak menyenangkan dan tanpa tidur, Daud berpikir mengenai Allah. Bukannya berusaha untuk tidur dengan cara menghitung domba, atau mencari aktivitas yang lain, dia merenung tentang Gembalanya. Daud mengingat semua cara yang telah Allah pakai untuk menolongnya, dan dia menyambut hari berikut dengan kidung pujian. Pada saat teduh atau malam dimana kita sulit tidur, gunakanlah kesempatan itu untuk menghitung kesetiaan Tuhan dalam memenuhi janjiNya kepada kita. Berbuat secara demikian, akan membuat kita jauh lebih bisa tenang dari pada hal-hal duniawi yang menurut kita kepadanya kita dapat bergantung.
Dalam perenungan Daud di masa menghadapi kesulitan tersebut, maka muncullah kesaksian dalam dirinya dengan mengatakan bahwa “Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku”. Terlihat jelas dengan kata “sungguh” menyatakan bahwa kesaksiannya atau pernyataannya merupakan hasil dari perenungannya di tengah keadaan sulit, keadaan yang membuat dia merasa kesepian. Namun, keadaan tersebut justru menolong Daud untuk merenung dan mengingat kembali bagaimana Allah senantiasa menolongnya, bagaikan seorang gembala yang menolong domba yang digembalakannya dalam segala keadaan tanpa menghiraukan tantangan yang akan dihadapinya. Pikiran seorang gembala adalah bagaimana menyelamatkan domba yang digembalakannya, demikian Daud merefleksikan Allah yang menolongnya dalam segala keadaan.
Kesaksian yang demikian perlu sekali kita gumulkan di tengah keadaan kita yang sekarang ini. Ketika kita harus menjalani masa isolasi mandiri, ketika kita mengalami sakit penyakit, ketika kita di minta sebisa mungkin di rumah saja melakukan semua aktivitas kita, maka waktu ini kita pergunakan untuk merenungkan bahwa Allah sungguh adalah Penolong kita. Bukan malah sebaliknya semakin menanamkan kesepian ke dalam pikiran kita yang justru akan membuat kita semakin tertekan dan menggiring kita tidak memiliki pengharapan. Walaupun kita harus menjalani isolasi mandiri, menjalani waktu dalam kesendirian kita, maka pandanglah itu sebagai waktu yang Tuhan persiapkan bagi kita untuk merenungkan segala hal yang telah Tuhan perbuat bagi kita dan akhirnya akan menghasilkan suatu kesaksian tentang Allah dari masa perenungan kita tersebut.
Mengisi waktu dengan merenung bersama dengan Allah, mengingat semua yang telah Allah lakukan bagi kita akan menolong kita untuk bersorak-sorai seperti Daud yang mengatakan bahwa di bawah naungan sayap Tuhan, Daud sanggup bersorak-sorai. Sebab dampak dari kesaksian yang berasal dari perenungan akan membantu dia untuk bersorak-sorai meskipun dalam penderitaan dan dalam pengejaran musuh yang menginginkan nyawanya. Tanpa kesaksian yang berasal dari perenungan akan perbuatan Allah, maka kita tidak akan sanggup bersorak-sorai. Jangankan bersorak-sorai, mungkin saja kita akan jatuh kepada keluhan-keluhan yang terus keluar dari kita sebab kita tidak sanggup melihat bagaimana Allah menolong kita.
Sahabat yang baik hati, tentunya kita menginginkan kita sanggup bersorak-sorai sebagaimana pemazmur yang bersorak-sorai di bawah naungan sayap Tuhan. Terlebih dalam menghadapi keadaan sekarang ini, mungkin saja kita mengatakan bagaimana mungkin saya dapat bersorak-sorai sementara semua dalam keadaan sulit sekarang ini?. Justru dalam keadaan sulit inilah kita dapat melihat bahwa hanya Allah saja yang menjadi pertolongan kita, hanya Allah saja yang mengijinkan kita merasakan kehidupan hingga saat ini. Bersaksilah melalui pengalaman kehidupan kita masing-masing bahwa “sungguh Allah adalah penolong kita dan kita sanggup bersorak-sorai di bawah naungan sayapnya walau keadaan sulit sekalipun”. Tuhan Yesus memampukan kita, membuka matai man kita untuk melihat tidakan Allah, tangan Tuhan yang senantiasa menolong dan menginginkan kita bersorak-sorai dalam segala keadaan, sebab kita berada di bawah naungan sayapNya. Amin
Salam dari tim penulis: MP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar