https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5953058701432813/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu X Stlh Trinitatis
Minggu, 8 Agustus 2021
Nas: Yeremia 22:1-9
*LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati. Kotbah Minggu ini merupakan peringatan Tuhan atas umatnya agar hidup dalam keadilan dan kebenaran. Allah tidak membiarkan umatnya ditindas, Tuhan sendiri memanggil nabi Yeremia untuk menegor dan menyampaikan hukum jika hidup dalam ketidak benaran.
Ada saja mungkin masanya orang bisa berlaku tidak adil, berhasil merampas hak orang lain dan penindas dan pemeras semakin leluasa dalam segala tindakannya. Kita berdoa namun seolah Tuhan membiarkan ketidak adilan itu terjadi. Jangan berputus asa, kotbah ini meneguhkan kita.
Pengalaman seperti itulah yang terjadi dalam kontek Yeremia ini. Tuhan telah memberikan mereka raja yang seharusnya mengayomi, melindungi dan menggembalakan umat Allah, namun kebijakan mereka bukan sebagai gembala tetapi hadir sebagai penindas dan pemeras. Kesengsaraan telah amat dalam namun Tuhan mempersiapkan Yeremia memperdengarkan keadilan dan kebenaran. Nabi Yeremi dipakai Tuhan untuk menunjukkan ketidak benaran dan ketidak adilan yang terjadi.
Yeremia dipanggil Tuhan sejak dari kandungan (Yer 1:5). Suatu keterangan yang menegaskan bahwa Tuhan telah mempersiapkan Yeremia sejak dia terbentuk dalam rahim ibunya untuk menjadi alat Tuhan. Sesuai dengan arti namanya dalam bahasa Ibrani, berarti Allah meninggikan, Allah yang meruntuhkan. Suatu kuasa yang ada pada nabi Yeremia untuk menyatakan kebenaran dan keadilan.
Sejarah Yeremia mencakup kurun waktu 40 thn, dari saat ia dipanggil pada thn ke-13 pemerintahan raja Yosia (thn 626 sM) sampai jatuhnya Yerusalem thn 587 sM. Selama 40 thn itu ia bernubuat pada pemerintahan 5 raja Yehuda terakhir, yaitu raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia. Waktu dia mengucapkan khotbah-khotbahnya, terciptalah sejarah di luar tanah airnya, Yehuda, dengan timbulnya tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa yg sangat penting. Itulah salah satu masa yg sangat menentukan dalam perjalanan sejarah Asia Barat kuno dan yg juga mempengaruhi sejarah kerajaan Yehuda.
Yeremia adalah salah satu dari nabi besar dalam PL yang dengan keras mengkritisi praktek kebijakan raja terhadap umat Israel. Bagi Yeremia kesengsaraan umat adalah kesalahan para pemimpin yang tak menjalankan pemerintahnnya dengan baik, lebih jauh dampak dari tindakan raja yang tidak membela kepentingan rakyat adalah istana akan runtuh menjadi puing, kota yang dulu ramai akan menjadi padang gurun.
Yeremia hadir ke istana untuk mengingatkan raja, mengoreksi kebijakan agar pro rakyat:
Yeremia 22:1, 3 (TB) Beginilah firman TUHAN: "Pergilah ke istana raja Yehuda dan sampaikanlah di sana firman ini!
Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini!
Dalam kotbah Minggu ini, kita menemukan kritik Yeremia yang sangat keras kepada raja di masa itu:
1. Melawan kesewenangan
Kehadiran Yeremia adalah menyatakan sikap Tuhan terhadap kesewenangan. Pesan ini berupa kritik sosial yang sangat keras dari Yeremia, sampai-sampai istilah yang dipakai terhadap pelaku kesewenangan adalah pemeras, penindas dan menumpahkan darah. Itu semua istilah yang menggambarkan kekerasan dan ketidak adilan. Situasi yang sudah pada titik rawan, bahwa penghuni istana bukan lagi pelindung masyarakat tetapi pelaku-pelaku kekerasan, penindasan dan pemerasan. Situasi ini harus dihentikan dan raja harus melakukan reformasi dengan segera dengan melakukan keadilan, kebenaran, menghentikan pemerasan, membela hak yatim, janda dan orang kecil. Hanya itu satu-satunya jalan keluar dari situasi ini, jika tidak istana di Yerusalem akan menjadi reruntuhan dan tinggal puing belaka. Itulah sebabnya Yeremia mengatakan: Yeremia 22:5 (TB) Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diri-Ku, demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan.
Kritik Yeremia ini sangat keras terhadap istana. Apalagi mereka tidak mau lagi mendengarkan suara nabi Yeremia, pihak istana mendengarkan nabi-nabi palsu seperti Pashur dan Hanaya. Mereka bernubuat bukan demi nama Allah dan kepentingan Allah. Mereka bernubuat demi kepentingan dirinya sendiri.
Yeremia mengkritisi kebijakan-kebijakan pemimpin yang sangat menindas rakyat. Demi membangun istana dan pundi-pundi kerajaan rakyat seksara. Nabi Yeremia hadir mengingatkan perlakuan yang sewenang. Kehadiran Yeremia membuktikan Tuhan itu ada bagi orang-orang yang menderita.
2. Demi rasa aman, iman pun hilang.
Memang ada krisis yang terjadi pada masa pemerintahan tiga raja terakhir di Yehuda. Apalagi Israel Utara telah ditahklukkan oleh Assyur. Maka Yehuda mencari koalasi dengan engara asing untuk menghempang ancaman Assyur. Namun kebijakan mereka yang berdampak pada menghadirkan berhala di tengah-tenga umat. Para imam tidak lagi melaksanakan tugas keimamamnya dengan baik sehingga umat sengsara.
Menurut Yeremia dapak kebijakan luar negeri adalah hadirnya berhala dan patung-patung ball ke Yehuda. Pemimpin fokus pada upaya bagaimana menghadapi bangsa asing dan menjadi bangsa yang kuat tetapi mereka lupa akan spiritualitas warga. Ini suatu kenyataan yang menyedihkan. Itulah sebabnya Yeremia sangat tidak setuju dengan politik luar negeri pihak istana. Kekuatan dan perlindungan datang dari Tuhan. Allah Israel pencipta, raja dari segala raja dan Allah diatas segala allah.
Yeremia menegaskan dalam menghadapi situasi sulit yang dialami oleh Yesus harus tetap mengandalkan Tuhan. Koalisi Yehuda dengan Asing adlaah bukti ketidak setiaannterhadap perjanjian dengan Allah.
Mereka meninggalkan Allah dan pergi ke baal atau ilah lain. Ini suatu bahaya besar di tegah-tengah umat Israel. Meninggalkan Allah sama artinya dengan membawa malapetaka bagi umat. Yeremia 22:9 (TB) Orang akan menjawab: Oleh karena mereka telah melupakan perjanjian TUHAN, Allah mereka, dan telah sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya."
3. Tetap setia kepada Tuhan
Allah telah mengikat perjanjian dengan umatnya. Dalam perjalanan sejarah umat pilihan, Allah tetap setia pada janjiNya namun umatNya berulang kali mengingkari janji itu. Ketidak setiaan terhadap janji mereka harus menanggku hukuman dari Tuhan. Mereka terbuang, istana mereka yang dibangun megah pada akhirnya akan runtuh. Babelonia bangkit dan memporak porandakan seluruh kota Yerusalem termasuk Bait Allah yang dibanggakan akhirnya tak satupun batu bertindih.
Ketidak setiaan akan membawa kehancuran. Itu berlaku dalam segala aspek kehidupan kita, di dalam keluarga, di dalam pekerjaan, di dalam komunitas dan di dalam persekutuan.
Mari kita renungkan kembali apa janji kita dalam di hadapan Tuhan? Masih setiakahnkitanpada janji pernikahan? Masih setia kah para pemangku jabatan dengan sumpah/janji jabatan? Masih setiakah orang percaya di dalam janji iman kita bahwa kita adalah persekutuan orang Kudus? Masih setiakah para imam dengan janji keimamannya?
Ketidak setiaan adalah penyangkalan terhadap Tuhan yang setia pada janjiNya. Tuhan. Ketidak setiaan akan berujung pada kehancuran, namun ingatlah Tuhan setia pada janjiNya.
Nabi Yeremia mengingatkan kita dalam kotbah minggu ini. Tuhan itu baik, pengasih dan penyayang, panjang sabar dan penuh kasih setia. Satu-satunya ruang dan kesempatan untuk menyelamatkan diri dari ruang kehancuran adalah kembali dari jalannya yang tersesat dan berpaut kepada Allah. Penindasan, pemerasan, kesewenangan harus dihentikan. Setiap orang harus memulai sesuatu yang baru menata hidupnya dalam terang Firman Tuhan dengan hidup di dalam.kebenaran dan keadilan.
Bagi Yeremia, jika umat Allah sungguh-sungguh mau keluar dari situasi krisis ini. Allah tidak membuat syarat yang susah untuk dilakukan, yakni berbaliklah kepada Allah, lakukanlah keadilan dan kebenaran.
Selamat hari minggu
Tuhan memberkati kita semua!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar