Kotbah Minggu XI Stlh Trinitatis
Minggu, 15 Agustus 2021
Nas: Yohanes 8:30-36
KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN
Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap orang pasti ingin hidup bebas dan merdeka untuk menentukan apa yang hendak diinginkannya. Bahkan ada orang tidak suka diatur atau dikontrol orang lain. Tidak sedikit orang yang berontak atau keluar dari pekerjaan karena merasa terlalu dikekang. Namun dalam kehidupan sosial kita harus menyadari bahwa kemerdekaan setiap orang jangan sampai melanggar kebebasan orang lain. Maka manusia membutuhkan kesepakatan bersama (persturan) agar kebebasan pribadi kita tidak menjadi penghambat bagi kebebasan orang lain.
Kotbah Minggu ini, berbicara tentang kemerdekaan orang Kristen. Dasar kemerdekaan kita ada di dalam Kristus. Kebenaran itu akan memerdekakan kamu! Topik kemerdekaan ini sangat relevan dengan konteks masyarakat Indonesia yang pada tanggal 17 Agustus 2021 akan merayakan kemerdekaan ke 76.
Yohanes 8:32 (TB) "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Disini jelaskan ada hubungan kemerdekaan dengan pengetahuan yang benar.
Paulo Freire mengatakan bahwa pendidikan harus memerdekakan. Dia seorang ahli pendidikan di Brazil, pada tahun 1961 diangkat sebagai direktur perluasan Pendidikan dan budaya Brazil. Bagi Paulo, pembebasan Brazil dari penindasan dan kebodohan haruslah lewat pendidikan yang membebaskan. Dia menerbitkan buku yang sangat terkenal "Pendidikan Kaum Tertindas" (Paedagogy of Oppressed). Gema yang disampaikan Paulo Freire ini mengangkat teologi pembebasan sehingga masyarakat harus kritis dan melawan segala bentuk penindasan. Apa yang disampaikan Paulo Freire ini sangat banyak dikutip diseluruh dunia sebagai tuntunan pendidikan; pendidikan bukanlah sarana untuk mencapai strata, ijazah dan biar mudah mendapat pekerjaan. Pendidikan harus mendidik orang kritis dan membawa pencerahan budi yang membebaskan masyarakat dari penindasan.
Jika kita analisa ide dasar pendidikan yang membebaskan ini didasarkan pada pengajaran Tuhan Yesus sebagaimana kita temukan dalam kotbah ini. Siapa yang menjadi murid Yesus akan menerima pengajaran kebenaran. Menjadi murid akan dituntun untuk mengenal kebenaran dan kebenaran itu akan memmbebaskan. Pengajaran Yesus kepada murid-murid adalah pengajaran akan kebenaran.
Jika kita perhatikan dialog Yesus dengan kaum Farisi dan ahli Taurat akan nampak pencerahan atas ajaran yang menyembunyikan kebenaran. Demi ketaatan kepada Taurat orang kehilangan essensi Taurat. Lihatlah kirtik Yesus tentang hari Sabath: bukan manusia untuk sabath, tetapi sabath itu untuk manusia. Hukum Taurat menjadi kuk dan yang membuat orang takut dan merasa bersalah terus menerus ditambah lagi dengan Farisi yang seolah berdiri menjadi hakim atas segala perbuatan orang. Sehingga setiap orang terus ditakuti akan rasa hukuman, apalagi setiap ada celaka dan sakit dianggap sebagai hukuman Tuhan.
Kebenaran yang membebaskan ini, juga dijelaskan Yesus dengan dialog dengan Farisi. Ada pemahaman yang keliru tentang status anak-anak Abraham. Jika mereka anak Abraham itu adalah jaminan untuk diberkati Tuhan dan umat pilihan Allah. Yesus menjelaskan barang siapa yang berdosa daalah hamba dosa, jadi sekalipun mereka anak-anak Abraham akan tetap menjadi hamba dosa.
Disinilah kita mengetahui kebenaran yang membebaskan yaitu Yesus Kristus telah membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat, dari hamba dosa dan kematian. Galatia 5:1 (TB) Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Keselamatan di dalam diri Yesus Kristus adalah anugerah yang membebaskan kita dari segala ikatan dan belenggu yang menindas kita dari kebodohan, ketidak tahuan dan dari segala ikatan-ikatan berhala dan dongeng-dongeng yang mengelabui kehidupan leluhur kita. Setiap murid Yesus harus tinggal di dalam firman. Hal ini penting, Firman menjadi suluh dan penuntun hidup baru bagi murid-muridNya agar tetap berdiri didalam kebebasan yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Zaman sebelum kekristenan masuk ke Tanah Batak masih banyak kehidupan leluhur yang mengelabui hidup orang Batak. Bagi yang sakit lepra dan buta sering dinggap dihinggapi roh-roh jahat sehingga mereka harus dipasung. Setelah kehadiran missionaris mereka dibebaskan dari pasung dan dilatih di Huta Salem buat lepra dan Hepata buat orang hang buta. Mereka akhirnya bisa mandiri, kreatif dan berpenghasilan. Itu adalah contoh pendidikan yang membebaskan. Tentu masih banyak yang memperdaya kita di jaman ini oleh karena ketidak mengertian. Injil Kristus membebaskan kita.
Ada orang yang telah diperbudak ketidakbenarannya hingga tua tanpa ada koreksi bahkan setiap ada upanya mengoreksi dirinya dia benteng i dengan apologi-apologi pembernaran. Apologi pembenaran yang membentengi kita dalam ketidak benaran kita akan semakin diperhamba ketidak benaran dan akan semakin berdampak burtuk pada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Kebenaran itu akan memerdekakan kamu: berita kebebasan dan kemerdekaan di dalam Kristus. kebenaran kita bukanlah pada diri kita dan apa yang kita perbuat, tetapi konsistensi seorang murid yang setia mengikut Yesus dan memikul salib.
Kebenaran di dalam Kristus akan membongkar kemunafikan dan kebohongan. Kebohongan dan pemutarbalikan fakta akan membuat orang terkungkung kebodohan.
Hal ini telah terbukti dalam pengalaman sejarah. Berikut ini ada beberapa kisah Kisah Kebenaran yang telah mengubah Dunia menjadi Merdeka:
1. Marthin Luther King Jr: yang gigih menentang rasisme, sekalipun dengan sangat pahit harus meninggal oleh peluru rasis, namun kematian King Jr bukanlah mematikan kebenaran yang dia suarakan namun semakin mengundang banyak sympatic untuk bersama-sama melawan rasisme. Dasar perjuangannya adalah kebenaran Alkitab, manusia sama dihadapan Tuhan, diciptakan segambar dengan rupa Allah tanpa beda warna kulit. Warga Amerika menikmati hak-hak Sipil seperti sekarang berkat perjuangan melawan rasisme
2. Nelson Mandela: tokoh yang menentang Apartheid di Afrika Selatan yang sangat terkenal. Apartheid adalah ada pemisahan putih dan hitam. Masyarakat kulit putih merasa ras unggul dan pada pihak lain kulit hitam merasa ditakdirkan sebagai hamba atau budak, tidak memiliki hak sipil dan hidup hanya oleh belaskasihan ras unggul. Nelson Mandela berulang kali di Penjara bahkan umur hidupnya lebih lama di penjara daripada menikmati kebebasan. Demi memperjuangkan persamaan hak manusia sama dihadapan Tuhan. Nelson Mandela melawan Apartheid. Perjuangannya tidak kepalang tanggung penghapusan Apartheid di Afrika Selatan dan Afrika Selatan menjadi negara terdepan negara-negara Afrika dalam kemajuan dan kesejahteraan.
3. Dietrich Boenhoefer: teolog muda Jerman yang melawan Nazi, sungguh luar biasa dalam arus mainstream di Jerman ada arus kecil melawan pemerintahan Nazi. Sekalipun Bonhoeffer dipenjara dan dihukum mati oleh Nazi namun perjuangan Bonhoeffer mengubah German hingga kini yang sangat dijunjung tinggi.
Ini adalah contoh tokoh-tokoh dunia besar yang mengimani kebenaran melawan arus dunia ketidakbenaran yang seolah-olah sudah membenarkan apa yang salah. Tokoh-tokoh dunia ini tampil dengan kebenaran yang disuarakannya, sekalipun dengan konsekwensi salib yang sangat berat untuk dipikul namun telah memerdekakan kita dan berdampak pembaharuan bagi dunia sekitar.
Sahabat yang baik hati, tetaplah kritis untuk menemukan kebenaran jangan mau diperdaya oleh tipuan, provokasi dan popaganda yang sering membuat orang seolah benar tetapi sesungguhnya telah diperdaya oleh dusta dan kelicikan. Apalagi masyarakat Indonesia yang pada saat ini menyambut Hari Kemerdekaannya, banyak hoax, banyak juga propaganda di masyarakat karena kepentingan politik yang berbeda. Kemerdakaan ini begitu mahal ditebus dengan pengorbanan darah para pejuang kemerdekaan yang martyr. Mari kita isi dengan membangun bangsa yang lebih maju, damai dan modern.
Kristus telah memerdekakan kita supaya sungguh-sungguh merdeka. Selamat hari Minggu dan selamat merayakan HUT RI KE 76. TUHAN memberkati
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar