Selasa, 31 Agustus 2021

HANYA SATU FONDASI IMAN YAITU YESUS KRISTUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6078478725557476/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 01 September 2021


*HANYA SATU DASAR IMAN YAITU YESUS KRISTUS!*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Korintus 3:11 (TB) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.   


1 Corinthians 3:11 (NKJV) For no other foundation can anyone lay than that which is laid, which is Jesus Christ.


Dasar atau fondasi gereja (semua orang percaya) adalah Yesus Kristus. Tidak ada sesuatu atau orang lain yang bisa menjadi dasar itu, tulis Paulus. Sebuah bangunan tanpa dasar atau yang dibangun secara sembarangan tidak akan bertahan lama. Material terbaik yang dipergunakan dalam membangun rumah akan segera rusak dan runtuh jika material itu hanya bertumpu di atas tanah. Dan sebuah bangunan hanya akan sekokoh dasar atau fondasinya. Fondasi kehidupan kita adalah Yesus Kristus; Dia adalah dasar kita, alasan keberadaan kita hingga saat ini. Segala keberadaan kita dan segala yang kita lakukan harus cocok dengan pola yang diberikan olehNya. Apakah kita saat ini sedang membangun kehidupan kita di atas satu-satunya dasar yang nyata dan kekal tersebut? ataukah kita sedang membangun di atas dasar yang salah, seperti kekayaan, kesuksesan, atau ketenaran? Mari kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita membangun kehidupan ini. 


Jika Paulus berbicara tentang membangun kehidupan iman dengan menetapkan dasar yaitu hanya Yesus Kristus, bukan bermaksud hanya mementingkan pertumbuhan iman kita sendiri. Tetapi bagaimana kita sebagai sesama orang percaya saling membangun dan mengarahkan sesama kita bukan kepada seseorang atau diri kita sendiri tetapi mengarahkan hidup sesama kita juga bertumbuh dalam dasar atau fondasi yang sama yaitu Yesus Kristus. Dengan dasar iman yang sama yaitu Yesus Kristus maka akan mudah terjadi kesatuan di dalamnya. Kesatuan adalah sangat penting terlebih dalam kehidupan bergereja atau kehidupan orang percaya. Walaupun untuk menjaga kesatuan tersebut membutuhkan usaha yang lebih. 


Pada saat itu terjadi perselisihan di tengah-tengah jemaat Korintus karena ada beberapa mengklaim dirinya sebagai satu aliran yang paling benar dan tidak mengakui aliran yang lainnya sehingga muncul beberapa aliran yang menganggap aliran masing-masing sebagai aliran yang paling benar. Sehubungan dengan perselisihan yang ada di jemaat Korintus maka rasul Paulus merasa sangat penting untuk menasihati mereka melalui gambaran yang disampaikannya melalui firman Tuhan ini. Pertama dia menggambarkan dirinya sebagai ahli bangunan yang melakukan tugas sesuai dengan perintah Yesus Kristus yaitu meletakkan dasar yang kokoh yaitu Yesus Kristus itu sendiri, dan mendirikannya serta bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya. Yesus Kristus lah yang menjadi dasar dari bangunan itu, dan hanya Dialah satu-satunya, tidak ada yang lain. Kita tidak akan mendapat pembaharuan iman jika dasar iman kita itu bukan Yesus Kristus. Kemudian dilanjutkan dengan menggambarkan pengajaran dengan emas, perak dan batu permata sebagai pengajaran yang sungguh-sungguh berasal dari Allah. Sebaliknya pengajaran yang kurang baik, yang tidak berasal dari Yesus Kristus digambarkan seperti kayu, rumput kering atau jerami. Yang merupakan pengajaran yang tidak kokoh dan tidak berdasarkan kepada Firman Tuhan yang gampang terbakar dan tidak tinggal tetap. Jika dalam ujiannya nantinya pekerjaannya tetap maka mereka akan mendapatkan upahnya. Sebaliknya jika hasil dari ujiannya bagaikan yang gampang terbakar tersebut ia akan menderita kerugian, dia diselamatkan tetapi sudah bagaikan baru dilepaskan dari dalam api. 


Persekutuan orang Kristen itu di gambarkan oleh Paulus seperti satu bangunan. Seorang ahli bangunan, jika ingin membangun satu bangunan rumah pastilah mempertimbangkan dasar atau fondasi dari bangunan tersebut. dan dalam proses pengerjaannya yang pertama dikerjakan tentulah dasar dari bangunan tersebut. setelah dasarnya kokoh dan kuat maka ahli bangunan itu akan melanjutkan pekerjaannya mendirikan bangunan itu hingga keatas sesuai dengan rancangannya. Paulus melanjutkan gambarannya tentang jemaat setelah dia menggambarkan sebelumnya bahwa jemaat dan pelayan itu bagaikan ladang. Jika Firman Tuhan kita ini menggambarkan satu jemaat itu bagaikan bangunan bukanlah hanya jemaat itu, tetapi ikut juga para pelayannya di dalamnya. Karena jemaat itu adalah Bait Allah dan Roh Allah tinggal di dalamnya, karena itu tidak boleh siapapun dapat membinasakan bait Allah. Sebagai bait Allah yang benar, seharusnya mereka menjauhi roh duniawi yaitu perselisihan dan juga kesombongan/tinggi hati yang tidak dikehendaki oleh Allah. 

Tetaplah hidup dalam kesatuan sebagai persekutuan umat Allah. Jika ada perbedaan dalam berbagai hal, maka jangan kita izinkan memunculkan perselisihan dan perpecahan  tengah persekutuan kita. Mari kita mengusahakan dan menjaga kesatuan kita di tengah persekutuan kita. jika ada masalah, perbedaan atau hal lain tetaplah kesatuan kita yang kita prioritaskan yaitu kesatuan persekutuan yang berdasarkan Yesus Kristus. Sebab itulah yang dikehendakiNya bagi kita.


Sahabat yang baik hati, Tuhan Mahakasih menolong kita semua bertumbuh dalam iman dengan dasar yang benar yaitu Yesus Kristus. Mari arahkan hidup kita hanya kepada Yesus, dan jadilah alat Tuhan dalam menolong orang lain untuk mengarahkan dan mendasarkan imannya hanya kepada Yesus Kristus. Amin.


Salam dari tim penulis: MP

Minggu, 29 Agustus 2021

TAAT PADA PETUNJUK YESUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6068117876593561/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 30 Agustus 2021


*TAAT PADA PETUNJUK YESUS*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 5: 5 (TB) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."


Luke 5:5 (KJV) And Simon answering said unto him, Master, we have toiled all the night, and have taken nothing: nevertheless at thy word I will let down the net. 


Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini merupakan bagian dari cerita tentang pemanggilan murid-murid Yesus. Dalam bagian ini diceritakan bagaimana beberapa orang yang kemudian hari digelari sebagai “rasul” dan mempunyai tempat yang penting dalam jemaat Kristen. Khususnya dalam pemanggilan Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes yang kemudian menjadi pengikut-pengikut dan murid-murid Yesus Kristus. Mereka di panggil menjadi murid Yesus ketika pada saat itu mereka sedang bergumul semalam-malam menjala ikan namun tidak seekorpun mereka dapatkan.


Pada waktu itu, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara dan mengajar kepada orang banyak, Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Kemudian Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."


Sahabat yang baik hati! Setelah Yesus selesai berkhotbah, Ia menyuruh Simon supaya pergi ke tengah-tengah danau itu untuk menangkap ikan. Hal ini merupakan cobaan atau ujian bagi Simon apakah dia mempercayai perkataan Yesus atau justru menertawakan-Nya. Sebab mereka telah berlelah-lelah semalam suntuk menjala ikan namun tidak seekorpun ikan yang mereka dapatkan. Waktu untuk menjala ikan yang paling baik adalah ketika hari masih gelap atau malam, namun Yesus justru menyuruh mereka menebarkan jalanya ketika hari sudah mulai terang. Dan biasanya ikan tidak banyak berada di tengah-tengah danau melainkan agak ke tepian danau. Sebagai nelayan-nelayan kawakan, tentulah Simon dan teman-temannya tahu kapan waktu yang tepat untuk menjala ikan dan di daerah mana ikan-ikan itu biasanya berada. 


Kalau seandainya yang menyuruh Simon agar bertolak ke tempat yang dalam untuk menebarkan jalanya adalah orang lain, kemungkinan Simon tidak melakukannya karena mereka merasa sudah lelah semalam suntuk. Namun karena yang menyuruh mereka adalah Yesus yang sudah terkenal dengan pengajaran dan mujizat-Nya, Simon pun mau melakukan apa yang disuruh oleh Yesus. Hal ini terlihat dari perkataan Simon: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dalam jawaban Simon itu membuktikan bahwa dia sebetulnya tidak mengenal dengan baik siapa Yesus, dia hanya mendengar tentang Yesus dan pengajaran-Nya tetapi belum tahu betul siapa Yesus. Meskipun demikian, Simon tetap mau melakukan apa yang di suruh oleh Yesus. Dengan kepatuhan Simon melakukan yang disuruh oleh Yesus maka keajaiban pun terjadi. Dalam ayat 6 dikatakan: “setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.”


Sahabat yang baik hati! Memang dalam perjalanan kehidupan kita, ada banyak hal yang membuat kita seolah-olah merasa lelah dan suntuk karena yang kita kerjakan sepertinya tidak membuahkan hasil yang baik dan tidak sesuai dengan harapan kita. Namun, sebagaimana yang telah dilakukan Simon yang mau taat pada petunjuk dan perkataan Yesus, Simon telah menerima mujizat karena kepatuhannya kepada Yesus. Jika kita mau taat pada perintah Yesus dan betul-betul berani masuk ke tengah-tengah dunia yang penuh dengan liku-liku dan tantangan, maka tiada yang mustahil bagi Tuhan, segala yang baik dan segala yang indah akan Tuhan berikan kepada kita hingga pada akhirnya kita sujud mengucap syukur kepada Tuhan Yesus. Hal inilah yang dilakukan oleh Simon ketika dia mengalami Mujizat dari Yesus, dia sujud tersungkur dihadapan Yesus dan mengatakan bahwa dia adalah seorang yang berdosa (ayat 8). Sahabatku, marilah kita taat dan dengar-dengaran akan suara Yesus, taatlah melakukan petunjuk dan perintah-Nya sekalipun waktu dan keadaan tidak baik kelihatannya. Jangan takut dan jangan bimbang, marilah kita menunaikan tugas panggilan kita dengan segenap hati dan dengan rasa syukur pada Yesus. Amin. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam Tim Penulis Renungan: JZ

Sabtu, 28 Agustus 2021

TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6063015577103791/?sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS

Minggu, 29 Agustus 2021

Nas: Markus 7:17-23


*TUHAN MENGETAHUI ISI HATIMU*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini menegaskan kepada kita bahwa haram tidaknya perbuatan kita bukan ditentukan oleh apa yang kita makan, tetapi niat dan isi hati yang keluar dari diri kita. Niat tulus dan baik akan diberkati namun niat yang jahat membuat kita cemar dan haram dihadapan Tuhan.


*Konteks*

Markus 7:9-23 merupakan dialog Tuhan Yesus dengan ahli Taurat dan Farisi mengenai Perintah Allah dan tradisi Yahudi. Ahli Taurat memahami Taurat secara harafiah, sehingga dipahami sangat kaku. Yesus memahami Taurat ini sebagai suatu kesatuan untuk membangun kehidupan. Itulah sebabnya Yesus mengatakan pemenuhan dari seluruh hukum Taurat dan para nabi adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Yesus menyembuhkan prang pada hati sabath, hal ini di mata para ahli Taurat suatu pelanggaran terhadap Sabath. Makanya Yesus mengatakan Sabath untuk manusia, bukan manusia untuk Sabath.


Sebelum perikop ini para ahli Taurat dan Farisi melihat murid-murid Yesus makan tanpa mencuci tangan dulu, dalam tradisi Yahudi ini suatu hal yang tidak diperbolehkan. Menurut Taurat, sebelum makan harus mencuci tangan dulu, jika tidak demikian maka dianggap najis atau haram. Atas kejadian ini Farisi dan ahli Taurat mengecam Yesus dan murid-muridnya seolah-olah mengabaikan Taurat. Yesus dan murid tidaklah mengabaikan Taurat, justru yang dilihat Yesus demi tradisi para ahli Taurat dan Yahudi mengabaikan Taurat. Atas kecaman ini, Yesus menjawab ahli Taurat dan Farisi. Markus 7:9 (TB) Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.


Apa yang disampaikan Yesus terhadap kaum Farisi ini sangat penting kita maknai dalam jaman kita saat ini. Sudah banyak di kalangan kaum beragama memiliki keinginan yang kuat mempelajari kitab suci lain namun bukan mau mendalami agama itu tetapi mencari-cari kesalahan bahkan untuk argumentasi membangun kebencian. Padahal kitab suci sesungguhnya untuk membangun spiritualitas, kitab suci kita jadikan sebagai pedoman dan penopang dalam menjalani kehidupan ini. Kitab suci bagi kaum beragama adalah pelita bagi kaki dan terang dijalan yang kita tempuh. Dengan kitab suci kita menemukan petunjuk Tuhan dalam hidup ini. 


Kita turut prihatin atas penangkapan saudara M Kece dan Yahya Waloni, mereka harus berurusan dengan aparat atas isi ceramahnya. Menurut saya Polisi harus tegas sebagai penegak hukum agar semua tokoh Agama tetap berada pada koridornya masing-masing dan berpedoman pada fondasi agama yang luhur. Setiap harus menghormati hukum dan sama dihadapan hukum. Kita hidup dalam hukum Keberagamaan kita senantiasa mengajarkan rasa hormat pada orang lain dan taat hukum.


Kotbah Minggu ini marilah kita maknai pada hal-hal yang membangun kehidupan kita. Bukan berkutat pada boleh tidak, haram halal atau najis tahirnya sesuatu. Namun bagaimana kehidupan ini dibangun dalam kasih sayang dan ketaatan kepada Tuhan yang melihat hati manusia yang terdalam. Sebagaimana topik Minggu ini, bahwa Tuhan mengetahui isi hati kita yang terdalam. Tuhan bukan hanya melihat apa yang kita lakukan dan ucapkan tetapi mengetahui apa yang kita rencanakan di dalam hati kita. Sepintar apapun manusia menyembunyikan niat, pikiran dan perbuatannya Tuhan mengetahui isi hati kita yang terdalam. 


Dari kotbah Minggu ini, saya pikir kita diingatkan kembali:


*1. Mari memaknai ayat Kitab Suci membangun spiritualitas dan kehidupan*


Apa yang dikemukakan Yesus ini adalah mengecam sikap farisi dan ahli Taurat yang sangat pandai menilai dan mengecam perbuatan seseorang dari kuli luar dan menggunakan ayat-ayat dalam Taurat untuk kepentingan sempit. Ayat dipakai bukan untuk membangun spiritualitas, namun untuk menghakimi dan menyalahkan orang lain. Taurat telah dikerdilkan dengan menghakimi perbuatan orang. Taurat tidak lagi dipahami sebagai peraturan yang menolong manusia memahami kehendak Allah tetapi sebagai beban dan kuk yang memberatkan. Itulah sebabnya mengecam mereka dengan pandai bersilat lidah. Penjelasan Yesus ini hendak memberikan suatu pemahaman bahwa hukum Taurat bukanlah sebagai beban atau alat untuk mengukur hidup seseorang telah berkenan atau tidak di hadapan Allah, najis atau halal apa yang dilakukannya.


Yesus hendak mengembalikan makna Hukum Taurat, makna kitab suci bagi orang yang mempercayainya. Kitab Suci bukankah alat untuk menilai dan menghakimi ornag lain tetapi harus dipahami sebagai pedoman hidup setiap orang. 


Taurat berisi perintah dan larangan. Dengan adanya perintah di dalam kitab suci kita diingatkan bahwa begitu banyak lagi perintah Tuhan yang tidak kita lakukan dalam hidup ini. Jika ada larangan dalam kita suci itu menunjukkan begitu banyaknya dosa dan pelanggaran kita dihadapan Tuhan, karena itu kita harus insaf dan memohon pengampunan dosa. Disinilah pentingnya konsep anugerah. Kita beroleh keselamatan bukan karena perbuatan namun kita hidup karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus.


*2. Hidup ini bukan hal haram dan halal atau najis dan tahir.*


Berkaitan dengan tuduhan najis, karena para murid memakan tanpa mencuci tangan lebih dahulu, Yesus akhirnya memberikan penjelasan yang sesungguhnya tentang apa yang haram atau najis.

Markus 7:14-15 (TB) Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."


Memang, menurut tradisi Yahudi sudah ada peraturan tentang makanan: makanan mana yang diperbolehkan dimakan dan mana yang najis bagi Tuhan, termasuk dengan tata cara makannanya dan sebelum makan harus cuci tangan. Namun hal najis bukanlah soal makanan saja, dengan penjelasan ini Yesus menjelaskan bahwa hal najis dan halal lebih menyeluruh. Hal najis bukanlah ansil soal hal makanan, namun secara keseluruhan dalam aktifitas kehidupan. Selengkapnya Yesus menjelaskan :

Markus 7:20-23 (TB) Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,

sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


Mana lebih najis apakah orang yang tidak cuci tangan sebelum makan? Atau orang yang cuci tangan saat makan namun setelah makan pikirannya dan perbuatannya melakukan berbagai hal yang bertentangan dengan kehendak Allah sebagaimana disebutkan di atas: pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Tentu semua ini jauh lebih najis dan menjijikkan. Beragama bukanlah menentukan haram atau halal namun bagaimana kita menjalani hidup ini dalam etika yang benar di hadapan Tuhan. 


Kotbah ini kembali menanyakan pada diri sendiri. Mari kita lihat ke dalam hati kita masing-masing. Yesus mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia. 


*3. Jauhkan sikap Farisisme, jadilah yang bertindak oleh hati nurani.*


Dalam kehidupan sehari-hari pemandangan seperti ini sering kita lihat, sikap farisisme yang menilai orang dari ukuran kaca mata sendiri dan mengecam apa yang tak lajim menurut kita. Mengecam dan mengharamkan apa yang orang lakukan. Farisi menyebutkan ayat Alkitab hanya untuk untuk menjatuhkan orang lain dan menggunakan ayat kitab suci untuk penyaluran sentimen dan kebencian. Peraturan agama janganlah dipakai untuk sasaran kebencian, agama harus dipakai untuk menolong dan menumbuhkan iman. Hal najis, bukanlah ansih hal makanan namun keseluruhan atau totalitas kemanusiaan kita.


Jauhkanlah sikap Farisisme dalam diri kita menganggap diri lebih paham kitab suci dan menggunakan kitab suci menilai dan mengecam orang lain. Kita suci harus kita jadikan sebagai motivasi bagi kita untuk melakukan kebaikan. 


Jadilah motivator yang memotivasi orang bangkit dari kehidupannya kepada yang lebih baik, bukan menjadi provokator yang membakar emosi orang dan ngotot membenarkan kesalahannya.


Jadilah suluh yang bukan melihat kesalahan orang lain, tetapi menjadi kesempatan melihat lebih jelas jalan yang harus kita lalui dalam hidup ini. 


Sahabatku, mari kita jaga dan pelihara hidup kita agar tetap berkenan di hadapan Allah. 


Selamat Hari Minggu! Tuhan memberkati kita semua. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 27 Agustus 2021

TUHAN MENDENGAR DOA ORANG BENAR

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6057787160959966/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 28 Agustus 2021 


*TUHAN MENDENGAR DOA ORANG BENAR*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 6: 9

Menjauhlah daripadaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku


Psalm 6: 9 (NIV)

The Lord has heard my cry for mercy;

 the Lord accepts my prayer.


Sahabat yang baik, pernahkah saudara dijahati oleh orang-orang di sekitarmu? Misalnya, diperlakukan tidak adil, ditusuk dari belakang, disikut, dijatuhkan, dimanfaatkan, bahkan diancam ingin dibunuh? Sungguh saangat menakutkan bukan. Tentu, ketika kita sadar bahwa ada orang-orang yang sedang berusaha melakukan kejahatan kepada kita, kita pasti tidak akan tenang, tidur tidak nyenyak karena dilingkupi ketakutan dan kecemasan, dan lain sebagainya. 


Perasaan inilah yang pernah dialami seorang Daud dalam perjalanan hidupnya. Ketika itu, Daud sadar bahwa ia sedang dalam bahaya besar, ia tahu bahwa Raja Saul tidak menyukai keberadaannya dan berusaha untuk menjatuhkan bahkan membunuhnya. Daud sungguh dilanda kecemasan dan ketakutan pada saat itu, karena bahaya sudah ada di depan matanya, kematian sudah terasa begitu dekat dengannya. Untuk itulah Daud berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi di tempat yang sangat jauh yang dia rasa aman baginya, yakni di sebuah gua. Dalam kesendiriannya, Daud merasa sungguh tak berdaya. Ia menjerit dan menangis meratapi dirinya. Namun, Daud tidak mau larut dalam kecemasan dan ketakutannya itu. Daud berusaha menenangkan diri dengan berbicara kepada Tuhan. Daud menyampaikan kegundahan hatinya, kecemasan dan ketakutannya akan bahaya yang mengancam dirinya melalui doa-doanya. Dalam doanya, Daud memohon perlindungan dan pertolongan Tuhan.  


Sahabat yang baik, doa adalah nafas dan kekuatan orang percaya dalam menghadapi cobaan dan ancaman dalam hidupnya. Melalui doa, kita memohon pertolongan dan perlindungan dari Tuhan. Tetapi, bagaimana supaya Tuhan mendengar doa kita? Yakobus 5: 16a berkata: "doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya".


1. Berdoa berarti memohon kepada Tuhan di dalam iman percaya.

Sahabat yang baik, Daud sangat percaya bahwa Tuhan pasti mendengarkan doa dan permohonannya. Rasa percayanya yang besar membuat Daud yakin penuh pada Tuhan. Keyakinannya itu didasari oleh relasi iman yang selama ini dibangun dan ditumbuhkan Daud dengan Tuhan. Relasi iman inilah yang membuat Daud mengenal dengan baik siapa Tuhan yang dia mintai pertolongan. Dia tahu kemahakuasaan Allah lebih besar dari kuasa orang-orang jahat yang ingin menyakiti dan mencelakakannya itu, itulah sebabnya Daud yakin akan aman dalam perlindungan Tuhan. Daud sadar penuh bahwa Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang itu akan mendengarkan doa dan seruannya minta tolong. Inilah yang membuat ketakutan dan kecemasan Daud berubah menjadi ketenangan dan rasa aman.


2. Berdoa berarti menggantungkan hidup pada kuasa Tuhan.

Sahabat yang baik, selama Tuhan masih memberikan nafas kehidupan pada kita, maka kita harus terus menggantungkan hidup kepada Tuhan. Mengapa? Karena sebagai manusia yang terbatas, kita harus sadar bahwa kita tidak mampu menjaga dan melindungi diri dari bahaya yang kita temui di setiap perjalanan hidup ini. Satu-satunya yang dapat melindungi dan menjaga kita dari bahaya hanyalah Tuhan yang Mahakuasa. Hanya dengan kuasa Tuhanlah kita dapat menang melawan bahaya dan pergumulan yang sedang kita hadapi.


Sahabat yang baik, sekarang dan nanti, bahaya akan selalu datang silih berganti, maka teruslah membangun relasi iman dengan Tuhan yang Mahakuasa itu. Berserulah kepada Tuhan, dan bergantunglah hanya kepada kuasaNya. Berdoalah setiap waktu, karena bahkan sedetikpun kita tidak dapat melindungi diri kita dari si jahat. Hanya Tuhanlah yang mampu melindungi dan menolong hidup kita dari setiap ancaman bahaya apapun. Oleh karena itu, percayakanlah hidupmu pada Tuhan. Amin


Salam dari Tim Penulis: MHS

Kamis, 26 Agustus 2021

TUHAN NERJALAN DIDEPANMU DAN PENUTUP BARISAN UMATNYA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6052579341480748/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan,Inspirasi,dan Motivasi

Jumat, 27 Agustus 2021


*TUHAN AKAN BERJALAN DI DEPANMU DAN AKAN MENJADI PENUTUP BARISAN UMATNYA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa,membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


YESAYA 52:12 ( TB ): Sungguh kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan berlari-lari berjalan,sebab TUHAN akan berjalan di depanmu,dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.


ISAIAH 52:12(NKJV): For you shall not go out with haste,Nor go by flight;For the LORD will go before you,and the God of Israel will be your  rear guard. 


Dalam suatu peperangan pasti ada pihak yang menang dan kalah dan pihak yang menang akan berbaris dengan sukacita  disambut hingar-bingar oleh pendukungnya, sedangkan pihak yang kalah biasanya dengan muka tertunduk lesu tak bersemangat digiring jadi tawanan perang.


Umat Israel yang menjadi budak Firaun di Mesir selama 430 tahun pada akhirnya diselamatkan oleh Tuhan keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan dibawah pimpinan Musa dengan tangan Tuhan yang kuat dan lengan teracung menyeberangi laut Teberau  menjadi sejarah tak terlupakan dari generasi ke generasi sebagaimana tertulis di Alkitab,walau akhirnya Musa dan rombongan yang berangkat dari Raamses tidak sampai ke tanah Kanaan dan hanya sebagian dari umat Israel dibawah pimpinan Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefuna sampai ke tanah Kanaan. Sebagai suatu bangsa umat Israel mengalami kejayaan dan kemakmuran sampai akhirnya terpecah menjadi dua kerajaan yaitu di utara Kerajaan Israel yang terdiri dari sepuluh suku dan di selatan Kerajaan Yehuda terdiri dari dua suku. Karena ketidak setiaan umat itu menuruti perintah Tuhan bahkan mereka jauh menyimpang jadi penyembah Baal dan dewa sesembahan orang Kanaan dan orang Amon membuat Tuhan murka yang akhirnya Nebukadnezar dari kerajaan Babel menaklukkan Kerajaan Yehuda, menghancurkan Bait Suci di Yerusalem yang dibangun raja Salomo serta membakar habis tembok Yerusalem dan membawa kaum cerdik pandai jadi budak di kerajaan Babel. 


Sesungguhnya karena kasih Allah kepada umat Israel maka lewat nabi pilihanNya yaitu Yesaya sedari awal telah mengingatkan umat itu berbalik dari pelanggarannya kembali mengikuti jalan Tuhan, namun hal itu tidak kunjung dilakukan sehingga penderitaan teramat menyakitkan bagi umat Yehuda menjadi tawanan/budak selama 70 tahun di Babel. Nubuatan Allah lewat nabi Yesaya teruslah disampaikan kepada umat Yehuda dan beruntung diantara mereka yang hidup di Babel seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap taat kepada Allah-Yahwe yang mereka sembah sehingga membuat murka Tuhan padam dan atas kehendak Allah merubah hati raja Koresh dari Persia yang menguasai Babel mengijinkan umat Yehuda kembali ke tempat asalnya di Yerusalem dipimpin oleh Zerubabel dan Ezra(baca Kitab Ezra 1-10) bahkan untuk membangun kembali Bait Suci yang telah hancur (2 Taw.36:22-23/ Ezra 1:1-3).


Dapat kita bayangkan seorang raja seperti Koresh yang tidak ada kaitan dengan keturunan Israel mengijinkan umat Yehuda kembali ke tanah asalnya sebagai sesuatu tindakan ajaib yang tentunya hal itu bisa terjadi atas kehendak Allah. Demikianlah konteks Nat Firman Tuhan tersebut diatas bagaimana umat Yehuda yang terbuang akhirnya kembali ke Yerusalem Dalam suasana sukacita dengan penyertaan Tuhan yang tidak putus-putusnya.


Menghadapi permasalahan hidup yang kita alami saat ini berhubung pandemi virus corona(covid-19) yang menakutkan umat manusia di seantero dunia ini maka Firman Tuhan menyapa kita tertulis pada Yesaya 30:15 berkata: Sebab beginilah Firman Tuhan ALLAH,Yang Maha Kudus,Allah Israel:"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu".  Firman Tuhan adalah kekuatan roh-spritual kita umat percaya seraya tetap mematuhi protokol kesehatan 5 M (Memakai masker,Mencuci tangan,Menjaga jarak,Menjauhi kerumunan,Mengurangi mobilitas). Ditengah pandemi covid-19 ini ada tertulis Firman Tuhan pada Yesaya 26:20 berkata: Mari bangsaKu,masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu.


Kiranya kita umat percaya sebagai Israel rohani didalam kuasa Tuhan Yesus Kristus dan pengurapan Roh Kudus aman-nyaman serta selamat-sentosa hingga pandemi covid-19 ini usai...Amin ! 


Sahabatku,Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara.


Salam dari tim penulis: LLT

Rabu, 25 Agustus 2021

KARENA IMAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6047455411993141/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 26 Agustus 2021


*KARENA IMAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


Galatia 5:5 (TB)  Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 


Galatians 5:5 (RWV)  For we through the Spirit wait for the hope of righteousness by faith.


Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Iman adalah dasar bagi orang percaya menerima keselamatan. Kita percaya bahwa Yesus adalah jalan keselamatan yang ditentukan oleh Allah menyelamatkan kita dari dosa, kuk yang dikandung dalam hukum taurat dan kematian. Kristus telah membebaskan kita dari segala kuk yang membebani dan membatasi manusia untuk memperoleh keselamatan.  Itulah sebabnya Paulus mengatakan dalam Galatian 5:1 (TB)  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.


Bagi Paulus tidak ada siarat apapun bagi manusia untuk memperoleh keselamatan karena keselamatan itu adalah anugerah Allah. Keselamatan itu kita terima dengan iman. Jadi iman kita menentukan percaya pada Yesus Kristus. Namun setiap orang yang beriman bertanggungjawab melakukan kehendak Allah. 


Namun ada saja yang membuat ajaran-ajaran yang menggangu Paulus dan Jemaat Galatia. Seolah keselamatan itu harus ditambahkan sunat dan hukum Taurat. Bagi Paulus, sunat adalah tanda lahiriah bagi seseorang keturunan Abraham. Itu berlaku bagi orang Yahudi. Demikian dengan hukum Taurat, namun itu bukanlah siarat keselamatan. Galatia 5:3-4 (TB)  Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.


Paulus menegaskan kan bahwa bagi non Yahudi tidak perlu disunat, baptisan telah memateraikan dan menjadikan kita pewaris Kerajaan Allah. Roh Kudus bekerja dan menuntun kita memelihara keselamatan itu. Tetapi karena iman kita dipimpin oleh Roh dan Roh membantu kita untuk berpengharapan. 


Roh Kudus adalah penolong bagi orang percaya. Roh Kudus memanggil orang percaya untuk tetap setia dalam panggilan keselamatan. Roh Kudus membantu orang percaya menghasilkan buah-buah yang baik dan Roh Kudus memimpin orang percaya hidup di dalam kehendak Allah. 


Karena iman! Itu adalah kata kunci dalam diri orang percaya. Berungkali Yesus menyembuhkan dan melakukan mujizat, Yesus menegaskan: imanmu menyelamatkanmu.  Matius 9:22, (TB)  "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. 


Iman meyakinkan kita dari apa yang tidak mungkin tetapi mungkin bagi Allah (Baca Luk 1:37). itu besar kuasanya sebagaimana Yesus sampaikan: Lukas 17:6 (TB)  Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

Iman itu adalah kekuatan yang tidak terkalahkan oleh dunia. 1 Yohanes 5:4 (TB)  sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.


Sahabat yang baik hati, menyegarkan kita kembali apa yang tertulis dalam 

Ibrani 11:1 (TB)  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Mari tetap percaya dan berdiri diatas fondasi iman yang kokoh. 


Sahabatku,  Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 24 Agustus 2021

KAMU ADALAH ANAK-ANAK TERANG

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6042167745855241/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN 

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 25 Agustus 2021


*KAMU ADALAH ANAK-ANAK TERANG*


Selamat Pagi! Sahbat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Tesalonika 5:5 (TB)  karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.


1 Thessalonians 5:5 (RWV)  Ye are all children of light, and children of the day: we are not of the night, nor of darkness.


Jaman Alkitab mungkin mudah membedakan mana anak-anak terang dan mana anak-anak kegelapan. Anak terang seperti masyarakat biasa bekerja di siang hari,  sebaliknya, anak-anak kegelapan bekerja di malam hari. Anak kegelapan bekerja ketika orang tidur dan istirahat. Anak-anak kegelapan beroperasi melakukan aktifitasnya seperti mencuri dan merampok atau tindakan kejahatan lainnya. Jadi sangat mudah untuk membedakan anak-anak terang atau anak-anak siang dan anak-anak kegelapan atau orang-orang malam. Namun jaman kita sudah berubah orang bekerja 24 jam dan fasilitas untuk itu semua semakin dipersiapkan peradaban kita. 24 jam orang bisa saja melakukan apa saja: baik yang jahat maupun yang baik. Semuanya tergantung pada kita, alat informasi dan IT sangat mendukung orang melakukan sisi terang atau gelap. Seperti HP anda, kemana anda gunakan produktif untuk menyebar berita yang positi dan berguna atau menyebar hoax, kebencian dan tipu daya.


Membedakan anak-anak kegelapan dan terang tidak dapat dikategorikan pada formalisme kulit luar bahkan sangat sulit membedakannya jika hanya dari perawakan, pekerjaan dan jabatan. Bukankah banyak kejahatan dari yang seharusnya pelaku kebaikan? Kita mungkin kenal istilah "white collar crime"; white collar hanya digunakan oleh hakim dan pendeta. Hakim sebagai penegak hukum seharusnya menjadi penentu akan tegaknya keadilan dan kebenaran namun menjadi sarang transaksi kejahatan. Demikian pendeta dengan jubah hitam dan collar putih, collar putih simbol terang menerangi kegelapan. Namun ada saja perilaku oknum-oknum tertentu yang memilukan hati; seharusnya penjaga moral, namun telah menciderai professinya yang sangat mulia.


Sekarang kita diingatkan renungan ini bahwa orang percaya adalah anak-anak terang atau anak-anak siang hari. Bekerja dan berkarya dengan terbuka dan berguna bagi orang lain.  Penamaan itu karena Yesus Kristus adalah terang dunia. Yohanes 8:12 (TB)  Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Sejak awal kitab Yohanes menjelaskan kedatangan terang itu akan mengusir kegelapan. Dunia ini adalah perlawanan dua kekuatan, terang dan gelap. Namun bagaimanapun gelap taknakan bertahan melawan terang. Sekecil apapun titik terang di tengah-tengah tebalnya kegelapan, terang akan memancarkan sinarnya untuk menerangi sekitar.


Matius 5:15-16 (TB)  Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Renungan di pagi ini menegaskan bahwa orang percaya adalah anak-anak terang yang harus menerangi sekitarnya. Anak-anak terang harus memancarkan sinarnya di dunia yang abu-abu bahkan yang penuh dengan lorong-lorong gelap hidup ini. Orang percaya harus tetap bersinar, jangan redup oleh faktor sekitarnya. Anak-anak terang harus memancarkan sinarnya tiada henti, kalau berhenti akan dilingkupi oleh kegelapan. Anak terang seperti dian yang diletakkan di atas gantang, bukan dibawah atau di dalam gantang karena sinarnya akan tertutup dan terselubungi. Jadi anak terang, berani tampil melakukan kebenaran, menegakkan keadilan dan menyatakan kebenaran. Anak-anak terang akan terus bersinar mempengaruhi lingkungannya dan dunia kerjanya agar lebih positip dan lebih produktif menghasilkan hal yang berguna bagi sesama.


Sahabat yang baik hati! Marilah tunjukkan diri kita sebagai anak-anak terang dengan menjadi teladan dalam sikap, perkataan dan perbuatan.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 23 Agustus 2021

MENGENAL DAN MENPERCAYAI

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Selasa, 24 Agustus 2021


MENGENAL DAN MEMPERCAYAI


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 9:11 (TB) Orang yang mengenal namaMu percaya kepadaMu, sebab tidak Kau tinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan


Psalm 9:11 (KJV) The Lord also will be a refugr for the oppressed, a refuge in times of trouble.


Sahabat yang baik hati, pasti kita memiliki seseorang yang sangat dekat dengan kita, dan tidak hanya sekedar dekat tetapi kita boleh leluasa dan nyaman berbagi cerita dengannya bahkan yang sifatnya pribadi sekali pun. Apakah itu sahabat kita, keluarga, atau siapapun yang kita anggap bisa menjadi seseorang yang kita percayai. 

Tentu seseorang itu ialah yang sudah sangat kita kenal, kita tahu dia siapa dan bagaimana dia kepada kita. Tidak mungkin kita boleh berbagi cerita kepada seseorang yang baru saja kita kenal, karena hubungan yang seperti itu biasanya sangat kaku. Kepercayaan kita kepada orang lain akan muncul ketika kita semakin mengenalnya dan kita tahu bahwa dia tidak akan mencelakakan kita, karena sudah saling mengenal satu sama lain. Maka begitu juga sebaliknya orang lain menjadikan orang kepercayaannya setelah kita dikenalnya dengan baik seperti pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Pengenalan lah yang menimbulkan perasaan dan kepercayaan.


Sahabat yang baik hati begitu pulalah hubungan kita dengan Tuhan, sejauh manakah kita mengenal Tuhan? Pengenalan kita kepada Tuhan akan meningkatkan kepercayaan kita kepadaNya dan bagaimana keeratan hubungan kita dengan Tuhan. mengaku percaya kepada Tuhan mungkin akan sangat mudah dikatakan oleh orang-orang, tetapi bagaimana dengan kenyataan yang terjadi ketika dihadapkan dengan kenyataan-kenyatan hidup yang banyak masalah atau hal-hal yang membuat kita menjadi lemah. Apakah rasa percaya kepada Tuhan masih tetap seperti semula yang kita ucapkan, bahwa Dia akan memelihara kita? jangan-jangan bukan lagi percaya tetapi malah kekhawatiran dan ketakutan yang memenuhi perasaan dan pikiran kita? 


Sahabat yang baik hati Firman Tuhan hari ini menjelaskan bahwa kita percaya kepada Tuhan, tentu terlebih dahulu kita mengenalNya.  Bagaimanakah kita bisa mengenal Tuhan, tentu dari Firman Tuhan yang kita dengarkan dan kita pelajari. Didalam Alkitab sangat banyak penjelasan siapa itu Tuhan. Tuhan adalah yang menciptakan segala sesuatu lewat FirmanNya (Kisah Penciptaan). Dan dalam kitab-kitab lain banyak yang menjelaskan kepribadian dan Kuasa Tuhan. misalnya  Salomo menjelaskan bahwa Tuhan adalah Jauh lebih tinggi dari segala kepintaran dan kebijaksanaan manusia “Amsal 21:30, Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi Tuhan”. atau dalam kita Yohanes Akulah Jalan Kebenaran, Akulah roti hidup, dan masih banyak lagi. Pengenalan kita terhadap Tuhan juga dapat kita peroleh melalui pengalaman kehidupan kita seharihari. Mengalami secara langsung kuasa dan penyertaan Tuhan didalam hidup kita. Kita ada sampai saat ini hanyalah karena penyertaan Tuhan bukan karena kuat dan hebatnya kita. 


Sahabat yang baik hati disaat kita semakin mengenal Tuhan dan tahu bahwa dia tidak akan meninggalkan orang yang terus mencariNya maka kepercayaan kita kepadaNya juga akan semakin bertumbuh. Sehingga kita menjadi orang yang mengenal dan percaya kepada Tuhan, dan melalui pengenalan dan kepercayaan itu kita akan selalu mencari dan merindukan Tuhan didalam kehidupan kita.


Dalam renungan pagi ini ada nilai tambah bagi orang yang mengenal dan mempercayai Tuhan dalam hidupnya. Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka, Tuhan itu setia dan  senantiasa menyertai dan melindungi orang-orang yang dikasihiNya.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam dari tim penulis: BP

Minggu, 22 Agustus 2021

BERSUKACITA SENANTIASA DI DALAM TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6031916943546988/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 23 Agustus 2021


*BERSUKACITA SENANTIASA DALAM TUHAN*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Filipi 4:4 (TB) :"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"


Filipi 4:4 (KJV) : "Rejoice in the Lord always. Again I will say, rejoice!"


Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Filipi melalui nas yang ditulisnya dari dalam penjara untuk senantiasa bersukacita dalam Tuhan di tengah tekanan hidup yang mereka hadapi. Paulus sendiripun yang dipenjarakan pemerintah Romawi karena pemberitaan Injil, tidak mau larut dalam kesedihan atau amarah, tetapi sebaliknya, penderitaan tak menghalanginya untuk terus melayani dalam sukacita. Sekalipun ia sedang berada dalam penjara yang gelap di kota Roma menantikan hukuman matinya. Dalam kondisinya yang begitu berat, ia tetap dapat bersukacita.  Bagi diri Paulus, "….hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filp.1:21). Seruan Paulus untuk tetap bersukacita walau dalam penderitaan, sejalan dengan ilmu kedokteran yang mengatakan bahwa jiwa yang marah, cemas, takut apalagi tertekan, akan merangsang tubuh memproduksi hormon yang merusak kesehatan. Sebaliknya, perilaku positif, sikap riang gembira dan sukacita memacu otak mengeluarkan hormon betaendorfin yang meningkatkan kesehatan. Bahkan Amsal 17:22 tegas mengatakan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." Tak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan umum banyak orang pasti bersukacita hanya ketika berada dalam kondisi baik dan menyenangkan, apakah ekonomi membaik, status sosial naik oleh jabatan atau kekuasaan, keluarga yang sukses, maupun lainnya.  Tapi begitu keadaan berbalik berubah memburuk, sukacita bisa sirna seketika, menyisakan rasa sedih, frustrasi, bahkan bisa menjauh dari Tuhan. 


Serangkaian pertanyaan mendasarnya adalah, bagaimana agar kita dalam menapaki kehidupan ini bisa senantiasa bersukacita dalam keadaan apapun seperti diserukan Paulus?  Dan mengapa umat percaya dan benar diizinkan Tuhan mengalami penderitaan? Mengapa pula harus selalu bersukacita? Pertama, bahwa kesetiaan kepada Allah tidaklah menjamin kebebasan dari kesulitan, penyakit, dan penderitaan di kehidupan orang percaya, tentunya dengan berbagai alasan. Lihatlah contoh Yusuf, Ayub, Daud, Yeremia dan Paulus. Allah mengizinkan, dan sekaligus dapat menggunakan penderitaan orang percaya sebagai sarana mendisiplinkan sehingga kita dapat menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai; atau menguji iman kita apakah kita akan tetap setia kepada-Nya; juga untuk belajar lebih bersandar kepada Allah dan kasih karunia-Nya; serta perwujudan maksud-maksud dan kemuliaan Allah. Paulus dalam Rom 8:18 berkata, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  Artinya, penderitaan di dunia ini bukanlah apa-apa.  Harus kita ingat bahwa Allah ikut terlibat dalam penderitaan kita! 


Kedua, Kita harus imani bahwa Tuhan memegang kendali atas seluruh kehidupan kita, dan segala sesuatunya pasti mendatangkan kebaikan asalkan kita taat dan setia kepada-Nya. Karena Dia berjanji tidak akan meninggalkan kita, dan rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera, bukan cancangan malapetaka. Berkat dan masalah itu seperti dua sisi mata uang, yang tidak mungkin terpisahkan dalam kehidupan ini. Sukacita kita harus didasarkan kepada iman terhadap janji Tuhan sehingga oleh pertolongan Roh Kudus kita bisa bersukacita senantiasa. Ingatlah Firman Allah: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr.13:5b). Inilah jaminan Tuhan yang memampukan kita untuk tetap bersukacita di segala keadaan. Dalam Roma 5:3-4 ditegaskan bahwa kita bermegah juga dalam kesengsaraan yang membuahkan ketekunan dan tahan uji serta membawa kepada pengharapan sejati menuju hidup berkemenangan. 


Ketiga, bahwa rasa kekuatiran minimal sampai tingkat tertentu memang menjadi hal yang tak pernah lekang dari kehidupan kita, dan hal itu pasti perrnah dialami oleh setiap orang. Namun kita yakini bahwa segala sesuatu itu ada waktunya dan indah pada waktunya. Kita harus membawa kekuatiran itu dalam doa kepada Allah sambil terus melayani bagi Tuhan dan sesama dengan rasa syukur dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Dengan bersukacita dan terus  berdoa, maka damai  sejahtera dari Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.


Keempat, pada hakikatnya sukacita utama kita adalah karena telah beroleh karunia keselamatan secara cuma-cuma dari Allah di dalam Kristus. Dan sukacita itu merupakan salah satu buah Roh yang harus dihasilkan oleh setiap pengikut Kristus yang hanya terpancar dari sosok Kristiani yang hidup di dalam Tuhan, berserah seutuhnya kepada Tuhan dengan mensyukuri berkat yang ada padanya. Dengan demikian memungkinkan kita memiliki sukacita yang melimpah dalam damai sejahtera Tuhan. 


Sahabat yang baik! Mari bersukacita di segala keadaan seraya bersyukur memuji dan memuliakan Tuhan, karena itulah yang dikehendaki-Nya. Tuhan memberkati saudara! Amin.


Salam dari Tim Penulis: TEN

Sabtu, 21 Agustus 2021

MATA TUHAN TERTUJU KEPADA ORANG BENAR

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6026740690731280/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XII Setelah Trinitatis

Minggu, 22 Agustus 2021

Nas: Mazmur 34:12-18


*MATA TUHAN TERTUJU PADA ORANG BENAR*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati. Jaman kita sekarang ini merupakan era yang sangat transparan.  Apapun yang di-posting orang dalam status media sosial akan dapat ditelusuri pelakunya sekalipun dengan aku palsu. Karena itu kita di jaman now mesti lebih hati hati, lebih cerdas dan lebih arif. Kita hidup ibarat didepan kamera CCTV yang senantiasa menyoroti segala aktifitas dan tindakan kita.


Baru-baru ini ada seorang wartawan Media Online Tirto.id  inisial MBK menghina suku Badui.  Semula dia mengomentari mungkin Presiden Jokowidodo saat memakai pakaian Adat Suku Badui pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 2021 di gedung MPR/DPR RI. Isinya terkesan merendahkan bahwa suku Badui hanya penjual madu yang jongkok di pinggir jalan. Statusnya di-Tweetnya akhirnya mengundang reaksi netizen. Setelah itu dia mencoba meyakinkan bahwa tweetnya itu bukan menghina suku Badui dan mengatakan dia hormat dan menghargai suku Badui. Jawabannya tidak menghilangkan status awal akhirnya dia menyadari apa yang ditweetnya benar-benar merupakan penghinaan dan akhirnya dia minta maaf. Bukan berhenti disitu akhirnya dia kehilangan pekerjaan dari medianya dan medianya pun harus membuat klarifikasi akhirnya minta maaf atas tweetnya karyawannya dan pendapat itu merupakan pendapat pribadi.  Begitulah seterusnya, saya kurang tahu bagaimana kasus selanjutnya. Tweet satu dua kalimat yang berujung pada terdesak dalam rasa malu, kehilangan pekerjaan dan mungkin saja akan kena UU ITE.


Banyak lagi kasus seseorang menghina orang lain atau membuat berita hoax dengan akun palsu namun dapat dengan mudah dilacak dan menemukan pelakunya. Inilah yang harus disadari bahwa era digital saat ini tidak dapat dihilangkan namun dengan mudah menemukan apa ucapan dan tulisan seseorang yang dipublis dalam media. 


Media Sosial sekarang menjadi kontrol bagi semua, karena itu kita diingatkan agar senantiasa menahan diri. Saat panas hati jangan sampai tulisan atau ucapan kita membuat kita malu bahkan kena delik hukum yang mennghantarkan kita ke terali besi. Mari pergunakan menikmati media sosial  kepada hal yang berguna dan membangun, menghargai orang lain, beritakan yang benar dan jaga jari jangan sampai tulisan jari atau ucapan yang terekam membuat kita terdera dengan berbagai permasalahan. 


Kotbah Minggu ini merupakan Mazmur yang berisi pengajaran bagaimana kita agar bahagia dan panjang umur dalam hidup ini.  Anak-anak Tuhan diajak untuk terdidik dan terpelajar dengan takut akan Tuhan, jagaka lidah dan tetaplah menyadari bahwa Tuhan mengawasi hidup kita.  Apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita perbuat semuanya terbuka dihadapan Allah. 


*1. Ingin Hidup Bahagia dan Panjang Umur: Takutlah akan Tuhan dan dengar didikan*


Kita bersyukur, Alkitab memberikan pengajaran yang mendidik agar memilih kehidupan yang beretika dan bermoral didasarkan pada iman. Alkitab bukan hanya rumusan doktrin-doktrik tentang konsep-konsep apa itu Tuhan, apa itu baptisan, apa itu hidup baru dll yang kadang membuat hidup kaku. Alkitab bukanlah sebatas rumusan hal berdosa atau tidak berdosa, halal dan haram, boleh atau tak boleh tetapi pengajaran yang mendidik kita menjalani kehidupan ini lebih baik. Alkitab bukan hanya menitahkan laràngan-larangan,  Alkitab mengedukasi banyak hal untuk menjalani hidup lebih baik. 2 Timotius 3:16-17 (TB)  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 


Artinya Alkitab mendidik dan mengajar kita akan kesalahan, tahu apa yang baik dan benar dan memperlengkapi orang percaya untuk setiap perbuatan baik. Menghayati hal inilah kebahagiaan seorang Kristen. Hidup bahagia karena tinggal dalam pengajaran dan didikan dan menghasilkan pekerjaan dan buah-buah yang baik. Hal ini jugalah yang ditekankan oleh Kotbah ini, mari mencintai Alkitab sebagai sumber pengajaran dan didikan bagi kita. Takut akan Tuhan dan hidup dalam pengajaran dan sisikan membuat kita menikmati kehidupan ini. 


*2. Jamu, Jali and Jari : Jaga mulut, Jaga Lidah dan Jaga Jari-jari*


Hal kedua yang ditekankan dalam kotbah Minggu ini adalah agar setiap orang mengontrol dirinya sendiri dengan menjaga mulut  (jamu) dan menjaga lidah (jali). 

Mazmur 34:13 (TB)  (34-14) Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; 


Sebelum era digital kita mengenal ungkapan: mulutmu adalah harimaumu. Seseorang ditunjukkan dengan apa yang dia katakan. Harimau adalah binatang buas yang memangsa dan mematikan. 

Mulutmu adalah harimaumu merupakan ungkapan yang menunjukkan kekuatan apa yang diucapkan. Sikap bengis, keras dan kejam terucap dari kata-kata yang berdampak pada orang lain.


Apa yang kita sampaikan menjadi cerminan diri, jika kata-kata kasar, fitnah dan hinaan keluar dari mulut kita maka akan berdampak buruk bagi orang lain dan pada diri sendiri. Itulah sebabnya dalam kotbah ini mengingatkan agar setiap orang menjaga lidah. 


Seturut dengan itu kitab Yakobus telah mengingatkan bahwa lidah adalah kendali manusia. Dari lidah keluar pujian, namun dari sumber yang sama keluar kata-kata hinaan dan kutukan. 


Tugas kita adalah menjaga jangan sampai lidah atau mulut atau perkataan yang keluar dari mulut kita menjadi buah pahit. Tetapi mari jaga agar tetap menghasilkan nasehat, pengajaran dan didikan yang bermanfaat dan membangun orang lain.


Di jaman now perlu juga ditambahkan, berita viral bukan hanya karena ucapan namun tulisan dan kelincahan jari-jari yang menarik status yang melukai, menghina dan menyakiti orang lain. Kita saat ini butuh kecerdasan untuk membedakan mana berita yang benar atau mana berita hoax, sehingga kita tidak menjadi alat untuk menyebarkan berita yang tidak benar. Maka saat ini kita membutuhkan kehati-hatian dengan menjaga jari-jari (jari).


*3. Jauhi Kejahatan dan Cintailah Perdamaian*


Pengajaran ketiga dari kotbah Minggu ini bagaimana kita hidup bahagia dan panjang umur, yaitu menjauhi kejahatan dan mencintai perdamaian. 


Kitab Mazmur diawali dengan nasihat yang sangat tegas agar orang percaya tidak duduk bersama dengan fasik dannkumpulan pencemooh. Mazmur 1:1 (TB)  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 

Peringatan ini sangat penting agar kita tidak ikut dalam pengaruh buruk dalam hidup ini, tetapi menjaga diri untuk bertekun hidup di dalam Tuhan. 


Selain menjauhi kejahatan nas ini mengajak kita mencari perdamaian. Mazmur 34:14 (TB)  (34-15) jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya! 


Kata "mencari" berarti kata kerja bukan pasif. Berarti ada upaya, ada usaha dan tindakan agar perdamaian terjadi. Jadi perdamaian itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terjadi karena orang-orang percaya mencari dan mengupayakannya. 


Mencari dan mencintai perdamaian adalah tugas orang percaya. Di dalam Yesus Kristus kita telah menjadi anak-anak Allah yang mencintai perdamaian. Damai di hati kita kita bawa kemana kita berada. Yesus bersabda dalam Matius 5:9 (TB)  Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.


*4. Ingat Mata Tuhan Tertuju Pada Orang Benar*


Benar atau tidak namun masuk akal juga, katanya bagi seorang guru ada dua murid yang paling dikenal, yaitu: murid yang pintar dan murid yang nakal. Anak yang pintar ini akan selalu diingat karena sering dibuat menjadi contoh bahkan sering diberi tugas untuk lomba dan membawa harum nama sekolah. Namanya pun akan selalu diingat sekalipun sudah bertahun-tahun meninggalkan sekolah tersebut. Sementara murid yang nakal akan dikenang bukan karena prestasinya namun karena bagaimana usaha guru menghadapi kenakalannya. Sang guru mengenang namanya karena sering buat onar, ribut, laporan atas keluhan anak-anak yang lain, memanggil orangtua dan perbuatan lainnya yang harus dijalani dengan tabah. Tentu dengan urusan demikian pasti guru akan menenang namanya dan sebagai pendidik berharap juga kelak dia akan berubah dan menjadi orang baik. Alkitab juga memiliki cara bertheologi yang demikian, ada kelebihan orang baik dan ada juga berbagai peringatan-peringatan atas orang fasik. Orang baik dan benar selalu di perhatikan Tuhan. Mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan mendengarkan seruan minta tolong. Tuhan memperhatikan hidup mereka jangan sampai mereka jatuh, tetapi akan memelihara hidupnya agar tetap terpelihara menjadi orang baik. Tuhan akan bersegera menjawab seruan minta tolong orang benar. Orang baik akan menjadi kesaksian bagi orang lain. Selain tidak membiarkan orang benar dalam kesusahannya, Tuhan hendak memakai orang benar menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini. Tuhan memberikan hidup mereka menjadi contoh bagi setiap orang yang melihatnya. 


Jika tadi kita contoh guru, maka lebih dari itu Tuhan memperlakukan kita. Jika guru akan selalu tabah menghadapi kenakalan si anak nakal dan berharap kelak berubah. Tapi apa yang dilakukan guru jika anak muridnya dalam tahanan polisi karena kenakalannya? Tentu sulit menebus kesalahannya. Lebih dari seorang guru, Tuhan tidak hanya sekedar menunggu kita berubah namun Tuhan campur tangan dalam hidup kita yang berdosa bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus kesalahan kita agar kita bebas dari segala tuntutan kejahatan dan dijadikan menjadi baik dan benar oleh Karena penebusan Yesus Kristus. Hal ini ditegaskan dalam makna pemanggilan dan pemilihan (Baca Yohanes 16:15). 


Kita bukanlah orang baik dan benar sebelum mengenal Kristus tetapi Tuhan telah menjadikan kita orang baik dan dibenarkan didalam penebusan Yesus Kristus. Itulah yang membuat mata Tuhan selalu tertuju kepada kita dan telinganya selalu mendengar jeritan minta tolong dari kita karena kita adalah orang berdosa yang telah dibenarkanNya. Kita adalah orang-orang yang dikasihiNya. Tuhan memelihara kita seperti biji mata  Amin


 Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 20 Agustus 2021

HIDUP YANG PENUH KESAKSIAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6021802581225091/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan,Inspirasi,dan Motivasi

Sabtu, 21 Agustus 2021


*HIDUP YANG PENUH KESAKSIAN*


Selamat Pagi ! Sahabat yang baik hati,marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa,membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


1 Yohanes 1:2

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal , yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami


1 John 1:2

For the life was manifested, and we have seen it, and bear witness, and shew unto you that eternal life, which was with the Father, and was manifested unto us;



Sahabat yang baik hati, Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita. Ada yang pandai bercerita karena ia memiliki talenta merangkai kata, ada yang bercerita karena pengalaman orang lain yang terlebih dahulu membawa kesan baginya, dan ada pula yang bercerita karena pengalaman pribadinya yang mengesankan dengan seseorang pribadi. Masing-masing alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita akan membawa dampak yang berbeda pada dirinya.


Rasul Yohanes yanga dalah satu dari 12 Rasul dengan jelas menyatakan bahwa kesaksian yang dia nyatakan melalui adalah pengalaman hidupnya bersama Firman hidup, yakni: telah ada sejak semula, telah kami dengar, telah kami lihat, telah kami saksikan, dan telah kami raba dengan tangan. Yesus Kristus adalah wujud kasih Allah, dan barang siapa yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.  Semuanya ini berbicara tentang Firman hidup, yang sungguh nyata dan benar-benar memberikan kehidupan. Mengapa Yohanes menegaskan ini berulangkali? Tujuannya adalah supaya orang lain pun mengalami pengalaman yang sama, bersekutu dengan Allah Bapa, Yesus Kristus, saudara seiman, dan memiliki kehidupan kekal. Bukan sekadar hidup secara fisik karena masih bernafas, tetapi pengertian hidup kekal di dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus, kini dan selamanya. Pengalaman indah yang dialami Yohanes bukan untuk dirinya semata, tetapi pengalaman indah ini mendorongnya untuk memberitakannya kepada orang lain. Apalagi yang lebih berharga sehingga nilainya dapat ditukar dengan hidup kekal? Hanya orang yang telah mengalaminya yang dapat berkata dengan tegas "tidak ada".Pengalaman memperoleh anugerah kehidupan kekal membawa sukacita bagi setiap orang yang mengalaminya. 


Sahabat yang baik hati, kesaksian rasul Yohanes tentang kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus tersebut, juga hendak menasihatkan kita, orang percaya saat ini, bahwa kehidupan  orang Kristen bukanlah hidup sekedar untuk hidup saja. Apalagi asal hidup. Sebab, hidup orang Kristen tidak terbatas di dunia yang fana ini. Hidup orang Kristen adalah hidup untuk kehidupan kekal yang bahagia, damai sampai selama-lamanya. Inilah yang disaksikan dan diberitakan Rasul Yohanes dalam penginjilannya. Dia menyampaikan itu sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari Sumber Kehidupan, yakni Tuhan Yesus Kristus sendiri, ketika dia berada bersama sebagai salah satu murid Yesus. Rasul Yohanes sendiri mendengar dan menerima pengajaran dan jaminan itu dari Kristus yang harus ia teruskan kepada semua orang sebagai saksi-Nya yang hidup di dunia ini. Itu sebabnya, ia tiba pada sebuah kesaksian bahwa: "Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami." Artinya, rasul Yohanes hendak memberitakan sekaligus mengingatkan dan mengajarkan umat Kristen untuk tidak menyianyiakan kehidupan di dunia. Sebab, hidup umat manusia tidak berakhir di dunia, tetapi berakhir di dunia yang tiada berkesudahan. Sesungguhnya kehidupan sejati orang Kristen ada di akhir kehidupan di dunia, yakni di dunia baru dalam kekekalan dan keabadian bersama Tuhan Yesus. 


Sahabat yang baik hati, dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orang Kristen adalah orang yang hidup di dunia untuk kehidupan kekal dalam keabadian yang damai bersama Tuhan Yesus. Hidup orang Kristen di dunia adalah investasi hidup kekal. Karena itu orang Kristen haruslah mengivestasikan hidupnya di dunia dengan bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus dan hidup dalam persekutuan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itulah yang disaksikan dan diberitakan Yohanes untuk kita, dan yang juga harus kita saksikan kepada orang lain. Ingatlah: kesaksian mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Dengan bersaksi orang-orang percaya dapat saling menguatkan dan saling membangun. Dengan adanya kesaksian orang-orang percaya, diharapkan agar orang-orang tidak percaya (berdosa) pun dapat  berpaling dari jalannya yang sesat ke jalan yang benar dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dalam persekutuan orang-orang percaya. Amin.


Salam dari tim penulis: FS

Kamis, 19 Agustus 2021

PUJILAH TUHAN DAN MEGAHKANLAH DIA!

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6016505875088095/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 20 Agustus  2021


*PUJILAH TUHAN DAN MEGAHKANLAH DIA!*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 117:1 (TB) Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! 


Psalm 117:1 (NKJV) Praise the Lord, all you Gentiles! Laud Him, all you peoples!


Pembedaan atau penggolongan itu sering sekali terjadi dalam kehidupan ini. Tidak secara nyata ada tertulis tentang pembedaan tersebut tetapi kenyataannya sering sekali ada pembedaan atau penggolongan di tengah masyarakat. Ada yang menganggap diri sebagai satu kelompok dengan orang lain karena kesuksesana, karena kesukuan, kekayaan, atau hal lainnya yang mengakibarkan timbulnya sekat-sekat yang memisahkan satu sama lain. Lebih lagi jika ada yang menganggap dirinya lebih saleh, lebih suci dari orang lain sehingga mengucilkan orang yang dianggapnya tidak saleh atau tidak suci. Menganggap dirinya lebih layak dalam beribadah dan menganggap orang lain tidak layak untuk beribadah memuji memuliakan Tuhan. Benarkah demikian yang harus kita pelihara dalam keseharian kita? Hal yang demikian seharusnya disingkirkan, seharusnya tidak ada dalam diri kita. Allah sendiri tidak membeda-bedakan kita. Dia tidak memilih bahwa hanya orang-orang baik sajalah yang mendapat matahari, yang tidak baik tidak usah mendapat matahari. Atau hanya orang yang tidak baik sajalah yang mendapatkan hujan dan orang yang baik tidak mendapatkan hujan. 


Di hadapan Allah kita semua sama, sama-sama penerima belas kasihan Allah di dalam Yesus KRISTUS. semua orang berhak dan berkewajiban untuk memuji TUHAN. tidak ada orang yang lebih layak dan tidak layak untuk memuji Tuhan. semua kita dilayakkan untuk memuji Tuhan. justru itulah yang diserukan oleh Kitab Mazmur pasal 117 ini. Ajakan untuk semua bangsa memuji TUHAN. orang Yahudi tidak dapat mengatakan bahwa hanya mereka saja yang memiliki hak untuk memuji TUHAN. Jika Allah memakai mereka sebagai alatnya untuk memberitakan kebenaran Allah ke seluruh dunia agar semua bangsa memuji Allah, bahkan semua suku bangsa memegahkan Allah Israel yang kita sembah. Bukan menjadi bersikap eksklusifisme, menganggap bahwa Allah hanya milik mereka saja dan bangsa lain tidak berhak menyembah dan memujiNya. Jika eksklusifisme yang ada dalam diri mereka maka tujuan Allah memilih mereka tidak akan tercapai. Sebab Allah memilih umat pilihanNya yaitu Israel adalah untuk menjadi alat Tuhan agar semua bangsa, suku bangsa mengenal Allah dan semua lutut bertelut menyembah Dia, semua mulut mengaku dan memuji Allah kita. 


Banyak hal yang dapat mendorong atau memotivasi kita untuk memuji TUHAN. Keselamatan yang telah Tuhan anugrahkan menjadi alasan utama untuk memuji dan memegahkan TUHAN. Keselamatan tidak dikhususkan hanya kepada orang Yahudi saja, tetapi keselamatan yang dibawa Yesus ke dunia ini adalah untuk dunia, untuk seluruh manusia, untuk seluruh mahluk ciptaan Tuhan. Mazmur 117:1 inilah yang dikutip oleh Paulus di Roma 15:11 supaya sekalipun kita memiliki kelebihan kita menanggung kekurangan orang lain, atau ketika kita memiliki kekuatan kita dapat menanggung kelemahan orang lain. Bukan malah mengucilkan atau membedakan, mengelompokkan diri kita hanya kepada sesama yang menurut pemikiran kita, mereka mendatangkan keuntungan bagi kita, dan menjauhkan orang yang menurut kita hanya akan merugikan kita. Ketika kita dapat menanggung kelemahan dan kekurangan dari sesama kita, tentu kita sendiri juga memiliki kelemahan dan kekurangan, sehingga kita saling melengkapi satu-sama lain. Dengan demikian kita dapat bersama-sama dalam memuji dan memegahkan Tuhan. 


Pujilah Tuhan hai segala bangsa, megahkanlah Dia hai segala suku bangsa juga hendak menekankan kebersamaan dalam memuji Tuhan sebagai umat ciptaan Tuhan. kita bersyukur kita diciptakan Tuhan adalah untuk memuji memuliakan Tuhan. Allah menginginkan segala bangsa, segala suku bangsa bersama-sama memuji dan memegahkan Allah dalam kesungguhan. Memuji dan memegahkan Tuhan merupakan panggilan bagi segala suku bangsa. Alangkah indahnya apabila dari keragaman suku, kaum, dan bahasa kita, lahir respons pujian memuliakan Allah dengan sehati. Setiap orang Kristen perlu memiliki kerinduan melihat ini sebagai visi hidupnya dan gerejanya. Visi itu hanya dapat digenapi bila misi menyaksikan Kristus kita jalani dengan tekun dan setia.


Tuhan Mahakasih menolong dan memampukan kita untuk senantiasa bermazmur bagi namaNya. 

Amin


Salam dari penulis: MP

Rabu, 18 Agustus 2021

MERANCANG PWKERJAAN DENGAN BAIK

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN 

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 19 Agustus 2021


MERANCANG PEKERJAAN DENGAN BAIK


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Amsal 20:18 (TB)  Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat. 


Proverbs 20:18 (RWV)  Every purpose is established by counsel: and with good advice make war.


Allah adalah perancang pekerjaan dengan baik. Hal itu kita temukan dalam kisah awal Alkitab. Alkitab dimulai dengan kisah penciptaan dimana Allah mengerjakan pekerjaannya selama enam hari. Allah menciptakan secara teratur, terarah dan begitu sempurna sebagaimana kita temukan urutan-urutan penciptaan. Setelah Allah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya Allah beristirahat oadanhari yang ketujuh.  Setiap orang yang membaca kisah penciptaan ini tentu dapat mengambil makna dan pesan yang dikandung didalamnya. Setiap orang bekerja membuat perencanaan yang baik, tahapan demi tahapan sehingga pekerjaan kita dapat mencapai hasil yang memuaskan. 


Setiap orang tentu menginginkan hasil pekerjaannya baik dan memuaskan, namun apakah rancangannya dilakukan dengan baik? Dalam manajemen ada ungkapan start well, process well and finished well. Awali dengan baik, proses yang baik akan menghasilkan hasil akhir yang baik. Hal ini jugalah yang diingatkan oleh renungan hari ini. Amsal ini mengingatkan agar setiap orang sebelum melakukan sesuatu ada baiknya terlebih dahulu membuat perencanaan dengan baik. 


Kitab Amsal diyakini ditulis oleh Salomo, seorang yang sangatbterkenal hikmat dan kebijaksanaannya selama memerintah di Israel. Pengalamannya dibukukan dan menjadi nasihat bagi setiap orang agar berhikmat dalam hidup. Renungan pagi ini suatu nasihat dalam merencanakan pekerjaan. 


Sebelum memulai pekerjaan rencanakanlah dan pertimbangkanlah agar hasilnya pun memuaskan. Amsal ini menganalogikan merancang pekerjaan itu ibarat seorang tentara menuju peperangan. Selain persiapan diri, kelengkapan dan mental tentu ada siasat atau strategy yang digunakan. Atau ibarat seorang petarung di atas ring, seorang petarung bukannhanya mengandalkan kekuatan pukulan danntahan pukul namun harus memiliki taktik untuk melumpuhkan lawan. Demikian dengan melakukan pekerjaan perlu ada strategi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. 


Dalam perencanaan tentu telah ada gambaran yang kuat di dalam diri seseorang  hasil yang akan dicapai. Untuk mencapai itu perlu perencanaan, pertimbangan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya sehingga saat memulainya dapat berjalan dengan baik. Jika tidak demikian bisa menjadi mangkrak atau terkatung-katung. Mau melanjutkan tiada guna dan mau memulainya kembali dari awal sudah mengalami kerugian besar bahkan sumber tertawakan orang lain.


Benar apa yang disampaikan oleh Yesus, bahwa orang percaya dalam melakukan suatu pekerjaan hendaklah punya perencanaan dan pertimbangan yang baik. Yesus  mengajarkan perencanaan ini dengan baik dalam Lukas 14:28-32 (TB)  Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,

sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?

Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.


Sahabat yang baik hati, renungan ini sangat perlu kita terapan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita dibebani dnegan tugas, pekerjaan dan tanggung jawab. Mari lakukan pekerjaan dengan perencanaan yang baik dan strategy yang baik agar hasilnya pun kelak menjadi baik. Jangan mau dininabobokan kemalasan atau ditakut-takuti oleh kegagalan, tetapi sebelum memulai pekerjaan rancanglah dengan baik. Dibalik rencana yang baik kita doakan agar Tuhan berkenan memberkati apa yang kita rencanakan karena ketentuan segala sesuatu ada padaNya.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 17 Agustus 2021

ORANG YANG RENDAH HATI MWNERIMA PUJIAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6005987616139921/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 18 Agustus 2021


*ORANG YANG RENDAH HATI MENERIMA PUJIAN*


Selamat Pagi.

Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Amsal 29: 23 (TB) Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.


Proverbs 29: 23 (KJV) A man's pride shall bring him low: but honour shall uphold the humble in spirit. 


Sahabat yang baik hati.

Kalau ditanyakan kepada kita, adakah dari antara kita yang suka atau senang berteman dengan orang yang angkuh dan sombong? Tentunya kita pasti menjawab bahwa kita tidak suka dan tidak ingin berteman dengan orang yang angkuh dan sombong.  Namun, orang angkuh dan sombong selalu ada disekitar kita. Seperti kisah berikut ini:


Pohon labu menjalar mengelilingi pohon palma. Dalam beberapa minggu, pohon yang merambat itu sampai pada pucuk pohon palma. 


“Kira-kira umurmu berapa?” tanya pohon labu.


“Sekitar seratus tahun,” jawab pohon palma. 


“Seratus tahun, dan kamu tetap tidak bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Lihatlah saya, sekurang-kurangnya seratus hari saya sudah tumbuh sama tinggi seperti kamu,” kata pohon labu.


“Saya menyadari keadaan saya. Setiap musim kemarau, selalu ada pohon labu yang merambat seperti kamu di batangku. Dan juga sombong seperti kamu. Ternyata mereka hidup beberapa bulan saja, dan hal itu kiranya akan kamu alami juga,” kata pohon palma. 


Sahabat yang baik hati.

Orang yang memiliki sifat yang angkuh dan sombong tentunya tidak disukai oleh siapa saja, bahkan tak seorang pun yang ingin berteman dengannya. Namun, orang yang bersifat angkuh dan sombong akan selalu ada disekitar kita. Renungan hari ini mengingatkan kita agar tidak bersifat angkuh dan sombong. Renungan ini merupakan pengajaran kebijaksanaan agar kita senantiasa bertindak baik, bijaksana, adil dan rendah hati. 


Sebagai umat Kristen, tentunya kita harus menjadi pribadi yang rendah hati, sebab orang yang rendah hati akan disenangi oleh orang banyak dan akan selalu berhasil dalam setiap usahanya karena ketekunan yang dimilikinya. Seperti yang tertulis dalam Amsal 18: 12  “Orang yang angkuh akan jatuh, orang yang rendah hati akan dihormati.” Ketika kita berteman atau bertemu dengan orang yang rendah hati maka otomatis kita akan menunjukkan sikap hormat dan segan kepadanya. Bahkan ketika dia berbicarapun selalu enak untuk didengarkan dan kita ingin berlama-lama mendengarkan nasihat dan pengajarannya sebab yang dia utarakan selalu berkaitan dengan motivasi agar kita mampu semangat dan berjuang dalam menggapai sesuatu yang lebih baik. 


Namun jika berteman atau bertemu dengan orang yang angkuh dan sombong, jangankan berbicara berlama-lama, bahkan 5 menit pun berbicara dengannya kita sudah tidak betah dan tidak nyaman. Kalau bisa kita akan berusaha untuk menghindarinya. Itulah sebabnya ayat renungan hari ini mengingatkan kita agar membuang sifat angkuh sebab orang yang angkuh akan dijauhi orang. Namun kita harus tetap rendah hati sebab orang yang rendah hati disenangi orang banyak dan akan selalu mendapatkan pujian atau rasa hormat dari orang-orang sekitarnya.


Sahabat yang baik hati. 

Tuhan Yesus pun mengajarkan dan mengingatkan murid-murid-Nya dan juga orang  banyak yang mengikuti-Nya agar mereka selalu hidup rendah hati. Tuhan Yesus berkata dalam Matius 23: 12 “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Dalam hal ini, Tuhan Yesus mengingatkan mereka agar mau saling melayani satu dengan yang lain, dan tidak menganggap diri mereka hebat atau merasa paling berjasa karena telah melakukan pelayanan itu. 


Orang yang angkuh, congkak dan sombong sangat dibenci oleh Tuhan. Hal itu juga tertulis dalam 1 Petrus 5: 5 “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Oleh karena itu sahabatku, hendaklah kita buang sifat angkuh, congkak dan sombong, tetapi marilah kita senantiasa rendah hati sebab itulah yang diinginkan Tuhan untuk kita lakukan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam: Tim Renungan (JZ)

Senin, 16 Agustus 2021

AKHIR SEGALA SESUATU LEBIH BAIK DARI AWAL

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6000671756671507/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa 17 Agustus 2021


*AKHIR SESUATU LEBIH BAIK DARI AWAL*


Selamat Pagi, sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


Pengkhotbah 7:8 (TB)  Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. 


Ecclesiastes 7:8 (RWV)  Better is the end of a thing than its beginning: and the patient in spirit is better than the proud in spirit.


Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 76, kita bersyukur kemerdekaan RI dapat kita rayakan pada hari ini. Sekalipun masih dalam suasana PANDEMI covid 19 kita semua masih merasakan kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Secara khusus bangsa Indonesia yang merayakan kemerdekaannya hari ini: ada banyak hal yang membuat kita bangga sebagai bangsa Indonesia, diantaranya: pembangunan yang nyata, rasa aman, kehadiran pemerintah dalam pelayanan publik dll. Ada prestasi anak-anak negeri baik di tingkat nasional, regional dan internasional. Ada kebanggaan sebagai bangsa yang berbendera Mera putih berkibar di Olimpiade, lagu Indonesia raya berkumandang dan diperdengarkan memimpin penganugerahan medalis emas di Olimpiade dan bangsa yang bangga memiliki Garuda Pancasila. Kita berdoa untuk bangsa kita ini agar lebih maju, modern, damai dan penuh harmoni. Kita didik generasi muda menjadi anak bangsa yang bangga akan tanah airnya.


Berkaitan dengan hari kemerdekaan ini renungan pagi ini menitipkan harapan bahwa akhir segala sesuatu lebih baik dari awal. Suatu prinsip atau pandangan hidup Pengkotbah untuk meletakkan dasar berpikir bahwa perjalanan setiap orang hendaklah berakhir pada happy ending. 


Apa yang disampaikan Pengkotbah ini benar-benar menjadi hal mendasar dalam iman orang percaya. Apa yang kita jalani sekarang, susah senang, menangis dan tertawa kadang berlari kadang berjalan, kadang harus berhenti, berpeluh dan berjuang. Namun dari semua yang kita lakoni dalam hidup ini bahwa akan ada akhirnya dan akhir perjalanan orang percaya adalah kebahagiaan yang kekal, yang tiada tara. 


Akhir segala sesuatu lebih baik dari awal, merupakan ajakan Pengkotbah bagi kita semua.  Jangan segan memulai sesuatu, sekalipun harus berpikir keras dan bekerja keras, namun kita percaya jerih payah dan kerja keras kita kelak akan berbuah manis. Pengkhotbah ini menantang para penikmat zona aman, yang cenderung bersembunyi dibalik prinsip yang penting aman, padahal akhirnya tetap dalam bayang-bayang ketakutan. 


Apakah yang harus dipersiapkan orang percaya agar dapat menikmati hasil akhir yang baik? Pengkotbah ini menjawab, adanya: kesabaran.  Sabar menjalani dan melewati proses. Paulus dalam 2 Tim 2:4-6 menyebutkan kesabaran orang percaya itu ibarat tentara, petani dan atlet dan. Tentara yang maju ke Medan perang harus dengan persiapan yang baik dan setelah menang bersukacita merayakan kemenangan.   Seperti seorang petani, menikmati hasil panen yang melimpah ruah tentu diawali dengan kerja keras mengolah lahan, memilih bibit dan bertekun dengan penuh kesabaran merawat tanaman hingga musim panen tiba. Ibarat seorang atlet yang mengawali niat untuk menjadi juara, berlatih, berlatih dan sabar mengikuti kompetisi dan segala peraturannya dan akhirnya akan menjadi peraih medali emas atau menjadi sang juara.


"Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati" kalimat ini mengajak kita untuk tetap sabar, bertekun dan menempa diri rendah hati. Jika ada prestasi dan pekerjaan kita berhasil jangan menjadi sombong, karena itu berhasil bukan karena hebat kita tetapi karena Tuhan berkenan.  Suatu peringatan keras dari Pengkotbah. Kesombongan dan tinggi hati adalah awal dari kehancuran. Ada banyak orang sedikit aja prestasinya sudah sombongnya minta ampun bahkan tak dapat menghargai orang lain seolah dirinya yang paling hebat. Telah banyak contoh dalam Alkitab bahwa kesombongan menjadi awal kehancuran, seperti: Nimrot raja yang mendirikan negara Babel. Goliat.manusia raksasa tumbang ditangan seorang gembala ternak. Firaun yang ditakuti  hanya tinggal Mummi, Nebukadnezar yang akhirnya tumbang.


Kata kunci menikmati jalan hidup yang diakhiri dengan kebahagiaan menjadi jalan hidup orang percaya. Karena itu jangan biarkan kesedihan menghilangkan masa depan dan akhir hidup kita. Namun kesusahan yang harus kita terima kita kelola dengan baik dengan kekuatan dari Roh Kudus. Yesus Kristus menyertai kita sampai akhir zaman. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 15 Agustus 2021

DITANAM DI BAIT ALLAH BERTUNAS DI PELATARANNYA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5995678817170801/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan,Inspirasi,dan Motivasi

Senin,16 Agustus 2021


*DITANAM DI BAIT TUHAN AKAN BERTUNAS DI PELATARAN ALLAH*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati,marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa,membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


MAZMUR 92:14 (TB): Mereka yang ditanam di Bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.


PSALM 92:14(NKJV): Those Who are planted in the house  of the LORD Shall flourish in the courts of our God. 


Apa yang ditanam di Bait Allah? Tentu firman Tuhan dan kebenaran. Kebenaran itu akan tumbuh dalam hidup orang percaya dan menuntun kita sampai memperoleh kehidupan yang kekal. 


Bait Allah atau yang disebut Bait Suci ialah tempat yang amat sakral disana umat Tuhan bersekutu, berdoa, menyembah, memuji, dan memuliakan Tuhan.Titah ke empat mewajibkan setiap orang datang kehadirat Tuhan untuk beribadah.  Bait Allah tempat mereka dapat berjumpa dengan Tuhan seraya mempersembahkan korban darah binatang (domba, kambing dll). 


Pembangunan Bait Allah awalnya direncanakan oleh Daud sebagai pusat peribadahan bagi seluruh orang Israel namun Tuhan tidak berkenan dan akhirnya anaknya yang terlahir dari isterinya Batsyeba yaitu Salomo yang diperkenankan Tuhan membangun Bait Suci bagiNya pada tahun ke 480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir yaitu tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel (1 Raj.6:1).


Jika kita baca sejarahnya bahwa bangunan Bait Suci itu sungguh amat spektakular dimana untuk membangunnya Salomo mengadakan perjanjian dengan Hiram raja Tirus(seorang sahabat raja Daud) dengan mengerahkan 30.000 orang rodi baik dari orang Israel maupun orang Sidon untuk menebang kayu aras dan kayu sanobar ke gunung Libanon,kuli 70.000 orang,tukang pahat di pegunungan 80.000 orang,mandor kepala 3.300 orang,dan menunjuk Adoniram sebagai kepala rodi. Sebagai imbal baliknya maka Salomo men-supply Hiram untuk istananya tahun demi tahun sebanyak 20.000 kor gandum dan 20.000 kor minyak tumbuk (Baca 1 Raj.5). Lamanya Salomo membangun rumah itu ialah tujuh tahun sedangkan ukuran rumah yang didirikannya bagi Tuhan 60 hasta panjangnya dan 20 hasta lebarnya dan 30 hasta tingginya (1 Raj.6:2) yang terdiri dari mezbah, balai depan,tempat kudus,tempat maha kudus,kamar-kamar samping,dan bejana pembasuhan. Sedangkan perabot Bait Suci ialah tabut perjanjian,bejana pembasuhan dari tembaga,mezbah pembakaran ukupan,meja roti sajian,dan kandil-kandil. Seluruh rumah itu dilapisi dengan emas,juga seluruh mezbah yang di depan ruang belakang dilapisinya dengan emas (1 Raj.6:22). Setelah selesai dibangun rumah itu maka Tuhan menampakkan diriNya kepada Salomo lalu berkata: Telah kudengar doa dan permohonanmu yang kau sampaikan kehadapanKu;Aku telah menguduskan rumah yang kau dirikan ini untuk membuat  namaKu tinggal disitu sampai selama-lamanya,maka mataKu dan hatiKu akan ada disitu sepanjang masa (1 Raj.9:3). Akan tetapi Tuhan juga memperingatkan Salomo apabila umat Israel tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang telah disampaikan dan menyembah kepada allah lain serta beribadah kepadanya maka orang Israel akan dilenyapkan dari tanah yang telah diberikan kepada mereka dan rumah yang telah dikuduskan bagiNya akan dibuang jadi reruntuhan (1Raj.9:6-9). 


Sejak pembuangan Babel, bangsa Israel memiliki pemahaman bahwa kehadiran Allah bukan pada gedung atau bangunan Bait Allah. Tetapi kehadiran Allah ada di dalam bathin manusia. kehadiran Allah tidak diikat oleh bangunan, tetapi ada pada hati orang yang mengimaninya.  


Pada waktu pelayananNya Tuhan Yesus pernah berkata kepada murid-muridNya di Yerusalem dengan menunjuk kepada bangunan Bait Allah lalu berkata: kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu ,sesungguhnya tidak satu batu pun disini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;semuanya akan diruntuhkan (Mat.24:2). 


Demikian juga dengan niat jahat tua-tua Yahudi,kaum farisi dan saduki, serta imam-imam kepala yang telah punya rencana membunuh Yesus dengan tuduhan keji bahwa Yesus telah menghujat Allah serta melanggar adat-istiadat bangsa Yahudi dalam pengajaranNya hal kerajaan sorga. Menghadapi tuduhan itu Yesus tidaklah gentar bahkan berkata: Rombak Bait Allah ini,dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali(Yoh.2:19). Suatu sinyal bahwa sekalipun bangsa Yahudi membunuh Yesus dan memang itulah misinya harus mati sebagai korban darah anak domba Allah untuk menebus dosa umat manusia, sebab hanya dengan korban darah Yesus maka manusia terbebas dari dosa satu kali untuk selama-lamanya.


Kepercayaan dan keimanan haruslah kita wariskan dari generasi ke generasi menggambarkan tumbuhnya tunas-tunas murid Yesus yang tak akan pernah sirna.  Marilah kita terus memuji serta menyembah Tuhan Yesus dipelataranNya sebab tubuh kita adalah Bait Allah dan Roh Allah diam didalam kita (1 Kor.3:16). Gereja sebagai suatu bangunan Bait Tuhan tempat bersekutu umat percaya bisa rusak dimakan usia atau sebab-sebab lainnya sebagaimana Bait Suci yang dibangun raja Salomo hilang tak berbekas,akan tetapi Bait Tuhan yang hidup ialah tubuh kita sendiri dimana Roh Allah diam didalam kita. Oleh karenanya marilah kita jaga dan persembahkan tubuh kita menjadikan tunas-tunas yang bertumbuh dan berkembang bagi kemuliaan Kristus melalui kehidupan yang benar seturut kehendak Tuhan.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara.


Salam dari Tim Penulis: LLT

Sabtu, 14 Agustus 2021

KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN

 Kotbah Minggu XI Stlh Trinitatis

Minggu, 15 Agustus 2021

Nas: Yohanes 8:30-36


KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap orang pasti ingin hidup bebas dan merdeka untuk menentukan apa yang hendak diinginkannya. Bahkan ada orang tidak suka diatur atau dikontrol orang lain. Tidak sedikit orang yang berontak atau keluar dari pekerjaan karena merasa terlalu dikekang.  Namun dalam kehidupan sosial kita harus menyadari bahwa kemerdekaan setiap orang jangan sampai melanggar kebebasan orang lain. Maka manusia membutuhkan kesepakatan bersama (persturan) agar kebebasan pribadi kita tidak menjadi penghambat bagi kebebasan orang lain. 


Kotbah Minggu ini, berbicara tentang kemerdekaan orang Kristen. Dasar kemerdekaan kita ada di dalam Kristus. Kebenaran itu akan memerdekakan kamu! Topik kemerdekaan ini sangat relevan dengan konteks masyarakat Indonesia yang pada tanggal 17 Agustus 2021 akan merayakan kemerdekaan ke 76. 


Yohanes 8:32 (TB)  "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Disini jelaskan ada hubungan kemerdekaan dengan pengetahuan yang benar. 


Paulo Freire mengatakan bahwa  pendidikan harus memerdekakan. Dia seorang ahli pendidikan di Brazil, pada tahun 1961 diangkat sebagai direktur perluasan Pendidikan dan budaya Brazil. Bagi Paulo, pembebasan Brazil dari penindasan dan kebodohan haruslah lewat pendidikan yang membebaskan. Dia menerbitkan buku yang sangat terkenal "Pendidikan Kaum Tertindas" (Paedagogy of Oppressed). Gema yang disampaikan Paulo Freire ini mengangkat teologi pembebasan sehingga masyarakat harus kritis dan melawan segala bentuk penindasan. Apa yang disampaikan Paulo Freire ini sangat banyak dikutip diseluruh dunia sebagai tuntunan pendidikan; pendidikan bukanlah sarana untuk mencapai strata, ijazah dan biar mudah mendapat pekerjaan. Pendidikan harus mendidik orang kritis dan membawa pencerahan budi yang membebaskan masyarakat dari penindasan.


Jika kita analisa ide dasar pendidikan yang membebaskan ini didasarkan pada pengajaran Tuhan Yesus sebagaimana kita temukan dalam kotbah ini. Siapa yang menjadi murid Yesus akan menerima pengajaran kebenaran. Menjadi murid akan dituntun untuk mengenal kebenaran dan kebenaran itu akan memmbebaskan. Pengajaran Yesus kepada murid-murid adalah pengajaran akan kebenaran. 


Jika kita perhatikan dialog Yesus dengan kaum Farisi dan ahli Taurat akan nampak pencerahan atas ajaran yang menyembunyikan kebenaran. Demi ketaatan kepada Taurat orang kehilangan essensi Taurat. Lihatlah kirtik Yesus tentang hari Sabath: bukan manusia untuk sabath, tetapi sabath itu untuk manusia. Hukum Taurat menjadi kuk dan yang membuat orang takut dan merasa bersalah terus menerus ditambah lagi dengan Farisi yang seolah berdiri menjadi hakim atas segala perbuatan orang. Sehingga setiap orang terus ditakuti akan rasa hukuman, apalagi setiap ada celaka dan sakit dianggap sebagai hukuman Tuhan.


Kebenaran yang membebaskan ini, juga dijelaskan Yesus dengan dialog dengan Farisi. Ada pemahaman yang keliru tentang status anak-anak Abraham. Jika mereka anak Abraham itu adalah jaminan untuk diberkati Tuhan dan umat pilihan Allah. Yesus menjelaskan barang siapa yang berdosa daalah hamba dosa, jadi sekalipun mereka anak-anak Abraham akan tetap menjadi hamba dosa.


Disinilah kita mengetahui kebenaran yang membebaskan yaitu Yesus Kristus telah membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat, dari hamba dosa dan kematian. Galatia 5:1 (TB)  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.


Keselamatan di dalam diri Yesus Kristus adalah anugerah yang membebaskan kita dari segala ikatan dan belenggu yang menindas kita dari kebodohan, ketidak tahuan dan dari segala ikatan-ikatan berhala dan dongeng-dongeng yang mengelabui kehidupan leluhur kita. Setiap murid Yesus harus tinggal di dalam firman. Hal ini penting, Firman menjadi suluh dan penuntun hidup baru bagi murid-muridNya agar tetap berdiri didalam kebebasan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. 


Zaman sebelum kekristenan masuk ke Tanah Batak masih banyak kehidupan leluhur yang mengelabui hidup orang Batak. Bagi yang sakit lepra dan buta sering dinggap dihinggapi roh-roh jahat sehingga mereka harus dipasung. Setelah kehadiran missionaris mereka dibebaskan dari pasung dan dilatih di Huta Salem buat lepra dan Hepata buat orang hang buta. Mereka akhirnya bisa mandiri, kreatif dan berpenghasilan. Itu adalah contoh pendidikan yang membebaskan. Tentu masih banyak yang memperdaya kita di jaman ini oleh karena ketidak mengertian. Injil Kristus membebaskan kita.


Ada orang yang telah diperbudak ketidakbenarannya hingga tua tanpa ada koreksi bahkan setiap ada upanya mengoreksi dirinya dia benteng i dengan apologi-apologi pembernaran. Apologi pembenaran yang membentengi kita dalam ketidak benaran kita akan semakin diperhamba ketidak benaran dan akan semakin berdampak burtuk pada diri sendiri dan lingkungan sekitar.


Kebenaran itu akan memerdekakan kamu: berita kebebasan dan kemerdekaan di dalam Kristus. kebenaran kita bukanlah pada diri kita dan apa yang kita perbuat, tetapi konsistensi seorang murid yang setia mengikut Yesus dan memikul salib. 


Kebenaran di dalam Kristus akan membongkar kemunafikan dan kebohongan. Kebohongan dan pemutarbalikan fakta akan membuat orang terkungkung kebodohan.


Hal ini telah terbukti dalam pengalaman sejarah. Berikut ini ada beberapa kisah Kisah Kebenaran yang telah mengubah Dunia menjadi Merdeka:


1. Marthin Luther King Jr: yang gigih menentang rasisme, sekalipun dengan sangat pahit harus meninggal oleh peluru rasis, namun kematian King Jr bukanlah mematikan kebenaran yang dia suarakan namun semakin mengundang banyak sympatic untuk bersama-sama melawan rasisme. Dasar perjuangannya adalah kebenaran Alkitab, manusia sama dihadapan Tuhan, diciptakan segambar dengan rupa Allah tanpa beda warna kulit. Warga Amerika menikmati hak-hak Sipil seperti sekarang berkat perjuangan melawan rasisme 


2. Nelson Mandela: tokoh yang menentang Apartheid di Afrika Selatan yang sangat terkenal. Apartheid adalah ada pemisahan putih dan hitam. Masyarakat kulit putih merasa ras unggul dan pada pihak lain kulit hitam merasa ditakdirkan sebagai hamba atau budak, tidak memiliki hak sipil dan hidup hanya oleh belaskasihan ras unggul. Nelson Mandela berulang kali di Penjara bahkan umur hidupnya lebih lama di penjara daripada menikmati kebebasan. Demi memperjuangkan persamaan hak manusia sama dihadapan Tuhan. Nelson Mandela melawan Apartheid.  Perjuangannya tidak kepalang tanggung penghapusan Apartheid di Afrika Selatan dan Afrika Selatan menjadi negara terdepan negara-negara Afrika dalam kemajuan dan kesejahteraan.


3. Dietrich Boenhoefer: teolog muda Jerman yang melawan Nazi, sungguh luar biasa dalam arus mainstream di Jerman ada arus kecil melawan pemerintahan Nazi. Sekalipun Bonhoeffer dipenjara dan dihukum mati oleh Nazi namun perjuangan Bonhoeffer mengubah German hingga kini yang sangat dijunjung tinggi. 


Ini adalah contoh tokoh-tokoh dunia besar yang mengimani kebenaran melawan arus dunia ketidakbenaran yang seolah-olah sudah membenarkan apa yang salah. Tokoh-tokoh dunia ini tampil dengan kebenaran yang disuarakannya, sekalipun dengan konsekwensi salib yang sangat berat untuk dipikul namun telah memerdekakan kita dan berdampak pembaharuan bagi dunia sekitar.


Sahabat yang baik hati, tetaplah kritis untuk menemukan kebenaran jangan mau diperdaya oleh tipuan, provokasi dan popaganda yang sering membuat orang seolah benar tetapi sesungguhnya telah diperdaya oleh dusta dan kelicikan. Apalagi masyarakat Indonesia yang pada saat ini menyambut Hari Kemerdekaannya, banyak hoax, banyak juga propaganda di masyarakat karena kepentingan politik yang berbeda. Kemerdakaan ini begitu mahal ditebus dengan pengorbanan darah para pejuang kemerdekaan yang martyr. Mari kita isi dengan membangun bangsa yang lebih maju, damai dan modern.


Kristus telah memerdekakan kita supaya sungguh-sungguh merdeka. Selamat hari Minggu dan selamat merayakan HUT RI KE 76. TUHAN memberkati


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 13 Agustus 2021

HIDUP DALAM TERANG TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5985259131546103/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 14 Agustus 2021


*“HIDUPLAH DALAM TERANG TUHAN”*


Yohanes 12:46 (TB) Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal di dalam kegelapan. 


Jhon 12:46 (UKJV) I am come a light into the world, that whosoever believes on me should not abide in darkness. 


Perkataan dan perbuatan seseorang, menunjukkan bagaimana kepribadiannya. Who am I? Siapakah saya? Jawabannya adalah: Saya adalah apa yang saya ucapkan dan apa yang saya lakukan. Apakah yang sering kita ucapkan? Ucapan berkat atau kutuk? Pujian atau hinaan? Ucapan syukur atau sungut-sungut? Apakah yang sering kita lakukan? Perbuatan baik atau buruk? Perbuatan benar atau salah? Memuji atau menghina? Bersyukur atau bersungut-sungut? Marilah kita menjawabanya di dalam hati kita. 


Fransiskus Asisi (Italia, 1182-1226) dalam doanya berkata:

TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai. 

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. 

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. 

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. 

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. 

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. 

Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. 

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. 

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur; 

mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi;

sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, 

dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal. Amin.


Satu kalimat dalam ucapan doanya tersebut adalah: Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Yang artinya, dia memiliki suatu pengharapan menjadi pembawa terang dalam kegelapan. Jauh sebelum doa ini ada, Yesus telah terlebih dahulu mengatakannya dan melakukannya di tengah-tengah dunia ini. Yesus berkata: Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal di dalam kegelapan (Yoh. 12:46). 


Yesus adalah Terang dunia itu sendiri. Sejak awal dunia diciptakan, Allah telah terlebih dahulu menciptakan terang sebab sebelumnya gelap gulita masih menutupi samudera raya. Jadi, Allah menginginkan agar seluruh ciptaanNya termasuk manusia hidup dalam terang, bukan dalam kegelapan. Demikian juga orang Kristen memiliki tanggungjawab untuk hidup dalam terang. 


Sebab sebagai pengikut Kristus, kita harus meneladani hidup Yesus Kristus, yang sejatinya adalah Terang dunia itu sendiri. Yesus berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh.8:12). Sebagai orang Kristen, kita memiliki status sebagai “anak-anak terang”. “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Ef. 5:8-9). Sebagai anak-anak terang, orang Kristen memiliki tanggungjawab untuk berbuah. Hidupnya harus berbuah: 3 K (Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran). 


Yohanes dalam nas ini menyatakan bahwa Yesus datang ke dunia ini sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya, jangan tinggal di dalam kegelapan, tetapi dalam terang sebagaimana yang dikehendakiNya. Kita terpanggil dan memiliki tanggungjawab sebagai pengikut Kristus dan menjadi anak-anak terang. Yang perlu kita ingat bahwa anak-anak terang tidak dapat hidup di dalam dua dunia sekaligus, yaitu terang dan gelap. Tetapi hanya satu dunia yaitu terang. Terang itulah yang akan menuntun, membimbing perjalanan hidup manusia. Terang juga menunjukkan segala perbuatan manusia yang salah dan mengarahkannya ke dalam kebenaran (Yoh.8:12).


Bagaimanakah hidup dalam terang itu? 


- Bersekutu dengan Tuhan 

Terang akan menuntun kita untuk hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dan saudara-saudara seiman. Kita memiliki tanggungjawab untuk berdoa, beribadah dan bersyukur senantiasa dalam hidup kita. Kita juga terpanggil untuk memuji, memuliakan, menyembah, mendengar serta melakukan kehendakNya seturut dengan firmanNya.


- Bersyukur atas kasih Allah

Sebagai anak-anak terang kita terpanggil untuk senantiasa mensyukuri kasih karunia Allah dalam kehidupan kita ini. Banyak berkat dan sukacita yang telah kita terima dariNya. Semua itu hanya oleh karena anugerah Allah semata (Sola Gratia). Kasih yang terbesar telah kita terima dariNya yaitu pengampunan atas segala dosa-dosa kita. Kita yang berdosa telah diampuni, kita yang tidak layak telah dilayakkan untuk menerima keselamatan dari hukuman dosa-dosa kita. Darah Yesus sendiri telah tercurah sebagai persembahan perdamaian dan penebusan dosa-dosa kita. 


- Bertobat dan Menguasai diri

Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah, kita dipanggil dan memiliki tanggungjawab untuk bertobat. Bertobat berarti kembali dari jalan yang salah menuju jalan yang benar, yaitu yang seturut dengan firman Tuhan. Kita memiliki tugas untuk melakukan kebaikan, keadilan dan kebenaran (Ef. 5:8-9). Sebagai anak-anak terang kita juga harus senantiasa menguasai diri kita dari godaan si iblis untuk jatuh ke dalam perbuatan dosa. Dengan menguasai diri kita, kita telah menjaga kehormatan dan kemuliaan kasih karunia yang telah kita terima dari Allah, Sang Pengasih itu. Itu adalah cara kita mensyukuri pengampunan dan keselamatan atas dosa-dosa kita. Oleh karena itu, marilah kita hidup dan berjalan dalam terang Tuhan, sebagaimana ajakan dari lirik lagu rohani Afrika Selatan berikut: Siyahamba, ekukanyen' kwenkos', (We are marching in the light of God: Mari jalan dalam terang Tuhan). Tuhan Yesus memberkati. Amin.


Salam dari tim penulis: RN

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...