Kotbah Natal II, Minggu 26 Desember 2021
Nas: Yohanes 1:14-18
MENYAKSIKAN YESUS KRISTUS YANG PENUH KEMULIAAN, KASIH KASIH KARUNIA DAN KEBENARAN
Selamat Natal dan selamat hari Minggu bagi kita semua! Sahabat yang baik hati, hari ini masih merupakan suasana natal, menurut kalender gereja perayaan besar natal kita rayakan dua hari berturut-turut. Ini menunjukkan natal memiliki arti penting dalam kehidupan orang percaya. Kristus datang untuk menebus manusia.
Dalam kotbah ini Injil Yohanes menampilkan Natal sebagai peristiwa mulia. Yesus adalah Firman yang telah menjadi manusia. Jika Injil Synoptik (Matius, Lukas dan Markus) menampilkan sosok Yesus dari aspak kemanusiaannya, Maka Injil Yohanes memberitakan Yesus mulia dari aspek keilahianNya. Dia adalah Logos yang menjadi manusia dengan Missi mengangkat harkat dan martabat manusia. Jadi sekali lagi kehadiran Yesus adalah panggilan kemanusiaan yang mengangkat harkat dan martabat manusia.
Panggilan kemanusiaan ini sangat beralasan sebagaima dalam kotbah pada minggu ini yang diambil dari Yohanes 1:14-18. Demi menyelamatkan manusia, Tuhan mau turun dari kemuliaanNya dan menjadi daging. Firman menjadi daging itulah kehadaran Kristus yang menyelamatkan manusia yang kita rayakan pada Natal.
Yohanes menjelaskan tentang bagaimana dunia ini diperbaharui oleh Yesus Kristus yang turun ke bumi. Firman yang telah menjadi manusia. Allah yang penuh kemuliaan turun ke bumi dan menjadi manusia. Dialah terang yang sesungguhnya yang menerangi dunia ini dari kegelapan. Yesus Kristus adalah Firman yang telah menjadi manusia disaksikan oleh Yohanes Pembaptis. Kesaksiannya telah membawa banyak orang mengenal kehendak Allah dan bertobat meninggalkan perbuatan dalam kegelapan. Menurut Yohanes, memang, Tuhan telah memberikan hukum Taurat kepada umatNya agar mereka melakukan perintah Allah, namun tak seorang pun benar karena melakukan hukum Taurat. Maka Hukum Taurat tidak menyelamatkan, tetapi telah menuntun manusia mengenal kehendak Allah sampai kepada pemenuhan janji keselamatan. Janji keselamatan itu dipenuhi didalam diri Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi manusia.
Untuk lebih mendalami kotbah ini, ada tiga pelajaran yang sangat berharga
1. Mengenal karakter Yesus sang Firman menjadi daging: penuh kemuliaan, kasih karunia dan kebenaran.
Yohanes 1:14 (TB) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Dari keterangan ayat 14 di atas Yohanes memberikan penjelasan bahwa keselamatan yang kita nantikan ialah Firman yang telah menjadi manusia. Allah turun ke bumi dan menjadi manusia. Allah yang adalah Firman, mulia dan agung turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia dalam dunia. Dialah terang yang menerangi dunia yang gelap. Dunia ini tidak mengenal terang karena diliputi oleh kegelapan. Dunia ini akan binasa, namun dengan kehadiran Yesus Kristus sang terang dunia, dunia akan dipenuhi dengan sinar kemuliaan Allah.
Allah menggenapi janjinya dengan caranya sendiri. Hal ini digambarkan oleh Injil Yohanes adalah “Firman yang telah menjadi manusia”, Dia adalah Allah yang turun ke bawah, menjadi manusia diam dan bersama-sama dengan manusia.
Mengapa Firman menjadi manusia? bukankah manusia telah berdosa dan menyimpang dari jalan Allah. Itulah kasih karunia Allah yang senantiasa kasih dan yang berkenan memberikan kelepasan bagi manusia. Allah bersedia turun ke bawah untuk menyelamatkan dunia ini yang ditutupi oleh kegelapan. Kesaksian Yohanes ini telah disambut dan diterima umat, sehingga banyak yang bertobat dan memberi diri mereka dibaptis.
Ada tiga predikat yang melekat Yesus Kristus sang Firman yang telah menjadi manusia dalam ayat 14 adalah penuh kemuliaan Allah, Penuh kasih karunia dan Kebenaran. Ketiga istilah ini menjadikan kita mengenal Yesus Kristus sepenuhnya dan mengapa dia harus turun ke bumi, yaitu:
a) Penuh dengan kemuliaan Allah. Firman yang telah menjadi manusia ini adalah penuh kemuliaan. Yesus tidak sama seperti Adam lama. Jika Adam dibentuk dari tanah dan diberikan kemuliaan karena diciptakan segambar dengan rupa Allah namun telah jatuh oleh dosa. Makna kesegambaran itu rusak.oleh dosa. Yesus Kristus sang Firman yang telah menjadi manusia (humaliation), turun ke dalam dunia ini dengan penuh kemuliaanNya dengan tujuan untuk memulihkan kemuliaan manusia yang segambar dengan rupa Allah.
b) Penuh kasih karunia: Firman yang telah menjadi manusia, tidaklah hakim yang melucuti manusia dengan mendakwa dosa-dosa dan pelanggaran, tetapi Yesus Kristus turun kebumi membawa anugerah Allah. Dia hadir sebagai Tuhan yang penuh Rahmat dan kasih karunia, yang mengampuni dan memaafkan.
c) Penuh kebenaran, Firman yang telah menjadi manusia hadir di dunia ini untuk.membenarkan manusia dari segala pelanggaran. Manusia yang telah menyimpang, melanggar dan membelok dari kehendak Allah dibenarkan didalam diri Yesus Kristus. Kehadiran Yesus Kristus hendak memulihkan manusia agar hidup benar dihadapan Tuhan dan mengaaihi Tuhan dengan penuh kasih setia dan cinta kasih
Ketiga istilah ini menjadikan kita mengenal Yesus Kristus sang Firman yang telah menjadi manusia. Dia datang untuk memulihkan manusia yang hina karena jatuh dalam dosa dipulihkan kembali untuk menerima manusia baru. Manusia yang tidak setia.memeliharanperintah Allah dibenarkan di dalam diri Yesus Kristus.
2. Panggilan menyaksikan iman dengan meneladani Yohanes Pembaptis.
“Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Yoh 1:14
Yohanes Pembaptis adalah teladan dalam mengenal dan menyaksikan Tuhan. Sebagai pendahulu, Yohanes Pembaptis melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga banyak orang bertobat. Sebagai bukti pertobatan mereka bersedia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Dari berbagai lapisan, Yohanes pembaptis mengurus,
Bagaimana Yohanes Pembaptis menjadi teladan dalam mengenal dan menyaksikan Tuhan?
a) Terus menyuarakan pertobatan. Menurut Para Ahli Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis adalah anggota kaum Essenne, suatu komunitas yang menghayati pertobatan dan kesalehan pribadi. Mereka dalam jangka waktu tertentu mundur dari kesibukan dengan bersemedi untuk meraih pencerahan Budi. Artinya sebelum memulai pelayanannya Yohanes Pembaptis telah terlebih dahulu mempersiapkan dirinya menyongsong Tuhan, baru menyuarakan persiapan orang lain.
b) Tetap berseru-seru dipadang gurun.
Ini suatu istilah yang menarik. Siapa yang mendengarkan suara di padang gurun? Pasti sepi, lengang dan tak ada yang menghiraukan. Sekeras alapun suara yang diserukan, pasti tidak banyak orang yang mendengarnya. Sekalipun demikian Yohanes Pembaptis terus menyuarakan pertobatan tanpa dipengaruhi banyak kecilnya orang yang mendengarkannya. Jadi Yohanes menyaksikan Yesus Kristus tanpa pertimbangan ramai tidaknya dia melayani, banyak kecilnya orang yang mendengarkan. Baginya fokus utama adalah menyerukan pertobatan.
c) Kerendahan hati: Yohanes Pembaptis menyaksikan Yesus Kristus dengan penuh kesederhanaan dan rendah hati. Dia menyadari dirinya siapa di hadapan Tuhan. Dia sadar bahwa membuka tali kasutnya pun dia tak layak (Yoh 1:27). Dalam perkembangan pelayanan yang dilakukan Yohanes, sekalipun semakin banyak muridnya dan bertambah-tambah orang yang dibaptisnya, Yohanes Pembaptis tetap rendah hati melayani. Dia berkata: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yoh 3:30)
3. Hukum Taurat pembimbing dan Kristus kepenuhan janji Allah.
Yohanes 1:17 (TB) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Pada bahagian ketiga ini, Yohanes memberikan pengajaran yang sama dengan pemahaman pandangan Paulus tentang hukum Taurat. Hukum Taurat diberikan Musa untuk membentuk bangsa Israel menjadi umat Tuhan yang kudus. Di dalam Hukum Taurat, kita mengenal kehendak Allah, mengenal dosa dan pelanggaran kita. Jadi hukum Taurat tidak menyelamatkan, karena tak seorang pun benar karena setia melakukan hukum Taurat.allah telah memenuhi janji keselamatan itu didalam diri Yesus Kristus, Firman telah menjadi manusia. Keselamatan itu adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus.
Sebelum janji itu dipenuhi, hukum Taurat adalah pembimbing dan penuntun keapda Injil. Galatia 3:24-25 (TB) Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
Sahabat yang baik hati, mari merayakan natal kedua ini dengan pesan yang sangat berharga. Tuhan telah datang untuk mengangkat dan meninggikan harkat dan martabat kita. Mari ikuti panggilan Kristus agar ikit dalam Missi natal memanusiakan manusia.
Salam Natal II
Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar