https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6696119190460090/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu Advent IV, 19 Des 2021
Nas: Yesaya 7:10-16
*JANGAN KERASKAN HATIMU, SAMBUTLAH IMMANUEL!*
Selamat Advent IV bagi kita semua! Empat Minggu kita berturut-turut memasuki Minggu Advent, masing-masing Minggu memiliki penekanan khusus dan Minggu ink merupakan persiapan memasuki Natal. Jika Advent ini dianalogikan dalam manajemen pekerjaan, ini merupakan evaluasi akhir sudah berpa persen pekerjaan ini sebelum deadline? Jika dead line pekerjaan sudah dekat dan waktu tinggal sedikit pasti memasuki suatu situasi genting dan krisis.
Umumnya ada dua sikap orang menghadapi dead line pekerjaan. Pertama orang bekerja keras, dengan menggunakan segala yang ada agar selesai sebelum limit waktu yang ditentukan. Tipe orang demikian memiliki keinginan yang besar mencapai keberhasilan. Kedua orang yang menyerah dan tidak menggunakan waktu yang ada. Dia mungkin hanya asyik mencari alasan untuk membenarkan diri sendiri tidak menyelesaikan pekerjaannya pada dead line.
Empat Minggu kita sudah memasuki Advent, hanya sebentar lagi kita memasuki malam natal. Malam natal sudah dekat, bagaimana persiapan hati menyambutNya?
Kotbah Minggu ini sangat penting dari Yesaya yang memberikan peringatan kepada raja Ahas dan Nubuatan agar dia yakin dan percaya kepada Tuhan. Ahas memang memimpin di masa krisis, kekuatan asing sangat mengancam kelangsungan kerajaan Yehuda. Yesaya terus mengingatkan Ahas agar percaya pada kekuasaan Tuhan.
Dalam keadaan krisis yg sangat gawat, Yesaya berusaha menghimbau Ahas untuk percaya kepada Allah, tapi sia-sia (Yes 7:1-12). Bahkan raja yg tak beriman itu lebih suka meminta bantuan kepada Asyur. Sebagai imbalan bantuan Asyur, disamping upeti yg besar yg harus dibayar, Yehuda menjadi kerajaan bawahan selama satu abad. Keadaan Yehuda yg makin lemah digunakan oleh orang Filistin dan Edom untuk melancarkan serangan (2 Taw 28:17, 18).
Semua kesengsaraan itu terjadi sebagai hukuman ilahi terhadap Ahas karena kemurtadannya begitu keji. Ia 'membakar anaknya sebagai Korban persembahannya', ia mendorong masyarakatnya mempersembahkan korban kepada ilah-ilah, menempatkan mezbah ilah Asyur di kuil istana, menggeser dan menyalahgunakan mezbah tembaga Salomo menjadi tempat meramal, dan menutup tempat suci (2 Raj 16:3, 4, 10-16; 2 Taw 28:2-4, 23-25).
Apa yang terjadi pada Yehuda di bawah kepemimpinan Ahas merupakan pelajaran yang berharga. Sekalipun Nabi Yesaya sudah menubuatkan tanda baginya akan lahir seorang Yuruselamat, namun Ahas sendiri tidak membuka hati untuk menyambut tanda yang diberikan oleh nabi Yesaya.
*1. Jangan keraskan hatimu!*
Dalam menghadapi kekuatan Adi kuasa Assyur, Ahas memang tidak mengikuti Efraim membuat koalisi Shiro-Efraim, suatu kerjasama Aram dan Israel Utara. Dia tidak terlibat akan koalisi tersebut menghempang Assyur. Nabi-nabi seperti Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel sangat menentang dan mengecam keras kebijakan Efraim, karena koalisi demikian merupakan pintu gerbang kepercayaan asing bagi umat Allah. Baal akan menjadi bahagian yang mereka percayai. Bagi nabi-nabi itu bukti ketidak percayaan atas kekuatan Tuhan.
Menolak koalisi Shiro - Efraim bukan berarti Ahas setia kepada Tuhan, namun dia justru ikut pada penyembahan berhala. Dia sendiri ikut terlibat mempersembahkan anaknya di Molok. Suatu kepercayaan Bani Flistin.
Ahas sendiri mendorong umat Allah untuk ikut pada praktek semacam itu. Kebijakan Ahas itu tercatat dalam catatan sejarah sebagaimana tertulis (2 Raj 16:3, 4, 10-16; 2 Taw 28:2-4, 23-25).
Ahas tidak hanya ragu pada kekuatan Tuhan, tetapi telah menjadi orang yang menjerumuskan bangsanya terlibat pada penyembahan berhal yang akhirnya menyengsarakan.
Nabi Yesus yang datang meyakinkan dan menawarkan bahwa Kuasa Tuhan dapat diandalkan. Namun Yesaya sia-sia meyakinkan Ahas karena keras kepala dan kedegilan hati.
Ahas seolah berbahasa santun, menolak tawaran Yesaya yang meminta tanda. Ahas berkata tidak mau mencobai Tuhan Allah, namun tak percaya juga pada Allah. Yesaya sendiri menyampaikan dengan keras kepada Ahas. Dia bukan hanya melelahkan umat tetapi melelahkan Allah sendiri (ay 13).
Pemimpin yang tidak mau mendengar suara Tuhan akhirnya akan menyengsarakan dirinya dan umat yang dipimpinnya.
*2. Allah sendiri memberi tanda: Kelahiran Immanuel*
Yesaya 7:14 (TB) Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Ketidak sediaan pemimpin mendengar bukan berarti rencana Tuhan gagal. Kebijakan pemimpin memang berpengaruh pada umat yang dipimpinnya, namun Allah lebih berkuasa atas umatNya.
Sekalipun Ahas tidak mau mendengar, Tuhan tetap menyampaikan Nubuatan kelahiran Mesias Yuruselamat manusia. Sang Yuruselamat itu akan lahir dari perempuan muda. Perempuan muda menunjukkan kepada kesucian.
Nubuatan Yesaya ini nyata setelah 500 tahun. Yuruselamat lahir bukan dari genetik manusia tetapi genetik ilahi sebagaimana berita natal dalam dialog Maria dan Malaikat (baca Lukas 1:26-38).
Lukas mengutip Yesaya 7:14 ini sebagai bukti bahwa Nubuatan ini digenapi pada Maria. Seorang perawan yang mengandung dan melahirkan anak dan diberi nama Immanuel.
Immanuel berarti Tuhan menyertai kita. Tuhan tidak meninggalkan kita dalam menghadapi krisis. Dia ada bersama-sama dengan kita di dalam suka dan duka, disaat berjerih juang dan meneteskan air mata. Tuhan tak meninggalkan kita sendiri menanggung beban yang tidak dapat dipikul. Allah sendiri bersama orang yang dikasihinya melewati semua derita dan beban.
"3. Bertumbuh dewasa memilah mana yang baik dan jahat.*
Anak yang lahir dari perempuan muda ini akan bertumbuh hingga dewasa dan membedakan apa yang baik dan jahat. Inilah essensi kehidupan orang yang dewasa dalam iman: melawan kejahatan dan membuahkan buah-buah yang baik.
Jika Salomo berdoa memohon hikmat agar tahu menimbang dan memisahkan apa yang baik dan jahat, maka hikmat Allah telah nyata di dalam Yesus Kristus yang mengajarkan kasih dan kebaikan.
Di Advent keempat ini kita dihantarkan kepada sikap yang dewasa menyambut Yesus sang Yuruselamat. Kita telah dlmeneeima.pengajaran Yesus sang guru dan juruselamat. Kita telah menerima didikan dan pengajaran yang menentukan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang berkenan dihadapan Tuhan dan bukan.
Di Advent keempat ini, kita diajak menghayati kedewasaan iman, sudah sejauh mana kita mengamalkan Firman-nya, sudah sejauh mana kita melawan kejahatan dan membuahkan kebaikan.
Sahabatku! Kristus segera datang, mari persiapkan diri bertumbuh dewasa di dalam iman. Tuhan memberkati kita semua menyongsong Yesus yang segera datang. Kristus datang bukankah lagi sebagai bayi yang lahir di palingan. Tetapi Dia segera datang dalam kemuliaanNya yang menghakimi setiap orang dalam segala sekap dan perbuatannya. Amin
Salam Advent: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar