https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6784652641606744/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Ibadah Malam Akhir Tahun 2021
Nas: Yeremia 29:10-14
*APA RANCANGAN TUHAN DALAM HIDUPKU?*
Renungan akhir tahun 2021 dan jelang memasuki tahun baru 2022.
Selamat Natal dan menjelang Tahun Baru! Sahabat yang baik hati, jika Tuhan berkenan, hari ini merupakan hari terakhir bagi kita di tahun 2021 ini. Kita sudah merasakan bagaimana Tuhan menuntun dan melindungi hidup kita sepanjang tahun 2021. Jika kita buat semacam flash back mungkin banyak hal yang mengancam kehidupan kita hingga ditepi jurang bahaya, namun kasih dan penyertaanNya menyertai kita hingga bisa sampai di penghujung tahun 2021 ini. Suka duka pasti ada, namun dengan jujur harus kita akui bahwa Tuhan itu baik pada kita karena begitu banyak berkat yang Dia beri. Karena itu patutlah kita syukuri, itu semua adalah Rahmat dan kebaikan Tuhan.
Bagaimana dengan tahun 2022 di depan? Ada apakah hari-hari yang kita jalani? Mungkinkah lebih berat atau adakah sukacita besar yang telah menanti kita? Menjawab pertanyaan ini saya jadi ingat satu lagu yang baik juga kita maknai. Lagu itu berjudul: QUE SHERA SHERA
When I was just a little girl
I asked my mother, what will I be
Will I be pretty
Will I be rich
Here's what she said to me
Que sera, sera
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Que sera, sera
What will be, will be
When I grew up and fell in love
I asked my sweetheart, what lies ahead
Will we have rainbows
Day after day
Here's what my sweetheart said
Que sera, sera
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Que sera, sera
What will be, will be
Now I have children of my own
They ask their mother, what will I be
Will I be handsome
Will I be rich
I tell them tenderly
Syair lagu ini berisi pertanyaan seorang anak pada ibunya, apakah yang terjadi padanya esok? Apakah dia akan cantik, kaya? Ibunya menjawab, kita bukanlah penentu apa yang terjadi esok, apa yang terjadi terjadilah.
Ketika saya bertumbuh dipenuhi dengan cinta kasih, saya bertanya pada diri sendiri dan sejujurnya hidup ini seperti pelangi hari demi hari. Apa yang terjadi terjadilah, kita bukan penentu hari esok.
Dan ketika saya memiliki anak sendiri, mereka bertanya pada ibunya bagaimana saya besok? Apakah saya ganteng, kaya. Jawabnya tentu sama yaitu kita bukanlah penentu hari esok, apa yang terjadi terjadilah.
Terlepas anda setuju atau tidak namun saya menangkap bahwa ada pesan yang bermakna bahwa kita bukanlah penentu hari esok, itu ditentukan oleh Tuhan. Tuhanlah perancang ulung kehidupan kita, manusia punya cita-cita, hasrat, keinginan dan impian semua itu harus dicapai dengan persiapan diri dan kerja keras namun kita percaya Tuhanlah penentunya.
Lagu di atas merupakan salah satu pengalaman yang mewakili kita semua mempertanyakan apa yang akan terjadi di hari esok akan hidup kita. Ada banyak pertanyaan, di dalam pertanyaan itu ada harapan namun dibalik harapan itu juga ada kekuatiran. Kotbah di penghujung tahun ini menjawab bahwa Tuhan telah membuat suatu rancangan indah bagi umatNya. Suatu rancangan damai sejahtera, bahagia dan sukacita. Kita percaya jika Tuhan berkenan menghantarkan kita memasuki 2022 ini, tentu Tuhan telah mempersiapkan rancangan istimewa bagi kita masing-masing di dalam kasih dan penyertaan Tuhan.
Que shera shera, apa yang terjadi, terjadilah. Bukan berarti pasrah atas setiap kejadian namun memiliki iman dalam setiap kejadian. Kita percaya setiap kejadian dalam hidup kita tidak terjadi dengan sendirinya tetapi apa yang terjadi diketahui oleh Tuhan. Setiap yang terjadi ada banyak makna yang harus dipelajari dan didalamnya kita melihat dan menemukan maksud Tuhan.
Tuhan telah bertindak menyertai kita sepanjang tahun 2021 dan menghantarkan kita memasuki tahun 2022 mari bersyukur dan jalani hidup ini di dalam ketaatan mengikuti rancangan Tuhan dalam hidup kita.
*Rancangan damai sejahtera*
Sahabat yang baik hati! Pasal 29 merupakan surat kiriman dari Yeremia yang dibacakan bagi umat di Pembuangan Babel. Yeremia memberikan peneguhan bahwa Tuhan bukan untuk membinasakan umat Allah di pembuangan Babel, namun dibalik itu Tuhan telah membuat suatu rancangan besar bagi umatNya. Rancangan Tuhan melebihi apa yang mereka pikirkan. RancanganNya adalah rancangan damai sejahtera, rancangan kehidupan dan rancangan masa depan yang cemerlang. Ibarat pemurnian perak, harus dilebur agar kerak besi terlepas dari perak murni dannjadilah emas murni yang siap dibentuk menjadi perhiasan mahal. Demikian Tuhan akan memurnikan umatNya di pembuangan. Akan ada sisa-sisa umat Allah yang memiliki karakter umat pilihan, umat yang berpegang teguh kepada perintah Allah dan mencintah Taurat Tuhan.
Yeremia sendiri menubuatkan bahwa mereka harus menjalani 70 tahun masa pembuangan Babel. Nubuatan ini sangat berbeda dengan nubuatan nabi palsu Hanaya dan Pasyur yang menubuatkan damai, damai dan tak akan ada pembuangan karena Tuhan telah mematahkan Babel. Apa yang terjadi? Hanaya dan Pasyur hanyalah nabi palsu yang hanya meninabobokan raja dan umat itu. Yeremia benar, Babel bangkit dan menghancurkan Yerusalem dan mengangkut mereka ke pembuangan.
Pembuangan memang pahit dan itu membuat Allah sangat terpukul karena mereka bangga sebagai umat Allah, umat pilihan dan umat yang diberkati. Mereka bangga dengan kerajaan Daud yang dianggap akan kekal dan bangga akan Bait suci. Degala kebanggaan mereka baik secara bangsa, keagamaan dan segala kelebihannyang selama ini diandalkan justru hancur semuanya terpuruk dan terperosok dalam pembuangan Babel.
Inilah kelebihan Yeremia, sekalipun sempat ditolak umat itu, namun tetap bekerja dengan menyampaikan nubuat dan rencana Allah untuk mereka. Pembuangan bukanlah penghukuman akhir umat Allah, tetapi suatu tahapan pemurnian umat Allah. Sama seperti Musa membawa Israel di padang gurun, mereka dilatih dan digembleng selama empat puluh tahun untuk membentuk mereka menjadi umat Allah yang siap memasuki tanah perjanjian.
*Tuhan menepati janjinya dan melewatkan masa pahit!*
Hidup dalam pembuangan pasti pahit dan membuat mereka terpukul berat. Ini cara Allah memperbaiki hidup umatNya. Rancangan Allah adalah rancangan kesejahteraan, bukan kebinasaan. Dibalik pembuangan Tuhan telah menyediakan masa depan yang penuh pengharapan. Allah bekerja dan mendatangkan kebaikan kepada umatNya bukan dari hal-hal manis saja. Dalam pengalaman pahit, Tuhan dapat memberikan hal termanis dalam hidup ini. Maka baik manis atau pun pahit terjadi dalam hidup mintalah kekuatan dari Tuhan untuk menjalaninya sehingga kita akan semakin paham rencana Tuhan dalam hidup kita.
Di penghujung tahun ini, tidak lupa kami menyampaikan atas nama keluarga dan tim penulis renungan setiap hari jika ada yang kurang berkenan mari saling memaafkan dan Songsong tahun baru dengan penuh harapan menikmati rancangan Tuhan dalam hidup kita.
SELAMAT NATAL 2021 DAN JELANG TAHUN BARU 2022
Kepada:
1. Sahabat Media Sosial
2. Pembaca setia renungan Harian: FIRMAN TUHAN AUMBER KEHIDUPAN, kekuatan, inspirasi dan motivasi
3. Seluruh jemaat dan parhalado HKBP
4. Seluruh jemaat dan parhalado Distrik XXVIII Deboskab
5. Seluruh pelayan full timer HKBP
6. Seluruh pelayan full timer HKBP Distrik XXVIII Deboskab
7. Pimpinan HKBP
dari kami keluarga:
Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh
PRAESES HKBP Distrik XXVIII Deboskab