Senin, 25 Oktober 2021

MENJADI PEMBAWA DAMAI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6379530745452271/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 26 Oktober 2021


*MENJADI PEMBAWA DAMAI*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Matius 5:9 (TB)  Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Matthew 5:9 (UKJV)  Blessed are the peacemakers: for they shall be called the children of God.


Setiap orang merindukan hidup damai, teduh dan tidak diganggu oleh orang lain. Bebas melakukan aktifitasnya dan menikmati pekerjaannya dalam suasana tanpa tekanan dan ancaman. Namun setiap manusia juga memiliki keinginan agar memperoleh kemudahan dalam hidup yang kadang bersenggolan dengan kehidupan orang lain maka muncullah kecurigaan, perasaan tidak enak, kebencian bahkan meningkat menjadi menginginkan kejatuhan orang lain dan terjadilah konflik. Dalam konflik manusia umumnya ingin memenangkan diri sendiri terkadang tidak memikirkan orang lain bahkan demi mencapai kepentingan diri harus menghilangkan nyawa orang lain. Dalam berkonflik orang mengabaikan negosiasi, mediasi dan resolusi yang penting keinginan diri tercapai. Jika setiap manusia seperti ini apa jadinya dunia ini? tentu perang dan perang, manusia akan menjadi serigala bagosesamanya. Orang lain adalah musuh bahkan mangsa yang harus ditelan.


Sejarah peradaban manusia menujukkan bahwa manusia yang hidup sekarang adalah manusia korban perang permusuhan (Sejarah Peradaban). Manusia menggemari tokoh2 Heroik tokoh perang yang gemilang di dalam medan perang mengalahkan musuh. Selama demikian pastilah sejarah manusia akan terus dilanda perang dan akan menjadi korban perang. Namun kita harus menyadari bahwa manusia ada hingga sekarang karena manusia memiliki kemampuan untuk mengelola konflik. Potensi dalam diri manusia bukan hanya kuasa untul memerangi dan menaklukkan musuh, tetapi potensi untuk menciptakan dan membawa damai bagi dunia.


Sisi inilah menjadi bahagian yang senteral yang disebutkan oleh Yesus dalam kotbah di bukit. Pendengarnya diarahkan kepada sisi baiknya di dalam diri manusia: potensi menciptakan damai dan membawa damai. Dalam membawa dan menciptakan damai ini butuh pengorbanan. Yesus Anak Allah mengosongkan diri, sekalipun Anak Allah namun menempatkan  diri menjadi hamba. Dia adalah penasihat ajaib Allah yang perkasa dan raja damai namun bukan duduk di atas kuda tetapi diatas keledai. Murid-muridnya membawa pedang ketika musuh menerjang Yesus berseru: sarungkan pedangmu! Orang yang mengandalkan kuasa pedang memerangi orang akan dihacurkan oleh pedang. Yesus mengajarkan suatu jalan yang ada pada diri manusia kepada dunia yang lebih baik dan damai. Dunia yang lebih baik dengan menjadikan diri pembawa damai.


Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka disebut Anak-anak Allah. Yesus telah menebus kita dari dosa untuk dijadikan menjadi anak-anak Allah melalui pengorbanannya di kayu salib. Peristiwa salib mendamaikan manusia dengan Allah. Allah telah menerima kita menjadi anak-anakNya sehingga kita menyebut ya abba, ya bapa. Status baru ini menjadi penting, status manusia yang baru yang mempersembahkan hidupnya menjadi pembawa damai, menciptakan suasana rukun dan menghentikan peperangan, percekcokan serta memberika  buah produktif terhadap peradaban yang lebih maju dan membangun kehidupan. Mengandalkan pedang akan ditebas pedang, namun mengutamakan damai adalah membangun peradaban manusia yang menghargai setiap orang dalam suasana rukun dan damai. Jadilah  pembawa damai karena kita adalah anak-anak Allah.


Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...