https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6332242616847751/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis
Minggu, 17 Oktober 2021
Nas: Lukas 11:27-28
*BAHAGIA ORANG YANG MENDENGAR FIRMAN TUHAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, sering kita dengar ungkapan kalau seseorang berhasil langsung diikuti dengan kalimat: siapa dulu mamanya? Ungkapan ini benar bahwa keberhasilan seseorang identik dengan keberhasilan ibu yang mangasih dan mengasuh.
Namun jangan berpuas dulu, di kalangan kaum patriarkhis berbeda juga khususnya orang Batak kebalikannya: kalau anak berhasil dan sukses disebut anak Bapaknya. Namun sebaliknya kala anak kurang berhasil sering menjadi beban seorang ibu.
Baiklah kita hentikan perdebatan itu kita sama-sama menarik kesimpulan bahwa mendidik anak bukan hanya pekerjaan ibu, namun tanggung jawab ayah dan ibunya. Pendidikan anak harus seimbang dari bapak dan ibu agar anak bertumbuh dengan baik.
Dalam kotbah ini ada suatu pujian seorang perempuan terhadap Yesus. Perempuan itu tidak disebutkan identitasnya, namun spontan setelah mendengar pengajaran Tuhan Yesus dan mujizat yang dilakukanNya mengusir roh jahat dia berseru di tengah-tengah halayak ramai: berbahagialah ibu yang melahirkan dan menyusuinya.
*01. Berbahagialah ibu yang mengasuh dan mengasih anakNya.*
Pujian ini spontan karena rasa kagum dan takjub atas pengenalannya terhadap Yesus. Yesus mengajar dengan lebut dan mudah di mengerti. Kotbahnya sejuk dan memperbaharui budi. Yesus menyembuhkan orang sakit dan melakukan berbagai mujizat membuat setiap orang tercengang dan heran. Yesus melakukan semua itu karena Dia adalah Mesias Anak Allah. Yesus hadir di dunia ini untuk mengajari dan menolong manusia mengenal maksud Allah dan melakukan kehendak Allah.
Apa yang disaksikan seorang ibu ini atas apa yang dilakukan Yesus spontan dia bersuara nyaring: Berbahagialah ibu yang melahirkan dan menyusuinya. Membimbing dan mengasuh anak adalah pekerjaan sulit, namun menjadi kewajiban bahkan dianggap kodrat ibu wajib mengasuh dan mengasih anak. Sasaran pujian perempuan tersebut adalah ibu yang melahirkan dan membesarkan Tuhan Yesus. Tentu yang dimaksud adalah Maria, seorang ibu yang setia, rahmani dan mau mengabdi untuk Tuhan. Sebagaimana kita tahu, saat malaikat menyampaikan kabar baik pada Maria, ada dialog antara Maria dan Malaikat. Sekalipun Maria memiliki kekuatiran namun dia tidak menolak ataupun menghindari dari maksud para malaikat. Setelah Maria tahu maksud Allah dalam hidupnya Maria berkata dalam Lukas 1:38 (TB) Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Pujian perempuan adalah ketakjuban atas kehadiran Yesus yang dikenal. Namun pujian ini tentu tertuju pada pemujian diri Yesus dari pendekatan manusiawi. Yesus dilihat sebagai pribadi yang lahir dari seorang ibu. Padahal sesungguhnya Yesus lebih dari itu.
Pesan penting disini adalah merupakan tugas mulia seorang ibu yang mengasuh dan mengasih anak-anak. Saat anak bertumbuh besar, berguna dan berbudi Bhakti untuk kepentingan orang banyak, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Lelah dan jerih juag membesarkannya tidak sia-sia, tetapi menjadi kebanggaan.
*02. Berbahagia Melakukan Firman Tuhan.*
Yesus menimpali pujian perempuan tersebut untuk mengoreksi pernyataan perempuan tersebut. Itulah sebabnya Yesus berkata: yang berbahagia adalah orang yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan
Pernyataan Yesus ini mau mengarahkan agar manusia jangan mencari pujian pada diri manusia, namun kebahagiaan orang percaya yang lebih utama adalah saat mau mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Ketika Yesus berkunjung ke rumah Martha dan Maria saudara Lazarus, Yesus memuji sikap Maria yang memilih duduk dan mendengarkan Yesus mengajar. Sebaliknya Martha lebih repot dengan urusan dapur dan kudapan. Lukas 10:41-42 (TB) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Yesus lebih mengutamakan Firman Tuhan Dan kehendak Allah ketimbang pada perbuatan baik seseorang atau hal-hal yang dapat mengapresiasi karya seseorang. Lebih lagi, saat Yesus pernah mengajar di dalam satu rumah, karena rumah sudah penuh ibu dan saudara-saudaranya menunggu di luar. Kehadiran ibu dan saudaranya tidak membuat Yesus berhenti mengajar, namun terus mengajar seolah mengabaikan ibu dan saudara-saudaranya sampai ada yang menyampaikan hal tersebut kepada Yesus. Namun Yesus menjawab mereka: Markus 3:35 (TB) Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
*03. Apa yang kita petik dari kotbah ini:*
Pertama: melakukan pekerjaan terbaik bukan bertujuan untuk mendapat pujian diri dan keluarga. Kita lakukan pekerjaan karena didorong oleh tanggungjawab dan Eros kerja.
Kedua: jika ada pujian jangan langsung berpuas diri, namun arahkanlah kepada hal yang lebih utama. Yesus tidak menangkap pujian perempuan itu pada diri lainnya dan ibuNya tetapi berbahli-bagia
Ketiga: mendengar dan melakukan firman Tuhan adalah kebahagiaan yang tiada taranya. Firman Tuhan adalah sumber kehidupan orang percaya. Firman Tuhan adalah suluh dan terang, Firman Tuhan adalah pegangan yang abadi bagi orang percaya. Markus 13:31 (TB) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Dengan kotbah Minggu ini kita semakin mengerti, mengapa saat menerima Sidi setiap orang yang diteguhkan dewasa dalam iman diberikan nas penuntun hidup dan disertai dengan perkataan: parangehon Hata ni Debata na ginuruhonmi, ai Ido hangoluanmu." ("hayatah Firman Allah yang engkau pelajari karena itu sumber kehidupanmu.") Kehidupan dan sumber kebahagiaan orang percaya ada di dalam Firman Tuhan. Marilah mencintai, memelihara dan melakukan Firman Tuhan. Amin
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita semua.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar