Minggu, 11 April 2021

MERENDAHKAN DIRI DAN TAAT SAMPAI MATI

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 12 April 2021


IA MERENDAHKAN DIRI-NYA DAN TAAT SAMPAI MATI


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Filipi 2: 8 (TB) : Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,  bahkan sampai mati di kayu salib


Philippians 2:8 (KJV) : And being found in fashion as a man, he humbled himself, and became obedient unto death, even the death of the cross.


Firman Tuhan menyapa kita hari ini di seputar keteladanan Yesus dalam merendahkan diri dan dalam ketaatan-Nya kepada Allah Bapa sampai Ia mati di kayu salib. Kematian dan kebangkitan-Nya itu merupakan mega karya Tuhan Yesus Kristus yang rela berkorban bagi penebusan umat manusia. Tak bisa dipungkiri bahwa Yesus lah sosok teladan sempurna dalam merendahkan diri dan ketaatan yang dengan sangat luar biasa memenuhi kehendak Bapa-Nya. Ia rela melepaskan identitas keillahian-Nya dan takhta kemuliaan-Nya demi menggenapi rancangan Allah Bapa-Nya untuk keselamatan kita umat percaya. Padahal, sebelum Yesus menjadi manusia Ia telah ada, mempunyai pre-eksistensi seujud dan sehakekat dengan Allah. Ia bercahaya dalam kekuasaan dan kemuliaan Allah. Namun, Ia tidak memakai kebesaran dan kemuliaan-Nya itu, melainkan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dia lah sosok kasih, yang peduli dan penuh berbelas kasihan kepada umat-Nya. Karena ketaatan Yesus kepada Bapa-Nya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama (Flp. 2:9).


Kita umat percaya sebagai murid Yesus diminta untuk meneladani karakter merendahkan diri atau kerendahan hati dalam ketaatan atau ketundukan mengikut Dia dengan menyangkal diri dan memikul salib! Kerendahan hati dan ketaatan ibarat sebuah mata uang koin dengan dua sisi yang tak terpisahkan satu sama lain dalam mengikut Tuhan Yesus. Keduanya merupakan pancaran hati dan sikap batiniah, bukan kenampakan lahiriah. Jauh dari sifat kesombongan diri, atau merasa lebih hebat karena kaya materi, atau terhormat, pintar, ataupun karena berkuasa. Melakukan kedua-duanya memang bukan perkara mudah bagi umat percaya karena sangat berlawanan dengan sifat dunia ini yang begitu mengelu-elukan prestasi, kehormatan, kekayaan dan status sosial lainnya yang berujung pada penonjolan dan egoisme diri. Bagi banyak orang apalagi yang memiliki kedudukan dan kecukupan materi sangatlah sulit untuk merendahkan diri. Mereka cenderung minta dihormati dan disanjung. Oleh karena itu diperlukan kebesaran jiwa berlandaskan iman untuk melakukannya. Orang yang rendah hati dan taat kepada Allah dicirikan oleh perilaku yang tidak semata-mata hanya memikirkan dirinya sendiri, karena kasih Allah melingkupi hati dan jiwanya. Seperti dikhotbahkan Rasul Paulus agar orang percaya "memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus" yang adalah sumber kasih. 


Dengan demikian tuntutan atas kehidupan keseharian pengikut Kristus harus rela melepaskan hak untuk dihormati, rela melayani menjadi hamba bagi semua orang, ada kesediaan melakukan segala sesuatu untuk memenuhi tugas yg dipercayakan, tidak menuntut fasilitas, tapi tulus melaksanakan tugasnya sebagai bagian dari ibadah. Karena nilai dan kualitas jabatan bukan terletak pada jenis atau seberapa tinggi jabatan itu, tapi pada motivasi terdalam seseorang melakukan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya serta hasilnya bagi sesama dan kemuliaan bagi Tuhan. Kesemuanya itu hendaknya dilakukan dalam kerendahan hati, ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan yang mencerminkan sikap hati dari seorang pelayan. Perlu disadari ketika kita memiliki kerendahan hati dan ketaatan, kita terlepas dari jerat perlombaan untuk sibuk berambisi mengejar kehormatan, kekuasaan, kehebatan, dan kekayaan yang dunia agung-agungkan, tapi kesia-siaan di mata Tuhan. Perlu ditumbuhkan kesadaran akan keterbatasan diri yang menundukkan diri kita kepada kepasrahan akan rencana Tuhan, bergantung kepada-Nya serta mengandalkan-Nya di setiap langkah hidup kita. Kita pun bisa dengan rendah hati menerima apa yang Tuhan telah berikan kepada kita sekaligus mensyukurinya sebagai bagian penggalan dari rancangan indah-Nya. Orang yang taat dan rendah hati memiliki sikap yg digerakkan oleh kesadaran bahwa Allah lah sumber segala sesuatu dalam hidup ini melalui belas kasihan dan kasih karunia-Nya seperti dikatakan dalam Rom 11:36a: "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia.", apakah itu prestasi, hikmat, kekayaan, jabatan, kepintaran, umur panjang, dll, sehingga tidak ada yang perlu ditonjolkan atau minta untuk dihargai atau dipuji-puji oleh orang lain. Karena sikap seperti itu sama saja mencuri kemuliaan Tuhan!


Sahabat yang baik! Renungan hari ini memberi pembelajaran bahwa tidak ada yang perlu kita sombongkan dalam hidup ini, apa pun yang kita miliki, apapun kedudukan kita dan siapa pun kita, karena semuanya hanyalah titipan sementara atas kebaikan Tuhan semata.  Marilah kita menyerahkan diri dengan tulus kepada rancangan Allah yang pasti indah pada waktunya dan berlari menyongsong panggilan sorgawi.  


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Renungan Pdt. Nekson Simanjuntak (TEN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TETAPLAH PERCAYA, SETIA DAN LAKUKAN YANG BAIK

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2024 DAN MENYONGSONG TAHUN 2025 (Kotbah Ibadah Malam Akhir Tahun 2024) Ev. Mazmur 37:1-11 *TETAP PERCAYA, SETIA DAN LAK...