https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5399262463479109/?sfnsn=wiwspmo
KOTBAH MINGGU MISEREKORDIAS DOMINI
Minggu, 18 April 2021
Nas: Mazmur 106:1-5
*HIDUP DALAM KASIH SETIA TUHAN*
Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati bersyukur dan bahagia merupakan hal yang melekat pada diri orang beriman. Bersyukur karena ada banyak perbuatan Tuhan dalam ini yang harus disyukuri. Sepahit apapun yang menimpa hidup kita pasti jika kita renungkan ada banyak hal yang membuat kita bersyukur. Sedangkan bahagia adalah hidup yang ditentukan oleh Tuhan bagi orang percaya. Allah mencipta, memelihara dan menyelamatkan manusia tujuannya adalah satu yaitu agar manusia memperoleh kebahagiaan. Bukan hanya bahagia dalam hidup di dunia yang kita hidup ini tetapi bahagia selama-lamanya dalam kehidupan yang abadi. Kepastian bahagia bagi orang percaya dilakukan oleh Yesus melalui kematian dan kebangkitanNya. Kematian dan kebangkitan Kristus telah menyeberangkan kita dari kesusahan kepada kebahagiaan, dari hukuman kepada anugerah dan dari kematian kepada kehidupan yang kekal.
Hidup yang bersyukur dan bahagia merupakan ajakan dari kotbah Minggu ini. Sesuai dengan nama minggunya, Minggu Miserecordias Domini berarti kasih setia Tuhan memenuhi bumi. Memenuhi berarti tidak setengah, tidak sekedar ada tetapi pool atau penuh. Arti memenuhi dilihat dari segi waktu dan ruang. Dari segi waktu tidak ada waktu dalam kehidupan ini yang tidak disertai dan dipenuhi berkatNya, baik kemarin (dulu), kini dan esok (future). Artinya selama-lamanya karena Allah adalah Allah yang awal hingga akhir, Alpha dan Omega.
Dilihat dari segi ruang, tidak ada ruang-ruang (space) hampa di bumi ini yang tidak diisi oleh anugerah Allah. Istilah memenuhi menunjukkan tidak ada celah atau ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh anugerah dan kemurahan Tuhan. Tidak hanya di kota Tuhan memberkati, tetapi di desa ada anugerahnya. Kemurahan Tuhan tidak hanya ada bagi orang yang bekerja di gedung bertingkat pencakar langit, namun di lahan tandus pun ada anugerah Tuhan yang disyukur.
Hal inilah yang dinyatakan oleh Mazmur dalam kotbah ini. Bersyukur kepada Tuhan dengan alasan:
*1. Tuhan itu baik dan bahwasanya kasih setianya selama-lamanya.*
Ada beberapa Mazmur yang mengutip nyanyian ini, Tuhan itu baik (Mazmur 25:8, 34:8, 68:11, 100:5, 135:3, 145,9) sedangkan kalimat 'bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya' dikutip berulang kali dalam Mazmur 106, 107, 108, 118 dan 136', semacam reffrein dalam lagu yang dinyanyikan berulang-ulang.
Tuhan itu baik bahwasanya selama-lamanya kasih setiaNya merupakan pengakuan dalam diri orang percaya. Tuhan itu baik karena pengalaman. Orang beriman menyaksikan begitu banyak perbuatan Allah yang ajaib. Jika kita perhatikan Mazmur 136, disitu dijelaskan mulai dari penciptaan, pemeliharaan ciptaan, pemilihan dan pembentukan umat Allah sebagai umat pilihan Allah. Semuanya menjadi saksi sejarah atas perbuatan Allah yang ajaib.
Tuhan itu baik bahwasanya kasih setianya untuk selama-lamanya merupakan pengakuan orang percaya kita wajib bersyukur atas perbuatan Tuhan karena dilihat dari segi apapun, keadaan apapun yang kita alami selalu ada yang harus disyukur. Allah baik bukan hanya kemarin tetapi kini dan esok, karena Tuhan perencana ulung dalam sejarah hidup ini.
*2. Resep hidup bahagia*
Bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan memberikan petunjuk kehidupan bagi orang percaya memperoleh kebahagiaan.
Mazmur 106:3 (TB) Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!
Sejalan dengan itu Mazmur 1 disebutkan Mazmur 1:1-2 (TB) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Hukum diberikan Tuhan kepada umatNya agar mereka terpelihara dengan hidup yang memiliki relasi yang baik. Di dalam hukum Taurat mereka mengetahui kehendak Allah, hidup kudus, adil dan melakukan apa yang berkenan dihadapan Allah. Hukum Tuhan menyadarkan orang untuk mengejar apa yang baik dan menjauhkan apa yang buruk. Hukum Taurat menjadi pagar setiap orang memiliki jaminan dan menghargai hak-hak orang lain.
Hukum Tuhan menuntut manusia memiliki relasi yang baik dengan Tuhan melalui ibadah dan memiliki hubungan yang baik kepada sesama. Iniilah yang disebutkan oleh Yesus sebagai hukum Utama dan Terutama.
Dilihat dari aspek ini, kebahagiaan hidup ini adalah pada relasi keduanya: hubungan manusia kepada Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan sesamanya (horizontal). Ada orang yang hanya memfokuskan diri hubungan dengan Tuhan, patuh beragama, rajin beribadah dan mabuk agama namun mengabaikan hubungan dengan sesama. Tidak sedikit orang yang jatuh pada paham radikal seperti itu yang hanya menekankan pada relasinya dengan Tuhan.
Disisi lain ada juga yang menekankan yang penting baik pada orang lain tak peduli agama bahkan menyangkal Tuhan. Ini disebut dengan humanisme yang radikal. Hal ini juga tidak membahagiakan manusia, karena ada saatnya kita menyadari keberadaan kita dihadapan Allah untuk merenungkan apa yang kita perbuat sembari memohon pengampunan dan memotivasi diri untuk memperbaiki diri.
Mazmur ini memberikan jawaban bagi kita bahwa hidup bahagia ada pada orang yang memelihara hukum Tuhan, berperilaku adil dan melakukan yang berkenan di hadapan Tuhan.
*3. Selalu ada harapan*
Apakah orang yang dekat kepada Tuhan selalu bahagia? Ada saja kegagalan, kesusahan dan penderitaan yang menimpa orang percaya. Kelebihan orang percaya adalah ada keyakinan yang pasti dibalik kesusahan ada kebahagiaan yang Tuhan beri. Tuhan tidak bekerja mendatangkan sukacita bagi orang percaya pada peristiwa yang baik dan membahagiakan. Namun Allah dapat bekerja mendatangkan kebahagiaan dari situasi buruk yang di alami.
Inilah alasan orang percaya tetap bahagi karena selalu ada harapa.
Kemarin saya menerima pesan yang berharga yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kehidupan ini untuk tetap berpengharapan.
Diibaratkan 4 lilin menyala di dalam satu kamar
Lilin pertama: aku adalah damai sejahtera. Lilin pertama berkata saya sudah jenuh dan capai membawa damai namun tak kunjung ada kedamaian dalam keluarga dan komunitas maka lilin pertama pun mati.
Lilin kedua: aku adalah iman, akhir-akhir ini saya tak dibutuhkan orang sudah tak perduli dengan kehidupan rohaninya. Maka lilin kedua pun mati.
Lilin ketiga: aku adalah cinta kasih, saya sudah lelah dengan semua perbuatan kasih toh tidak ada yang menyadarinya. Maka lilin ketiga pun mati.
Lalu lilin keempat: aku adalah pengharapan, saat tak ada damai, iman dan cinta kasih sang pengharapan memberikan dorongan dan memotivasi orang lain. Lilin keempat menyalakan kembali lilin pertama (damai), lilin kedua (iman) dan lilin ke tiga (cinta kasih). Sehingga keempat lilin itu menyala kembali.
Inilah pentingnya pengharapan, dibalik segala ketidak mungkinan selalu ada asa yang mendorong kita untuk berharap akan segala sesuatu.
Hidup orang beriman tidak selalu mujur dan beroleh kebaikan saja. Ada kalanya tantangan dan pergumulan, beban dan duri yang menyakitkan. Namun kita percaya Tuhan tidak akan membiarkan beban dan pergumulan menghentikan langkah orang percaya.
Kotbah ini menyampaikan harapan dibalik pergumulan yang dihadapi kelak akan melihat sukacita dan bahagia.
Mazmur 106:4-5 (TB) Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu, supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri.
Sahabat yang baik hati, mari bersyukur karena kita hidup di dalam kasih setia Tuhan. Mari bersyukur Tuhan itu baik dan memberi kebahagiaan dalam hidup ini.
Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar