FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Jumat, 29 Januari 2021
“MENGASIHI ORANG YANG MEMBENCI KITA”
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:
Lukas 6:27-28 (TB)
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Luke 6:27-28 (KJV) But I say unto you which hear, Love your enemies, do good to them which hate you, Bless them that curse you, and pray for them which despitefully use you.
Siapakah yang kita sebut sebagai musuh? Arti kata “musuh” secara sederhana adalah lawan, seteru atau tandingan dalam hal berkelahi, bertengkar, berperang, bertanding, dsb atau orang yang belum bahkan sulit untuk kita kasihi. Sadar atau tidak sadar, setiap orang tentunya memiliki orang-orang yang dikasihi dan musuh, dalam artian lawan, seteru, saingan, bahkan orang yang membenci kita. Biasanya kita menganggap setiap orang yang menyakiti dan mengecewakan kita sebagai musuh.
Biasanya apakah yang dilakukan banyak orang terhadap musuhnya? Benci, iri, bahkan ingin balas dendam terhadap mereka. Jika kita melakukan hal yang demikian terhadap musuh kita, maka kita tidak ada bedanya dengan mereka yang kita sebut sebagai “musuh” karena mereka membenci kita. Berarti, kita juga telah menjadi “musuh” bagi orang lain.
Bagaimanakah kita mampu mengasihi orang-orang yang membenci kita dan orang yang kita benci? Mungkinkah kita mampu mengasihi “musuh”? Dalam teks ini, Yesus mengingatkan para muridNya dan orang banyak yang mendengar pengajaranNya pada zamanNya, agar mampu mengasihi orang lain seperti diri sendiri. Sebab hanya ada dua hukum yang utama dan terutama bagi kita pengikut Kristus, yaitu mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37-39). Itulah identitas dan karakter anak-anak Allah yang sejati dan ini pulalah yang membedakan kita dengan orang-orang yang belum mengenal Allah. Kita adalah Kristen, yang artinya: Pengikut Kristus. Maka, apa yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus tentulah harus kita teladani dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus untuk kita lakukan melalui teks ini?
a. Mengasihi musuh
Yesus telah mengajarkan kepada kita untuk melakukan kasih, karena Tuhan Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Kita bukan hanya mengasihi orang yang kita kasihi dan mengasihi kita, tetapi juga harus mengasihi orang yang kita benci dan yang membenci kita. Siapakah “musuh” yang dimaksud Yesus dalam teks ini? Yang dimaksud Yesus dengan 'musuh' disini adalah orang-orang yang menyakiti kita, mengutuk, menganiaya, membenci kita, memaki, dan memperlakukan kita secara tidak benar, tidak adil, dan tidak sepantasnya. Bagaimana agar kita mampu mengasihi musuh? Kita harus terlebih dahulu mengampuni orang lain, mengampuni orang yang kita benci, orang yang membenci kita, orang yang menyakiti dan mengecewakan kita. Semua itu kita lakukan dengan meneladani kasih Yesus, dimana Dia telah terlebih dahulu mengampuni kita atas segala dosa-dosa kita.
b. Berbuat baik kepada orang yang membenci kita
Allah senantiasa berbuat baik terhadap orang baik ataupun orang jahat, menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik, menurunkan hujan bagi orang benar dan tidak benar. (Mat. 5: 44-45). Seperti Allah yang baik itu, kita pun haruslah demikian. Kita dipanggil dan bertanggungjawab untuk terus berbuat baik tanpa pilih kasih atau melihat rupa baik kepada orang baik ataupun orang jahat. Ingat! Yang kita benci adalah perbuatannya, tetapi setiap pribadinya harus selalu kita kasihi dan kita doakan. Bukankah Yesus telah mengatakan demikian: "Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu." (Lukas 6:29-30).
c. Memberkati orang yang mengutuk kita
Mungkin kita akan marah, kecewa dan dendam kepada orang yang telah mengutuk, menghina, menjelek-jelekkan kita, bahkan menginjak-injak harga diri kita. Namun, sebagai orang Kristen kita harus mampu mengampuni. Setelah kita mengampuni setiap orang yang membenci kita, lalu disitulah kita akan mampu memberkati orang yang mengutuk kita. Tidak membalaskan kata-kata kutuk dengan kutuk juga, tetapi dengan kata-kata yang penuh berkat dan harapan-harapan yang baik ke depannya.
d. Berdoa bagi orang yang mencaci kita
Berdoa adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Kristen. Itulah sebabnya kita selalu mengatakan “Doa adalah nafas kehidupan”. Lalu apa dan siapakah yang sering kita doakan? Tentu diri kita, keluarga dan orang-orang yang kita kasihi. Jika kita hanya mendoakan orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita, itu adalah hal yang biasa atau wajar. Belum ada istimewanya sama sekali. Tetapi jika kita masing-masing mampu mendoakan orang yang menyakiti dan menghina kita, itulah Kristen yang sejati. Sebagai orang percaya, kita meyakini kekuatan doa. Jika kita selalu mendoakan orang-orang yang membenci dan memusuhi kita, kita yakin bahwa Roh Kudus bekerja dan kiranya orang yang kita doakan itu dapat berubah menjadi orang yang lebih baik dan mampu melakukan kasih seperti yang kita harapkan terlebih seperti yang Tuhan inginkan.
Kiranya Tuhan memampukan kita sekalian untuk mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri. Selamat mengasihi! Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar