Minggu, 01 September 2019

PERCAYA DAN TERIMALAH ROTI KEHIDUPAN

Kotbah Minggu XI Stlh Trinitatis Minggu, 1 September 2019 Nas: Yohanes 6:43-54 *PERCAYA DAN TERIMALAH ROTI KEHIDUPAN* Selamat Hari Minggu, sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini tentang Roti Sorga; roti hidup, barang siapa yang menerima roti hidup – tidak akan lapar lagi melainkan beroleh hidup yang kekal. Memahami perkataan AKULAH ROTI HIDUP ada baiknya harus dipahami secara utuh dari ayat 25-59). Di German ada yang disebut dengan TAFFEL, suatu lembaga sosial yang menyediakan makanan bagi orang yang homeless. Visi mereka adalah ‘tidak ada orang yang kelaparan di kota ini". Mereka mencari makanan dari mana-mana untuk orang-orang miskin yang membutuhkan. Ini adalah tanggungjawab sosial bersama untuk memberikan hak makan bagi semua manusia. Jika disana orang berpikir bagaimana supaya orang lain makan, mungkin konteks kita di Indonesia adalah masalah mengambil nasi dari piring orang lain. Penjara penuh over kapasitas karena berbagai kasus pencurian, perampokan hingga korupsi. Itu adalah mental manusia yang mencari roti untuk keyang. Ketika kita mengambil nasi atau roti dari piring saudaramu kamu telah membiarkan dirimu keyang namun orang lain kelaparan. Teriakan mereka akan sampai ke sorga! Yesus Kristus hadir ke dunia ini memberikan arti yang baru. Yesus Roti hidup barang siapa percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal. Menerima roti hidup berarti bersedia juga menjadi orang yang rela berbagi roti kepada orang lain yang membutuhkan. *1. Mencari Yesus Mencari Hidup* Mencari Yesus bukanlah sekedar untuk mendapat roti yang membuat perut kenyang. Dalam dialog sebelumnya Yesus berkata: ‘bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal...' (Yoh 6:27). Disini Yesus ingin memberikan makna hidup yang sesungguhnya, bahwa hidup ini bukanlah soal kenyang dan memenuhi rasa lapar – tetapi hidup adalah sebuah pencarian nilai dan kebenaran sejati yaitu hidup yang kekal. Adalah manusiawi orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangannya – dan sebaliknya adalah sungguh tidak bertanggungjawab jika ada orang tidak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya. Makan adalah hak dan kebutuhan manusia, dan sesama masunia hendaknya memberikan hak itu bagi setiap orang. Mencari Yesus bukanlah hanya sekedar kenyang, orang percaya dapat memberi saudaranya makan seperti Yayasan Taffel. Hal yang lebih dari itu melalui kotbah ini kita percaya bahwa didalam Yesus ada kehidupan yang kekal. Percaya kepada Yesus menjadikan kita mengnal Allah. Tanpa Yesus kita tidak mengenal Allah. Mencari Yesus adalah mencari kehidupan. Kita harus percaya, Yesus adalah Tuhan dan Yuruselamat. Yohanes 3:13, 15 (TB) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Yesus bukanlah anak Yusuf sang tukang kayu semata sebagaimana yang mereka kenal, tetapi Yesus adalah Anak Allah yang turun dari sorga memberikan kehidupan yang kekal bagi setiap orang percaya. *2. Roti Sorga melebihi Manna?* Bagian kedua diskusi dalam kotbah ini adalah apakah ada Roti sorga – yang membuat orang tidak lapar lagi? Spontan dalam benak orang banyak bahwa hanya satu roti yang membuat nenek moyang mereka kenyang di padang gurun, yaitu: manna. Bagi orang Israel manna adalah ‘roti sorga’ yang didatangkan oleh Allah agar nenek moyang mereka bisa hidup selama empat puluh tahun di padang gurun. Dalam perjalanan menuju tanah Kanaan Allah memberikan roti yang membuat mereka bisa hidup dan bertahan selama berjalan di padang gurun. Dengan pengalaman padang gurun itu Musa diagungkan, namun Dalam dialog Yesus dengan orang banyak bahwa bukan Musa yang menyediakan tetapi Allah sendiri yang memberikannya. Betul bahwa Manna adalah roti sorga yang diberikan oleh Allah bagi nenek moyang Israel di padang gurun, mereka telah makan manna da mereka mati (Yoh 6:49) Manna yang sesungguhnya adalah Inilah roti yang turun dari sorga: barang siapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jika seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan kuberikan untuk hidup dunia.’ (Yoh 6:50-51). Disini dikemukakan bahwa Yesuslah Manna yang sesungguhnya untuk kehidupan manusia dan dunia, Dia telah mempersembahkan hidupnya sebagai kurban keselamatan. Bagi orang percaya menerima tubuh dan darah Yesus dalam tradisi perjamuan kudus adalah makna yang terdalam akan kehidupan yang kekal bagi yang menerimanya. Apa yang kita terima di dalam perjamuan adalah Kristus memberikan tubuhnya untuk menjadi keselamatan dunia. *3. BERIKANLAH KAMI ROTI ITU SENANTIASA!* Dengan demikian apa tugas orang percaya? Bukankah saat ini pertanyaan yang sama diajukan dan ditanyajkan bagi orang percaya (gereja): ..’berikanlah kami roti itu senantiasa..’ (ay 34) Yesus mempersembahkan hidupnya menjadi keselamtan bagi kita. Dalam setiap perjamuan Kudus kita mengingat pemgorbanan Yesus: memberikan tubuhnya dan darahNya agar kita memperoleh kehidupan yang kekal. Menerima tubuh dan darah Kristus adalah mengenang pengorbanan yang agung. Namun kala menerima merjamuan Kudus pada saan yang sama kita harus meneladani Kristus yang berbagi. Menerima Roti Kehidupan dan sekaligus mempersembahkan hidup berbagi dengan sesama. Liturgi perjamuan Kudus bukanlah hanya dalam ibadah, namun dalam praktek hidup orang percaya yang rela berbagi dan membagi kebahagiaan dengan orang lain. Jika kita menerima roti dan menikmatinya, maka dengan menerima tubuh dan darah Kristus hidup kita juga hendaknya menjadi roti yang dapat dibagi bagi orang lain. jika bole kita pakai istilah penerim Roti Kehidupan harus menjadikan hidupnya "meroti": menjadi roti bagi orang lain. Dengan Hidup yang meroti menekankan tugas dan tanggungjawab sosial orang percaya adalah mempersembahkan hidupnya untuk menjadi roti yang memberikan makna bagi orang lain. Di sekeliling kita banyak yang membutuhkan makan, banyak yang berjalan keliling kesana kemari dan membuat tangannya ke mulutnya dan berkata berikan kami makan. Ada juga orang yang demi memenuhi rasa lapar mereka mencuri. Ada pula yang berbohong dan menipu serta melakukan kejahatan. Ada ungkapan orang Batak yang mengatakan: ‘tajom sineat ni piso, tumajoman sineat ni butuha.’ (Artinya sakit tersayat pisau namun lebih sakit tersayat perut yang lapar). Dengan alasan kelaparan dan sesuap nasi terkadang orang bisa melakukan kejahatan dan tindakan sadis. Pemandangan ini adalah menjadi perenungan yang mendalam bagi kita semua....! Kita percayai bahwa pada dasarnya jatah roti ataupun nasi kita diberikan dan disediakan oleh Allah bagi kita semua. Namun ada orang yang terampil dan lihai dengan segala kecerdikan dan kepandaiannya mengambil roti atau nasi dari piring orang lain. Ini adalah suatu pelanggaran bagi mereka yang mencari roti kehidupan. Hidup yang meroti adalah juga hidup yang menikmati yang menjadi bagianku. Benar apa yang dikatakan oleh Amsal: "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku." (Amsal 30:7-9) Sahabat yang baik hati! Hidup ini bukanlah hanya untuk mencari roti yang bisa membuat kita kenyang, saat ini kita kenyang dua tiga jam lagi kita akan lapar dan haus. Hidup bukanlah untuk mencari dan memenuhi kebutuhan dan keinginan, namun kita hidup adalah untuk mencari Roti Kehidupan. Roti yang membuat kenyang Tuhan sediakan bagi kita, dan Roti Hidup adalah Yesus Kristus yang telah mempersembahkan tubuhnya bagi kehidupan dunia. Orang yang menerima roti kehidupan harus bersedia mempersembahkan hidupnya menjadi "roti" bagi orang lain. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...