Rabu, 11 September 2019

MENASIHATI ORANG YANG TAK BERNURANI

MENASIHATI ORANG YANG TAK BERNURANI, MUNGKINKAH? Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini, untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Jumat, 06/09/2019 1 Timotius 1:19 (TB) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, 1 Timothy 1:19 (RWV) Holding faith, and a good conscience; which some having put away concerning faith have made shipwreck: Apakah saudara mau disuruh mengingatkan orang yang galak, bengis dan kejam dalam kesalahannya? Mungkin anda akan berpikir dua kali? Menasihati anak sendiri kadang sudah sangat sulit, bagaimana pula menasihati orang yang kejam dan bengis yang telah tidak berhati nurani? Inilah tugas berat yang diberikan oleh Paulus kepada Timoteus di Efesus. Dalam Surat-surat Penggembalaan, Paulus meninggalkan Timotius di Efesus (1 Tim 1:3) dan menugasinya menghadapi guru-guru bidat, mengawasi ibadah umum dan menetapkan pejabat-pejabat gereja. Walaupun jelas bahwa Paulus bermaksud hendak bergabung lagi dengan Timotius, tapi kekuatirannya bahwa kedatangannya bisa saja tertunda, memberi alasan untuk menulis surat pertama kepadanya. Bagaimana menghadapi orang yang tidak berhati nurani? Tidak berhati nurani yang dimaksudkan tentu orang-orang yang meniadakan kebenaran, bukan hanya membohongi orang lain tetapi sanggup menolak apa kata hati nuraninya. Hati nurani adalah penjaga moral terakhir didalam diri seseorang. Nurani terbungkus suci di dalam hati. Jika orang telah sanggup membohongi hati nurani, tetantu akan susah menghadapinya. Manusia dalam aktifitas sehari-hari dipagari oleh norma, peraturan dan hukum. Jika melanggar hukum konsekwensinya adalah hukuman. Itulah yang dipertanggungjawabkan melalui proses hukum. Pada kenyataannya bisa saja orang mengelabui hukum dengan apologi-apologi (pembelaan) menbenarkan diri dengan berbagai argumentasi yang meyakinkan? Tomoteus diutus melayani di Efesus, orang-orang diaini pintar-pintar, orator ulung dan ahli perdebatan. Tugas Tomoteus bukanlah mendebat mereka dengan segala argumentasi apapun, bukan mengajari dan menggurui mereka namun Paullus mengajarkan: menasihati dan mengubah orang yang telah meniadakan hati nurani adalah dengan memberikan teladan dalam hidup. 1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Benar ungkapan orang berhikmat: Satu teladan lebih berguna dari seribu nasihat. Selanjutnya Paulus menjelaskan memperhatikan mereka dan mengawasi diri jangan sampai sumber celaan bagi mereka. 1 Timotius 4:15-16 (TB) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Sahabat yang baik hati! Menasihatibdan mengingatkan orang dijalan yang salah merupakan panggilan am orang percaya. Namun coba anda bayangkan bagaimana reaksi orang yang tidak berterima jika ditegor dan dinasehati kesalahannya? Mungkin anda berpikir sama saja dengan ungkapan: menasihati orang bengis dan kejam ibarat "menangkap telinga anjing liar". Risikonya mencelakai diri sendiri. Menghadapi orang liar dan tak bernurani, adalah menunjukkan keteladanan. Sehingga apa yang dilihat telah menjadi kesaksian baginya. Teladan dalam, iman, kasih, perkataan dan perbuatan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...