Rabu, 11 September 2019

GENERASI YANG DIPERBAHARUI

GENERASI YANG DIPERBAHARUI Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 11/09/2019 Zakharia 1:4 (TB) Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN. Zechariah 1:4 (ASV) Be ye not as your fathers, unto whom the former prophets cried, saying, Thus saith Jehovah of hosts, Return ye now from your evil ways, and from your evil doings: but they did not hear, nor hearken unto me, saith Jehovah. Setiap orang tua pasti berharap agar anak cucunya lebih berhasil dari dirinya sendiri. Jika anak lebih berhasil dari orang tua tentu ada kebahagiaan melihat generasi penerus di dalam keluarga. Tapi pada pihak lain, setiap anak pasti tidak akan pernah bisa membandingkan dirinya dengan kehebatan dan kemasyhuran orang tua mereka. Bagi anak-cucu, pasti orang tua dianggap lebih hebat dan tak dapat dibandingkan telah, meskipun dengan berbagai apa yang diraih dalam hidup. Perasaan seperti itu terlahir dari rasa hormat pada orang tua. Dalam tradisi Orang Batak, cita-cita orang tua terhadap anak digambarkan dalam ungkapan umpasa: "balga batu ni ruma, umbalgaan batu ni sopo, nunga gabe angka na tumua, unggabean ma angka sundut na umposo" . Umpasa ini jika diterjemahkan kira-kira begini: "besar batu alas rumah, lebih besar batu alas rumah sopo, telah diberkati orang tua, maka lebih lagi anak cucu). Ungkapan ini muncul saat penghargaan terhadap orang tua yang meninggal. Maka anak paling besar membacakan riwayat hidup orang tuanya, berapa anak, cucu dan cicitnya. Dari pembacaan riwayat inilah orang mengetahui status yang meninggal. Maka orang-orang berdoa dan berharap dengan umpasa tadi: jika orang tua mereka telah diberkati dengan segala apa yang telah diterima dalam hidupnya maka doa dan harapan akan lebih besar lagi kepada generasi anak cucunya. Berharap generasi penerus lebih hebat dari orang tua merupakan hal yang diangkat oleh Nabi Zakaria kepada bangsa Israel. Zakaria adalah nabi yang melayani setelah masa pembuangan. Tuhan telah berbaik hati memulangkan bangsa Israel dari pembuangan Babel, mereka berbenah agar bangsa ini menjadi bangsa yang lebih besar dan maju. Pembuangan adalah masa suram dan sejarah hitam yang pernah terjadi. Pembuangan itu terjadi karena pelanggaran dan ketidak setiaan mereka terhadap Tuhan. Maka Tuhan mendatangkan hukuman dengan membuang mereka ke Babel. Pembuangan tidak akan terulang lagi, itu adalah masa lalu dan umat Allah harus meraih masa depan yang lebih gemilang. Itulah sebabnya nabi Zakaria menyuarakan: "jangan seperti nenek moyangmu!" Mengingatkan pelanggaran-pelanggaran mereka seruan pertobatan dari para hamba Allah tak dihiraukan, malah mereka menganiaya nabi-nabi. Padahal Allah mengutus nabi untuk mengingatkan mereka agar bertobat. Generasi leluhur mereka yang terbuang ke Babelonia membuang kesempatan bertobat akhirnya mengalami kekelaman dalam masa pembuangan. Bagaimana harapan dengan generasi setelah pembuangan? Zakaria mengingatkan agar mereka dapat meraih kembali kejayaan Isrsel, mereka harus bertobat atas segala perbuatannya. Mendengar dan bersedia menghiraukan setiap seruan pertobatan dari nabi dan menempa diri menjadi umat ya g takut akan Tuhan. Sahabat yang baik hati! Kita semua sependapat dengan impian Zakaria ini terhadap generasi baru dari Israel setelah pembuangan. Renungan hari ini memberikan jawaban atas bagaimana generasi penerus lebih maju dan lebih hebat? Bertobat disini adalah generasi muda mempelajari masa kelam orangtua mereka yang terbuang ke Babel, jangan terulang lagi. Zakaria tidak mengutuki masa lalu, tetapi belajarlah dari masa lalu. Itulah pertobatan yang dimaksud. Hal yang sama juga, meraih masa depan yang lebih baik, mari berdamai dengan masa lalu dan melupakannya: jika ada yang buruk tinggalkan, dan jika ada yang baik ditingkatkan. Belajar dari sejarah sangat baik untuk meraih masa depan. Dengan demikian akan terlahir generasi penerus yang lebih baik ke depan dengan setia kepada Tuhan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...