Minggu, 29 September 2019

BERSATU MEMBANGUN TUBUH KRISTUS

Kotbah Minggu XV Stlh Trinitatis Minggu, 29 September 2019 Nas: Efesus 4:7-16 *BERSATU MEMBANGUN TUBUH KRISTUS* Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini sangat relevan dalam konteks Indonesia yang saat ini. Panggilan setiap pribadi yang terpanggil untuk saling membangun. Kita sangat sedih melihat aksi demonstrasi yang berujung anarkhis dan chaos. Pada aksi demonstrasi di berbagai tanah air, disinyalir ada orang tertentu membelokkan tujuan lain dibalik demonstrasi. Sekalipun diakui ada perdebatan pasal-pasal tertentu dalam Rancangan Undang-undang yang akan ditetapkan oleh DPR. Memang agak janggal juga mengapa di hari-hari terakhir jabatan DPR tumpukan RUU akan ditetapkan menjadi UU. Masyarakat tidak lagi melihat pembahasan yang obyektif atas pasal-pasal dimaksud melalui berbagai pandangan dari fraksi-fraksi, namun terendus provoktif yang mengundang reaksi masyarakat. Saya yakin banyak warga masyarakat yang sama sekali tak tahu akan isi dan pasal-pasal dimaksud, tujuan butir-butir apa yang akan dikritisi dan dampaknya apa jika itu ditetapkan. Namun publikasi yang memblowup kontradiksi ini membuat bingung dan mempercepat gerak arus demonstrasi hingga liar dan chaos. Sebagai warga negara kita setuju demonstrasi, itu adalah hak warga menyalurkan aspirasi, pikiran dan gagasan. Demokrasi harus dijunjung tingggi dan menolak pemerintah yang subversif. Namun jika dalam aksi demonstrasi sudah pada tindakan anarkhis harus dihentikan. Warga masyarakat harus menolak tindakan anarkis dan tindakan kekerasan dalam memperjuangkan apapun itu. Aparat negara harus tegas bertindak terhadap pelaku tindak anarkis agar seluruh warga mendapatkan kepastian hukum, rasa aman dan nyaman dalam kehidupannya. Tanggungjawab negara harus melindungi segenap warga, dari kejahatan termasuk tindakan anarkhis yang sudah mengganggu dan mengancam ketentraman publik. Baiklah setiap elemen masyarakat bersatu padu untuk membangun negeri ini untuk mencapai cita-cita Indonesia yang tertuang dalam UUD 45, Pancasila dan dalam bingkai kebhinekaan dalam satu negara yang utuh yaitu NKRI. Artinya siapapun warga negara semestinya terpanggil untuk membangun negeri ini bukan untuk sesukanya merusak dan menebarkan teror yang meresahkan masyarakat. Hendaknya kata politik dikembalikan kepada hakekatnya berarti menata kota untuk memelihara kepentingan bersama. Hal itu sejalan dengan isi pesan Firman Tuhan dalam Minggu ini dalam Efesus 4:7-16. Orang percaya memahami bahwa hidup dalam satu persekutuan yang kudus, satu iman, satu baptisan dan satu Tuhan. Sekalipun ada berbagai-bagai karunia, berbeda-beda kapasitas dan kompetensi warga namun seluruh karunia-karunia yang berbeda itu akan difungsikan dan didayagunakan untuk membangun tubuh Kristus. Maka fungsi persekutuan gereja adalah mempersembahan karunia-karunia yang ada pada warga jemaat. Setiap anggota dapat memberika. Apa yang ada padanya dengan tujuan membangun kwalitas iman, membangun kualitas SDM dan membangun lingkungannya agar lebih produktif menghasilkan kebaikan, kedamaian, kemajuan dan kesejahteraan umum. Dari kotbah ini ada pesan yang sangat berharga bagi orang percaya, agar menyadari panggilan umum dan panggilan khusus masing-masing. Persekutuan orang kudus (baca gereja) bukanlah semata-mata kumpulan yang berdoa dan nyanyi. Tetapi persekutuan yang mempersembahkan karunia untuk pertumbuhan iman dan produktif menghasilkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. *1. Berbagai karunia Allah namun satu tujuan.* Kita bersyukur Indonesia memiliki semboyan yang sangat bagus: Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia adalah masyarakat yang majemuk beda suku, agama, daerah namun satu tujuan membangun NKRI. Makna semacam ini ada dalam kotbah ini berbeda-beda karunia di dalam jemaat tetapi satu tujuan yaitu membangun tubuh Kristus. Persekutuan gereja merupakan tempat bagi seluruh orang percaya dalam berbagai berbagai karunia yang ada: ada rasul, ada pemberita Injil, ada guru, (ay 11) ada diaken, ada penilik jemaat dan mereka itu semua memiliki SDM dengan kapasitas masing-masing. Seluruhnya itu harus difungsikan dan didayagunakan untuk memperlengkapi orang Kudus dan membangun tubuh Kristus. Kotbah ini hendak menghimpun semua potensi yang ada dipergunakan untuk memperlengkapi orang kudus dan membangun tubuh Kristus. Kesatuan jemaat hendaknya mengtikan penonjolan diri, keakuan dan egoisme yang memisahkan. Sama seperti tubuh, memiliki anggota yang berbeda-beda dan fungsi yang berbeda-beda tetapi satu tubuh yang utuh. Analagi ini dipergunakan Paulus agar setiap orang dalam persekutuan orang kudus (baca gereja) menyadari bahwa apapun keberadaannya dan fungsinya semuanya bertujuan membangun tubuh Kristus. *2. Menjadi dewasa dan kuat melawan ajaran palsu yang menyesatkan* Dalam surat Efesus ini, Paulus menasihatkan, jemaat perdana harus beranjak dari iman bayi atau anak-anak menuju kedewasaan. Sebagaimana kita tahu bayi dan anak-anak harus diasuh, dilayani dan disuapi. Iman yang disapih harus ditinggalkan menjadi manuaia yang mandiri, berdedikasi dan berprakarsa. Jadilah beriman yang dewasa, tinggalkan kekanak-kanakan, sifat cengeng dan caper. Coba kita perhatikan sendiri bagaimana susahnya orang tua menyuapi anak-anaknya, bukankah makanan yang dipersiapkan untuk kebutuhannya? Tapi orang tua harus berlelah, membujuk dan merayunya berjamjam. Jika sifat seperti ini terjadi dalam persekutuan gereja tentu tak dapat melakukan apa-apa. Beriman yang dewasa dalam persekutuan bukan menuntut apa yang diberikan persekutuan kepada dirinya tetapi berorientasi apa yang dapat saya perbuat untuk membantu dan menolong orang lain. Jadilah dewasa, dewasa bersikap, matang dalam pertimbangan dan bertanggungnjawab dalam tugas. Setiap orang menyadari apa yang seharusnya dilaksanakan tanpa harus perintah, tetapi terbangun sistem yang bekerja pamrih. Seperti pekerja yang mandiri, sekalipun tidak diawasi namun tetap produktif Iman yang dewasa dikaitkan pula dengan kematangan dalam memilah mana yang benar dan baik, mana yang maksud palsu dan benar. Iman yang dewasa akan kuat melawan segala yang jahat dan segala kepalsuan. Jemaat harus bisa menghadapi guru-guru palsu, pengajar-pengajar sesat dan propaganda yang menyesatkan. Jaman now - era hoax, kadang kita bisa penyebar hoax tanpa kita sadari. Begitu gampangnya orang melakukan propaganda dan menebar kebohongan. Kebohongan yang terus menerus diberitakan bisa menjadi kebenaran. Iman yang dewasa adalah kuat melawan segala yang jahat, kepalsuan, kebohongan dan propaganda iblis. Kita percaya Tuhan menyertai dan memelihara hidup orang percaya menghasilkan kebaikan sampai kedatangan Kristus kedua. *3. Bertumbuh dan membangun diri dalam kasih.* Dari semua cara yang dilakukan dalam membangun tubuh Kristus harus dilakukan dengan kasih. Segala tindakan yang dilakukan dalam membangun tubuh Kristus seluruhnya harus didasarkan oleh cinta kasih. Ada orang berbuat namun tujuannya tak iklas, ada orang berbuat namun demi mencapai keuntungan diri. Dalam persekutuan gereja, kita berbuat, kita melakukan misi hanya satu alasan yaitu: kasih. Mengapa kasih menjadi dasar dan tujuan. Kita yang telah menerima kasih Allah harus melakukan tindakan kasih bagi orang lain. Allah telah lebih dahulu mengasihi kita, maka sebagai orang yang menerima keselamatan harus melaksanakan kasih. Yesus sendiri berkata: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34). Hal ini menegaskan dasar hidup orang percaya adalah mengasihi sebagaimana diperintahkan oleh Yesus. Sahabat yang baik hati! Kotbah Minggu ini merupakan panggilan jiwa setiap orang percaya. Jika Deskcartes berkata: cogito ergo sum - "aku berpikir maka aku ada". Maka kotbah ini menyuarakan: aku ada untuk membangun tubuh Kristus. Aku ada untuk memperlengkapi orang Kudus dan aku ada untuk mengasihi sesama. Kiranya kita semua menyadari keberadaan kita bersama sebagai bahagian dari anggota tubuh Kristus. Hal yang sama dalam panggilan bermasyarakat, prinsip yang sama harus kita katakan: Sebagai warga negara, aku ada untuk ambil bahagian dalam membangun bangsa yang maju, aman, damai dan sejahtera. Tuhan memberkati! Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...