Rabu, 11 September 2019

HIKMAT DAN PERILAKU PEMIMPIN

Kotbah Minggu XII Stelah Trinitatis 8 September 2019 Nas: Poda 8:12-21 *HIKMAT DAN PERILAKU PEMIMPIN* Selamat Hari Minggu, sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini memberikan kepada kita tentang keuntungan dari hikmat. Hikmat itu ada pada orang yang takut akan Tuhan. Hikmat itu akan memagari dan melindungi orang dari segala kejahatan, membuat pemimpin berkarisma dan memiliki wibawa? Hikmat akan ada pada orang yang takut akan Tuhan. 1. Hikmat dan perilaku! Dalam beberapa kali mengikuti pelatihan leadership kata-kata yang sering menjadi kunci adalah: 'excelent' dan 'smart' untuk menjelaskan kata 'cerdas'. Seseorang yang cerdas memiliki kemampuan khusus untuk mengeksekusi suatu keputusan, kebijakannya berdaya guna dan didalamnya ada keberanian dan kepiawaian mengendalikan keadaan. Seorang pemimpin yang cerdas akan mampu mempengaruhi banyak orang untuk melakukan hal yang baik dan berguna bagi banyak orang. Hal itu berlaku pada pimpinan publik, pemimpin organisasi, bidang usaha maupun lembaga. Seseorang yang cerdas tentu memiliki pengetahuan luas akan banyak hal, dan memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan (goal). Mengapa memiliki kemampuan dan pengetahuannya gas, tentu kemauan belajar dan mendengar. Cukupkah dengan cerdas dan smart? Dalam Kotbah ini, kita mendapatkan kunci rahasia seorang pemimpin yang berhikmat akan tampak dari perilakunya. Ada orang yang smart dan excellent dalam.memimpin namun tujuan bukan yang membangun? Bukankan komplotan penjahat juga piawai, cerdas dan smart dalam mengeksekusi keputusan? Tapi tujuannya bukan membangun tetapi merugikan orang lain bahkan melakukan tindakan yang amoral demi mencapai tujuannya. Pemimpin yang berhikmat akan disertai pada perilakunya yang baik, berhati mulia dan jauh dari kejahatan. Seorang pemimpin yang berhikmat adah cerdas dan memiliki pribadi yang baik serta takut akan Tuhan. Orang yang berhimat akan membenci kejahatan, jauh dari kesombongan, kecongkakan dan tipu muslihat. Hikmat membentuk pribadi yang luhur dan berhati mulia. Atas sikap yang luhur dan berhat mulia itu. Dia terlindungi dari segala kejahatan. Amsal 8:12-13 (TB) Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. 2. Hikmat dan Pemimpin Hal yang kedua, apa ya g membuat pemimpin memiliki pertimbangan? Pemimpin yang hebat yang mengeluarkan kebijakan yang hebat dalam sistuaai sulit hanya akan terlahir dari orang yang berhikmat. Rela tak populer dalam segala kebijakannya namun terbukti membawa manfaat bagi banyak orang. Bukankan pemimpin dijaman ini dirilis lewat survey-survey popularitas? Bahkan ada lembaga survey abal-abal yang disewa untuk membuat hasil survey bohong-bohongan. Demi popularitas orang hanya akan melakukan pencitraan yang tak berguna. Pemimpin yang berhikmat tidak diukur dari angka-angka survey, tetapi nyata pada fakta, pengalaman dan penghargaan atas apa yang diabdikan di dalam masyarat. Pemimpin identik dengan kekuasaan. Penyelengengan kekuasaan amat rentan dengan penguasa, bahkan jika kekuasaan ada pada orang loba, maka sengsaralah rakyat. Benar apa kata Lord Acton berkata: "kekuasaan cenderung korupsi, kekuasan absolut pasti korrup." Bagaimana seorang yang dimahkotai kekuasaan kalau tak bijaksana dan memohon hikmat dari Tuhan akan terbawa arus kekuasaan. Amsal 8:15-16 (TB) Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi. Pemimpin yang berhikmat akan membuat namanya masyhur karena pertimbangan-pertimbangannya adalah murni, takut akan Tuhan dan fokus pada tujuan mulia. Tetapi sebaliknya dosa paling besar pemimpin adalah kalau bersikap loba dan menyalah gunakan kekuasaan menyengsarakan orang banyak demi mencapai kepentingan pribadi. Pemimpin yang berhikmat akan berkharisma karena dia rela berlelah dan mengorbankan diri untuk kepentingan orang banyak. Namun pemimpin yang loba akan memanfaatkan segala keadaan untuk kepentingan diri. Tak heran kalau pemimpin yang loba akan memakai kekuasan untuk menindas dan memeras seolah berprinsip selagi memimpin ini kesempatan. 3. Hikmat dan Kekayaan Hikmat dan Kekayaan tidak selalu sejajar, tak ada rumus hikmat pasti mengantarkan orang kaya, atau sebaliknya karena kaya maka dia berhikmat sama sekali tidak. Amsal justru membuat perbandingan , hikmat itu lebih berharga dari kekayaan. Amsal 8:11 (TB) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. Hikmat tidak pernah diukur dan dinilai dari segi kekayaan. Bahkan hikmat sendiri mengendalikan orang atas apa yang dimilikinya. Hikmat itu sendiri yang menghasilkan buah-buah yang lebih berharga dari kekayaan. Amsal 8:19 (TB) Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. Hikmat adalah bagaimana seseorang menempa diri hidup dalam kebenaran. Amsal 8:20 (TB) Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, Sahabat yang baik hati? Dari ketika hal diatas, kita menemukan keuntungan-keuntungan hikmat. Hikmat akan menjadikan orang penuh kecerdasan, menjadikan pemimpin bijaksana dan kaya akan pertimbangan dan berhikmat itu melebihi dari kekayaan. Orang berhikmat seperti yang digambarkan Amsal ini hanya akan dilakukan oleh orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus. Kristus adalah hikmat Allah dan kekuatan bagi pemberitaan Injil. Pengorbanan Kristus membuka mata setiap orang, tak ada manusia yang melakukan hal seperti pengorbanan Kristus. Amen Tuhan memberkati kita semua! Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...