Minggu, 07 Juli 2019

TAAT DAN BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG KITA KENAL DI DALAM DIRI YESUS KRISTUS

Kotbah Minggu III Setelah Trinitatis Minggu, 7 Juli 2019 Nas: Kisah Rasul 17:22-30 PIDATO PAULUS DI AREOPAGUS, ATENA: Dari Allah Yang Tidak Di Kenal Menjadi Sujud Kepada Allah Yang Dikenal Di dalam Diri Yesus Kristus Sahabat yang baik hati! Kotbah Minggu ini tertulis dari Kisah Rasul 17:16-34 tentang pidato Paulus di Aeropagus di Atena. Atena adalah kota para filsuf dan pemikir yang sangat terkenal, kota kumpulan masyarakat intelektual. Paulus berjumpa dengan pengikut filsuf Epikurus dan Stoa. Kaum Epikurus memahami dan mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah harta kehidupan yang tertinggi . Sedangkan kaum Stoa adalah aliran Filsafat yang mencari kebenaran sejati. Kebenaran sejati adalah ilmu Pengetahuan. Kaum Stoa memahami bahwa dengan pengetahuan manusia dapat mencapai kebahagiaan dan bebas dari penderitaan. Sementara, Paulus hadir di Atena mengajarkan dan memberitakan tentang Yesus yang mati dan dibangkitkan oleh Allah. Ajaran Paulus ini menjadi sesuatu asing bagi masyarakat Atena dan akhirnya mengajak Paulus untuk menyampaikan dalilnya. Disini letak demokratisnya masyarakat Atena memahami perbedaan. Paulus tidak dihakimi massa karena berbeda pandangan atau membully serta mengkafirkannya tetapi diberi kesempatan menjelaskan pandangannya di podium Areopagus. Areopagus adalah sebuah bukit di Akropolis di Atena, asal kata Ares, maja Areopagus kita terjemahkan bukit Ares. Di tempat ini seseorang disidang atau diadili dan setiap orang yang diadili diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan. Areopagus bukan hanya dipahami sebagai pengadilan suatu tindakan kriminal, namun sebagai tempat mendengarkan pidato ilmiah atau pemikiran baru yang diajarkan kepada publik. Hal ini dapat dipahami karena penduduk Atena sangat berpendidikan, pengaruh filsafat sangat tinggi. Sehingga menyampaikan gagasan dan pemikiran harus disampaikan lewat orasi atau pidato. Dengàn demikian orang secara bebas untuk menerima atau menolaknya. 01. "ALLAH Yang Tidak Dikenal"? Dalam pidatonya di Areopagus, Paulus mengangkat ketaatan Masyarakat Atena tentang keagamaan. Paulus memuji ketekunan mereka terhadap pemahaman tentang Tuhan hal itu terlihat dari patung dewa-dewa yang dipuji yang dianggap pemberi kehidupan. Tetapi bagi Paulus adalah suatu keanehan, dari sejumlah deretan patung dewa-dewa yeng mereka sembah tertulis: KEPADA DEWA YANG TIDAK DIKENAL. Inilah pintu masuk bagi Paulus menjelaskan ALLAH YANG KITA KENAL DI DALAMNYESUS KRISTUS. Ini suatu kecerdasan tingkat tinggi dari Paulus dalam memberitakan Injil. Paulus berdialog dengàn mereka bukan dari apa yang mereka tahu dan kuasai tetapi berangkat dari apa yang mereka tidak tahu. Paulus tidak membantah apa yang mereka ketahui tetapi menjelaskan apa mereka tidak tahu sehingga masyarakat Atena memperoleh pengetahuan baru yang mengubah (transformasi) mereka. Sehingga ketidak tahuan mereka dilengkapi oleh Paulus. Ini suatu metode Penginjilan yang sangat kontekstual, Bagaimana kekristenan mengisi ruang kosong pada hidup manusia. 02. Metode Penginjilan Yang Kontekstual: Bagaimana kita mungkin menyembah dewa yang tidak Kita kenal? Hal inilah pintu masuk Paulus untuk menjelaskan Allah yang kita kenal melalui Yesus Kristus. Perdebatan Paulus dengàn pemikir-pemikir di Atena, membuat Paulus diundang menjelaskan pandangannya di atas podium Areopagus. Kehadiran Paulus di Areopagus adalah bagian dari pengadilan dan pembuktian, apakah sesungguhnya yang diajarkan oleh Paulus, karena bagi mereka sangat asing, di luar dari dewa atau ilah yang mereka percayai dan akui. Sebelum berpidato di Areopagus, Paulus telah berkeliling di kota Atena yang banyak kuil-kuil. Ada sesuatu yang unik bagi Paulus ketika menemukan satu kuil bernama "Kepada Allah yang tidak di kenal". Tentu banyak kuil di Areopagus ini dan masyarakat secara bebas memilih kepada kulil mana dia beribadah atas berbhakti. Key words kepada Allah yang tidak dikenal merupakan Istilah ini yang dipakai Paulus untuk menyampaikan pidatonya bahwa Injil yang diberitakannya adalah Allah yang mereka tidak kenal. Pidato Paulus di Areopagus dapat kita baca dari ayat 22-32. Intinya Paulus menjelaskan Allah yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. - Allah yang menciptakan langit Dan bumi. Tidak Ada sesuatu yang Ada tanda Dia. Dia adalah Allah yang memelihara dan memberikan kebutuhan manusia. Tuhan yang me menyelamatkan Dalam banyak metode penginjilan seeing membenturkan Injil dengan tradisi Dan budaya setempat, mengkafirkan dan menolaknya sebagainsuatun praktek yang harus dibumi-hanguskan. Namun Paulus mempergunakan apa yang Ada dalammamsyarakat Atena untuk menjelaskan Injil. Hal demikian perlu dikaji oleh Gereja secara trust menerus agar pemberitaan Injil tetap kontekstual. 03. Memperkenalkan Allah Yang Dikenal Melalui Yesus Kristus Kisah Para Rasul 17:23 (TB) Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Pada kesempatan itulah Paulus memperkenalkan Allah pencipta, Allah yang menciptakan segala sesuatu, Ia adalah Tuhan atas segala langit dan bumi, dunia dan segala isinha bersumber dari Dia dan oleh Dia. Allah yang tidak diam di kuil buatan tangan manusia. ALLAH tidak kuranvbsuatu apapun sehingga Dia harus dilayani, tetapinoleh Dia Kita beroleh segala sesuatua Dia adalah Allah yang bergerak. Manusia diciptakan oleh Allah, karena itu manusia berasal dari Allah (sama seperti pemahaman orang Atena) dan Ia telah menjadikan semua bangsa. Allah yang memelihara dan memperlengkapi hidup kita dan tak kekurangan apapun. Allah menghendaki manusia bertobat karena Ia akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, yaitu Yesus Kristus. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan ditentukan untuk menghakimi dunia. Penjelasan Paulus ini menjadi penting, ada beberapa penegasan tentang apa yang dipahami oleh orang Atena, tentang Allah pencipta dan manusia yang berasal dari Allah. Namun ada juga yang menganggap tidak masuk akal bagi mereka khususnya tentang kebangkitan. Bagi orang Atena ajaran tentang kebangkitan setelah kematian tidak masuk akal. Sehingga ada dua reaksi yang muncul terhadap pidato Paulus, sebahagian mengejek dia yang tak logis karena mengajarakan tentang kebangkitan. Orang Atena tidak mengakui tentang kebangkitan dari orang mati. Namun sebahagian hal ini sangat menarik dan memilih bergabung dengan Paulus. Penutup Bapak, ibu dan saudara-saudara, Jika kaum Epikurus mencari kebahagiaan utama dan Kaum Stoa mencari kebenaran sejati serta masyarakat Atena menyembah Allah yang mereka tidak kenal maka Paulus dalam Kotbah ini menjawab didalam Yesus Kristus kita mengenal Allah, di dalam Yesus Kristus menemukan kebahagiaan dan kebenaran sejati. Jika masyarakat Atena taat beribadah dan menyembah Dewa yang mereka tidak kenal, tetapi dengàn kehadiran Yesus Kristus di dunia ini yang rela mati Demi menebus Kita manusia Kita mengal Allah. Allah yang Maha kasih, Pecipta, Pemelihara dan Penyelamat. Hal terakhir dari kotbah ini yang patut kita kembangkan dalam hidup adalah sikap demokratis. Sikap demokratis dalam Atena ini adalah contoh yang sangat demokratis hal kebenaran, masing-masing orang diberi kesempatan untuk menjelaskan pemahaman dan apa yang dipercayainya benar. Podium Areopagus adalah memberi ruang bagi setiap orang membuktikan dalilnya, era yang sangat demokratis. Jangan anarkhis dengàn menjadi pelaku kekerasan karena berbedakala. Jangan asal menuduh dan buat keonaran karena tidak puas atas pandangan orang lain biarlah masing-masing dapat menjelaskan hipotesanya dan jangan memvonnnis orang lain salah sebelum memberikan kesempatan pembelaan diri. Orang bebas menilai dan mengambil sikap menerima atau menolak tanpa paksaan. Itulah pelajaran berharga Penginjilan Paulus di Atena dengan Berpidato di Areopagus. Paulus sangat kreatif dan sangat cerdas menangkap makna yang ada. Dengan istilah kepada Allah Yang Tiak Dikenal, maka dengàn penjelasan Paulus masyarakat Atena menjadi mengenal Yesus Kristus. Inilah cara Paulus memperkenalkan Yesus dan orang dapat menerima Yesus dalam hidupnya suatu metode pnginjilan yang kontekstual. Tuhan memberkati kita semua dengàn melimpahkan segala kebaikan Salam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...