Sabtu, 27 Juli 2019

KEMENANGAN BERSAMA TUHAN

Kotbah Minggu VI Stlh Trinitatis Minggu, 28 Juli 2019 Nas: Hakim-Hakim 7:2-9 *KEMENANGAN BERSAMA TUHAN* Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati kitab Hakim-hakim menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Israel, masa transisi dari komunitas yang berpindah-pindah dan akhirnya menetap. Tidak ada pemimpin yang menetap bagi mereka, namun dikala bangsa asing datang menindas dan merampas panen orang Israel, Tuhan mengutus Hakim yang membebaskan bangsa Israel. Dari kisah Hakim-hakim kita belajar tentang pemimpin bagi bangsa Israel adalah pemimpin yang sepenuhnya bergantung pada Tuhan. Pemimpin tidak boleh gegabah seperti Yefta, pemimpin harus mengandalkan Tuhan, menjaga diri dari kuasa licin dan menjatuhkan dari perempuan (kasus Simson). Dalam sejarah Israel tercatat ada 15 orang Hakim-hakim yang pernah dipanggil Tuhan memimpin bangsa Israel, menegakkan hukum dan melawan bangsa asing yang menindas. Masa hakim-hakim adalah masa transisi bagi bangsa Israel. Menurut perhitungan sejarah masa hakim-hakim berlangsung selama 450 Tahun. Kisah Para Rasul 13:20 (TB) selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. Perhitungan itu setelah kematian Yosua sampai pelantikan Saul menjadi raja oleh Hakim terakhir yaitu Samuel. Sejak meninggalnya Josua mereka tidak memiliki satu pemimpin yang menyatukan seluruh suku-suku Israel. Mereka hanya komunitas suku yang tinggal di Kanaan menurut suku dan wilayah pembagian pusaka. Mereka bercocok tanam dan beternak di negeri Kanaan yang nan subur. Namun dalam keadaan demikian mereka sangat mudah dijajah oleh bangsa asing. Dikala gandum atau anggur mereka hendak panen bangsa-bangsa sekitar merampas milik mereka. Mereka pun berseru kepada Tuhan. Tuhan menjawab mereka dengan mengutus para Hakim untuk membebaskan bangsa Israel. *1. Gidion bangkit melawan penindasan Midian.* Midian adalah penindas bagi Israel: merampas dan merampok hasil.panen mereka. Bangsa Israel komunitas kecil, dari segi jumlah Bani Israel kalah dari Midian. Bahkan ornag Israel ketakutan terhadap dominasi Midian. Hakim-hakim 6:2 (TB) "dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu." Israel tidak hanya tinggal meratapi nasib buruk, tetapi mereka berseru-seru meminta tolong kepada Tuhan. Maka Tuhan memanggil Gidion untuk membebaskan umatNya Gidion salah satu hakim-hakim yang sangat berani. Dia memiliki bangkit menentang bangsa Midian yang merampok dan menindas bangsa Israel. Perlawanan Gidion diawali dengan memporakporandkaan dewa-dewa ball orang Midian. Akhirnya Midian mengejar Gidion. Dalam pengejaran itu Gidion tidak takut namun meminta petunjuk dari Tuhan, dengan tanda khusus. (Baca 6:35-38). Tuhan meneguhkan Gidion agar maju berperang melawan orang Midian. Tuhan yang mengutus dan menyertai Gidion. Bagaimana Gidion melawan Midian? Ini merupakan hal yang menarik, seleksi pasukan ala Gidion. Gidion pun mengumpulkan tiga puluh dua ribu orang. Tapi Tuhan mengatakan itu terlalu besar, jangan-jangan bangsa ini mengatakan mereka menang karena kekuatan mereka. *2. Seleksi ala Gidion* Keberanian Gidion membuat bangsa Israel bangkit. Gidion menghimpun bangsa Israel aga siap angkat senjata mengusir orang Midian. Sehingga terkumpullah orang Israel yang mau bersama Gidion melawan Midian. Tuhan tidak setuju dengan pasukan yang banyak Israel mengusir Midian. Hakim-hakim 7:2 (TB) Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka untuk mengurangi pasukan Gidion, Tuhan memerintahkan Gidun melakukan seleksi. *2.1. Penakut pulang saja.* Seleksi pertama adalah penakut. Barang siapa yang takut dan gemetar silahkan kembali ke rumahnya. Memang dimanapun akan sulit bekerjasama dengan penakut, tidak berani mengambil resiko, sulit percaya pada orang lain dan sering berdalih. Gidion pun memerintahkan barang siapa yang takut hendaklah dia pulang. Maka ada 22 ribu orang yang takut dan dipulangkan, sementara yang tinggal sebanyak 10 ribu orang (baca 7:3). Data ini penting dicatat karena kita tahu bahwa lebih dari 2/3 mereka adalah penakut dalam hidupnya. Seleksi awal ini menunjukkan Tuhan tidak memakai orang yang takut dan gemetar menghadapi musuh. Tuhan hanya membutuhkan orang yang berani dan teguh pendirian. *2.2. Menguasai mulut* Tuhan menyuruh Gidion menseleksi lagi, karena bagi Tuhan sepuluh ribu terlalu banyak untuk melawan Midoan. Maka disuruhlah mereka melewati sungai, siapa yang meminum langsung dengan mulutnya tidak ikut berperang. Tetapi siapa yang meminum air dengan tangannya Itulah yang dipilih. Maka tinggallah 300 orang mendampingi Gidion maju berperang melawan Midian. Sementara orang yang langsung meminum air dari sungai pakai mulutnya disuruh pulang. Saya kurang tahu coba anda perhatikan sikap emosional seseorang kala lapar atau haus, apakah tetap dapat menguasai diri atau tidak. Gambaran pasukan yang langsung berlutut dan menjulurkan mulutnya langsung ke sungai tidak diikut sertakan menjadi bahagian dari penguasaan diri. Sekalipun seleksi ini dianggap bukan karena kualitas mereka, karena siapapun Tuhan dapat pakai untuk melakukan missinya. Namun dapat juga kita anggap sebagai seleksi etika. Dapat kita bayangkan bagaimana bedanya orang yang minum pakai tangan dan langsung minum pakai mulut. Orang yang tidak menguasai mulut tak pantas untuk mengemban Missi Allah yang penting. Dalam kisah selanjutnya, Gidion memukul mundur pasukan Midian Dan membebaskan Israel hanya dengan pasukan 300 orang. Itu mau menunjukkan kemenangn Gidion bukanlah karena kehebatan pasukannya tetapi karena kuasa dan penyertaan Tuhan. Sahabat yang baik hati! Orang yang terseleksi maju bersama Tuhan mendampingi Gidion menjadi penting untuk kita renungkan. Dalam perjuangan hidup seleksi ala Gidion ini penting juga direnungkan agar memiliki pendirian yang teguh (bukan penakut), menguasai diri dan menjaga mulut. Tuhan memakai kita untuk melaksanakan missi. jangan takut merasa tak berdaya, merasa komunitas kecil tetapi andalkan Tuhan. Hal kedua, kemenangan Gidion dan pasukannya bukanlah karena kehebatan mereka tetapi karena penyertaan dan kuasa Tuhan. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...